Tinta Media: berfikir
Tampilkan postingan dengan label berfikir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label berfikir. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 November 2023

UIY: Berpikir dan Bertindak Harus Berdasarkan Islam

Tinta Media - Dalam menilai perang yang terjadi di Palestina, Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) menekankan pentingnya berpikir dan bertindak berdasar Islam.
 
“Penting berpikir dan bertindak berdasarkan ajaran Islam,” ungkapnya dalam video: Hari Pahlawan dan 64z4, Butuh Perspektif Islam, melalui kanal Youtube UIY Official, Jumat (10/11/2023).
 
 Jika berpikir berdasar Islam, lanjutnya,  jelas bahwa wajib bagi setiap muslim itu untuk mempertahankan wilayah Palestina.
 
“Palestina bukan wilayah biasa tapi erat kaitannya dengan Islam  dan akidah Islam. Sekali kita menyebut Palestina pasti kita teringat kepada Yerusalem, teringat kepada Masjid Al- Aqsa,  teringat kepada peristiwa Isra Mikraj, dan pasti teringat kepada Nabi Muhammad saw.,” bebernya.
 
 Selain itu, ucapnya, Palestina masuk kategori tanah kharajiyah setelah dikuasai oleh kaum muslimin semenjak Khalifah Umar bin Khattab.
 
“Sebagai tanah kharajiyah ini milik kaum muslimin. Tidak ada seorang pun yang berhak untuk menyerahkannya kepada siapa pun apalagi kepada musuh. Dan statusnya tetap sampai hari kiamat,” tandasnya.
 
Di Palestina, sambungnya, ada saudara-saudara sesama muslim yang jelas-jelas mengalami penindasan, kezaliman, penderitaan yang luar biasa.
 
“Karena itu jika kita mendasarkan kepada ajaran Islam, maka tidak bisa tidak kita harus membela Palestina. Ketika ada orang yang merebut tanah itu maka tanah itu harus diusahakan direbut kembali. Kalau mereka menggunakan kekuatan fisik kita harus menghadapi dengan kekuatan fisik, kalau mereka menggunakan kekuatan senjata kita harus menggunakan kekuatan senjata. Apa itu? Kembali kepada apa yang disampaikan oleh KH Hasyim Asy’ari, itu adalah jihad!” tegasnya.
 
Namun UIY menyesalkan, para pemimpin negeri muslim tidak mau mengirimkan tentara untuk berjihad melawan Entitas Yahudi.
 
“Pemimpin-pemimpin negeri Muslim itu mengatakan bahwa kami tidak akan mungkin mengirim tentara jika tidak di bawah PBB karena itulah aturan internasional,” ucapnya.
 
Ia heran, kenapa para pemimpin itu begitu tunduk dengan PBB sementara Amerika ,ataupun Yahudi nyaris tidak memperhatikan semua ketentuan-ketentuan PBB. Ada lebih dari 30 resolusi PBB terkait Yahudi, jelasnya, diabaikan begitu saja.
 
“PBB tidak pernah mengizinkan Amerika menyerang Irak, tetap saja diserang dan dunia diam saja. Ini satu keadaan yang menunjukkan satu hal bahwa kita sekarang dalam keadaan yang sangat lemah sampai untuk bertindak secara independen tidak bisa. Padahal kita sebenarnya bisa melakukan itu!” sesalnya memungkasi penuturan. [] Irianti Aminatun.

Minggu, 01 Oktober 2023

Gunakan Akalmu dan Berfikirlah!



Tinta Media - Sobat. Cara Allah membangun mafhum melalui ayat ini adalah dengan menghadirkan makna pemikiran mengenai Allah sebagai pencipta kehidupan.

Allah SWT berfirman :
إِنَّمَا مَثَلُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا كَمَآءٍ أَنزَلۡنَٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخۡتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ ٱلۡأَرۡضِ مِمَّا يَأۡكُلُ ٱلنَّاسُ وَٱلۡأَنۡعَٰمُ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَخَذَتِ ٱلۡأَرۡضُ زُخۡرُفَهَا وَٱزَّيَّنَتۡ وَظَنَّ أَهۡلُهَآ أَنَّهُمۡ قَٰدِرُونَ عَلَيۡهَآ أَتَىٰهَآ أَمۡرُنَا لَيۡلًا أَوۡ نَهَارٗا فَجَعَلۡنَٰهَا حَصِيدٗا كَأَن لَّمۡ تَغۡنَ بِٱلۡأَمۡسِۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ ٱلۡأٓيَٰتِ لِقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. 

Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.” ( QS. Yunus (30) : 24 ).

Sobat. Ayat ini menerangkan sifat kehidupan dunia dan perumpamaan yang tepat ditinjau dari segi kefanaannya, seperti lenyapnya suatu harapan yang mulai timbul pada diri seseorang. 

Sifat dunia seperti ini diserupakan dengan air hujan yang diturunkan Allah dari langit. Dengan air itu tumbuhlah beraneka macam tanaman dan tumbuhan, yang beraneka rupa dan berlainan rasa yang menjadi makanan bagi manusia dan binatang. Lalu permukaan bumi ditutupi oleh keindahan pemandangan dari pohon-pohon yang menghijau, yang dihiasi oleh bunga dan buah-buahan yang beraneka warna. 

Pada saat itu timbullah harapan dan cita-cita manusia yang mempunyai kebun itu, seandainya tumbuh-tumbuhan itu berbuah dan bisa dipetik. Di tengah harapan yang demikian, datanglah malapetaka yang memusnahkan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan itu, sehingga bumi yang berhiaskan pohon yang beraneka warna itu tiba-tiba menjadi datar dan rata seakan-akan belum pernah ditumbuhi apapun. Pada saat itu, sirnalah harapan dan cita-cita itu, sebagaimana kehidupan dan kesenangan duniawi yang dapat pula sirna seketika.

Kefanaan hidup di dunia itu ditegaskan oleh firman Allah:
أَفَأَمِنَ أَهۡلُ ٱلۡقُرَىٰٓ أَن يَأۡتِيَهُم بَأۡسُنَا بَيَٰتٗا وَهُمۡ نَآئِمُونَ أَوَ أَمِنَ أَهۡلُ ٱلۡقُرَىٰٓ أَن يَأۡتِيَهُم بَأۡسُنَا بَأۡسُنَا ضُحٗى وَهُمۡ يَلۡعَبُونَ 

Maka apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain? (al-Araf/7: 97-98)

Sebagaimana Allah telah memberikan perumpamaan yang tepat dan jelas dalam melukiskan keadaan kehidupan dunia dan tertipunya manusia oleh kehidupan itu karena pengaruh setan dan mengikuti hawa nafsu, maka seperti itu pulalah jelas dan terangnya Allah menerangkan hakikat tauhid, pokok-pokok agama, budi pekerti yang baik dan amal-amal yang saleh yang harus dikerjakan dan dipatuhi. 

Hanya orang-orang yang mau menggunakan akal pikiran yang sehatlah yang dapat memahami perumpamaan dan penjelasan itu. Banyak manusia yang lalai dan ingkar karena merasa dirinya telah merasa cukup, merasa sanggup dan merasa berkuasa, sehingga lupa akan tujuan hidup dan kehidupan yang sebenarnya.

Sobat. Dalam ayat 97 QS Al-A’raf  Allah memberi peringatan kepada orang-orang yang ingkar, dalam bentuk suatu pertanyaan, "Apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman ketika siksaan Kami kepada mereka datang di malam hari pada waktu mereka tidur?" Maksudnya ialah bahwa azab Allah itu ditimpakan kepada mereka yang telah mendapatkan seruan para rasul tetapi mereka ingkar dan tidak menggunakan akalnya. 

Sebab seandainya mereka itu mau berpikir dan mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa yang telah dialami oleh umat-umat yang terdahulu, akibat tenggelam dalam kenikmatan hidup sehingga mereka lupa kepada Allah yang memberikan nikmat, niscaya mereka akan merasa cemas tentang kemungkinan datangnya azab Allah kepada mereka. 

Kecemasan semacam itu, tentu akan mendorong mereka segera memperbaiki tingkah-laku, antara lain dengan menjauhkan diri dari segala macam kemusyrikan dan kemaksiatan, akan tetapi kenyataannya tidak demikian. Mereka bahkan merasa aman dan tidak mempunyai kekhawatiran sedikitpun akan datangnya siksa Allah kepada mereka. Hal ini tampak dari tingkah-laku mereka, yang terus tenggelam dalam kenikmatan, serta tetap dalam kemusyrikan dan bermacam-macam kemaksiatan kepada Allah.

Sobat. Dalam ayat 98 QS. Al-A’raf , sekali lagi Allah mencela tingkah-laku orang-orang yang ingkar, yaitu mereka tampak tidak mempunyai kekhawatiran tentang kemungkinan datangnya azab Allah ketika mereka dalam keadaan lalai.

Dengan firman ini Allah memperingatkan mereka bahwa azab-Nya mungkin saja menimpa mereka ketika mereka sedang lalai baik pada waktu tidur pagi hari, maupun pada waktu mereka asyik berfoya-foya, sehingga mereka tidak akan sempat lagi mempersiapkan diri untuk keselamatan mereka. 

Oleh sebab itu, sebaiknya mereka insaf dan waspada terhadap azab Allah, apalagi mereka telah mendengar seruan rasul dan nasihat-nasihat yang diberikan kepada mereka untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
( Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku BIGWIN. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur)
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab