Tinta Media: amnesia
Tampilkan postingan dengan label amnesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label amnesia. Tampilkan semua postingan

Minggu, 25 Februari 2024

Amnesia Bareng?



Tinta Media - Amnesia umumnya dikenal dalam dunia medis. Seseorang yang lupa ingatan, baik temporal, parsial, atau permanen. Akan tetapi, kok bisa ya, banyak orang bareng-bareng seperti terkena amnesia?

Dulu, ketika Soeharto mundur tanpa kudeta dengan sedikit drama, ramai orang yang menghujatnya dengan berbagai rupa dan cara.

Seperti amnesia sejarah, belakangan banyak muncul kalimat satire, "Enak di zamanku, toh?" Kalimat ini muncul lengkap dengan fotonya.

Dulu, puluhan tahun seperti seteru abadi. Si Merah yang jadi korban si Kuning, belakangan bisa berangkulan dalam berbagi kue kekuasaan.

Ketika giliran si Merah yang berkuasa, si Kuning kembali bisa berpesta. Bahkan, banyak orang yang amnesia ketika si Kuning kembali meningkat tajam basis pendukungnya 

"Selamat bergabung kembali, Bung!"

Begitu tagline yang beredar luas di mana-mana. Padahal, dulunya si Kuning dicaci maki sebagai biang kerok kehancuran.

Dulu, ada pensiunan militer yang naik daun dan melenggang ke istana. Si Biru dengan lambang mercy- nya banyak dipuja-puja.

"Katakan, tidak pada korupsi!" 

Slogan itu begitu indah terdengar di layar kaca. Namun, kenyataan tidak seindah retorika. Si Biru dihantam prahara.

Petinggi yang pandai beretorika dianggap sangat lamban dalam mengambil langkah. Gejala amnesia bareng kembali mengemuka.
Awalnya dipuja, berakhir dengan hinaan sedemikian rupa. Bahkan sampai ada kerbau segala yang dibawa massa.

Dulu ada juga yang konon katanya macan Asia. Ia didukung dengan sangat cetar membahana. Bahkan, oleh ulama terkemuka. Sampai-sampai tercipta jurang menganga di kalangan fansbase -nya.

Vis a vis dengan pemuja kubu satunya, yang sangat sederhana dan rela masuk gorong-gorong di kala memimpin ibu kota. Jangan tanya, apa kabarnya esemka. Ya, sudahlah, ya.

Banyak yang amnesia, padahal mereka awalnya berada di perahu yang sama dengan ciri khas kemeja kotak-kotaknya.

Ketika sang macan Asia mulai mengeong karena makan sepiring nasi goreng yang melegenda, mereka kembali ke perahu yang sama.

Kucing Asia melenggang masuk istana, berbagi kekuasaan sedemikian rupa. Akan tetapi sayang, ulama pendukungnya malah masuk penjara. Bahkan, jemaah ulama ada yang gugur dengan cerita "Km 50"-nya.

Ramai yang rusak interaksinya antarsesama. Istri berani melawan suami, bahkan ada yang bercerai atau sekadar hampir saja. Kawan seiring tidak lagi bertegur sapa, keluar grup WA, itu mah, sudah biasa. 

Saling sindir, bahkan saling caci antar kecebong dan kampret merebak di mana-mana.
Setelah pujaan mereka masuk istana, lahirlah istilah baru dengan beragam nama, lengkap dengan gambar ilustrasinya, Bongpret, kecepret dan banyak lagi ragamnya.

Amnesia bareng-bareng itu menggejala. Sepertinya musiman, ya? Durasinya unik antara lima tahunan atau sepuluh tahunan.

Seharusnya, _bongpret_ bahagia bersama ketika pujaan dan anak pujaan mereka dulu punya peluang besar barengan jadi penguasa. 

Akan tetapi, sayang gejala amnesia bareng-bareng kembali melanda. Pujaan dan pujian serta harapan mereka dahulu dengan mudah dialihkan ke selain mereka.

Yang dulunya dipuja-puja, belakangan malah jadi sasaran _bully_. Bahkan ,ada film dokumenternya segala, walau sekarang mendadak menghilang dari dunia maya.

Dugaan kuat kecurangan merebak ke seantero jagad maya, jadi bahan perbincangan pelipur lara kekecewaan pemuja yang kalah.

Amnesia bareng-bareng tampaknya juga kembali melanda untuk ke sekian kalinya. Yang sekarang hampir menang, dulunya juga kuat dan menduga sudah dicurangi lengkap dengan bertruk-truk yang katanya barang bukti.

Bahkan, ratusan nyawa penyelenggara tingkat bawah melayang sia-sia. Katanya sih, kelelahan. Secara medis sulit diterima logika. Tidak lama, pimpinan puncak panitia juga berpulang ke pangkuan _Illahi_. Memang, sebab kematian itu cuma satu, yaitu ajal. Akan tetap, tetap saja meninggalkan misteri.

Ketika ada kawan atau kelompok yang mengingatkan, sudahlah, permainan ini tidak dirancang untuk membela kita yang benar. Akan tetapi, diseting untuk melanggengkan kekuasaan regional dan internasional di balik layar. 

Marilah kita ikut metode Nabi dalam menegakkan kebenaran, yang terbukti berhasil dan tercatat dengan tinta emas peradaban.

Mendadak amnesia bareng-bareng lagi, seolah-olah lupa dengan sejarah hidup Nabi dan sahabat yang tertunjuki.
Amnesia bareng-bareng, kok rutinan, ya?

Sudahlah, saatnya kita fokus dengan permainan kita sendiri. Kalau belum tahu detail dan metodenya yang syar'i, ya ... ngaji.

Batam, #276/150224


Oleh: Mak Wok
Sahabat Tinta Media
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab