Tinta Media: al-baqarah 199
Tampilkan postingan dengan label al-baqarah 199. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label al-baqarah 199. Tampilkan semua postingan

Selasa, 08 Agustus 2023

Guru Luthfi Menjelaskan Makna Surat Al-Baqarah Ayat 199


 
Tinta Media - Pengasuh Majelis Baitul Qur'an, Yayasan Tapin Mandiri Amanah Kalimantan Selatan Guru H. Luthfi Hidayat mengungkapkan makna Surat Al Baqarah ayat 199, yakni perintah untuk wukuf di Arafah dan bertolak di Arafah dalam rangkaian ibadah haji.
 
"Kita sama-sama meresapi makna Surat Al-Baqarah ayat 199 tentang penjelasan salah satu rangkaian tertib pelaksanaan ibadah haji. Mulai bertolak dari banyak orang bertolak, yakni Arafah, termasuk pula dalam ayat ini memerintahkan untuk berwukuf di Arafah," ungkapnya dalam Program Jumat Bersama Al-Qur'an: Wukuf dan Bertolak di Arafah, di kanal Youtube Baitul Qur'an Ta'lim Center, Jumat (28/7/2023).
 
Ia mengutip firman Allah di surat tersebut:
ثُمَّ أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
 
"Kemudian bertolaklah kalian dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (yakni Arafah) dan mohon lah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
 
“Penjelasan Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya bahwa kata tsumma pada ayat di atas menunjukkan untuk menyambungkan pernyataan dengan pernyataan secara berurutan dan tertib. Seolah-olah Allah Ta'ala memerintahkan orang yang telah berwukuf di Arafah agar bertolak ke Mudzalifah untuk dzikir kepada Allah di Masy'aril haram, juga memerintahkan supaya wukufnya di Arafah bersama orang banyak sebagaimana orang banyak melakukannya," ujarnya.
 
Guru Luthfi juga menyebutkan penjelasan dari Imam Muhammad Ali Ash Shabuni dari kalimat:
أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفاضَ النَّاسُ
"Kemudian bertolaklah kalian dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (yakni Arafah),”  bahwa arah dari ayat ini untuk pembicaraan orang-orang Quraisy. Sebab mereka saat wukuf berada di Mudzalifah, mereka mengajak orang-orang untuk wukuf bersama mereka dengan mengatakan 'Kami adalah keluarga Allah dan penduduk haram, kami tidak keluar darinya," ucapnya.
 
Kemudian, ia mengatakan,  Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk datang dan berwukuf di Arafah, lalu bertolak dari Arafah (Mudzalifah).
 
Setelah Islam datang, Allah Swt. memerintahkan Nabi-Nya untuk datang ke Arafah dan berwukuf di sana, setelah itu bertolak  darinya. Maksud kalimat dari ayat di atas yaitu "Dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (Arafah),” jelasnya.
 
Ia mengutip dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan bertolak (ifadhah) dalam ayat tersebut adalah bertolak dari Muzdalifah menuju Mina untuk melempar jumrah.
 
Kalimat selanjutnya dari ayat ini, yakni:
وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
 
Ia menguraikan bahwa Allah memerintahkan  untuk memohon ampunan (di tempat tersebut).
"Sebab tempat itu merupakan tempat untuk memohon ampunan, sekaligus merupakan tempat yang diasumsikan diterimanya permohonan ampun dan diturunkannya rahmat," urainya.
 
Imam Ibnu Katsir, ucapnya, menambahkan makna kalimat di atas dengan menyatakan bahwa seringkali Allah Swt. memerintahkan untuk berdzikir (mengingat-Nya) setelah selesai menunaikan ibadah haji.
 
"Oleh karena itu diriwayatkan dalam sahih Muslim bahwa Rasulullah seusai salat senantiasa beristigfar sebanyak tiga kali. Dan dalam kitab sahih al Bukhari dan Muslim menganjurkan membaca tasbih, tahmid dan takbir, masing-masing sebanyak tiga puluh tiga kali," jelasnya.
 
Menurutnya,  jika disederhanakan rute haji itu dimulai dari kaum muslimin yang sudah berada di Makkah.
 
"Mulai start diangkut Arafah pada tanggal 08 Dzulhijjah. Niat dan berpakaian ihram untuk berhaji. Besok tanggal 09 Dzulhijjah mereka wukuf Arafah. Selepas zuhur (salat zuhur dan ashar di jamak qashar) kemudian bertolak (Afaadha) ke Muzfalifah untuk mabit," tuturnya.
 
Lalu ia menerangkan tentang prosesi ibadah haji. Mabit artinya bermalam, sambil mengambil kerikil (kelak untuk melontar zumrah di Jamarat di Mina). Setelah lewat malam di Mudzalifah, lalu bertolak (Afaadha) lagi menuju Mina. Di Mina mabit, bermalam, dan melontar zumrah.
 
"Ada jumrah Aqabah, Wula, dan Wutha. Dan di Mina ada yang dua hari disebut Nafal Awal, dan ada yang tiga hari disebut Nafar Tsani. Selanjutnya kembali ke Makkah untuk melakukan thawaf ifadhah, lalu melakukan tahallul. Maka selesai prosesi ibadah haji," pungkasnya. [] Ageng Kartika
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab