Tinta Media: Yaqut
Tampilkan postingan dengan label Yaqut. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yaqut. Tampilkan semua postingan

Kamis, 05 Januari 2023

Agung Wisnuwardana: Saudara Yaqut, Stop Nyinyirin Islam!

Tinta Media - Menanggapi pernyataan Menteri Agama yang merasa rusak konsentrasinya gara-gara dzikir yang dilantunkan Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnu Wardana meminta Yaqut agar berhenti nyinyirin Islam.
 
“Jadi saudara Yaqut Cholil Qomas sebagai Menteri Agama sekaligus muslim, stop untuk nyinyirin Islam. Apa yang anda ucapkan kemarin seperti merasa blank, terganggu gara-gara sebelum anda melakukan pidato sambutan di samping  anda ada ibu Rektor yang terus berzikir. Ini kan seperti dzikir itu merusak pikiran anda.  Dzikir itu mengganggu anda.  Ini adalah ucapan yang sangat nyinyirin Islam dan seharusnya tidak diucapkan oleh seorang muslim apalagi Menteri Agama,” ungkapnya di program Aspirasi: Pernyataan Menag Yaqut Bikin ‘Gemes’ Warganet, Rabu (28/12/2022) melalui kanal You Tube Justice Monitor.
 
Tidak hanya kali ini saja Menag kontroversial. “Diantara sederetan kontroversi dari Menteri Agama Yaqut, pertama mengucapkan selamat hari raya naurus 178 EB ke komunitas Bahai. Menjadi kontroversial karena Bahai dianggap aliran sesat di Indonesia,”ungkap Agung.
 
Kedua lanjutnya, Yaqut pernah memberikan usulan pengucapan doa semua agama sebelum memulai rapat di Kementerian Agama.  Ia meminta semua kegiatan Kemenag  tidak hanya diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran melainkan semua agama yang diakui di Indonesia memanjatkan  doa bersama dengan model masing-masing.
 
Polemik selanjutnya, beredar video viral Menteri Agama Yaqut saat menghadiri perayaan natal di Kupang.  Menteri Agama Yaqut memberikan sambutannya di komplek Gereja Santo Yoseph Kupang Nusa Tenggara Timur pada Sabtu 24 Desember 2022 malam.
 
“Tidak kalah heboh Menag  juga mendapat kecaman warga net akibat pernyataannya yang menyebut Islam sebagai agama pendatang. Karena itu Islam harus menghormati budaya Indonesia,”ungkapnya.

Introspeksi 

Agung menegaskan bahwa negara ini sesungguhnya tidak pernah akan ada tanpa Islam. Karena itu Agung meminta Menag untuk introspeksi jangan membuat kebijakan atau pernyataan yang menimbulkan kontroversi di masyarakat dan menyinggung perasaan umat Islam.
 
“Termasuk terkait dzikir, seharusnya Menag bisa menggunakan kalimat pembuka yang lebih baik. Meski ada sebagian pihak mengatakan bahwa itu bergurau mestinya bergurau dengan cara lebih cerdas dan intelektual,” kritiknya.
 
Daripada nyinyir dan terus menerus mempersoalkan Islam  dan ajarannya kata Agung,  sebagai muslim lebih baik  Menag  mengajak menerapkan syariat Islam secara kafah sebagai solusi atas semua persoalan yang membelit  bangsa dan negeri ini.
 
 “Pak Yaqut! Islam itu agama yang sempurna, serta memiliki seluruh konsep gagasan untuk menyelesaikan masalah negeri ini di berbagai aspek kehidupan yang saat ini banyak diisi dengan paradigma dan orientasi pembangunan berbasiskan kapitalisme neo liberal dan sekularisme,” terangnya.
 
Sebagai Menag yang punya kekuasaan, seharusnya Pak Yaqut memberikan tawaran tentang Islam sebagai solusi.
 
“Islam hadir bukan hanya untuk muslim tapi juga untuk non-muslim serta memberikan rahmat  untuk semesta alam. Dalam kontek publik Islam bisa diterapkan menggantikan kapitalisme yang merusak,” bebernya.
 
Lagi pula sambungnya, penerapan syariat Islam secara kafah adalah wujud nyata dan paripurna dari ketakwaan kita kepada Allah Swt.
 
“Takwa inilah yang antara lain dibuktikan dengan penerapan syariat Islam secara kafah di negeri ini yang pasti mendatangkan keberkahan bagi bangsa ini sebagaimana firman Allah dalam  Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 96. Kalau panjengan belum tahu kita bisa duduk  bersama ngopi sehingga panjenengan paham bagaimana Islam mengatur seluruh aspek kehidupan,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun

Rabu, 09 November 2022

Nasehat Bachtiar Chamsyah kepada Yaqut: Bertindak dan Berucaplah Layaknya Negarawan!

Tinta Media - Pernyataan Menag Yaqut yang menyebut Islam adalah pendatang mendapat tanggapan dari politisi Bachtiar Chamsyah.

"Di kala kita disumpah menjadi menteri, maka kita itu harus bertindak sebagai negarawan. Termasuk ucapan, itu harus menggambarkan negarawan seseorang. Itu baru pejabat," tuturnya dalam acara Bincang Perubahan: Ucapan Pejabat Harus Teduh, Jangan Buat Gaduh, Senin (7/11/2022) di kanal Youtube Bincang Perubahan.

Ia mengingatkan agar para pejabat itu meninggalkan kepentingan-kepentingan pribadi dan lebih mengutamakan kepentingan bangsa di atas segalanya. 

"Apa kepentingan bangsa itu? Yang paling penting, kita itu memerlukan kedamaian. Jangan bangsa ini terpecah. Jadi, kita harus ciptakan keteduhan, harus teduh masyarakat ini," bebernya.

Politisi yang pernah berpengalaman menjadi menteri ini mengingatkan bahwa tugas seorang menteri itu melaksanakan tupoksi dengan baik. Kearifan seorang pemimpin sangat penting untuk menjaga kemajemukan yang ada di negara ini.

"Jadi, janganlah membuat suatu pernyataan-pernyataan yang bisa melukai hati umat Islam dan mempertentangkan umat Islam dengan penguasa," serunya.[] Lussy Deshanti

Selasa, 01 November 2022

Islam dari Tanah Arab, Jurnalis: Pernyataan yang Sangat Lancang

Tinta Media - Menanggapi pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang mengatakan Islam dari Tanah Arab, Jurnalis Joko Prasetyo, yang akrab disapa Om Joy menilai sebuah pernyataan yang sangat lancang.

"Ini merupakan pernyataan yang sangat lancang, sama sekali tidak pantas terucap dari lisan seorang muslim, apalagi menjabat sebagai menteri agama," tuturnya kepada Tinta Media, Senin (31/10/2022).

Om Joy menjelaskan bahwa mafhum mukhalafah dari omongan Menteri Agama itu bahwa Islam tidak menghormati, tidak menyambangi, kalau mau menolong orang dilihat dulu agamanya. Karena Islam bukan dari Indonesia dan tidak menghargai budaya Indonesia. Berbeda sekali dengan budaya yang saling menghormati, saling menyambangi, menolong orang tanpa bertanya agama. "Jelas itu pernyataan yang sangat lancang," ujarnya.

Ia menyatakan bahwa jelas-jelas Islam adalah agama yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk diterapkan manusia secara kaffah di muka bumi, bukan hanya di Arab tetapi seluruh muka bumi termasuk Indonesia. "Islam jelas-jelas mengajarkan bagaimana itu menghormati menyambangi (silaturahmi), dan juga menolong sesama manusia apapun agamanya. Banyak sekali dalilnya itu," paparnya.

"Jadi selain salah kaprah seolah Islam tidak mengajarkan itu semua, pernyataan Menteri Agama ini tampak jelas sekali menjadikan budaya sebagai patokan perbuatan. Jadi, Islam itu harus disesuaikan dengan budaya, padahal seharusnya budayalah yang harus disesuaikan dengan Islam," bebernya.

Ia mengungkapkan bahwa bila ada seorang yang mengaku beragama Islam tetapi menjadikan budaya sebagai tolak ukur perbuatan, jelas itu salah. Setiap muslim wajib mengubah budayanya yang bertentangan dengan Islam. Bukan sebaliknya, hanya menerima ajaran Islam yang sesuai dengan budaya sebelum masuk Islam. "Kalau hanya menerima Islam sesuai dengan budayanya, dan ajaran Islam yang tidak sesuai dengan budayanya ditolak, tentu ini pelecehan terhadap ajaran agamanya sendiri," tegasnya.

Ia melihat masyarakat harus diedukasi, bahwa masyarakat mengaku sebagai masyarakat Islam tentu yang seharusnya jadi patokan perbuatan itu halal-haram. Jadi, bila ada budaya yang haram alias bertentangan dengan Islam, ya harus ditinggalkan. "Diganti dengan budaya baru yang islami," tukasnya.

Ia mengingatkan umat Islam agar sadar bahwa Menteri Agama dalam berbagai kesempatannya menyerang ajaran Islam, berarti Menteri Agama ini menggenapkan betapa Islamofobianya rezim ini. "Umat Islam juga harus sadar, rezim ini tidak pernah menindak para penista agama yang ada di lingkungan rezim, berarti rezim ini pelindung para penista agama," terangnya.

Ia melihat bahwa akar masalah bukan hanya para individu rezim yang Islamofobia, tetapi sistem yang berlaku sekarang ini memang memberi peluang besar bagi para islamofobia untuk berkuasa. Maka dari itu umat Islam harus tetap istiqamah berdakwah dan berjuang menyadarkan komponen umat Islam lainnya untuk memantaskan diri mendapatkan Pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala berupa tegak kembali khilafah yang mengikuti metode kenabian.
 
 "InsyaAllah dengan tegaknya khilafah, seluruh syariat Islam secara kaffah ditegakkan, para penista agama akan semakin berkurang," ungkapnya.

"Namun bila masih saja ada yang menista ajaran Islam tentu saja akan mendapatkan sanksi tegas dari khilafah,"pungkasnya.[] Ajira
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab