Agung Wisnuwardana: Saudara Yaqut, Stop Nyinyirin Islam!
Tinta Media - Menanggapi pernyataan Menteri Agama yang merasa rusak konsentrasinya gara-gara dzikir yang dilantunkan Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnu Wardana meminta Yaqut agar berhenti nyinyirin Islam.
“Jadi saudara Yaqut Cholil Qomas sebagai Menteri Agama sekaligus muslim, stop untuk nyinyirin Islam. Apa yang anda ucapkan kemarin seperti merasa blank, terganggu gara-gara sebelum anda melakukan pidato sambutan di samping anda ada ibu Rektor yang terus berzikir. Ini kan seperti dzikir itu merusak pikiran anda. Dzikir itu mengganggu anda. Ini adalah ucapan yang sangat nyinyirin Islam dan seharusnya tidak diucapkan oleh seorang muslim apalagi Menteri Agama,” ungkapnya di program Aspirasi: Pernyataan Menag Yaqut Bikin ‘Gemes’ Warganet, Rabu (28/12/2022) melalui kanal You Tube Justice Monitor.
Tidak hanya kali ini saja Menag kontroversial. “Diantara sederetan kontroversi dari Menteri Agama Yaqut, pertama mengucapkan selamat hari raya naurus 178 EB ke komunitas Bahai. Menjadi kontroversial karena Bahai dianggap aliran sesat di Indonesia,”ungkap Agung.
Kedua lanjutnya, Yaqut pernah memberikan usulan pengucapan doa semua agama sebelum memulai rapat di Kementerian Agama. Ia meminta semua kegiatan Kemenag tidak hanya diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran melainkan semua agama yang diakui di Indonesia memanjatkan doa bersama dengan model masing-masing.
Polemik selanjutnya, beredar video viral Menteri Agama Yaqut saat menghadiri perayaan natal di Kupang. Menteri Agama Yaqut memberikan sambutannya di komplek Gereja Santo Yoseph Kupang Nusa Tenggara Timur pada Sabtu 24 Desember 2022 malam.
“Tidak kalah heboh Menag juga mendapat kecaman warga net akibat pernyataannya yang menyebut Islam sebagai agama pendatang. Karena itu Islam harus menghormati budaya Indonesia,”ungkapnya.
Introspeksi
Agung menegaskan bahwa negara ini sesungguhnya tidak pernah akan ada tanpa Islam. Karena itu Agung meminta Menag untuk introspeksi jangan membuat kebijakan atau pernyataan yang menimbulkan kontroversi di masyarakat dan menyinggung perasaan umat Islam.
“Termasuk terkait dzikir, seharusnya Menag bisa menggunakan kalimat pembuka yang lebih baik. Meski ada sebagian pihak mengatakan bahwa itu bergurau mestinya bergurau dengan cara lebih cerdas dan intelektual,” kritiknya.
Daripada nyinyir dan terus menerus mempersoalkan Islam dan ajarannya kata Agung, sebagai muslim lebih baik Menag mengajak menerapkan syariat Islam secara kafah sebagai solusi atas semua persoalan yang membelit bangsa dan negeri ini.
“Pak Yaqut! Islam itu agama yang sempurna, serta memiliki seluruh konsep gagasan untuk menyelesaikan masalah negeri ini di berbagai aspek kehidupan yang saat ini banyak diisi dengan paradigma dan orientasi pembangunan berbasiskan kapitalisme neo liberal dan sekularisme,” terangnya.
Sebagai Menag yang punya kekuasaan, seharusnya Pak Yaqut memberikan tawaran tentang Islam sebagai solusi.
“Islam hadir bukan hanya untuk muslim tapi juga untuk non-muslim serta memberikan rahmat untuk semesta alam. Dalam kontek publik Islam bisa diterapkan menggantikan kapitalisme yang merusak,” bebernya.
Lagi pula sambungnya, penerapan syariat Islam secara kafah adalah wujud nyata dan paripurna dari ketakwaan kita kepada Allah Swt.
“Takwa inilah yang antara lain dibuktikan dengan penerapan syariat Islam secara kafah di negeri ini yang pasti mendatangkan keberkahan bagi bangsa ini sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 96. Kalau panjengan belum tahu kita bisa duduk bersama ngopi sehingga panjenengan paham bagaimana Islam mengatur seluruh aspek kehidupan,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun