Tinta Media: Wanita
Tampilkan postingan dengan label Wanita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wanita. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 18 Mei 2024

Pemberdayaan Wanita dalam Sektor Pariwisata, Menjadikan Wanita Berdaya atau Terpedaya?

Tinta Media - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenkraf RI) berhasil menggelar Diskusi Pemberdayaan Perempuan bertajuk “The 2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment in Tourism in Asia and the Pacific” di Bali International Convention Center Bali, Kamis (2/5). Forum ini dihadiri para pakar dari berbagai negara yang meramaikan rangkaian panel diskusi. Beberapa di antaranya para profesor perempuan. Topik utama yang dibahas dalam pertemuan ini seputar pemberdayaan perempuan di sektor pariwisata. (kemenparekraf.go.id 3/5)

Sektor pariwisata dirasa menjadi sektor yang paling ramai pemeran wanita dibandingkan sektor lainnya. Sehingga amat strategis membicarakan peningkatan promosi pariwisata dengan melibatkan para wanita dan bagaimana menciptakan ruang aman bagi para pekerja perempuan. Profesor dari Faculty of Tourism Wakayama University Jepang, Kumo Kato menyampaikan bahwa pendidikan bagi perempuan menjadi gerbang penting untuk mencapai kesetaraan gender dan masa depan yang cerah. 

Dalam forum tersebut Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengenalkan Ibu Kartini sebagai tokoh kesetaraan gender pada perwakilan dunia. Ia menuturkan bahwa pentingnya melibatkan wanita dalam sektor pariwisata. (suara.com 5/5)

Tatanan dunia kapitalisme dengan materi sebagai tolak ukurnya menciptakan standar kesuksesan wanita dilihat dari keuntungan ekonomis. Tak heran jika pelibatan wanita dalam berbagai sektor ekonomi menjadi asas utama dalam pemberdayaan perempuan. Tanpa mengindahkan potensi dan fitrah yang telah Allah tetapkan seiring dengan penciptaan laki-laki dan perempuan. 

Tak Sesuai Kodrat

Kita sepakat bahwa pendidikan merupakan gerbang utama meningkatkan derajat wanita di mata masyarakat. Dengan akses pendidikan, perempuan bisa menjadi pribadi yang terdidik dan membuka peluang masa depan lebih bersinar. Namun. Masa depan yang cerah itu tidak diartikan dengan perempuan menjadi pion pemain dan penyumbang pendapatan bagi negara tanpa mengindahkan kodratnya sebagai ummu wa robbatul bayt. Perempuan yang seharusnya terlindungi, malah tereksploitasi jiwa raganya demi meraup cuan-cuan duniawi. 

Melibatkan perempuan dalam sektor pariwisata tentu membahayakan wanita. Sebab wanita dituntut untuk terlibat dalam proses industri pariwisata dengan berbagai macam jenis profesi yang umumnya mengumbar aurat dan menguras tenaga secara berlebihan. Seperti hari ini yang kita saksikan para pramugari, pramusaji, tour guide, hingga para pekerja hotel diberlakukan seragam yang mengumbar aurat. Sekalipun beberapa tempat memberi izin untuk muslimah berkerudung, tetap seragam yang ditentukan tidak mampu menutup aurat secara syar’i. 

Selain itu, bagi pekerja perempuan yang masuk dalam industri produk penyokong pariwisata (seperti oleh-oleh makanan, alat musik, baju daerah, dan berbagai produk khas lokal lainnya) biasa dituntut untuk bekerja penuh waktu dengan bayaran yang belum tentu layak. Dengan dalih efisiensi modal produksi untuk menekan harga. Atau bagi para influencer yang berspesialisasi dalam promosi pariwisata, mereka akan bekerja di tempat-tempat wisata dan tinggal beberapa hari di luar rumah tanpa jaminan keamanan yang pasti.

Dengan tuntutan pekerjaan, mengurangi waktu para ibu di rumah untuk mendidik anak-anak dan berkumpul bersama keluarganya. Tak hanya itu, pelecehan seksual mengancam para pekerja wanita tanpa perlindungan pasti baik dari instansi ataupun undang-undang negara. Perempuan dieksploitasi habis-habisan, mengikis marwah dan merusak secara perlahan karena tak sesuai dengan kodrat wanita. 

Sementara sektor pariwisata menjadi salah satu tumpuan ekonomi negara. Sehingga digenjot habis-habisan untuk mendulang devisa negara. Padahal, ada banyak sektor lain yang lebih strategis namun tidak dimanfaatkan dan dioptimalisasi dengan baik. Seperti sektor pertanian dengan kekayaan agraris Indonesia, sektor kelautan dengan luas teritorial laut dan kekayaan flora fauna Indonesia, dan SDA yang amat melimpah. Sektor-sektor tersebut justru diprivatisasi dan dikomersialkan pada masyarakat sendiri dengan harga tinggi, sementara keuntungannya masuk pada kantong segelintir rakyat. 

Perempuan dalam Islam

Dalam fitrahnya, perempuan dan laki-laki diciptakan berbeda. Jika laki-laki diciptakan sebagai tulang punggung, maka wanita diciptakan menjadi tulang rusuk. Hormon oksitosin yang ada dalam wanita lebih banyak menjadikan wanita lebih peka terhadap rangsangan. Selain itu, komposisi tubuh wanita lebih dominan lemak daripada otot yang berguna untuk menghasilkan keturunan yang berkualitas. Dengan potensi-potensi tersebut, wanita fitrahnya menjadi pemelihara. Maka tidak adil jika menyamaratakan standar kesuksesan wanita dan pria hanya dilihat dari materi. 

Islam telah menjadikan standar kesuksesan bagi laki-laki dan perempuan adalah meriah rida Allah. Yang mana rida Allah dapat diraih dengan tuntunan masing-masing. Laki-laki dengan berbagai potensinya diciptakan menjadi pengayom, pemimpin serta pencari nafkah. Adapun perempuan fitrahnya terlindungi dan menjadi pemelihara bagi anak-anak dan keluarganya. Tentu goals yang dihasilkan berbeda. Namun, perbedaan tersebut tidak menjadi perbandingan. Justru diciptakan untuk saling melengkapi. Berjalan beriringan mengejar rida Allah semata. 

Maka kita dapati, di masa Rasulullah para sahabiyah terjanjikan surga dengan peran mereka mendidik generasi, menjadi garda pemasok logistik ketika jihad, dan menjadi istri yang salihah. Rasulullah tidak menuntut mereka setara dengan berjihad di medan perang ataupun menjadi tumpuan nafkah bagi keluarganya layaknya laki-laki. Dengan jalan tersebut wanita meraih kesuksesannya. Sebagaimana yang dinyatakan dalam Surah Ali-Imran: 95 yang artinya:

“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain…” 

 Negara sebagai institusi tertinggi bertanggung jawab melindungi kehormatan dan kesejahteraan masyarakatnya terutama perempuan. Dalam penyediaan lapangan pekerjaan dan penggerakan ekonomi nasional tidak hanya meninjau aspek keuntungan, namun melihat aspek syariat juga. Tidak mengeksploitasi para wanita, menyediakan pekerjaan yang halal, serta tidak melindungi tenaga kerja dari berbagai kejahatan dan kecelakaan. 

Dalam sistem ekonomi negara Islam, pemasukan tidak hanya bertumpu pada sektor tertentu. Namun semua sektor yang halal dalam penguasaan negara akan dioptimalisasi untuk menghasilkan keuntungan. Keuntungan ini nantinya dimasukkan ke kas negara untuk membiayai kepentingan jihad dan kesejahteraan kehidupan sosial. Dengan aturan yang paripurna dan sumber pendapatan yang halal, mengundang keberkahan dan ketenteraman bagi seluruh wilayah yang terliputi.

Oleh: Qathratun
Member @geosantri.id

Kamis, 22 Desember 2022

Ustadzah Dra. Adro Irma Jelaskan Makna Wanita Berkarir Surga

Tinta Media - Praktisi pendidikan sekaligus pemateri pada kajian bulanan Majelis Mutiara Umat Ustadzah Dra. Adro Irma memberikan penjelasan mengenai wanita berkarir surga.

"Wanita Berkarir Surga adalah wanita yang memiliki kepribadian atau sakhsiyah Islamiyah sebagaimana Ummul Mukminin Siti Khodijah ra., Siti Aisyah ra., Siti Fatimah ra., Maryam binti Imran ra. dan Siti Asyiah ra.," terangnya pada kajian bulanan di Masjid Jabal Arofah, Nagoya Batam, Ahad (18/12/2022).

Wanita yang berkarir dan berharap masuk surga, lanjutnya, tentu harus sami'na wa 'ato'na terhadap apa-apa yang diperintahkan oleh Allah Swt, dan menjadikan Rasulullah Saw sebagai suri teladan dalam segala aspek kehidupan. "Tidak hanya mengambil mana aturan yang disukai saja, yang tidak disukai ditinggalkan," tegasnya. 

Buk Adro, sapaan akrabnya juga menjelaskan perbedaan wanita karir dalam Islam dan versi kapitalisme.

"Tidak hanya itu, wanita karir tidaklah seperti yang terlihat saat ini. Sibuk bekerja di luar dan mengabaikan kewajiban utama sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya. Hal ini terjadi disebabkan ideologi kapitalis sekuler yang menyerang kaum hawa mengusung gaya feminisme, dan ingin menyaingi kaum pria", bebernya.

Terakhir, ia menegaskan bahwa ilmu adalah wasilah yang mengantarkan manusia bisa dikategorikan berkarir surga.

"Bagaimana mungkin seorang wanita yang bekerja sibuk dari pagi hingga petang bahkan sampai malam mencari cuan, hingga tidak ada waktu untuk menuntut ilmu bisa dikatakan wanita berkarir surga? Hal tersebut adalah mustahil. Ilmu adalah jalan untuk memilih karir yang menjanjikan surga," pungkasnya.[] Sunaini

Selasa, 06 September 2022

Esensi Jilbab adalah Menjaga Kehormatan Wanita

Tinta Media - Pengajar Ponpes Nibrosul Ulum, Siwalan Panji, Sidoarjo, Ustazah Khamsiyatil Fajriyah menegaskan bahwa esensi jilbab adalah menjaga kehormatan wanita. 

"Jilbab itu diwajibkan oleh Allah justru untuk menjaga dan melindungi kehormatan wanita, bukan untuk membuat wanita terpaksa," ujar Ustazah Khamsiyah di sela-sela kesibukannya mengajar, Senin (5/9/2022).

Lebih lanjut, Ustazah Khamsiyah menyampaikan bahwa jilbab itu wajib bagi wanita muslim yang sudah baligh. Dalilnya ada di dalam Al-Qur'an surat Al Ahzab ayat 59.

"Jadi, di ayat itu, seorang wanita muslim wajib mengulurkan jilbab ketika keluar rumah agar ia dikenal sebagai seorang muslimah yang terhormat," lanjut Ustazah Khamsiyah.

Dari situlah, maka santri Pondok Pesantren Nibrosul Ulum berkomitmen untuk selalu berjilbab ketika keluar rumah.

"Kami sebagai santri di Pondok Pesantren Nibrosul Ulum berkomitmen untuk terikat pada hukum syara', termasuk dalam hal berpakaian saat keluar rumah. Kami berkeyakinan bahwa memakai jilbab, yaitu baju longgar (gamis/jubah) adalah suatu kewajiban. Dengan begitu, kami akan terhormat dan insyaallah diridai Allah," pungkas Ustazah Khamsiyah.[]

Najwa, S (Santriwati kelas 8, Ponpes Nibrosul Ulum, Siwalan Panji Sidoarjo)
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab