Tinta Media: Visi
Tampilkan postingan dengan label Visi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Visi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 08 Desember 2023

Giat literasi, Tak Lagi Menjadi Visi


Tinta Media - Pemkab Bandung melaksanakan Jambore Literasi Tingkat Kabupaten Bandung yang bertempat di Awana Resort Kecamatan Rancabali Rabu, 22 November 2023. Jambore Literasi itu dihadiri oleh 1200 peserta mulai dari siswa SD dan SMP yang berdomisili di Lingkungan Dinas Kabupaten Bandung. Dalam kesempatan itu, Bunda Literasi Kabupaten Bandung Hj. Emma Dety Dadang Supriatna menyatakan bahwa “Gerakan literasi Pemkab Bandung ini diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan budaya literasi pada ekosistem Pendidikan dalam rangka pembelajaran sepanjang hayat  guna untuk meningkatkan sumber daya manusia menuju generasi emas Indonesia 2045”. 

Dety juga menambahkan bahwa salah satu faktor keberhasilan pembangunan fisik maupun non fisik adalah Sumber Daya Manusia (SDM), Upaya pembinaan terhadap kualitas SDM pun telah diupayakan salah satunya melalui jalur Pendidikan. Deti menyoroti bahwa hal mendasar dalam penyelenggaraan Pendidikan baik itu formal maupun non formal adalah kemampuan membaca, menulis dan berhitung (calistung). Kemampuan calistung inilah yang merupakan keterampilan yang harus dipupuk dan di bina sehingga nantinya dapat berkembang menjadi sebuah kebudayaan di tengah masyarakat. (pasjabar.com 23 November 2023)

Tingkat literasi Indonesia memang terhitung rendah, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tahun 2019 Indonesia berada di ranking 62 atau di posisi 10 negara terbawah dengan tingkat literasi rendah.

 Dalam kehidupan yang bernaung di bawah sistem kapitalisme, buku masih dianggap sebagai kebutuhan sekunder bahkan tersier yang dipandang “mewah” bagi sebagian masyarakat. Harga buku yang terasa relatif mahal apalagi bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah menjadikan masyarakat lebih memilih membelanjakan uang mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok yang lebih urgen dan menyisihkan uang untuk memenuhi keperluan penting lainnya dibanding untuk membeli buku. 

Apalagi di era digitalisasi hari ini informasi sangat mudah didapat, masyarakat termasuk para pelajar lebih suka menggunakan mesin pencarian seperti Google, Youtube dan lainnya dalam gawai mereka dibanding harus membuka buku untuk mencari informasi ataupun dalam membantu pembelajaran karena dipandang lebih praktis, lebih menarik, dan tidak monoton. 

Mayoritas masyarakat masih menganggap aktivitas membaca buku sebagai aktivitas menghabiskan waktu (to kill time) bukan aktivitas mengisi waktu (to full time) sehingga mereka belum menjadikan aktivitas membaca sebagai “habit” melainkan hanya “iseng- iseng” saja. 

Minimnya minat baca masyarakat terutama pelajar juga tidak bisa dipisahkan dengan sarana dan prasarana pendidikan di negeri ini yang keadaannya belum merata. Infrastruktur yang tersedia di lapangan belum mencukupi dan masih kurang untuk mendukung kegiatan literasi masyarakat.

 Terbatasnya sarana dan prasarana literasi seperti ketersediaan perpustakaan yang belum sesuai standar dan memiliki buku yang kurang bervariasi menjadikan minat membaca para pelajar dan masyarakat masih kurang. Walaupun keberadaan sarana dan prasarana literasi ini adalah komponen penting yang mendukung dalam proses pembelajaran siswa, namun sayangnya masih banyak sekolah di Indonesia yang belum mempunyai sarana dan prasarana literasi yang mendukung dan lengkap.

Keadaan ini adalah dampak dari sistem kapitalisme yang tegak hari ini, dalam sistem ini paradigma kehidupan bertumpu pada keuntungan materi sebanyak mungkin. Hal ini jelas berpengaruh pada periayahan negara yang menjadi lebih memprioritaskan sesuatu yang bersifat menguntungkan. Ketika melihat pangsa pasar dan minat masyarakat lebih condong pada hiburan, negara pun mengikuti minat konsumen untuk lebih memprioritaskan fasilitas hiburan dibanding menyediakan fasilitas Pendidikan. 

Apalagi keadaan ini diperparah dengan dampak dari penerapan sistem ekonomi kapitalis menjadikan negara tidak punya biaya yang mumpuni untuk membangun sarana pendidikan berkualitas seperti perpustakaan- perpustakaan yang lengkap sebagai sarana penunjang pendidikan. Apalagi untuk daerah pelosok, warga daerah harus pergi ke pusat kota untuk dapat menikmati fasilitas perpustakaan yang nyaman dan lengkap.

Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa kewajiban menuntut ilmu itu waktunya dari semenjak buaian ibu (bayi) hingga ke liang lahat (meninggal dunia). Dari sabda rasul ini kaum muslim akan mengetahui betapa pentingnya ilmu dalam kehidupan, baik dalam beribadah, melakukan aktivitas amal sholeh dan dalam melakukan kegiatan keseharian. Maka dari itu negara dalam Islam menjadikan pendidikan sebagai wasilah dalam meraih ilmu pengetahuan sebagai kebutuhan asasi warga negara Islam yang harus dipenuhi dan mudah untuk diakses masyarakat. 

Negara Islam juga memandang bahwa Pendidikan ini adalah kunci dibentuknya manusia- manusia yang bisa beribadah kepada Allah dengan benar dan manusia- manusia yang bisa memakmurkan bumi ciptaan-Nya dengan konsep inilah negara menyelenggarakan setiap kebijakan dalam Pendidikan. 

Apapun kebijakan yang ditempuh negara menjadikan aqidah Islam sebagai landasan dan mengimplementasikan setiap kebijakan secara totalitas. Termasuk dalam menyediakan sarana Pendidikan seperti perpustakaan, apalagi perpustakaan adalah tempat tersimpannya buku- buku sebagai sumber ilmu. Hal ini menjadikan negara Islam menaruh perhatian besar terhadap perpustakaan. Perpustakaan dapat dengan mudah ditemukan di tempat umum seperti Istana Khalifah, sekolah- sekolah, rumah belajar membaca dan tulis, universitas- universitas, pusat ibu kota pemerintahan bahkan hingga ke kota- kota di daerah terpencil dengan koleksi perbendaharaan buku yang lengkap. 

Di masa negara Islam, perpustakaan dibuat menjadi tempat senyaman mungkin dan menyenangkan untuk belajar. Tak hanya itu, bagi siapa saja yang ingin menghabiskan waktu  untuk belajar, membaca dan menelaah buku- buku disediakan fasilitas penginapan, pemberian makanan dan minum, bahkan diberikan gaji oleh negara. Beberapa perpustakaan yang lengkap di masa Islam salah satunya adalah perpustakaan madrasah Al Fadiliyah yang mempunyai koleksi hingga 100.000 buku, padahal masa itu belum ada mesin percetakan.

 Perpustakaan lainnya yang terkenal adalah Khizanatul al Hakam ats Tsani dengan koleksi 400.000 kitab 
Dengan masyarakat yang berkepribadian Islam sebagai output dari Pendidikan Islam, menjadikan masyarakat gemar menuntut ilmu dan menghabiskan waktu mereka untuk menggali ilmu pengetahuan serta menulis banyak kitab, sebut saja diantaranya Al kindi yang menulis hampir 300 buku tentang masalah kedokteran, filsafat dan musik. Musa Al Khawarizmi matematikawan termahsyur dan penemu aljabar menulis kitab Al- Jabr wa’al- Muqabilah yang terkenal. Para ilmuan muslim mendedikasikan diri dan ilmu pengetahuan mereka semata untuk kemuliaan Islam dan umatnya. Dengan begitu cahaya ilmu pengetahuan akan dapat dirasakan dan menerangi peradaban gemilang.


Wallahu ‘alam bishawab.

Oleh : Selly Nur Amelia
Aktivis Muslimah

Sabtu, 21 Januari 2023

Generasi Miskin Visi

Tinta Media - Bodoh! Ungkapan kasar terpaksa harus disematkan pada seorang remaja yang nekat menghadang sebuah truk yang sedang melaju. Alhasil, pemuda tersebut pun tewas di tempat. Peristiwa yang terjadi di Bogor pada Kamis tersebut adalah kejadian kedua setelah sebelumnya terjadi di Bandung.

Kejadian semacam itu tentu menimbulkan keresahan di masyarakat. Belum lagi, aksi tawuran para pemuda yang baru-baru ini kembali marak. Seperti di Tangerang, Polres Metro Tangerang Kota mengamankan 72 remaja yang hendak tawuran di Neglasari, Kota Tangerang, Minggu (15/1/2023). Mirisnya lagi, mereka dicurigai tawuran usai menenggak minuman keras dari barang bukti yang didapatkan aparat di lokasi kejadian.

Tak hanya itu, bahkan seorang remaja di Belawan menjalani operasi toraks usai menjadi korban panah saat tawuran antarremaja. Hanya dengan mendengarnya saja sudah membuat merinding.

Begitulah potret kebanyakan remaja hari ini, sebuah potret kegagalan di saat mereka seharusnya disibukkan dengan aktivitas mengejar mimpi dan cita-cita. Yang terjadi, mereka justru disibukkan dengan aktivitas yang sia-sia dan membuang waktu.

Tawuran, aksi nekat, dan kriminalitas remaja adalan contoh efek buruk liberalisme dalam kehidupan. Ketua Komnas Anak Provinsi Banten Hendry Gunawan mengatakan bahwa dalam enam bulan terakhir, Mei hingga November 2022, sebanyak 286 anak terlibat dalam aksi tawuran antarkelompok. Dari jumlah itu, 4 anak meninggal dunia karena mengalami luka senjata tajam. Itu baru angka di Provinsi Banten, belum lagi di daerah lain.

Tawuran dan aksi anarkis yang meresahkan tersebut angkanya selalu meningkat tiap tahun. Perilaku anarkis tersebut sengaja dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat. 

Mereka sudah tak lagi merasa bahwa perbuatan mereka itu sangatlah tidak terpuji. Sebaliknya, mereka merasa bangga jika masyarakat atau remaja lain takut dengan geng atau kelompoknya. Dengan asas kebebasan, mereka menunjukan eksistensi, meskipun dengan cara yang salah.

Inilah harga yang harus dibayar akibat penerapan liberalisme di kalangan remaja. Hidup mereka terombang-ambing dengan gaya hidup serba bebas. Mereka menjadi generasi miskin visi dan misi. Orientasi kehidupan mereka hanyalah kesenangan materi dan kepuasan nafsu semata. Tidak jarang, banyak dari mereka yang hidup jauh dari agama karena menganggap agama hanyalah sebuah keyakinan yang mengekang kebebasan.

Penanganan terhadap tawuran saat ini dihentikan melalui tindakan di lapangan, seperti razia, penangkapan, dan sebagainya. Solusi semacam itu seperti mencabuti daun yang rapuh, tetapi tidak menyentuh akar.

Sejatinya, tawuran terjadi karena kurangnya keimanan, sehingga akidah mereka perlu diperhatikan. Ketika akidah kuat, mereka akan yakin dan memiliki visi-misi dalam kehidupan. Orientasinya pun akan berubah.

Mereka perlu diberi petunjuk jalan Islam agar bisa menemukan kembali jalan yang benar. Hanya dengan Islam generasi muda bisa bangkit dengan visi-misi Islam. Wallahu'alam bishawwab.

Oleh: Isti Rahmawati, S.Hum.
Pegiat Literasi Islam

Kamis, 15 Desember 2022

Visi Berkeluarga dalam Islam

Tinta Media - Sobat. Pernikahan Islami bukan hanya bertujuan untuk menghalalkan hubungan seksual, walaupun memang itu menjadi salah satu tujuannya sebagai konsekuensi dari pemenuhan kebutuhan biologis. Apa saja Tujuan Pernikahan dalam Islam?

1. Memperbanyak jumlah kaum muslimin dan memberikan kegembiraan di hati Rasulullah SAW. Baginda Rasulullah SAW bersabda hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Aisyah ra : “ Nikah adalah sunnahku. Maka barangsiapa yang tidak mengamalkan sunnahku, berarti dia bukan termasuk golonganku. Menikahlah kalian, karena sesungguhnya aku berharap memiliki jumlah umat yang banyak melalui kalian di antara umat-umat lainnya pada hari kiamat kelak.” (HR. Ibnu Majah).

2. Menjaga diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda,” Dan Pada kemaluan salah seorang dari kalian terdapat sedekah.” Mereka bertanya, “ Wahai Rasulullah, bagaimana bisa salah seorang dari kami memuaskan syahwatnya kemudian dia mendapatkan pahala?” Beliau menjawab, “ Tidakkah kalian lihat apabila dia menyalurkannya pada sesuatu yang haram bukankah dia mendapatkan dosa? Maka demikian pula apabila dia menyalurkannya pada sesuatu yang halal, dia akan mendapatkan pahala.”( HR. Muslim, an-Nasa’I, dan Ahmad ).

3. Membangun Generasi Muslim. Yaitu dalam berhubungan intim berniat untuk mendapatkan anak yang sholeh. Abul Hasan al-Mawardi mengatakan, “ Berniat ketika melakukan hubungan intim agar memperoleh anak dan berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutu. Juga berniat pada anak yang akan diperolehnya, semoga Allah memberinya anak yang taat beribadah kepada Allah dan menauhidkan-Nya. Semoga Allah menjadikan anaknya sebagai pemelihara kedamaian di tengah-tengah umat manusia, penegak kebenaran, penjaga kejujuran, bermanfaat bagi manusia lainnya dan meramaikan negeri-negeri. ( Nashihatul Muluk, Imam Mawardi)

4. Kelangsungan hidup umat Manusia. Rasulullah SAW menganjurkan agar memiliki banyak anak sebagai kemuliaan dan kekuatan bagi kaum muslimin. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian berhenti mengharap kehadiran anak. Sebab seseorang apabila meninggal dunia tanpa memiliki anak, namanya akan terlupakan.” (HR. Ath-Thabrani)

Sobat. Rasulullah Muhammad SAW sebagai Suami yang teladan dan panutan bagi umatnya. Meskipun Nabi banyak kewajiban dan kesibukan, tetapi semua itu tidak menghalanginya untuk tetap memperhatikan hak-hak para isterinya. Rasulullah Muhammad SAW adalah suami terbaik sepanjang sejarah umat manusia. Seorang suami yang adil, pendamping, setia, penyayang, lembut, dan murah hati. Beliau selalu berusaha menunjukkan cintanya kepada isteri-isterinya, serta menyatakannya.

Sobat. Nabi Muhammad SAW adalah sosok suami yang lembut, yang baik, pemaaf dan penyayang. Beliau menyeru agar orang lain agar berperilaku baik dan lembut. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Saád bin Abu Waqash ra beliau bersabda, “ Sesungguhnya apa saja yang engkau nafkahkan adalah sedekah, meskipun satu suapan yang engkau masukkan ke dalam mulut isterimu,” ( Muttafaq’alaih ). Artinya kalau ada seorang laki-laki yang menyuapkan makanan di mulut isterinya, maka hal itu merupakan suatu kebaikan dan termasuk sedekah yang akan diberi pahala.

Adapun Visi berkeluarga dalam dalam Islam :

1. Mewujudkan mawaddah wa rahmah, yakni terjalinnya cinta kasih dan tergapainya ketentraman hati (Lihat surat Ar Rûm[30]:21).
وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنۡ خَلَقَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٰجٗا لِّتَسۡكُنُوٓاْ إِلَيۡهَا وَجَعَلَ بَيۡنَكُم مَّوَدَّةٗ وَرَحۡمَةًۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ  
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Rum (30) : 21 )

Sobat. Dalam ayat berikut ini diterangkan tanda-tanda kekuasaan Allah yaitu kehidupan bersama antara laki-laki dan perempuan dalam sebuah perkawinan. Manusia mengetahui bahwa mereka mempunyai perasaan tertentu terhadap jenis yang lain. Perasaan dan pikiran-pikiran itu ditimbulkan oleh daya tarik yang ada pada masing-masing mereka, yang menjadikan yang satu tertarik kepada yang lain, sehingga antara kedua jenis, laki-laki dan perempuan, itu terjalin hubungan yang wajar. Mereka melangkah maju dan berusaha agar perasaan-perasaan dan kecenderungan-kecenderungan antara laki-laki dengan perempuan tercapai. 
Puncak dari semuanya itu ialah terjadinya perkawinan antara laki-laki dengan perempuan. Dalam keadaan demikian, bagi laki-laki hanya istrinya perempuan yang paling baik, sedang bagi perempuan hanya suaminya laki-laki yang menarik hatinya. Masing-masing merasa tenteram hatinya dengan adanya pasangan itu. Semuanya itu merupakan modal yang paling berharga dalam membina rumah tangga bahagia. Dengan adanya rumah tangga yang berbahagia, jiwa dan pikiran menjadi tenteram, tubuh dan hati mereka menjadi tenang, kehidupan dan penghidupan menjadi mantap, kegairahan hidup akan timbul, dan ketenteraman bagi laki-laki dan perempuan secara menyeluruh akan tercapai.
Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah, Tuhan Mereka (seraya berkata), "Jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami akan selalu bersyukur." (al-A'raf/7: 189)

Khusus mengenai kata-kata mawaddah (rasa kasih) dan rahmah (sayang), Mujahid dan 'Ikrimah berpendapat bahwa yang pertama adalah sebagai ganti dari kata "nikah" (bersetubuh) dan yang kedua sebagai kata ganti "anak". Jadi menurut Mujahid dan 'Ikrimah, maksud ungkapan ayat "bahwa Dia menjadikan antara suami dan istri rasa kasih sayang" ialah adanya perkawinan sebagai yang disyariatkan Tuhan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan dari jenisnya sendiri, yaitu jenis manusia, akan terjadi persenggamaan yang menyebabkan adanya anak-anak dan keturunan. Persenggamaan merupakan suatu yang wajar dalam kehidupan manusia, sebagaimana adanya anak-anak yang merupakan suatu yang umum pula. 

Ada yang berpendapat bahwa mawaddah bagi anak muda, dan rahmah bagi orang tua. Ada pula yang menafsirkan bahwa mawaddah ialah rasa kasih sayang yang makin lama terasa makin kuat antara suami istri. Sehubungan dengan mawaddah itu Allah mengutuk kaum Lut yang melampiaskan nafsunya dengan melakukan homoseks, dan meninggalkan istri-istri mereka yang seharusnya menjadi tempat mereka melimpahkan rasa kasih sayang dan melakukan persenggamaan. Allah berfirman:
Dan kamu tinggalkan (perempuan) yang diciptakan Tuhan untuk menjadi istri-istri kamu? (asy-Syu'ara'/26: 166) 

Dalam ayat ini, Allah memberitahukan kepada kaum laki-laki bahwa "tempat tertentu" itu ada pada perempuan dan dijadikan untuk laki-laki. Dalam hadis diterangkan bahwa para istri semestinya melayani ajakan suaminya, kapan saja ia menghendaki, namun harus melihat kondisi masing-masing, baik dari segi kesehatan ataupun emosional. Dengan demikian, akan terjadi keharmonisan dalam rumah tangga.

Nabi saw bersabda: Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak ada seseorang lelaki pun yang mengajak istrinya untuk bercampur, tetapi ia (istri) enggan, kecuali yang ada di langit akan marah kepada istri itu, sampai suaminya rida kepadanya. Dalam lafal yang lain, hadis ini berbunyi, "Apabila istri tidur meninggalkan ranjang suaminya maka malaikat-malaikat akan melaknatinya hingga ia berada di pagi hari. (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah) 

Dalam ayat ini dan ayat-ayat yang lain, Allah menetapkan ketentuan-ketentuan hidup suami istri untuk mencapai kebahagiaan hidup, ketenteraman jiwa, dan kerukunan hidup berumah tangga. Apabila hal itu belum tercapai, mereka semestinya mengadakan introspeksi terhadap diri mereka sendiri, meneliti apa yang belum dapat mereka lakukan serta kesalahan-kesalahan yang telah mereka perbuat. Kemudian mereka menetapkan cara yang paling baik untuk berdamai dan memenuhi kekurangan tersebut sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah, sehingga tujuan perkawinan yang diharapkan itu tercapai, yaitu ketenangan, saling mencintai, dan kasih sayang.

Demikian agungnya perkawinan itu, dan rasa kasih sayang ditimbulkannya, sehingga ayat ini ditutup dengan menyatakan bahwa semuanya itu merupakan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah bagi orang-orang yang mau menggunakan pikirannya.

Akan tetapi, sedikit sekali manusia yang mau mengingat kekuasaan Allah yang menciptakan pasangan bagi mereka dari jenis mereka sendiri (jenis manusia) dan menanamkan rasa cinta dan kasih sayang dalam jiwa mereka.

Suatu penelitian ilmiah menunjukkan bahwa setelah meneliti ribuan pasangan suami istri (pasutri) maka disimpulkan bahwa setelah diadakan korelasi, maka antara kedua pasangan tadi terdapat banyak kesamaan, baik secara psikologis maupun secara fisik. Maksud "jenis kamu sendiri" di sini adalah dari sisi psikis dan fisik yang sama sehingga mereka mempunyai kesamaan antara keduanya. Hanya dengan hidup bersama pasangan yang serasa akrab (familiar) dengannya, maka akan tumbuh perasaan mawaddah dan rahmah, kasih sayang dan perasaan cinta. Oleh karena itu, teman hidup harus dipilih dari jenis, kelompok fisik, dan kejiwaan yang mempunyai kemiripan yang serupa dengannya.

2. Melanjutkan keturunan dan menghindari dosa . Sebagaimana dijelaskan pada hadits yang dipaparkan pada paragraph awal artikel ini.

3. Mempererat silaturahim. 

4. Sebagai sarana dakwah (Lihat surat At Tahrîm[66]:6)

Allah SWT Berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ  

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim (66) : 6 )

Saydina Ali bin Abu Thalib ra menafsirkan firman Allah di atas adalah Ajarilah diri kalian dan keluarga kalian kebaikan ( yang sesuai dan dibenarkan oleh Islam ).

Sobat. Dalam ayat ini, Allah memerintahkan orang-orang yang beriman agar menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah. Mereka juga diperintahkan untuk mengajarkan kepada keluarganya agar taat dan patuh kepada perintah Allah untuk menyelamatkan mereka dari api neraka. Keluarga merupakan amanat yang harus dipelihara kesejahteraannya baik jasmani maupun rohani.

Di antara cara menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan salat dan bersabar, sebagaimana firman Allah:
 
Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan sabar dalam mengerjakannya. (thaha/20: 132)
 
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat. (asy-Syu'ara'/26: 214)

Diriwayatkan bahwa ketika ayat ke-6 ini turun, 'Umar berkata, "Wahai Rasulullah, kami sudah menjaga diri kami, dan bagaimana menjaga keluarga kami?" Rasulullah saw menjawab, "Larang mereka mengerjakan apa yang kamu dilarang mengerjakannya dan perintahkan mereka melakukan apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Begitulah caranya menyelamatkan mereka dari api neraka. Neraka itu dijaga oleh malaikat yang kasar dan keras yang pemimpinnya berjumlah sembilan belas malaikat. Mereka diberi kewenangan mengadakan penyiksaan di dalam neraka. Mereka adalah para malaikat yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.

5. Menggapai mardhatillâh (ridha Allah) dan masuk sorga bersama (az-Zukhruf:70)

Allah berfirman :

ٱدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ أَنتُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ تُحۡبَرُونَ  

“Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan". ( QS. Ad-Zukhruf (43) : 70 ).

 Sobat. Kemudian terdengar pula seruan berikutnya, "Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu dan istri-istrimu ke dalam surga yang telah dijanjikan kepadamu dahulu, bersenang-senang dan bersuka-rialah di dalamnya menikmati karunia Allah yang telah dilimpahkan kepada kamu semua. Karena Allah memuliakan mereka dengan memasukkan ke dalam surga.
Dalam ayat yang lain, diterangkan bahwa orang-orang yang beriman beserta istri dan anak cucu mereka yang beriman akan ditinggikan derajatnya di dalam surga, seperti derajat bapak-bapak mereka yang mantap dan kuat imannya. Allah berfirman:
 
Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya. (ath-thur/52: 21)

( DR. Nasrul Syarif, M.Si. Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur )
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab