Usulkan Pemerintah Kontrol Tempat Ibadah, IJM: BNPT Membuat Gaduh
Tinta Media - Pernyataan Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang mengusulkan pemerintah mengontrol tempat ibadah dinilai oleh direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana sebagai pernyataan yang membuat gaduh.
“Pernyataan tersebut membuat gaduh, mencurigai masyarakat seakan narasinya menggiring bahwa tempat ibadah itu sarang teroris, sarang radikalis,” tuturnya dalam video: BNPT Usul Semua Tempat Ibadah di Bawah Kontrol Pemerintah, Tanda Otoriter? Melalui kanal Youtube Justice Monitor, Selasa (5/9/2023).
Ia menambahkan, pernyataan tersebut seolah memanfaatkan psikologi publik agar mewaspadai dan menjaga jarak dengan tempat-tempat ibadah.
“Narasi BNPT ini dikhawatirkan akan lebih banyak melahirkan tragedi kezaliman terhadap umat Islam. Imbasnya, di kalangan akar rumput berpotensi akan saling mencurigai, terjadi konflik horizontal di tengah warga termasuk di lembaga negara,” khawatirnya.
Ia mengingatkan, BNPT pernah mengeluarkan pernyataan yang menyebut 198 Pesantren terafiliasi teroris namun akhirnya kemudian diralat. "Ini berarti BNPT serampangan mengeluarkan pernyataan yang bisa jadi info intelijennya yang juga serampangan," paparnya.
Ia melanjutkan, yang disesalkan adalah pernyataan yang datanya invalid ini langsung dilempar ke publik. Ini kan bisa menimbulkan disharmonis! Wajar apabila sejumlah pihak menduga memang sengaja untuk menciptakan suasana saling curiga," tambahnya
Ia pun menyampaikan, umat Islam harus melek Islam dengan benar dan melek informasi, serta paham politik, sekaligus mewaspadai agenda global war on terrorism termasuk war on radicalism.
"Ini adalah rancangan barat yang diduga ditujukan untuk memerangi Islam, karena bukan saja kelompok bersenjata yang dihadang tapi juga kelompok masyarakat yang cinta pada syariah, ingin menegakkan agama, ingin menegakkan Islam kafah dalam naungan Khilafah, juga disasar sebagai bagian dari radikalisme,” ulasnya.
Terakhir ia memberikan saran agar pemerintah dan BNPT stop narasi-narasi mencurigakan. “Stop! upaya menimbulkan disharmoni di tengah-tengah masyarakat dan kepada umat Islam," pungkasnya.[] Azzaky Ali.