Tinta Media: Urgensi
Tampilkan postingan dengan label Urgensi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Urgensi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 Desember 2023

Urgensi Akhiri Aksi Perundungan



Tinta Media - Di dunia pendidikan saat ini kian hari kian memprihatinkan. Bagaimana tidak, angka kasus aksi perundungan bukannya semakin berkurang, yang ada malah semakin bertambah. Korban perundungan bukan hanya kepada sesama siswa tapi juga ada yang dengan lancangnya melakukan perundungan kepada guru sendiri. Tak hanya terjadi di dalam institusi sekolah saja namun juga terjadi di lembaga pondok pesantren. 

Miris memang, di saat orang tua menyekolahkan anak untuk dididik dan dibina agar menjadi pribadi yang berwawasan luas dan budi pekerti yang luhur sesuai dengan cita-cita orang tua, malah jadi bumerang. 

Kurikulum pendidikan saat ini tersistematis membentuk kepribadian individu para siswanya menjadi individu yang sekuler. Tanpa disadari membentuk karakter penindas yang mengesampingkan iman. Mereka tak peduli aksinya itu berdosa atau tidak, tak peduli juga bisa membuat korbannya terkapar, yang penting bisa menyalurkan emosinya sampai puas. 

Sebelum makin banyak lagi korban perundungan, seluruh elemen yang memiliki wewenang dalam mengatur sistem pendidikan harus cepat tanggap beralih ke sistem pendidikan Islam yang mengutamakan pembentukan aqidah, pola pikir dan pola sikap sesuai dengan aturan Islam.

Oleh: Siti
Sahabat Tinta Media

Kamis, 03 November 2022

Analis: Urgensi Pemimpin Tingkatkan Kapasitas dan Kelas dalam Wujudkan Perdamaian Dunia

Tinta Media - Analis Senior Pusat kajian dan Analisis Data (PKAD) Hanif Kristianto mengungkap urgensi peningkatan kapasitas dan kelas seorang pemimpin jika ingin turut serta dalam mewujudkan perdamaian dunia. 

“Apapun latar belakangnya, kalau dia sudah menjadi seorang pemimpin, artinya dia harus meningkatkan kapasitas dan kelasnya,” ungkap Hanif dalam Kabar Petang: Jokowi Mampu Urus Perdamaian Dunia? di kanal YouTube Khilafah News pada Selasa, (1/11/2022). 

Ungkapan tersebut disampaikan untuk menyoroti pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan bahwa akan ada banyak negara yang meminta tolong kepada Presiden Jokowi yang dulunya tukang kayu terkait isu perdamaian dunia. Hanif kemudian menunjukkan bagaimana posisi Indonesia masih terkungkung dalam rumah besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

“Jadi, saya ingin mengambil contoh terkait tindakan Indonesia kepada Palestina. Kalau saya amati, Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri, Bu Retno dan melalui forum-forum dunia juga menginginkan perdamaian di Palestina. Namun, Indonesia tidak jauh berbeda dengan PBB yang mengingkan solusi dua negara. Artinya, Palestina berdampingan dengan Israel,” bebernya.  

Analis Politik dan Media tersebut pun mempertanyakan kemampuan Jokowi melawan kekuatan besar yang berhimpun dalam PBB. Menurutnya, Indonesia belum mampu melakukan perdamain dunia tanpa dukungan negara-negara lain. 

“Karena terkait ketidakadilan dan penjajahan global, mereka memiliki kekuatan persenjataan, kekuatan ekonomi dan sebagainya,” tegas Hanif.

Hanif memberi sebuah pemisalan, jika Indonesia hendak mengirimkan tentara ke Palestina untuk melawan hegemoni Israel, maka dibutuhkan banyak biaya. Hal ini justru dikhawatirkan dijadikan alasan untuk menambah utang.
 
“Amerika sendiri dalam perang global baik di Afganistan, di Irak dan di beberapa negara muslim yang lain sudah menghabiskan dana yang luar biasa. Bahkan melebihi dana APBN,” imbuhnya.

Komitmen Presiden Jokowi untuk membuktikan kemampuannya melawan ketidakadilan dan penjajahan global masih ditunggu. Hanif mengingatkan bahwa, Indonesia saat ini juga masih berada dalam hegemoni dan penjajahan global. 

“Mampukah Presiden Jokowi, secara pribadi selaku kepala negara menolak penjajahan dan ketidakadilan untuk Indonesia? Apalagi untuk negara-negara yang lain?” tutupnya. [] Ikhty

Minggu, 02 Oktober 2022

URGENSI HALAQAH, MOTIVASI RUHIYAH DAN KAJIAN TAFSIR UNTUK MELAKONI PERJUANGAN MENEGAKKAN SYARIAT ISLAM

Tinta Media - Halaqah adalah aktivitas yang sangat penting dalam melakoni perjuangan menegakkan syariat Islam. Halaqah adalah metode untuk menginternalisasi ideologi Islam kepada para pengemban dakwah, agar memiliki kepribadian Islam (Syakhsiyah Islam).

Dalam halaqah, pembinaan tidak hanya pada pola fikir saja (fiqriyah), melainkan juga pola sikap (nafsiyah). Dalam halaqah, seorang pengemban dakwah dibina untuk disiplin, mentaati aturan halaqah dan memiliki aqliyah dan nafsiyah yang tsiqoh (percaya) kepada Musyrif (pembina) hingga jenjang kepemimpinan diatasnya.

Halaqah adalah madrosah (sekolah) sekaligus kawah candradimuka (ajang glady) bagi setiap pengemban dakwah untuk mengarungi samudera kehidupan. Halaqah adalah tempat menempa dan membina kader-kader dakwah yang dipersiapkan untuk menjadi pejuang Islam yang tangguh dan menjadi pembela islam yang terpercaya.

Adapun aspek ruhiyah, adalah motivasi tertinggi yang menggerakkan setiap pengemban dakwah untuk berjuang dan ridlo serta ikhlas mempersembahkan pengorbanan untuk dakwah. Bahwa, hanya ridlo Allah SWT dan Jannah-Nya, yang menjadi penggerak bagi setiap pengemban dakwah untuk mengarungi samudera dakwah.

Tak boleh terbesit motivasi dunia, meskipun hanya sebesar biji zarrah. Pengemban dakwah, tak boleh lagi terpicing matanya dengan sekerat tulang dunia yang tidak mengenyangkan. Matanya jauh memandang kesana, ke kampung akherat, dimana kakek buyutnya Adam AS dan teladannya Rasulullah Muhammad SAW telah menunggunya untuk kembali.

Pengemban dakwah harus memiliki visi pulang ke kampung halaman, yakni kembali ke Surga. Kakek buyut pengemban dakwah, yakni Adam AS -meskipun pernah salah, tapi akhirnya menemukan jalan pulang ke Surga- begitu pula para pengemban dakwah. Harus sampai ke Surga, melalui semangat berjuang semata-mata karena ingin meraih ridlo Alllah SWT.

Dalam berinteraksi dakwah, pengemban dakwah harus dekat dengan al Qur'an. Pengemban dakwah harus menjadikan al Qur'an sebagai pedoman hidup, sumber UU untuk mengarungi samudera kehidupan.

Fiqh dan hukum-hukum al Qur'an penting dipelajari, termasuk penting mempelajari ilmu tafsir al Qur'an. Agar tidak salah memahami al Qur'an, dan tidak jauh dari apa yang dikehendaki al Qur'an.

Agar dapat membela al Qur'an dari pelecehan seperti yang dilakukan oleh Eko Kunthadi. Tafsir adalah methode yang penting untuk memahami al Qur'an dan menggali hukum darinya.

Demikianlah, urgensi Halaqah, Aspek Ruhiyah dalam dakwah dan pemahaman yang sahih terhadap al Qur'an melalui ilmu tafsir. Semoga, kita semua bisa menjadi pengemban dakwah yang memiliki syakhsiyah Islam yang ditempa melalui halaqah, berjuang semata hanya untuk mencari ridlo Allah SWT, dan menjadikan al Qur'an sebagai sumber hukum dan pedoman hidup, dengan mempelajari ilmu tafsir untuk memahaminya. 

Ya Allah, jadikan kami berkepribadian Islam. Ikhlas berjuang semata hanya karena mengharap ridlo-Mu, dan selalu dekat dengan kitab suci Al Qur'an. [].

Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

https://heylink.me/AK_Channel/

Jumat, 22 Juli 2022

Ulama Aswaja Tapal Kuda Ungkap Urgensi Penegakan Khilafah


Tinta Media - Menanggapi penderitaan di dunia saat ini akibat cengkraman penjajahan negara-negara adidaya berideolagi Kapitalisme, Ulama Aswaja Tapal Kuda mengungkapkan urgensi menegakkan Khilafah menurut para Ulama.

“Sementara itu, para Ulama juga menjelaskan tentang urgensitas Khilafah dan kewajiban menegakkannya,” ujarnya dalam acara Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda: Khilafah di Mata Fuqoha, Negara Terkuat di Masa Depan, Kamis (21/7/2022), di kanal YouTube Bromo Bermartabat.

Khilafah Islamiyah adalah sistem kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim di dunia untuk menerapkan hukum-hukum Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia, katanya, sampai para sahabat lebih mendahulukan membaiat Kholifah daripada merawat jenazah Rasulullah SAW.

“Al-Allamah Al-Imam Ibnu Hajar Al-Haitamiy Al-Makkiy Asy-syafi’i menyatakan:

اِعْلَمْ أَيْضًا أَنَّ الصَّحَابَةَ رِضْوَانَ اللهِ تَعَالَى عَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ أَجْمَعُوْا عَلَى أَنَّ نَصْبَ الْإماَمِ بَعْدَ اِنْقِرَاضِ زَمَنِ النُّبُوَّةِ وَاجِبٌ بَلْ جَعَلُوْهُ أَهَمَّ الْوَاجِبَاتِ حَيْثُ اشْتَغَلُوْا بِهِ عَنْ دَفْنِ رَسُوْلِ اللهِ وَاخْتِلَافِهِمْ فِي التَّعْيِيْنِ لَا يُقْدَحُ فِي الْإجْمَاعِ الْمَذْكُوْرِ

Ketahuilah pula bahwa pada Sahabat ridhwanallahi Ta'ala 'alaihim semuanya sepakat bahwa mengangkat seorang imam setelah berakhirnya zaman kenabian adalah wajib. Bahkan mereka telah menjadikannya (mengangkat Khalifah) sebagai kewajiban paling penting ketika mereka lebih sibuk dengannya (proses pemilihan dan pengangkatan Khalifah) dari pada memakamkan jenazah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Perbedaan mereka dalam penentuan (siapa yang menjadi Khalifah) tidak menghapus Ijma' yang telah disebutkan,” bebernya.

Ulama dari bebagai daerah Tapal Kuda seperti Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang ini juga menjelaskan bahwa Ahlu Sunnah, Murji’ah dan Khawarij bersepakat untuk mentaati Imamah (Kholifah) yang adil menegakkan hukum Allah SWT dalam segala urusannya.

“Al-Hafidz Abu Muhammad Ali Ibn Ahmad Ibn Hazem Adz-Dhahiri berkata:

اتّفق جَمِيع أهل السّنة وَجَمِيع المرجئة وَجَمِيع الشِّيعَة وَجَمِيع الْخَوَارِج على وجوب الْإِمَامَة وَأَن الْأمة وَاجِب عَلَيْهَا الانقياد لإِمَام عَادل يُقيم فيهم أَحْكَام الله ويسوسهم بِأَحْكَام الشَّرِيعَة الَّتِي أَتَى بهَا رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم حاشا النجدات من الْخَوَارِج

'Ahlus Sunnah, seluruh murji’ah, dan seluruh khawarij sepakat atas wajibnya imamah dan bahwa sesungguhnya umat Islam itu wajib atasnya untuk terikat dengan seorang Imam yang adil yang di dalamnya ditegakkan hukum Allah serta mengurus mereka dengan hukum-hukum syariat yang Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam datang dengan syariah tersebut ..yang mengejutkan firqah al Najdat dari kalangan khawarij (juga menyetujuinya)…' Itulah Daulah Khilafah Islamiyyah yang merupakan wa'dun minallah janji dari Allah dan Busyra Rasulillah kabar gembira dari Rasulullah,” jelasnya.

Dalil-dalil yang menunjukkan kewajiban mendirikan Khilafah sangat banyak, dari Al-Quran, As-Sunnah, dan Ijma' Sahabat, katanya. Dalil Al-qur’an surat Al-Maidah ayat 49.

وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ

"Hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang telah Allah turunkan, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka, dan berhati-hatilah terhadap mereka supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian wahyu yang telah Allah turunkan kepadamu." (QS. Al-Maidah: 49), Mafhum-nya adalah hendaknya kaum Muslim mewujudkan seorang hakim (penguasa) setelah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam untuk memutuskan perkara di tengah-tengah mereka sesuai dengan wahyu yang telah Allah turunkan,” bebernya.

Dalil As-Sunnah, lanjutnya, diriwayatkan oleh Nafi’ bahwa Nabi Muhammad SAW mewajibkan kaum Muslimin agar dipundaknnya terdapat baiat kepada Khalifah bukan kepada yang lain dan mensifati sebagai orang mati seperti kematian Jahiliah yang tidak ada baiat.

“la berkata: Abdullah bin Umar telah berkata kepadaku: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, pernah bersabda:

مَنْ خَلَعَ يَداً مِنْ طَاعَةٍ لَقِيَ اَللَّهَ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ لاَ حُجَّةَ لَهُ وَ مَنْ مَاتَ وَ لَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً

"Siapa saja yang melepaskan tangan dari ketaatan, la akan menjumpai Allah pada Hari Kiamat kelak tanpa memiliki hujjah, dan siapa saja yang mati, sedangkan di pundaknya tidak terdapat baiat (kepada Khalifah), maka ia mati seperti kematian Jahiliah." (HR. Muslim),” ungkapnya.

Oleh karena itu, Ulama aswaja tapal kuda mengajak kaum Muslimin untuk turut berjuang menegaggak Khilafah sebgai tajul furudl (mahkota kewajiban) dengan metode Nabi SAW lakukan.

“Maka, hendaknya kaum muslimin memperjuangkan tegaknya Khilafah, yang merupakan tajul furudl mahkotanya kewajiban. Dengan mengikuti dan menyesuaikan metode yang telah diteladankan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam; yang bersifat fikriyah, siyasiyah, la madiyah, tidak dengan kekerasan,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab