Tinta Media: Urgen
Tampilkan postingan dengan label Urgen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Urgen. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 Desember 2022

Kasus Pelecehan Islam Terus Berulang, Ulama Aswaja Kedu: Penting Diterapkannya Sistem Khilafah

Tinta Media - Berulangnya kasus penistaan, penghinaan, dan pelecehan ajaran Islam menurut para Ulama Aswaja Kedu, menjadi alasan penting ditegakkannya sistem Khilafah. “Inilah pentingnya ditegakkannya sistem Khilafah,” tutur para ulama aswaja dalam acara Multaqa Ulama Aswaja Kedu: Lagi-lagi Pelecehan Ajaran Islam, Jangan Main-main Dengan Ajaran Islam, Ahad (18/12/2022) di Pondok Pesantren al-Ghazali, Temanggung, yang ditayangkan secara live streaming di kanal Youtube Kedoe TV. 

Menurut para ulama Aswaja Kedu, Khilafah akan menyelamatkan umat manusia dari cengkeraman kapitalisme. Khilafah akan menjadikan Indonesia lebih baik bahkan manusia di dunia ini. “Khilafah adalah ajaran Islam yang mulia, sistem pemerintahan warisan Rasulullah Saw.,” jelas para ulama.   

Lanjut para ulama, Khilafah sebagai pemimpin akan melindungi umat Islam dan ajarannya serta memberikan kebebasan kepada umat agama lain untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya. Mereka hidup berdampingan tidak akan ada diskriminasi.

“Khilafah hukumnya wajib berdasarkan dalil Al-Qur’an, Hadits, Ijma’ Sahabat maka menjadi kewajiban bagi kaum muslimin untuk berdakwah menyampaikan ajaran Islam yang mulia ini,” terang para ulama.

Para ulama menjelaskan, dengan sistem Khilafah inilah segala bentuk penistaan terhadap ajaran Islam dan perampokan kekayaan negara oleh pemilik modal yang bekerja sama dengan penguasa bisa dihentikan.

“Umat Islam harus menyadari dan mendukung dakwah khilafah agar mereka bisa hidup aman, tenteram, dan sejahtera di negeri yang gemah ripah loh jinawi. Negeri yang akan dikelola dengan syariah Islam untuk kepentingan umat dan menghapus kepentingan oligarki. Negeri akan sejahtera di bawah naungan Khilafah,” seru para ulama.

Pernyataan sikap disampaikan oleh para Ulama Aswaja Kedu Raya agar aparat penegak hukum menangkap para pelaku penistaan agama Islam. "Umat Islam harus turut berjuang dan mendukung khilafah untuk menggantikan sistem kapitalisme sekuler yang rusak dan merusak," pungkasnya. [] Wening Cahyani

Kamis, 22 Desember 2022

Pindah Ibukota Negara, IJM: Belum Urgen dan Prioritas

Tinta Media - Narator Indonesia Justice Monitor (IJM) menilai pemindahan ibukota negara belum urgen dan prioritas.

"Alhasil, pemindahan ibukota negara ke Kalimantan Timur sejatinya masih belum menjadi urgen dan prioritas dalam mendorong tumbuhnya ekonomi saat ini," tuturnya dalam Aspirasi Rakyat: Proyek IKN akan Jadi Hambalang Baru? Jumat (16/12/2022) di kanal YouTube Justice Monitor.

Ia menilai ambisi pemerintah melanjutkan proyek pembangunan ibukota negara atau IKN dianggap sebagian pengamat berpotensi gagal. "Pasalnya hingga kini dinilai masih terkendala pembiayaan," ungkapnya.

Ia melanjutkan bahwa sejumlah ekonom menilai iming-iming dan insentif yang ditawarkan pemerintah belum cukup menarik investor untuk menanamkan modalnya di ibukota negara (IKN Nusantara) terlebih investor asing. "Faktor lain yang membuat IKN tidak menarik investor global adalah faktor kelayakan," terangnya.

"Investor masih akan berpikir ulang untuk menanamkan investasi ke ibukota baru karena membutuhkan waktu lama untuk balik modal," bebernya.

Ia juga menyampaikan prediksi bahwa dalam waktu 10 hingga 15 tahun ke depan pembangunan IKN akan cenderung mengandalkan APBN. Sementara itu terutama investor lokal akan cenderung melihat potensi kota-kota sekitar misalnya kota Samarinda. "Penawaran pemerintah mungkin masih kurang menarik. Problemnya bukan pada insentif tetapi kepastian," ulasnya.

"Peneliti ekonomi dari INDEF Nailul Huda menuturkan sempat memprediksi proyek IKN akan berujung seperti Hambalang," tukasnya.

Menurutnya, seharusnya saat ini pemerintah lebih fokus menyelesaikan berbagai masalah ekonomi nasional yang tidak menguntungkan. Tidak hanya berat dan penuh tantangan. Salah satunya kondisi ekonomi global yang unpredictable yang mendorong ketidakpastian. Perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina serta pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat.

"Bahkan berbagai prediksi, dampak pelambatan ini akan mendorong resesi ekonomi di berbagai negara tanpa kecuali Indonesia," pungkasnya.[] Ajira
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab