Tinta Media: Ulama
Tampilkan postingan dengan label Ulama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ulama. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 Agustus 2024

Peran Ulama untuk Umat

Tinta Media - Kerusakan hari ini begitu menyeramkan. Hukum pun tidak bisa tegak secara adil, tidak lepas dari itu pendidikan pun semakin rusak dan remaja pun semakin hancur. Lebih parah lagi ulama pun hari ini banyak yang terdiam di tengah rusaknya umat hari ini.

Lantas, bagaimana negara ini akan keluar dari kehancuran jika mereka yang wajib mengingatkan saja terdiam tak berkutik. Mereka malah tunduk pada penguasa diktator yang zalim seperti ini.

Yang terbaru bagaimana ormas Islam seperti PBNU menerima dengan lapang dada tawaran untuk mengelola tambang oleh pemerintah. Padahal seperti yang kita tahu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) merupakan penghimpun ulama bagi nahdlatul ulama, jika mereka menerima maka bisa jadi itu menjadi boomerang bagi mereka untuk tidak mengkritik pemerintah.

Selain itu juga tidak sedikit dari kalangan ulama yang justru tunduk pada pemerintahan saat ini, bahkan tidak sedikit dari mereka yang mendukung sistem ini padahal sistem ini telah bobrok dan rusak.

Padahal seperti kata imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin bahwa, "Tidaklah terjadi kerusakan rakyat itu kecuali dengan kerusakan penguasa, dan tidaklah rusak para penguasa kecuali dengan kerusakan para ulama."

Maka dari itu, kita tidak perlu heran dengan kondisi kehidupan saat ini, mulai dari rakyatnya hingga penguasanya rusak karena rusaknya ulama yang berada di depan gerbang penguasa.

Padahal sebagai mana yang kita tahu bahwa jihad yang paling utama adalah mengingatkan para penguasa zalim sebagai mana hadis nabi Saw “Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zalim.” (HR. Abu Daud)

Sehingga jadilah umat hari ini  rusak gak karuan, mulai dari rakyat hingga penguasa rusak semua. Tak lepas dari itu semua tentunya bagaimana peran ulama hari ini untuk mengubah keadaan penguasa, dan tentunya dimulai dari introspeksi diri mereka sendiri untuk kemaslahatan umat.

Ulama adalah pewaris para nabi sehingga selayak nya bagi mereka untuk mewarisi keilmuan mereka untuk umat hari ini. Karena banyak dari umat yang mereka justru mencari jalan keluar yang salah karena tidak menemukan kebenaran pada jalan yang mereka cari.

Maka dari itu penting bagi ulama saat ini untuk memberikan pengarahan kepada umat. karena sebuah kewajiban bagi mereka untuk menyadarkan mereka dengan keilmuan mereka.

 Sebab sesungguhnya Allah menyuruh untuk salah satu dari sebuah negara tidak berperang tapi untuk menuntut ilmu guna menjaga umat.

Sebagaimana firman Allah dalam surah At Taubah ayat 22 ' Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.[]

Oleh: Amrullah Azzaky Ali, Santri kelas XI IBS Al Amri

Rabu, 26 Juni 2024

Lalat di Atas Kotoran Lebih Baik daripada Ulama yang Berada di Pintu Penguasa

Tinta Media -- Direktur Rumah Inspirasi Perubahan Indra Fakhruddin menilai  lalat di atas kotoran lebih baik daripada ulama yang berada di pintu penguasa.

"Lalat di atas kotoran itu lebih baik daripada ulama yang berada di pintu penguasa," ungkapnya di acara Bedah Kafah edisi 348: Bahaya Ulama di Pintu Penguasa, di kanal YouTube Rumah Inspirasi Perubahan, Jumat ( 21/6/2024).

Ia menjelaskan, kekuasaan dalam Islam fungsinya untuk menerapkan hukum Islam dan juga sebagai penjaga agama, sehingga para ulama seharusnya memosisikan dirinya untuk membimbing para penguasa, bukan mendatangi penguasa untuk kepentingan dunia.

“Mendatangi penguasa itu boleh saja, namun harus dengan satu misi besar  melakukan amar makruf nahi munkar, bukan untuk mencari harta dan jabatan,” tandasnya.

Ketika para penguasa mengeluarkan kebijakan-kebijakan zalim, sambungnya,  ulama wajib  datang ke penguasa  untuk mengingatkan kekeliruan-kekeliruannya.

“Sekarang ini umat dalam posisi banyak masalah, kita membutuhkan ulama pejuang , ulama yang mendedikasikan dirinya itu untuk betul-betul berjuang di tengah-tengah umat, menyerukan Islam sebagai satu-satunya solusi terbaik untuk negeri ini," pungkasnya . [] Azzaky Ali

Senin, 19 Februari 2024

Cawe-Cawe Dukung Paslon dan Mandulnya Peran Ulama



Tinta Media - Pernyataan mengenai bolehnya seorang kepala negara berkampanye dan berpihak dalam pemilihan umum 2024 lalu disambut baik oleh sejumlah ulama di Kabupaten Bandung.

Menurut mereka, semua orang mempunyai hak demokrasi dan politik yang sama. Pernyataan itu disampaikan kepada JPNN.com, dikutip Senin (5/2). 

Untuk mendukung calon dan wakil presiden tertentu, sejumlah ulama telah bersepakat mendeklarasikan dukungan dan siap membantu untuk mengampanyekannya. Mereka berharap, kepala negara mau terlibat dalam kampanye yang dilakukan oleh sejumlah ulama Kabupaten Bandung.

Begitulah faktanya, ambisi untuk mendapatkan kekuasaan sudah menjadi hal yang wajar dalam sistem demokrasi, bahkan seorang pemimpin juga ikut cawe-cawe dalam masalah dukung-mendukung capres dan cawapres 2024. 

Dalam sistem demokrasi, hal seperti adalah fakta yang tak terbantahkan. Kekuasaan tidak seharusnya dicampuradukkan dengan tindakan sewenang-wenang yang berakibat pada terjadinya pro dan kontra di masyarakat. 

Berkampanye mendukung salah satu paslon adalah sebuah hal tidak etis. Ini merupakan sebuah pelanggaran yang dilakukan oleh seorang pemimpin negara dalam mempergunakan kekuasaan karena kesewenang-wenangannya. 

Dalam demokrasi, tolok ukur perbuatan adalah kepentingan dan keuntungan materi, sehingga tak peduli dengan aturan syariat Islam.

Mirisnya, sejumlah ulama pun ikut terjerumus ke dalam hiruk-pikuk kampanye yang justru mendukung penguasa dalam berkampanye mengusung calon presiden dan wakil presiden. 

Banyak ulama yang secara sadar atau tidak sadar melanggengkan sistem demokrasi dengan menjadi pendukung dan anteknya. Hal tersebut dikarenakan banyaknya ulama yang belum mempunyai pemahaman bahwa tugas ulama adalah menasihati dan meluruskan penguasa jika melakukan pelanggaran. Faktanya, banyak ulama justru ikut masuk ke dalam lingkaran sistem yang jelas-jelas tidak sesuai dengan standar syariat. 

Padahal, sejatinya ulama adalah pewaris nabi yang bertugas mengembalikan penerapan syariat Islam dalam semua aspek kehidupan, bukan untuk mendukung dan ikut terjun dalam sistem warisan penjajah. Ulama adalah panutan bagi masyarakat yang harus membimbing dan mengarahkan masyarakat pada umumnya dan penguasa khususnya menuju perubahan hakiki, yaitu melanjutkan kehidupan Islam. 

Ulama merupakan pengkritik sekaligus penasihat bagi penguasa dalam rangka meluruskan kebijakan-kebijakan dan perbuatan yang menyimpang dari aturan Islam. Menjadikan kehidupan diatur oleh syariat Islam sehingga ulama betul-betul akan menjadi pewaris nabi yang memelihara risalah dan melanjutkan perjuangannya, bukan melanggengkan sistem kufur demokrasi yang jauh dari Islam.

Sudah saatnya umat dan ulama sadar dan mau mengkaji Islam secara keseluruhan agar semakin cemerlang pemahamannya sehingga tahu di mana seharusnya posisinya berada. Semoga sistem Islam segera terwujud sehingga keberkahan akan menyelimuti seluruh alam, Aamiin. 
Wallahu a'lam bishawab.


Oleh: Dartem
Sahabat Tinta Media

Minggu, 12 Februari 2023

Jurnalis: Tak Pantas Ulama Menyatakan Piagam PBB Bisa Dijadikan Sumber Hukum bagi Muslim

Tinta Media - Jurnalis Joko Prasetyo menegaskan orang Islam, apalagi Ulama, sama sekali tidak pantas menyatakan Piagam PBB bisa dijadikan sumber hukum bagi Muslim.

"Orang Islam, apalagi ulama, sama sekali tidak pantas menyatakan Piagam PBB bisa dijadikan sumber hukum bagi Muslim," tuturnya kepada Tinta Media, Sabtu (11/2/2023).

Kalau ada yang seperti itu, lanjutnya, patut dipertanyakan keulamaannya bahkan kemuslimannya. "Jangan-jangan dia memang harus bersyahadat ulang dan taubatan nasuha. Bila tidak, kasihan nasibnya, bukan hanya masuk neraka, tetapi bisa kekal juga di dalamnya," imbuhnya.

Om Joy, sapaan akrabnya memaparkan lima kesalahan fatal apabila ada muslim  apalagi ulama, yang menyerukan Piagam PBB bisa jadi sumber hukum bagi Muslim.

Pertama, menjadikan aturan buatan manusia sebagai sumber hukum. "Padahal yang berhak membuat hukum hanyalah Allah SWT saja, yang dapat digali kaum Muslim dari empat sumber hukum, yakni Al-Qur'an, Hadits, Ijma Shahabat, dan Qiyas Syar'iyyah," ujarnya.

Kedua, bukan hanya menjadikan aturan buatan manusia sebagai sumber hukum tetapi dengan menjadikan PBB sebagai sumber hukum itu artinya, aturan buatan ratusan negara yang beragam akidah dijadikan sebagai sumber hukum. "Tentu saja kesalahannya lebih fatal lagi," tukasnya.

Ketiga, bukan hanya menjadikan aturan buatan ratusan negara yang beragam akidah sebagai sumber hukum tetapi sejatinya aturan dari lima negara veto. "Karena aturan dari ratusan negara tersebut bisa dihapus begitu saja bila Amerika Serikat, Cina, Rusia, Prancis, Inggris memvetonya lantaran dianggap bertentangan dengan kelima negara tersebut. Tentu saja kesalahannya lebih lebih fatal lagi," tegasnya.

Keempat, bukan hanya aturan dari kelima negara pemilik veto tetapi sejatinya aturan dari Amerika Serikat saja. "Karena kesepakatan empat negara pemilik veto tersebut langsung mentah bila Amerika Serikat tidak setuju. Tentu saja kesalahannya lebih lebih lebih fatal lagi," sesalnya.

Kelima, menjadikan Piagam PBB sebagai sumber hukum sama saja dengan menjadikan kafir penjajah Amerika Serikat dengan akidah sekuler dan ideologi kapitalismenya sebagai sumber hukum. "Tentu saja kesalahannya lebih lebih lebih lebih fatal lagi," tandasnya.

Om Joy menjelaskan bahwa sumber hukum dalam Islam itu hanyalah Al-Qur'an, Hadits, Ijma Shahabat, dan Qiyas Syar'iyyah yang semuanya berasal dari akidah Islam saja, semuanya merupakan wahyu dari Allah SWT saja. 

"Hukum buatan manusia, apalagi buatan ratusan negara beragam akidah. Apalagi buatan lima negara pemegang veto, apalagi Amerika Serikat, bukan saja tidak termasuk sumber hukum Islam, tetapi sangat-sangat bertentangan dengan akidah dan syariat Islam 180 derajat," pungkasnya.[] Nita Savitri

Minggu, 25 Desember 2022

BAHAGIA DAN RIDLO MEMBELA ULAMA

Tinta Media - Suatu ketika penulis duduk di ruang pengunjung sidang pada perkara Ustadz Farid Okbah, Ustadz Ahmad Zain an Najah dan Ustadz Anung al Hammat. Karena banyaknya tim PH, kami bergantian mendampingi duduk di kursi pembelaan.

Penulis duduk disamping Ust Andurrahman Syagaf, Sekjen Parmusi. Beliau ini paling aktif membersamai para ustadz dalam setiap persidangan.

Kemudian kami asyik berdiskusi membincangkan perjuangan Islam dan khususnya pembelaan Para Ustadz. Beliau, menilai aktivitas para advokat yang total membela jelas penuh dengan resiko.

Beliau juga bicara soal memikirkan bagaimana membantu membiayai para advokat dalam menjalankan tugas pembelaan. Semestinya, ada donatur yang bisa membantu.

Namun, saat itu penulis sampaikan bahwa sikap batin kami advokat yang membela para ustadz dalam keadaan bahagia. Kami percaya dan yakin, urusan rezeki sudah diatur Allah SWT.

Kami telah mencukupkan rasa bahagia bisa terlibat membela para ustadz. Kami para advokat ingin mendapatkan ridlo Allah SWT, dengan membela Ulama kami.

Jahat sekali rasanya, jika kami diam membiarkan ulama kami dizalimi densus 88. Sangat tidak adab, kami yang diberi ilmu advokat sedikit ini tidak membela para ulama. 

Selain berharap syafaatnya Rasulullah SAW, kelak kami juga berharap syafa'at para ulama. Kami berharap doa dari para ulama, agar kami mendapatkan keberkahan hidup di dunia dan di akherat.

Itu pula yang mendasari kami mengundang sejumlah tokoh dan ulama, untuk memberikan dukungan dan pembelaan kepada para ustadz jelang putusan Senin, 19 Desember 2022. Tidak ada bayaran atas kehadiran KH Fikri Bareno, KH Slamet Ma'arif, Bang Refly Harun, Bang Eggi Sudjana, Bang Mustofa Nahrawardaya. Mereka semua hadir stas kesadaran dan kecintaan kepada Ulama, karena dorongan akidah Islam sebagai sesama saudara muslim.

Bahkan, Bang Refly Harun menyampaikan ide membentuk konsorsium bela aktivis dan ulama yang dikriminalisasi. Agenda pengumpulan tokoh dan Ulama dalam aktivitas yang diadakan Tim Bela Ulama Bela Islam yang lalu juga terinspirasi dari beliau.

Di Tim sendiri, penulis berulang kali mendapatkan ungkapan komitmen pembelaan para Ulama. Bang Ismar, selalu menekankan pentingnya membela para Ulama.

Bang Al Katiri, mendeskripsikan pembelaan para advokat sebagai jihad membela Ulama. Karenanya, kami diminta all out membela.

Bang Herman Kadir menegaskan Para Ustadz bukan teroris. Bahkan, Ustadz Farid adalah figur ulama salaf yang mustahil melakukan tindakan-tindakan teror seperti yang dituduhkan densus.

Bu Srimiguna, yang sudah enjoy dengan bisnis 'Corporat Lawyer' juga mau terjun membela para ustadz. Tentu, dengan konsekuensi harus menanggung sejumlah resiko.

Bang Azam, dalam kesempatan yang sempit wara wiri Surabaya - Jakarta karena suatu urusan, juga tetap menyempatkan ikut bersidang membela para ustadz. Pak Jhou, Bang Iskandar, Bu Nita, Bu Kurnia, Mbak Kartika, Adinda Ricky, Rekan Iqbal, Rekan Sandi, Bang Iskandar, Bang Sony, Bang Toriq, Bang Dedy dan yang lainnya, semuanya konsisten membela para ustadz.

Kembali tentang kebahagiaan batin kami yang berkesempatan dapat membela para ustadz. Kami ingin tegaskan, kebahagiaan dan rasa itu sangat tinggi kedudukannya, harapan mencari ridlo Allah SWT diatas segala-galanya.

Tentu saja, kami juga berharap kepada segenap umat untuk berdoa dan membela para ustadz. Dengan meluruskan pemberitaan media yang selama ini dipenuhi fitnah terhadap para ustadz. Semoga kelak, kita mendapatkan bagian dari ikhtiar membela ulama, membela agama, dengan mendapatkan ridlo dan surga-Nya, amien. [].

Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

Rabu, 21 Desember 2022

WAHAI JAKSA DAN D3NSUS 88, KETAHUILAH! DAGING ULAMA BERACUN!

Tinta Media - Pada sidang Senin (12/12) kemarin dengan agenda duplik Para Ustadz (Ustadz Farid Okbah, Ustadz Ahmad Zain an Najah dan Ustadz Anung al Hammat), Ustadz Farid Okbah menasehati Jaksa yang menuntut dirinya. Pada agenda Replik Jaksa sebelumnya, Jaksa sok tahu dengan mengutip ayat al Qur'an untuk melegitimasi kejahatannya menuntut para ustadz dimuka persidangan.

Pada kesempatan penyampaian duplik, ustadz Farid Okbah meluruskan kekeliruan Jaksa yang telah gagal paham mengutip QS An Nisa ayat 49:


اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ يُزَكُّوْنَ اَنْفُسَهُمْ ۗ بَلِ اللّٰهُ يُزَكِّيْ مَنْ يَّشَاۤءُ وَلَا يُظْلَمُوْنَ فَتِيْلًا


_"Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang menganggap dirinya suci? Sebenarnya Allah menyucikan siapa yang Dia kehendaki dan mereka tidak dizalimi sedikit pun."_

Ayat ini digunakan jaksa untuk menasehati para ustadz, seolah para ustadz sok suci, sehingga tak mau dilabeli teroris. Jaksa telah memposisikan diri lebih hebat dari Ustadz Farid Okbah, sehingga berani lancang mengutip ayat untuk menjustifikasi tuntutannya yang ngawur.

Lalu dalam Duplik, Ustadz Farid Okbah memberikan ilmu kepada Jaksa agar menggunakan kaidah tafsir, ulumul al Qur'an untuk memahami ayat.

Termasuk menjelaskan kaidah Munasabah. Yaitu, memahami konteks ayat dikaitkan dengan ayat sebelum dan sesudahnya.

QS An Nisa 49 tersebut Khitab (seruannya) ditujukan kepada mereka (Pendeta Yahudi dan Nasrani) yang mengingkari al Qur'an. Lantas, apa hubungannya ayat ini dibacakan dihadapan para ustadz?

Belum lagi, setelah gagal menteroriskan ustadz Farid Okbah dalam peristiwa hambalang, dimana ustadz Farid hanya diundang sebagai penceramah, ditangkap dan diteroriskan sementara yang mengundang ceramah bebas. Lalu Jaksa mencoba mengaitkan Ustadz Farid Okbah dengan peristiwa Tretes Prigen dalam dupliknya.

Ini jaksa mau menuntut atau mau membuat cerbung? Dalam persidangan, Jaksa tidak pernah menyinggung, atau menghadirkan bukti dan saksi terkait peristiwa Tretes Prigen. Lagipula, Ustadz Farid Okbak tidak tahu menahu dengan peristiwa ini. Kenapa dimunculkan dalam replik?

Jaksa masih terus ngotot mencari dalih untuk menyalahkan Ustadz Farid Okbah. Tidak puas sepertinya Jaksa melihat Ustadz Farid Okbah dan yang lainnya, dipenjara dalam kasus ini lebih dari setahun.

Apakah Jaksa sudah siap menerima azab didunia dan berhadapan pada Mahkamah Kubro diadapan Allah SWT dan didakwa oleh para ustadz?

Dalam risalah dupliknya, Ustadz Farid Okbah menyampaikan ayat, Allah Ta’ala berfirman,

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)

_“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”_ 

(QS. Asy Syu’aro’: 88).

Ustadz Farid Okbah bersumpah untuk menuntut Jaksa, Hakim, media dan seluruh pihak-pihak yang menfitnah dirinya dihadapan Allah SWT kelak. Sungguh, mereka semua tidak akan pernah tenang baik di dunia apalagi nanti di akherat.

Ibnu Asakir pernah mengingatkan orang-orang agar berhati-hati dalam menjaga lisan dan perbuatan. Jangan sampai menghina, menjelek-jelekkan, atau menyakiti hati dan perasaan ulama.

"Saudaraku, ketahuilah bahwa daging para ulama itu beracun," ujarnya.

Sekarang, siapapun yang menanam pasti akan menuai. Densus 88 dan jaksa yang memfitnah teroris pada para ustadz dan menuntut para Ustadz penjara 3 tahun, silahkan menunggu dan merasakan balasan dari Allah SWT, balasan yang berasal dari doa-doa ulama dan umat Islam yang dizalimi.

Hari-hari kalian kedepan akan penuh penyesalan, rintihan atas bala', musibah dan banyaknya kesempitan hidup. Dan diakherat kelak, bersiaplah untuk dituntut oleh ulama dan segenap umat Islam yang kalian zalimi. Ingatlah! Daging ulama beracun! [].

Oleh : Ahmad Khozinudin, S.H.
Tim Advokasi Bela Ulama Bela Islam, Ketua Umum LBH LESPASS (Lex Sharia Pacta Sunt Servanda)

https://heylink.me/AK_Channel/

Senin, 19 Desember 2022

Ustazah L. Nur Salamah: Ingin Anak Jadi Alim, Muliakan Para Fuqaha yang Terasing

Tinta Media - Pengasuh Kajian Mutiara Ummat Ustazah L. Nur Salamah menjelaskan kembali, ketika menginginkan seorang anak menjadi alim, hendaknya memuliakan atau perhatikan fuqaha (ulama yang faqih fiddiin) yang terasing. 

"Adapun guru kami Asy-Syekh Al-Imam Sadiduddin Asy-Syirazi berkata, siapa yang menginginkan anaknya menjadi seorang alim, hendaknya ia memperhatikan para fuqaha' (ulama yang faqih fiddin) yang terasing, menghormati mereka, mengagungkan mereka, dan memberi mereka sesuatu," ungkapnya pada kajian Kitab Adab Ta'limu Al Muta'alim Thoriqotu Ta a'lum, Selasa (13/12/2022). 

Penjelasan ini menunjukkan adanya peran para penuntut ilmu untuk saling memperhatikan para ulama yang faqih fiddin atau pun pihak keluarganya. "Sebagai penuntut ilmu, hendaknya kita memberikan perhatian, penghormatan, atau memuliakan para fuqaha (ulama yang faqih fiddin) yang terasing. Pada zaman dahulu para ulama ketika menuntut ilmu bukan waktu yang singkat. Bertahun-tahun, bahkan sampai belasan tahun meninggalkan istri dan anak-anaknya demi menuntut ilmu. Jika kita mendapati yang demikian maka seyogyanya kita memperhatikannya. Salah satu caranya dengan mencukupi kebutuhannya sesuai kadar kemampuan kita," bebernya. 

Bunda, sapaan akrabnya juga memberikan contoh lain yang mudah dipahami. "Contoh lain adalah ketika kita menemukan para ulama atau kiyai yang yang mengajar di suatu tempat yang jauh dari masyarakat (katakan sebuah perkampungan yang tidak layak) maka tugas kita hendaknya memperhatikan atau merawat kehidupannya. Sembari memuliakan para ulama maka mohonlah doa kepada Allah agar anak cucu keturunan kita menjadi orang yang alim, dan faqih fiddin," imbuhnya. 

"Jika kita menginginkan anak kita menjadi seorang alim maka rawatlah para penuntut ilmu. Berikan mereka makanan, minuman, atau pun hadiah. Jika anak kita belum alim dan faqih fiddin, maka Insya Allah cucu kita yang menjadi alim dan faqih fiddin," pungkasnya. [] Reni Adelina/Nai

Senin, 05 Desember 2022

Ustaz Ismail: Pelecehan Ajaran Islam Ini Upaya Menghambat Tegaknya Islam Kembali

Tinta Media - Pelecehan yang kerap terjadi terhadap ajaran Islam, Pengasuh Majelis Taklim Ma’anil Quran Probolinggo Ustaz Ismail mengatakan bahwa itu adalah upaya orang-orang kafir untuk menghambat perkembangan Islam dan tegaknya Islam kembali.

“Di antara upaya mereka untuk melenyapkan, menghambat perkembangan Islam dan tegaknya Islam kembali untuk memimpin dunia,” ujarnya dalam acara Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda 1444 H: Bergerak Membela Kehormatan Islam Lagi-Lagi Pelecehan Ajaran Islam, Jangan Main-Main Dengan Umat Islam, Selasa (29/11/2022), di kanal YouTube NgajiPro ID. 

“Intinya, ingin menjauhkan Umat ini dari syariat-syariat Islam, sehingga tidak akan bisa memimpin bangsa dan peradaban dunia saat ini,” imbuhnya.

Ia menjelaskan, dengan mencontohkan pelecehan terhadap Nabi Muhammad SAW melalui karikatur yang digambarkan begitu kejam, Khilafah sebagai ajaran Islam yang mulia diplesetkan dengan kata yang hina, dan panji Rasullulah SAW disebut sebagai bendera teroris, serta pelecehan takbir dan adzan.

“Ternyata, ketika kita melihat dalam Al-Qur'an serta dalam hadits Nabi SAW, hal yang sama telah dilakukan oleh umat-umat sebelumnya,” jelasnya.

Lanjutnya, orang-orang Yahudi melecehkan ajaran Islam dengan memplesetkan syiar-syiar Islam, ketika Allah SWT melalui Nabi Musa SAW memperintahkan Bani Israil masuk ke kota Baitul Maqdis Palestina.

“Allah perintahkan mereka:

وَّادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَّقُوْلُوْا حِطَّةٌ نَّغْفِرْ لَكُمْ خَطٰيٰكُمْ ۗ وَسَنَزِيْدُ الْمُحْسِنِيْنَ

“Masuklah kalian ke dalam kota Palestina Baitul Maqdis tersebut dalam keadaan sujud dan katakan ampuni” Lalu mereka Bani Israil, orang-orang Yahudi tersebut memplesetkan kalimat (حطّة) “Ampuni kami” dengan (حنطة في شعيرة) yang bermakna kami minta tepung gandum, dilakukan oleh orang-orang zalim,” jelasnya. 

“Juga orang Yahudi di zaman Nabi, memplesetkan kalimat salam yang itu menjadi penghormatan yang begitu Agung bagi kaum Muslimin (السلام عليكم) dengan (السام عليكم) yang bermakna “semoga racun ditimpakan pada kalian” maka nabi menjawabnya عليكم “semoga racun itu atas kalian” itu perlakuan mereka terhadap Syariat Islam,” tambahnya.

Parahnya, karakter orang Yahudi ini ada persamaan dengan karakter orang saat ini, katanya, lebih parahnya dilakukan oleh kaum Muslimin. 

“Oleh karena itu, kami para ulama harus melawan, menjelaskan kepada umat, ini adalah bentuk pelecehan yang bisa membuat seorang pelakunya murtad dari Islam, yang harus kita jelaskan, lawan semuanya,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu

Kiai Abdul Muiz: Dua Upaya untuk Menghentikan Pelecehan terhadap Ajaran-ajaran Islam

Tinta Media - Pengasuh Majelis Taklim Al-Hidayah Lumajang Kiai Abdul Muiz mengemukakan tentang dua upaya menghentikan pelecehan terhadap ajaran-ajaran Islam.

“Maka sebenarnya, ada dua upaya untuk menghentikan pelecehan terhadap ajaran-ajaran Islam,” ungkapnya dalam acara Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda 1444 H: Bergerak Membela Kehormatan Islam Lagi-Lagi Pelecehan Ajaran Islam, Jangan Main-Main Dengan Umat Islam, Selasa (29/11/2022), di kanal YouTube NgajiPro ID.

Pertama, umat Islam dan para Ulama harus memberikan penyadaran kepada Umat bahwa membela agama Allah SWT, membela ajaran Islam adalah bagian dari ketaqwaan kepada Allah SWT.

“Sesuai dengan firman Allah SWT:

وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ

Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati” (Surah Al-Hajj; 32), ketika ada pelecehan terhadap ajaran-ajaran Islam maka orang-orang Islam baik itu dari kalangan biasa, lebih-lebih dari kalangan para Ulama, mereka membela ajaran Islam dalam rangka mewujudkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala,” jelasnya.

Kedua, sanksi yang tegas dari negara kepada para penghina, para peleceh ajaran-ajaran Islam, karena tanpa sanksi pelecehan terhadap agama Islam akan terus berlanjut dan terus berjalan sampai kapanpun.

“Daulah Islam, ketika Prancis akan mengadakan pertunjukan pelecehan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, Sultan Abdul Hamid menyampaikan gertakan, hentikan pelecehan itu atau engkau akan melihat tentaraku dan kaum muslimin datang, gertakan semacam itu tindakan yang nyata, dan pelecehan kepada Rasulullah berhenti,” terangnya.

Ia juga menjelaskan, Daulah Islam dalam memberikan hak pelayanan dan perlakuan yang sama kepada rakyatnya antara kaum Muslimin dengan Non Muslim.

“Di dalam peradilan misalnya, ketika Sayyidina Ali melakukan sidang dengan orang Yahudi di pengadilan, ternyata dimenangkan adalah orang Yahudi. Begitu juga ketika Spanyol di Inkuisisi oleh orang-orang Kristen, orang-orang Yahudi pada waktu itu ditampung oleh Daulah Abbasiyah,” ungkapnya.

“Begitu juga ketika Amru Bin Ash melakukan pelebaran masjid, pada saat itu ketika rumah seorang di luar Islam digusur, maka melaporkan Sayyidina Umar ra, maka memerintahkan kepada Amru Bin Ash untuk memperbaiki rumah tersebut, ini adalah bukti sejarah bahwa Daulah Islam memberikan pelayanan terbaik kepada orang-orang di luar Islam,” imbuhnya.

Oleh karena itu, menurutnya, suara kaum Muslimin kedepan sangat penting untuk menentukan arah perubahan Negeri ini untuk memperjuangkan adanya Imamah, pemimpin adil bagi kaum Muslimin yang memelihara kemuliaan dan mampu menjaga kemuliaan kaum Muslimin.

“Fudhail bin Iyadh di dalam Kitab hilyatul Aulia Imam berkata “Seandainya aku memiliki doa satu saja yang Allah SWt kabulkan, maka tentu tidak akan aku gunakan kecuali dalam perkara Imam”, maka dalam penjelasan tersebut karena baiknya suatu Negeri tergantung baik pemimpin,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu

Kiai Haris Abu Wasil: Hentikan Pelecehan terhadap Kaum Muslim dan Syiar Islam!

Tinta Media - Pengasuh Majelis Taklim Nurul Islam Lumajang Kiai Haris Abu Wasil mengingatkan agar menghentikan pelecehan terhadap kaum Muslimin dan Syiar- syiar Islam, jika tidak, kaum Muslimin akan bergerak sendiri.

“Apabila kalian tidak menghentikan pelecehan terhadap kaum muslim, termasuk juga kepada syiar-syiar Islam. Jangan sampai salahkan apabila kaum muslim bergerak sendiri,” ujarnya dalam acara Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda 1444 H: Bergerak Membela Kehormatan Islam Lagi-Lagi Pelecehan Ajaran Islam, Jangan Main-Main Dengan Umat Islam, Selasa (29/11/2022), di Kanal YouTube NgajiPro ID. 

Karena menurutnya, dengan jumlah kaum muslimin yang begitu banyak serta tidak mudah dibodohin lagi dan sudah saat bangkit kembali.

 “Kebangkitan itu adalah suatu keniscayaan karena Allah SWT berjanji
عَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.( An-Nur; 55), janji Allah pasti dan Allah tidak akan menyalahi janjinya,” jelasnya.

Tetapi, ia mejelaskan, umat Islam akan terus dinistakan selama tidak memimpin dunia ini, terlebih lagi Penguasa yang menguasai kaum Muslimin tidak jelas keberpihakannya. 

“Disebutkan dalam Alquran, Allah SWT berfirman:
مُّذَبْذَبِيْنَ بَيْنَ ذٰلِكَۖ لَآ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ وَلَآ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ ۗ
“Mereka dalam keadaan ragu antara yang demikian (iman atau kafir), tidak termasuk kepada golongan ini (orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang kafir) (An- Nisa'; 143)” Pemimpin tidak condong ke Barat (Kapitalis Sekuler) atau ke Timur (Sosialis Komunis), sehingga kebijakan-kebijakannya banyak merugikan kaum muslimin tentunya,” ungkapnya.

Apalagi, lanjutnya, kerjasama Rezim saat ini dengan Partai Komunis Cina (PKR) secara terang-terangan dipublikasikan, ini akan berdampak kepada kaum Muslim yang akan dirugikan, jika pemimpin bergandengan erat dengan musuh Islam karena era Xi Jin Ping saat ini adalah era Neo Mao Tse Tung komunis murni.

“Artinya penguasa ini mengkhianati kaum muslim, yang mana negeri kita adalah mayoritas muslimin, bahkan sampai 85% lebih, ini adalah suatu kejanggalan dalam suatu pemimpin,” bebernya.

Kaum Muslimin harus sadar, katanya, karena suara agama mayoritas di negeri ini hanya dimanfaatkan untuk agenda 5 tahuan, tetapi agama Islam selalu dinistakan, dicap teroris, sebuah manipulasi kaum Muslimin.

“Kita semua harus sadar, kaum Muslimin harus kembali pada yang lurus, termasuk syarat mutlak untuk menjadi Pemimpin kaum muslim adalah Islam, bahkan ketika akan dilantik pun disumpah menggunakan alquranul Karim,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia menghimbau, agar Penguasa segera bertaubat, meminta ampunan Allah SWT karena semua kan dipertanggung jawabkan dihadapan Nya. Begitu juga kaum Muslimin untuk tidak segan-segan membela Islam.

“Bagaimana perintah Allah 
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.( Ali imron 102)” Kita harus membela Islam dengan pembelaan yang sungguh-sungguh,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu

Kiai Nur Huda: Keimanan Patut Dipertanyakan Saat Bungkam terhadap Pelecehan Agama Islam

Tinta Media - Kiai Nur Huda Pengasuh Majelis Taklim Kajian Ahad Malam Lumajang mempertanyakan keimanan seorang Muslim saat diam terhadap pelecehan agama Islam yang kerap terjadi. 

“Agama ini dilecehkan kok kita diam, maka keimanan kita patut dipertanyakan,” ujarnya dalam acara Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda 1444 H: Bergerak Membela Kehormatan Islam Lagi-Lagi Pelecehan Ajaran Islam, Jangan Main-Main Dengan Umat Islam, Selasa (29/11/2022), di Kanal YouTube NgajiPro ID.

Karena menurutnya, kaum Muslimin mempunyai kewajiban untuk membela agama Islam, mengagungkan dan membela syiar-syiar agama merupakan bukti ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

“Dengan ini, Allah SWT memberikan pertolongan kepada kita, karena kita berusaha membela agamanya sebagaimana janji dari Allah subhanahu wa ta'ala
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (surat Muhammad: 7),” terangnya.

Khilafah adalah bagian ajaran Islam, katanya, para Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah seperti Al-Ghazali, Al-Imam Ath-thabari, Al-Mawardi dan para imam lainnya menyepakati bahwa al-khilafah atau imamah bagian dari ajaran Islam yang sangat pokok, tanpanya urusan agama dan dunia tidak akan bisa ditegakkan dengan sebaik-baiknya.

Oleh karena itu, pengasuh majelis taklim ini menyerukan, kaum Muslimin khususnya para Ulama untuk bangkit membela ajaran Islam yang sering dilecehkan, seperti menyamakan tusuk konde dengan cadar, melecehkan Nabi SAW dengan membuat karikatur.

“Maka di masa kita sekarang ini, sering kita lihat bahwa ajaran Islam sering dilecehkan dan bukan cuma sekali, dua kali, bahkan berkali-kali,” tutupnya.[] Lukman Indra Bayu

Minggu, 04 Desember 2022

Sistem Kapitalis Sekuler Penyebab Sering Terjadinya Pelecehan terhadap Syariat Islam

Tinta Media - Sistem kapitalis sekuler yang menaungi sistem kehidupan dinilai menjadi penyebab sering terjadinya pelecehan terhadap syariat Islam khususnya Khilafah.

“Kalau kita perhatikan, bahwa kita hari ini berada dalam sebuah sistem kehidupan yang dinaungi oleh sistem kapitalis sekuler,” ujar Gus Tuhu Pengasuh Majelis Taklim Al-Mustanir Probolinggo dalam acara Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda 1444 H: Bergerak Membela Kehormatan Islam Lagi-Lagi Pelecehan Ajaran Islam, Jangan Main-Main dengan Umat Islam, Selasa (29/11/2022) di kanal YouTube NgajiPro ID. 

Sangat wajar, sistem yang diproduksi oleh orang Kafir Barat, lanjutnya, akan melahirkan kerusakan-kerusakan di bawahnya. Kaum Muslimin tidak akan bisa berharap kepada sistem sesat rusak ini untuk bisa adanya kedamaian, keadilan, dan perlindungan terhadap ajaran Islam. 

“Secara hakiki, bahwa sistem kapitalis sekuler ini adalah sistem kufur sistem yang sesat, sistem yang tidak diridhoi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, karena sistem kehidupan yang diridhoi oleh Allah hanyalah Islam.

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ ۗ   

Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam.(Ali Imron:19),” bebernya.

Ia juga menjelaskan, hanya Islam lah yang diridhoi oleh Allah SWT, dan bahkan hanya Islam, orang-orang beriman itu diperintahkan untuk masuk ke dalamnya secara keseluruhan dan diperintahkan oleh Allah SWT untuk meninggalkan segala yang berasal dari selain Islam.

Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ  

“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (Al Baqarah: 208). 

"Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ (langkah-langkah setan), mengikuti semua hal, semua langkah kehidupan yang bertentangan dengan syariat Allah Subhanahu Wa Ta'ala, seluruh bentuk kemaksiatan, kefasikan, kemunafikan, kekufuran itu adalah langkah-langkah setan yang diperintahkan untuk kita tinggalkan,” jelasnya.

Secara faktual, pengasuh majelis taklim ini menjelaskan, sistem yang merusak dirinya sendiri (self destruktif) ini dalam cara perekonomiannya menimbulkan ketimpangan kaya dan miskin, kenyamanan kemewahan hanya dinikmati oleh para Oligarki. Masyarakat hanya mendapatkan kesengsaraan, kasus-kasus kriminalitas, usaha bunuh diri, stress, narkoba penyimpangan seksual karena ketimpangan ekonomi ini.

“Semuanya itu adalah hasil atau buah dari diterapkannya sistem kapitalis sekuler ini, bagi mereka yang masih memiliki nurani yang jernih, berpikir secara nyata, memiliki perasaan manusiawi, pasti akan membenarkan bahwa fakta hari ini adalah fakta ketidakadilan, bahwa fakta hari ini ada fakta kerusakan,” bebernya.

Oleh karena itu, ia menyerukan, untuk kembali berusaha menjalankan perintah Allah SWT dan meninggalkan segala larangannya, mensegerakan untuk menegagkan kembali syari’at Allah SWT dengan sistem Islam yaitu sistem Khilafah Islamiyah.

“Kalau tidak, maka kita tidak berharap Allah masih memberikan peringatan demi peringatan lagi, kalau Allah SWT sudah marah, kemudian memberikan peringatan, tidak ada lagi hamba yang bisa menolaknya,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu 

Selasa, 15 November 2022

Ulama Aswaja Mewajibkan Khilafah


Tinta Media - Banyak umat Islam bahkan ulamanya sekali pun belum memahami hakikat khilafah. Bahkan tak jarang malah salah faham. Akhirnya menyamadudukkan khilafah semua sistem pemerintahan yang lain yang tidak berasal dari Islam. Padahal para ulama seluruh mazhab telah menyepakati wajibnya khilafah. 

Yang lebih kacau lagi adalah mereka yang bukan ulama yang saman sekali tidak memafahami syariat islam kemudian dengan pongah dan sombongnya menolak khilafah dengan alasan tidak sesuai dengan Demokrasi. Kalo begitu, yang jadi pedoman kita itu syariat Islam atau hukum buatan manusia semisal Demokrasi? 

Berdasarkan dalil-dalil wajibnya khilafah baik al Quran, AS Sunnah maupun ijma' sahabat ra maka para ulama Aswaja tidak pernah berselisih pendapat atas kewajiban menegakkan Khilafah. Imam Alauddin al-Kasani al-Hanafi menyatakan:

وَلِأَنَّ نَصْبَ الْإِمَامِ الْأَعْظَمِ فَرْضٌ، بِلَا خِلَافٍ بَيْنَ أَهْلِ الْحَقِّ ، وَلَا عِبْرَةَ – بِخِلَافِ بَعْضِ الْقَدَرِيَّةِ – لِإِجْمَاعِ الصَّحَابَةِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ عَلَى ذَلِكَ…

Sebab, mengangkat Al-Imâm al-A’zham (Imam Agung) adalah fardhu. Tidak ada perbedaan pendapat di antara ahlul haq (dalam masalah ini). Tidak bernilai sama sekali—penyelisihan sebagian kelompok Qadariyyah—karena adanya Ijmak Sahabat ra. atas kewajiban itu… (Al-Kasani, Badâ’i ash-Shanâ’i fî Tartîb asy-Syarâ’i’, 14/406).

Fardhu, menurut istilah mazhab Hanafi, adalah sebutan untuk “kadar ketetapan” yang secara syar’i ditetapkan berdasarkan dalil qath’i. Mengingkari fardhu adalah murtad dari agama Islam.

Imam as-Sarakhsi menyatakan:

ولهذا يكفر جاحده وموجب للعمل بالبدن للزوم الأداء بدليله فيكون المؤدي مطيعا لربه والتارك للأداء عاصيا
Oleh karena itu, kafirlah orang yang mengingkari fardhu. Fardhu itu wajib untuk diamalkan dengan anggota badan karena di dalam dalilnya ada kewajiban atas pelaksanaannya. Karena itu yang menunaikan fardhu adalah orang yang taat, sedangkan yang meninggalkannya adalah orang yang bermaksiyat (As-Sarakhsi, Ushûl as-Sarakhsi, 1/110).

Tidak ada jalan selamat bagi kita kecuali tunduk patuh dengan syariat Allah yang memang diturunkan untuk rahmat bagi seluruh alam. Wallaahu a'lam.[]

Ustaz Abu Zaid 
Tabayyun Center 

Minggu, 30 Oktober 2022

Dzikro Maulidurrosul, Gus Tuhu: Mampu Melibas Pemikiran-pemikiran Kuffur

Tinta Media - Adanya peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW (Dzikro Maulidurrosul), Gus Tuhu Pengasuh Majelis Taklim Al-Mustanir Probolinggo mengatakan seharusnya mampu melibas pemikiran-pemikiran kuffur.

“Mestinya Dzikro Maulidurrosul hari ini mampu melibas pemikiran-pemikiran kuffur, melibas segala bentuk kegelapan kemudian hanya ada pilihan menuju cahaya Islam,” ujarnya dalam acara Live Streaming Multaqa Maulid Ulama Aswaja 1444 H: Transformasi Dari Kegelapan Kapitalisme / Demokrasi / Komunisme Menuju Cahaya Islam, di Kanal YouTube NgajiPro ID, Senin (24/10/2022).

Karena menurutnya, peneladanan Nabi Muhammad SAW secara kaffah (totalitas), harus meniru meneladani dari segala aspek kehidupannya, tidak berhenti di sosok pribadi saja. Seperti peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW pada masa Salahuddin Ayyubi Mantan Sultan Mesir yang mampu menumbuhkan semangat untuk mengusir orang-orang kafir dari Daulah Islam.

“Maka, tidak ada pilihan bagi kita, kecuali meniru meneladani Nabi Muhammad SAW dari segala aspek kehidupan, kita harus mulai mengatakan kepada masyarakat, kita wajib meniru Nabi SAW secara keseluruhan nya,” bebernya.

“Kalau sudah peringatan maulid Nabi Muhammad SAW bisa seperti itu, maka itulah peringatan yang bermanfaat dan berkah,” imbuhnya.

Bahwa hari ini adalah masa kegelapan, katanya, maka kaum Muslimin harus bertransformasi menuju cahaya Islam yaitu Islam Kaffah, melalui jalan dakwah yang bersifat revolusioner yang dapat merubah sistem, politik, dan tatanan sosial, bukan dakwah secara parsial.

“Masalahnya, kita semua sudah faham atau merasakan bahwa sekarang ini masa kegelapan atau tidak? Karena masih banyak dari kaum Muslimin menikmati yang namanya Demokrasi” ujarnya.

“Maka mengikuti Nubuwah SAW yang sering disebut sebagai bisyaroh rasulullah SAW, maka inilah yang menjadi masa depan cemerlang bagi kaum Muslimin. Semua tenaga, dakwah dan semangat Umat diarahkan menyongsong tegaknya syari’at Islam, itulah hakikat kita menuju cahaya masa depan,” pungkasnya. [] Lukman Indra Bayu

Sabtu, 29 Oktober 2022

Rasullulah SAW Pembawa Perubahan Masyarakat dari Zaman Kegelapan ke Zaman Cahaya Islam

Tinta Media - Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ghuroba' Probolinggo Kiai Budiman mengungkapkan bahwa Rasullulah SAW adalah sang pembawa perubahan masyarakat dari zaman kegelapan menuju zaman cahaya Islam.

 “Karena pada saat itu penuh dengan kegelapan, kemaksiaatan, orang- orang tercelah menjadi orang-orang yang terpuji karena adanya Nabi Muhammad SAW, Mekkah menjadi kota yang diberkati oleh Allah SWT, maka daripada itu datang nya Islam membawa cahaya,” ujarnya dalam acara Live Streaming Multaqa Maulid Ulama Aswaja 1444 H: Transformasi Dari Kegelapan Kapitalisme / Demokrasi / Komunisme Menuju Cahaya Islam, di kanal YouTube NgajiPro ID, Senin (24/10/2022).

Karena menurutnya, aturan yang dibawa oleh Rasulullah SAW berupa syari’at Nya diterapkan pada setiap  perkara dan perbuatan sehingga membawa perubahan kegemilangan dan mahal nilainya dari zaman rongsokan sebelumnya. Keadaan hari ini sama dengan zaman sebelum Rasullulah SAW datang membawa syari’at Nya, penuh dengan pembunuhan, perzinaan, perjudian dan kegelapan lainnya.

“Kenapa seperti itu? Karena Nabi Muhammad SAW membawa aturan tidak dipakai, lebih memilih aturan-aturan yang datangnya tidak dari Islam, akhirnya menjadi kegelapan,” tuturnya.

“Tidak ada nilainya suatu perkara dan perbuatan tersebut jika tidak ada kaitannya dengan Nabi Muhammad SAW, Demokrasi, Kapitalisme, Sosialisme Komunisme ini sambungannya kemana? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718),” imbuhnya.

Oleh karena itu, ia mengajak untuk kembali kepada aturan-aturan Nya yang dibawah oleh Rasullulah SAW dengan menrapkan Islam kaffah di tengah-tengah masyarakat saat ini.

“Bagaimana solulisnya agar Islam kembali berjaya, bersinar lagi? Kembali kepada aturan-aturan yang dibawah oleh Nabi Muhammmad SAW, agar supaya Umat Islam ini bernilai mahal harganya, kalau tidak dipakai, maka akan murah harganya,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu 

Ustaz Nurul Muyasir: Rasulullah SAW Contoh Sosok Pemimpin dari Segala Aspek Kehidupan

Tinta Media - Dewan Asatiz Pondok Pesantren Al-Amri Probolinggo Ustaz Nurul Muyasir mengungkapkan bahwa Rasulullah SAW sebagai contoh pemimpin dari segala aspek kehidupan. 

“Rasullulah adalah sosok seorang pemimpin dari segala aspek, beliau adalah pemimpin di masjid, beliau adalah pemimpin di pemerintahan, bahkan beliau adalah pemimpin di medan perang,” ungkapnya dalam acara Live Streaming Multaqa Maulid Ulama Aswaja 1444 H: Transformasi Dari Kegelapan Kapitalisme / Demokrasi / Komunisme Menuju Cahaya Islam, di kanal YouTube NgajiPro ID, Senin (24/10/2022). 

Menurutnya, Rasulullah SAW pemimpin luar biasa, patut untuk di contoh dalam segala aspek kehidupan, Allah SWT turunkan dengan segala macam syari’at sebagai pedoman dan patokan yang jelas dalam kehidupan ini. ”Semoga dengan adanya sosok mulia nabi Muhammad SAW hidup kita lebih menjadi terarah, dari jalan jahiliyah menuju jalan kebenaran yaitu cahaya Islam,” tututnya.

“Sebagaimana dalam firman Allah SWT surah Al-Ahzab Ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah” imbuhnya.

Lanjutnya, contoh kesabaran dan kelembutan Rasulullah SAW dalam mengahadapi rintangan dakwah dengan cacian dan mengintimidasi secara fisik dengan lemparan kotoran kepada nya. Begitu juga segala macam ucapan dari Rasullulah adalah kebenaran tanpa adanya dusta, sehingga dijuluki sebahai Al-Amin (dapat dipercaya).

Ia juga melanjutkan, anjuran untuk mensyukuri nikmat yang diberikan dengan adanya sosok suri teladan, mengajarkan penghambaan yang hakiki kepada sang pencipta yaitu Allah SWT.

 “Yang memberirikan jalan kebenaran dari jalan kegelapan kepada jalan kebenaran Islam, yang telah memberikan contoh suri teladan dengan segala syari’at yang Allah SWT turunkan kepada beliau,” tutupnya.[] Lukman Indra Bayu 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab