Tinta Media: Tunjangan Penambah Stamina
Tampilkan postingan dengan label Tunjangan Penambah Stamina. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tunjangan Penambah Stamina. Tampilkan semua postingan

Jumat, 19 Mei 2023

Tunjangan Penambah Stamina, Iming-Iming Menjelang Pemilihan Penguasa

Tinta Media - Kabar mengenai tunjangan makanan penunjang daya tahan tubuh terus ramai diperbincangkan. Pemerintah berencana mengalokasikan tambahan anggaran yang akan diterima para ASN (Aparatur Sipil Negara) untuk meningkatkan daya tahan tubuh berkisar Rp18 ribu-Rp25 ribu per bulan (oposisicerdas.com, 13/5/2023). Berdasarkan perhitungan hari kerja (22 hari), maka setiap bulannya para ASN akan mendapat tunjangan makanan penambah stamina sebesar Rp396 rb-550 rb).

Pengadaan anggaran tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49 Tahun 2023 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2024 yang ditandatangani Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Anggaran tambahan tersebut disebutkan akan dimasukkan dalam anggaran Kementrian/Lembaga dan akan disalurkan kepada para ASN pada tahun 2024 mendatang. 

Tentu saja kabar ini menghebohkan jagat maya. Para netizen secara umum tak setuju dengan keputusan pemerintah. Salah satu netizen mengungkapkan kekesalannya, bahwa modus ini salah satu jurus rezim menjelang pemilu, mencoba memperbaiki citra diri di hadapan rakyat. Ada juga yang berkomentar, "Perhatikan dulu nasib para pegawai honorer, yang mendapatkan gaji tak manusiawi." 

Selayaknya, setiap rakyat memiliki hak yang sama dalam pelayanan kehidupan, termasuk pelayanan kesehatan demi menjaga stamina dan kebugaran tubuh. Namun sayang, konsep kapitalisme memiliki pemahaman yang berbeda tentang hal ini. Kapitalisme senantiasa mengutamakan keuntungan material sebagai dasar setiap keputusan kebijakan. Pun demikian halnya dengan anggaran stamina bagi para ASN yang diambil dari anggaran APBN, seolah hanya ASN saja yang berhak sehat. 

Bisa jadi, "suara" ASN pun digiring untuk memenangkan salah satu calon pemimpin negeri ini. Semua dilakukan demi mencapai puncak kekuasaan, tak peduli standar halal haramnya perbuatan. Setelah kekuasaan didapat, dengan mudahnya penyelewengan wewenang dilakukan. Pemimpin pun lupa dengan tugasnya sebagai pelayan rakyat. Inilah wajah buruk sistem kapitalisme. Semua dilakukan dengan topeng dan citra diri di hadapan publik. Wajar saja, pemimpin yang dilahirkan pun pemimpin berakhlak buruk, tak layak menjadi panutan, apalagi menjadi sandaran. 

Sungguh, rakyat membutuhkan sistem yang amanah dalam mengurusi setiap urusan kehidupan. Sistem Islam-lah satu-satunya solusi untuk menyelesaikan seluruh masalah kehidupan. Islam mengurusi setiap urusan umat dengan amanah dan sempurna. Semua dilakukan setiap pemimpin atas dorongan iman dan takwa, karena takutnya atas ancaman Sang Pencipta. Rasulullah saw. bersabda, bahwa seburuk-buruk pemimpin adalah pemimpin yang tak bertanggung jawab atas kepemimpinannya.

Masihkah kita ragu dengan kepemimpinan Islam? Seharusnya sebagai kaum muslimin, kita yakin bahwa Islam-lah satu-satunya sistem sempurna yang mengatur kehidupan. Bukti nyata telah jelas di hadapan mata. Sistem Islam berjaya mengurusi umat hingga mencapai kegemilangannya selama 14 abad lamanya. Wallahu a'lam bisshawwab.

Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab