Tinta Media: Tokoh
Tampilkan postingan dengan label Tokoh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tokoh. Tampilkan semua postingan

Minggu, 22 Oktober 2023

Tokoh Peduli Palestina Menyeru Umat Islam Membebaskan Palestina dengan Jihad dan Khilafah

Tinta Media - Terkait eskalasi serangan Penjajah Zionis Yahudi terhadap Palestina, para Tokoh Peduli Palestina menyeru umat Islam untuk membebaskan Palestina dengan jihad dan khilafah.

"Bebaskan Palestina dengan Jihad dan Khilafah," seru Ustadz Muhammad Ismail Yusanto perwakilan Tokoh Peduli Palestina, Pernyataan Tokoh: Bebaskan Palestina dengan Jihad dan Khilafah, Selasa (17/10/2023) di kanal Youtube UIY Official. 

Tokoh Peduli Palestina mengutarakan empat pernyataan sikap. “Menyikapi perkembangan mutakhir di Palestina, Tokoh Peduli Palestina menyampaikan pernyataan sikap sebagai berikut,” tuturnya.

Pertama, disampaikan keprihatinan yang mendalam atas apa yang terjadi Palestina, khususnya di Jalur Gaza, akibat kebiadaban zionis Yahudi penjajah yang telah menimbulkan kehancuran hebat dan korban yang sangat banyak. 

"Disertai iringan doa, Semoga Allah memberikan kekuatan lahir dan batin pada penduduk Palestina, semoga Allah SWT memberikan surga Firdaus yang paling tinggi untuk para syuhada, dan memohonkan kesembuhan sempurna bagi yang luka serta perlindungan bagi seluruh kaum muslimin yang ada di sana,” ujarnya.

Kedua, problema pokok Palestina adalah penjajahan oleh zionis Yahudi yang telah merampas wilayah itu atas dukungan Inggris. 

“Zionis Yahudi merampas tanah Palestina melalui Deklarasi Balfour pada tahun 1917 sebagai realisasi dari cita-cita berdirinya negara Yahudi yang digagas oleh Theodor Herzl melalui Kongres Zionis Internasional I di Basel pada 1897,” ungkapnya. 


Padahal, menurutnya, secara hakikat wilayah Palestina adalah tanah kharajiyah yang telah menjadi bagian dari negeri Islam sejak masa khalifah kedua sayyidina Umar bin Khattab ra. 

Ketiga, solusi tuntas atas persoalan Palestina melalui jihad fi sabilillah. Hanya dengan cara itu saja penjajahan bisa dienyahkan. Sekian banyak perundingan damai telah dilakukan, bahkan juga ada lebih dari 30 resolusi PBB sudah ditetapkan, tapi semua itu tak membuat mereka menghentikan penjajahan itu. 

"Solusi dua negara (two state solution) harus ditolak karena hal itu sama saja dengan mengakui keberadaan zionis penjajah atas wilayah Palestina,” tegasnya.


Keempat, usaha membebaskan wilayah Palestina dari penjajah zionis akan bisa terlaksana sempurna dengan bersatu dan bangkitnya kembali umat Islam dalam naungan Khilafah. 

 “Khalifah yang akan menggerakkan umat Islam dan tentara yang gagah perkasa untuk melancarkan jihad fii sabilillah mengusir zionis penjajah dari bumi Palestina selama-lamanya,” jelasnya.


Tokoh Peduli Palestina juga menyeru umat Islam, menampakkan kepeduliannya terhadap Palestina dengan memberikan bantuan dana, makanan dan obat-obatan serta doa dan qunut nazilah yang tulus, disertai pengiriman tentara dari seluruh negeri muslim untuk menghentikan kebiadaban penjajahan zionis Yahudi.


“Pengiriman tentara dari seluruh negeri muslim, khusususnya Mesir, Turki, Irak, Indonesia, utamanya negeri-negeri Arab ke sana, karena tindakan militer yang dilakukan oleh zionis penjajah hanya bisa dihadapi dengan kekuatan militer juga. Andai seluruh negeri muslim yang berjumlah lebih dari 40 negara mengirim tentara ke sana, hasilnya akan sangat signifikan,” tegasnya.


Seruan lainnya, bahwa umat Islam yakni harus terus berdakwah dengan istiqamah bagi tegaknya kembali kehidupan Islam yang akan menerapkan syari’ah Islam secara kaffah di bawah naungan Khilafah yang akan menyatukan lebih dari dua miliar umat se-dunia.


“Persatuan itu akan menjadikan umat kuat, khilafah akan melindungi negeri-negeri muslim dan membebaskan seluruh negeri Islam termasuk Palestina dari para penjajah serta terwujudnya izzul Islam wal muslimin,” pungkasnya.[] Evi

Sabtu, 31 Desember 2022

Pemuda Hari Ini adalah Tokoh di Masa Datang

Tinta Media - Narator MMC menyampaikan sebuah ungkapan dalam bahasa Arab, 'Syubbanul aliyaum rijalu Al ghoddi'. "Pemuda hari ini adalah tokoh pada masa yang akan datang," tuturnya dalam Serba serbi MMC: Generasi Muda Cemerlang di Masa Khilafah, Hasil Binaan Sistem Islam, Sabtu (24/12/2022) melalui kanal YouTube Muslimah Media Center. 

Karena itu, lanjutnya, Islam memberikan perhatian besar kepada mereka bahkan sejak dini. Di masa lalu, banyak pemuda hebat, karena generasi sebelumnya adalah orang-orang hebat. Karena itu Khilafah memberikan perhatian besar pada generasi muda ini, Nabi Saw mengajarkan muru auladakum di as-shalati wahum abna'sab'in. "Ajarkanlah kepada anak-anakmu sholat ketika mereka berusia 7 tahun," ungkapnya.

Hadits ini sebenarnya tidak hanya memerintahkan sholat saja, tetapi juga hukum syara yang lain. "Karena sholat merupakan hukum yang paling menonjol sehingga hukum inilah yang disebutkan," jelasnya.

"Selain itu titah ini tidak berarti anak-anak kaum muslim baru diajari shalat dan hukum syara yang lain ketika berusia tujuh tahun," imbuhnya. 

Di masa lalu keluarga kaum muslim menjadi Madrasah pertama bagi putra-putrinya, sejak sebelum lahir dan saat balita. "Orang tuanya telah membiasakan putra-putrinya yang masih kecil untuk menghafal Al-Qur’an dengan cara memperdengarkan bacaannya," ujarnya.

Di usia emas seperti ini anak-anak bisa dibentuk menjadi apa pun tergantung orang tuanya. "Setelah mereka bisa menghafal Alquran di usia 6 atau 7 tahun, mereka pun mulai menghafal kitab-kitab hadits, saat usia 10 tahun mereka pun bisa menguasai Alquran Hadits, juga kitab-kitab bahasa Arab yang berat sekelas Alfiah Ibnu Malik," tegasnya.

*Generasi Islam*

Narator menggambarkan bahwa di era Khilafah bermunculan pemuda yang sudah mampu memberikan fatwa Iyash bin Mu'awiyah, Muhammad bin Idris asy-Syafi'i misalnya, sudah bisa memberikan fatwa saat usianya belum genap 15 tahun.

"Selain penguasaan pengetahuan yang begitu luar biasa mereka juga dibiasakan oleh orang tua- orang tua mereka untuk mengerjakan salat, berpuasa, berzakat, infaq, hingga berjihad. Sosok Abdullah bin Zubair misalnya yang dikenal sebagai ksatria, pemberani tidak lepas dari didikan orang tuanya Zubair bin al-awwam dan Asma binti Abu Bakar," kisahnya.

Abdullah bin Zubair pun, tegasnya, sudah diajak berperang oleh ayahnya Saat usianya masih 8 tahun, dia dibonceng di belakang ayahnya di atas kuda yang sama dengan bekal ilmu dan pembentukan mental yang sehat dan kuat, ditopang dengan pembentukan sikap dan nafsiyah yang mantap. "Kehidupan pemuda di era Khilafah jauh dari hura-hura, dugem dan kehidupan hedonistik lainnya," tutur narator.

"Mereka pun jauh dari stress apalagi menjamah miras dan Narkoba untuk melarikan diri dari masalah. Kehidupan pria dan wanita pun dipisah tidak ada pacaran hingga perzinaan," ungkapnya. 

Narator menyimpulkan, kehidupan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat benar-benar bersih. "Kehormatan atau Izzah pria dan wanita serta kesucian hati atau iffah mereka pun terjaga," ungkapnya.

"Semua itu, selain karena model ilmu, ketakwaan, sikap dan nafsiyah mereka juga sistem yang diterapkan di tengah-tengah masyarakat oleh Khilafah," tegasnya.

Narator mengatakan, kehidupan masyarakat yang bersih ini juga bagian dari tasqif jama'i yang membentuk karakter dan kepribadian generasi muda di zaman itu. "Peran negara masyarakat, dan keluarga begitu luar biasa dalam membentuk karakter dan kepribadian mereka," jelasnya.

Agar masyarakat khususnya generasi muda tidak terperosok dalam ke sia-siaan maka "Mereka harus disibukan dengan ketaatan, baik membaca, mendengar atau menghafal Alquran, Hadis, kitab-kitab tsaqofah para ulama atau berdakwah di tengah-tengah umat dengan mengajar di masjid, kantor, tempat keramaian dan sebagainya," harapnya.

Semuanya ini, menurutnya, memang membutuhkan negara dengan sistemnya yang luar biasa. "Sejarah keemasan seperti ini pun hanya pernah terjadi dalam sistem Khilafah bukan yang lain," pungkasnya.[] Sri
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab