Tinta Media: Tenggelam
Tampilkan postingan dengan label Tenggelam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tenggelam. Tampilkan semua postingan

Minggu, 29 Mei 2022

Orang Tenggelam di Sungai Mati Syahid, Asalkan...


Tinta Media - Kabar hilangnya Emmeril Khan Mumtadz (Eril)  putra Ridwan kamil saat berenang di Sungai Aare, Bern, Swiss, Kamis (26/5), memunculkan pertanyaan, "Apakah orang mati tenggelam, mati syahid?"

“Benar, orang yang tenggelam di sungai termasuk mati syahid, asalkan dia memenuhi dua syarat ketika mati,“ jawab Pakar Fikih Kontemporer KH M. Shiddiq Al-Jawi, S.Si, M.SI. kepada Tinta Media, Jumat (27/5/2022). 

Pertama, dia adalah orang mukmin (muslim), bukan orang kafir (non muslim). 
Kedua, tidak dalam kondisi berbuat maksiat ketika mati tenggelam. “Misalnya, mati tenggelam ketika sedang naik kapal pesiar sambil pesta minum khamr (minuman keras), lalu kapalnya tenggelam karena badai,” jelasnya. 

Mengenai syarat pertama, orang mati syahid itu haruslah seorang muslim, bukan orang kafir (non muslim), sesuai firman Allah SWT:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ 

yaaa ayyuhallaziina aamanuttaqulloha haqqo tuqootihii wa laa tamuutunna illaa wa angtum muslimuun 

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 102) 

Syarat kedua, orang yang mati syahid itu haruslah orang yang ketika mati tidak sedang berbuat maksiat, sebab jika dia mati dalam keadaan berbuat maksiat, berarti matinya adalah mati su'ul khatimah (mati dengan akhir yang buruk). “Orang yang su’ul khatimah tidak layak mendapat syahadah (mati syahid),” tegasnya.

Maka, Kiai Shiddiq mengingatkan perlunya memahami pengertian su’ul khatimah, yaitu: 

سُوْءُ الْخَاتِمَةِ فِيْ الْإِسْلاَمِ هُوَ الْمَوْتُ عَلَى الْكُفْرِ أَوْ عَلَى مَعْصِيَةِ اللهِ

Su’ul khotimati fil Islami huwal mautu ‘alalkufri aw ‘ala ma’shiitillahi

Artinya; “Su’ul Khatimah adalah kondisi seseorang yang meninggal dunia dalam keadaan kafir (tidak beragama Islam) atau dalam keadaan bermaksiat kepada Allah.”(www.al-eman.com) 

“Berdasarkan penjelasan ini, jika seorang muslim misalnya sedang berenang di sungai, dalam keadaan tidak sedang bermaksiat kepada Allah, lalu dia terhanyut oleh aliran sungai dan mati tenggelam, maka insya Allah dia mati syahid,” jelasnya. 

Menurutnya hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW : 
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ: الْمَطْعُوْنُ؛ وَالْمَبْطُوْنُ؛ وَالْغَرَقُ؛ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ؛ وَالشَّهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ. رواه البخاري ومسلم

Assuhadaau khomsatul math’uun; wal mabthuun; wal ghoroqu; wa shohibul hadmi; wasyasyahiidu fii sabilillahi ‘aza wajalla

Artinya: ”Syuhada itu ada lima, yaitu al-
math’un(mati karena wabah tha’un / pes), al-mabthun (yang mati karena penyakit perut diare (is-hal), al-ghariq (yang mati tenggelam di laut, sungai, dsb), shahibul hadam (yang mati tertimpa tembok, gedung, dsb), dan syahid di jalan Allah Azza wa Jalla (di luar perang).” (HR Bukhari dan Muslim). 

Ustaz Shiddiq juga menyampaikan sabda Rasulullah SAW: 

القَتْلُ فَى سَبيلِ اللَّهِ شَهادَةٌ والنُّفَساءُ شَهادَةٌ ، والْحَرِقُ شَهادَةٌ وَاَلْغَرَقُ شَهادَةٌ ، وَالسِّلُّ شَهادَةٌ ، والْبَطْنُ شَهادَةٌ

Al qotlu fii sabilillahi syahadatu wannufasaau syahadatu, wal hariqu syahadatu wa alghoroqu syahaadatu, wassillu syahadatu, wal bathnu syadatu.

Artinya: “Orang yang terbunuh dalam perang fi sabilillah itu mati syahid, wanita yang meninggal saat nifas itu mati syahid, orang yang mati karena kebakaran itu mati syahid, orang yang mati tenggelam itu mati syahid, orang mati karena penyakit paru-paru (TBC dan semisalnya) itu mati syahid, orang yang mati karena penyakit perut itu mati syahid.” (HR Al-Thabrani, dalam Al-Mu’jam Al-Ausath, dinilai shahih oleh Imam Suyuthi dalam Al-Jami’ Al-Shaghir, no.6159).[] Raras

Sabtu, 07 Mei 2022

Tenggelam


Tinta Media  - Gejolak amarah bergemuruh dalam dada
Rasa gundah yang tak mampu kulukiskan dalam barisan kata
Luka karena kecewa menganga dalam sukma
Hingga membuatku tenggelam dalam duka

Dinginnya sikapmu
Membuat suasana kian membeku
Tangisan dan pilu mewarnai setiap kalbu
Tidakkah kau sadari itu

Dunia yang kaupuja
Menyilaukan setiap netra
Harta dan tahta adalah bahagia yang kaukira
Hingga terkubur rasa iba dan cinta

Biarkanlah tinta yang berbicara
Merangkai cerita dari ribuan asa
Seonggok cinta dan perhatian kusuguhkan
Namun, pahitnya prasangka sebagai balasan

Seketika kuterbangun, tersadarkan
Ini adalah lembaran dari kisah kehidupan
Tak akan terlepas dari ujian
Tangis dan tertawa adalah kenikmatan

La tahzan
Allah tak akan pernah membiarkan
Hamba-Nya dalam kesendirian
Kembali luruskan niat serta tujuan
Istiqomah dalam kebaikan dan ketaatan

Batam, 06 Mei 2022

Oleh: L. Nur Salamah
Sahabat Tinta Media 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab