Tinta Media: Teman
Tampilkan postingan dengan label Teman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teman. Tampilkan semua postingan

Senin, 28 November 2022

Ustazah L. Nur Salamah: Hindari Teman yang Malas!

Tinta Media - Aktivis Muslimah Kota Batam sekaligus pemateri dalam Kajian Mutiara Ummat kembali menjelaskan tentang pentingnya memilih teman yakni menghindari teman yang malas dalam semua keadaan. Penjelasan ini masih merujuk dari Kitab Adab Ta'limu Al Muta'alim Thoriqotu Ta'lum, Selasa (22/11/2022). 

"Dari seorang ulama dalam syairnya disebutkan, jangan berteman dengan orang malas dalam kondisi apapun," tegasnya. 

Bunda, sapaan akrabnya juga menegaskan jangan jadikan orang pemalas sebagai teman karib. Malas dalam mengkaji Islam, malas berbuat kebaikan, dan malas menuntut ilmu. 

"Betapa banyak orang sholeh rusak lantaran rusaknya teman karibnya. Teman yang malas dalam berbuat kebaikan. Kebaikan yang dimaksud adalah mengajak kita dalam ketaatan kepada Allah, hidup yang bertambah kebaikan dan dimatikan dalam keadaan khusnul khotimah. Begitulah standar kebaikan dalam pandangan Islam bukan pandangan manusia," tuturnya. 

Maka dalam memilih teman wajib selektif dan berhati-hati. Orang yang tidak baik, bodoh dan usil bagaikan penyakit yang cepat menular. Ia menjelaskan dengan ilustrasi bahwa penularannya lebih cepat daripada virus. 

"Penyakit bodoh cepat menular kepada orang yang kuat, maka harus berhati-hati," ungkapnya. 

"Seperti bara api yang diletakkan di atas abu, akan padam juga. Ungkapan ini dicontohkan seperti kayu bakar, api akan membara ketika banyak kayu kering, akan terus hidup, namun ketika kayu kering tersebut hanya sebatang saja, maka api itu akan padam dengan sendirinya. Begitulah dalam memilih teman, teman yang rusak sebaiknya ditinggalkan. Ketika kita meninggalkan teman yang rusak tersebut, ia tidak akan memiliki kekuatan dan pada akhirnya akan padam dengan sendirinya," ujarnya.

Dalam sebuah hadist dikatakan, "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam). Namun, kedua orang tuanya yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi."

"Setiap bayi yang lahir dalam keadaan fitrah (Muslim). Muslim artinya adalah orang yang berserah diri. Mau jadi apa kedepannya tergantung bagaimana orang tuanya, lingkungannya dan masyarakatnya. Ibarat sebuah kertas yang putih. Jika dihiasi dengan tulisan yang indah maka akan menjadi lembaran yang indah. Sebaliknya, jika kertas tersebut dicoret asal-asalan maka akan menjadi sampah yang tak berguna," bebernya.

Ia mengingatkan peran orang tua terutama ibu sangat menentukan masa depan anak. Mau jadi pemenang atau pecundang. Maka benteng pertahanan terakhir adalah keluarga. Pun diperkuat dengan adanya peran masyarakat dan negara yakni menjadikan agama sebagai landasan kehidupan. Mencampakkan sistem sekuler menjadi sistem Islam 

Pembahasan ini ditutup dengan syair dalam hikmah dengan bahasa Persia. "Teman yang jahat lebih buruk dan berbahaya daripada ular berbisa. Demi Allah, Zat yang Maha Tinggi lagi Maha Suci. Teman yang jahat menyeretmu ke neraka Jahim. Teman yang baik mengajakmu ke surga Na'im," ungkapnya. 

"Jika anda mencari ilmu dan ahlinya, (mencari) orang hadir yang mengabarkan yang tidak hadir. Maka pelajarilah bumi dengan nama-namanya. Dan nilailah seorang teman dari temannya," pungkasnya.[] Reni Adelina/Nai

Sabtu, 19 November 2022

Ustazah L. Nur Salamah Jelaskan Pentingnya Memilih Teman

Tinta Media - Aktivis Muslimah Kota Batam sekaligus penulis dan reporter Tinta Media kembali menjelaskan tentang pentingnya memilih teman dalam menuntut ilmu atau pun hidup bermasyarakat. Penjelasan ini masih merujuk dari Kitab Adab Ta'limu Al Muta'alim Thoriqotu Ta'alum. Hal ini disampaikan saat menjadi pembicara pada kajian rutin mingguan Kajian Mutiara Ummat, Selasa (15/11/2022). 

"Pentingnya memilih teman dalam menuntut ilmu atau pun bermasyarakat. Maka pilihlah teman yang mempunyai semangat atau bersungguh-sungguh," tegasnya.

Selain semangat, lanjutnya, harus memiliki sifat wara' (berhati-hati) atau senantiasa menjaga dirinya, lisannya, sikap dan perilakunya dari sesuatu yang meragukan hingga hal-hal yang diharamkan.

Tidak hanya itu, ia juga mengatakan agar memilih teman yang memiliki tabiat lurus. "Memilih teman harus yang memiliki tabiat lurus. Artinya pilihlah teman yang memiliki kebiasaan yang baik, yang tidak suka melakukan perbuatan sia-sia, seperti hobi menggunjing," ujarnya.

Bunda, sapaan akrabnya juga menyampaikan ketika memilih teman harus yang mudah dalam memahami ilmu (mudah paham).
"Adapun dalam memilih teman seyogyanya, selayaknya yang mudah memahami. Yang mudengan. Jangan yang DDR (Daya Dong Rendah)," candanya.

Dan larilah, kata Bunda, (menjauh) dari teman yang malas, banyak alasan, cerewet, perusak, dan suka memfitnah. Maksudnya, tetap bersikap baik kepada mereka, namun sekadarnya saja. Tidak menjadikannya teman karib.

Dalam penjelasan kajian ini ditutup dengan nasihat seorang penyair. 

"Tentang seseorang jangan kau tanya, cukup lihat siapa temannya. Karena seseorang itu mengikuti teman dekatnya," pungkasnya. [] Reni Adelina/Nai

Selasa, 25 Oktober 2022

Memilih Teman yang Baik

Tinta Media - Teman, apalagi teman akrab apalagi sahabat amat penting. Kepada mereka biasanya kita bercerita tentang hidup. Kemudian minta tanggapan dan nasehat. Bisa dibayangkan jika mereka bukan orang yang layak diambil ilmu dan nasehatnya. 

Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah berkata :

وفى جملة، فينبغى أن يكون فيمن تؤثر صحبته خمس خصال : أن يكون عاقلاً حسن الخلق غير فاسق ولا مبتدع ولا حريص على الدنيا

“Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut : orang yang berakal, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik, bukan ahli bid’ah, dan bukan orang yang rakus dengan dunia” (Mukhtasar Minhajul Qashidin 2/36).

Kemudian beliau menjelaskan: “Akal merupakan modal utama. Tidak ada kebaikan berteman dengan orang yang bodoh. Karena orang yang bodoh, dia ingin menolongmu tapi justru dia malah mencelakakanmu.

Yang dimaksud dengan orang yang berakal adalah orang yang memamahi segala sesuatu sesuai dengan hakekatnya, baik dirinya sendiri atau tatkala dia menjelaskan kepada orang ain. Teman yang baik juga harus memiliki akhlak yang mulia. Karena betapa banyak orang yang berakal dikuasai oleh rasa marah dan tunduk pada hawa nafsunya, sehingga tidak ada kebaikan berteman dengannya.

Sedangkan orang yang fasik, dia tidak memiliki rasa takut kepada Allah. Orang yang tidak mempunyai rasa takut kepada Allah, tidak dapat dipercaya dan engkau tidak aman dari tipu dayanya. Sedangkan berteman denagn ahli bid’ah, dikhawatirkan dia akan mempengaruhimu dengan kejelekan bid’ahnya. (Mukhtashor Minhajul Qashidin, 2/ 36-37)

Nah, InsyaAllah orang orang sholih itu berlimpah dalam komunitas dakwah. Dengan segala lebih dan kurangnya mayoritas mereka adalah orang orang yang sudah memilih hidup dalam taat berjuang menegakkan agama Allah. Maka bersyukur lah jika kita bagian mereka dan Istiqomah lah. Jika belum maka saya ajak, ngaji yuk![]

Ustaz Abu Zaid 
Tabayyun Center 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab