Tinta Media: Teman Berbuka
Tampilkan postingan dengan label Teman Berbuka. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teman Berbuka. Tampilkan semua postingan

Selasa, 18 April 2023

Idealnya Keluarga Muslim Dinaungi Sistem Islam

Tinta Media - Ketua Komunitas mengenal Islam Kafah Dra. Irianti Aminatun menyebut bahwa idealnya kehidupan kaum muslim itu di bawah naungan sistem Islam.
 
"Idealnya keluarga muslim atau kaum muslimin itu hidup dinaungi sistem Islam," tuturnya dalam kajian Teman Berbuka: Keluarga Taqwa Peduli Umat, melalui kanal YouTube Lembur Dakwah, Selasa (11/4/2023).
 
Menurutnya, sistem Islam inilah yang akan membentuk pribadi-pribadi yang takwa serta menjaga ketakwaan individu maupun masyarakat.  
 
"Ini sangat dimungkinkan karena sistem Islam memiliki seperangkat aturan, baik sistem pendidikan, sistem pergaulannya, sistem sanksinya, kemudian juga muhasabah lilhukam," terangnya.
 
Namun Irianti menyayangkan, kaum muslim hari ini hidup tidak dinaungi oleh sistem Islam. “Sistem hari ini yang diterapkan adalah sistem sekuler yang  falsafah dasarnya memisahkan agama dari kehidupan. Karena agama dipisahkan dari kehidupan, maka negara tidak memiliki tanggung jawab yang cukup untuk bisa membentuk pribadi pribadi  takwa, serta masyarakat yang bertakwa," sesalnya.
 
Akibatnya, kata Irianti, tujuan pendidikan dalam keluarga sekuler tidak menekankan agar anggota keluarganya faqih fiddin. Pendidikan hanya ditujukan untuk meraih sukses materi.
 
“Sudah merasa saleh saat sudah menjalankan ibadah ritual, meski hidupnya bergelimang riba. Kebanyakan keluarga berada pada level kehidupan rendah karena mengukur kesuksesan hanya dengan indikator fisik sperti punya rumah bagus, mobil bagus, barang-barang branded dan seterusnya,” imbuhnya.
 
Tidak Egois
 
Irianti menggambarkan kehidupan masyarakat sekuler itu seperti berada dalam kolam yang kotor. Ia menekankan keluarga takwa tidak boleh egois hanya soleh sendiri tapi juga wajib peduli kepada kondisi masyarakat yang kotor tersebut agar menjadi masyarakat yang bersih.
 
“Keluarga takwa  wajib melakukan amar ma’ruf nahi munkar sehingga masyarakat yang keluarga hidup di dalamnya menjadi masyarakat yang bersih,” tandasnya.

Caranya, sambung Irianti mengikuti teladan dari Rasulullah dan keluarganya dalam menegakkan masyarakat Islam. “Yang mengemban dakwah bukan hanya Rasulullah tapi juga  istri beliau Khadijah , putri beliau Fatimah serta menantu beliau  Ali. Semua anggota keluarga menjadi pengemban dakwah,”  terangnya.
 
Irianti juga menekankan bahwa menegakkan masyarakat islam tidak bisa dilakukan sendiri tapi harus ada upaya sinergi dari orang-orang yang punya konsen yang sama untuk merubah masyarakat menjadi masyarakat Islam.
 
“Dengan kepedulian seperti ini kehidupan  keluarga berada pada level kehidupan tinggi untuk kebaikan umat, bukan hanya berkutat memenuhi kebutuhan fisik,” pungkasnya. [] Teti Rostika
 
 

Pembaca Al-Qur'an yang Dilaknat

Tinta Media - Associate Akademi Trainer Boni 
Shallehuddin mengutip isi kitab Ihya Ulumuddin yang menyebut banyak orang membaca Al-Qur'an tapi justru dilaknat oleh Al-Qur'an. 

"Dalam kitab Ihya Ulumuddin Imam Al Ghazali mengutip statment yang disampaikan oleh Imam Anas bin Malik disebutkan begitu banyak orang yang membaca Qur’an tapi justru Al-Qur'an melaknat orang itu," ujarnya dalam #temanberbuka: Pembaca Al-Qur'an yang Dilaknat, Ahad (9/4/2023) di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn. 

Ia heran, ada orang baca Qur’an dilaknat. "Kok bisa? Apalagi sekarang kita berada di bulan ramadhan dimana Allah melipatgandakan amalan yang kita lakukan," ujarnya. 

Lebih lanjut ia mengatakan, ternyata laknat itu terjadi ketika membaca Qur’an orang tersebut tidak mengimani isinya, tidak memahami isinya, tidak mengamalkan isinya, tidak berupaya untuk menghadirkan Al-Qur'an itu di tengah-tengah kehidupan dan tidak mau berjuang untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. 

"Rasulullah yang menjelaskan bahwa siapa yang menjadikan Al-Qur'an di depannya, maka Al-Qur'an akan menghantarkan dia ke surga, sebaliknya siapa yang menjadikan Al-Qur'an di belakangnya maka Al-Qur'an akan mendorong dia masuk nerakanya Allah SWT," tutur Boni.

Ia menghimbau untuk menjadikan Al-Qur’an tidak sekedar dibaca, tapi dipahami, tadabburi, amalkan, dan diperjuangkan. 

"Bulan ramadhan adalah bulan Al-Qur'an, pastikan kita bukan hanya baca Qur’an tapi memahami isinya, mentadaburinya, mengamalkannya, memperjuangkannya hingga Qur’an tegak di muka bumi ini," pungkasnya. [] Robby Vidiansyah Prasetio



Senin, 17 April 2023

Inilah Keutamaan Orang Berilmu

Tinta Media - Mudir IBS (Islamic Boarding School) Insantama Ustaz Choirul Annas, Lc. menyampaikan ada tiga keutamaan orang berilmu yang harus diketahui. 

“Ada tiga keutamaan yang akan diperoleh bagi orang yang berilmu,” tuturnya dalam #temanberbuka : Wajib Simak Ini! 3 Keutamaan Orang Berilmu yang Perlu Kamu Ketahui, Ahad (9/4/2023) di kanal Youtube Khilafah Channel Reborn. 

Ustaz Annas menguraikan dua keutamaan orang yang berilmu di antaranya adalah disejajarkan haknya dengan pemimpin yang adil dan orang-orang yang sudah tua beruban tapi tetap istiqomah dalam Islam. Hal ini, lanjutnya seperti yang disebutkan dalam hadist Rasulullah riwayat Jabir yang artinya : tiga golongan yang tidak direndahkan karena hak mereka kecuali oleh orang-orang munafik. Yang pertama adalah orang yang sudah beruban dalam Islam, yang kedua adalah Imam atau pemimpin yang adil, dan yang ketiga adalah yang mengajarkan ilmu dan kebaikan.

“Ketika kita mau mempelajari ilmu, menambah ilmu yang kita miliki, belajar dengan serius, menghafalkannya, mengajarkannya, mengamalkannya, lalu menyebarluaskannya, maka kedudukan kita begitu istimewa sampai disamakan dengan pemimpin yang adil,” ujarnya.

Mengutip perkataan Imam Ibnu Wahab, ustaz Annas menyebutkan kewajiban orang yang sudah berilmu adalah senantiasa bersikap tenang dan mengikuti jalan orang-orang berilmu sebelumnya. “Bahkan dikatakan oleh Sufyan ast Tsauri : jika aku tidak tahu maka kesusahanku akan berkurang,” tambahnya. Artinya ketika seseorang itu memiliki ilmu, Allah akan tunjukkan kebaikan pada pada dirinya. Pun demikian ketika ia tidak tahu bisa jadi kesusahannya yang akan berkurang,” tambahnya sekaligus menunjukkan keutamaan ketiga bagi orang berilmu.

Dengan belajar ilmu, tegasnya sekali lagi, Allah Swt. telah mensejajarkan kedudukan orang berilmu dengan para pemimpin yang adil dan orang yang istiqomah dalam Islam. “Kalaupun sedikit ilmu yang kita miliki, kesusahan kita juga tetap dikurangi oleh Allah Swt. Syukron lakum,” pungkasnya.[] Erlina

Minggu, 16 April 2023

MR Kurnia: Keluarga Samawa Harus Menjadi Ahlu Al-Qur’an

Tinta Media - Cendekiawan Muslim Muhammad Rahmat Kurnia (MR Kurnia) mengingatkan bagi keluarga muslim yang bercita-cita ingin memiliki keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah (Samawa) harus menjadi ahlu Al-Qur'an.

“Sakinah turun dengan Al-Qur’an, artinya bahwa kalau kita bercita-cita ingin memiliki keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah satu hal yang tidak boleh lupa yaitu keluarga itu harus menjadi ahlu Al-Qur’an,” jelasnya dalam acara Teman Berbuka: Keluarga SAMAWA adalah keluarga yang ahlul Qur'an, di kanal Khilafah Channel Reborn, Senin (10/4/2023).

MR Kurnia mengutip sebuah hadist Rasulullah SAW diriwayatkan oleh Imam Muslim yang menjelaskan jika Al-Qur’an  dibaca dan dipelajari akan turun sakinah dan rohmah. “Bersabda  Rasulullah SAW, tidaklah berkumpul sekelompok orang di salah satu (diantara) rumah Allah, yang mereka itu membaca kitabullah (al-Qur’an), tilawah Al-Qur’an, mereka saling belajar (menderas), mengkaji, mendalami isi dari Al-Qur’an itu diantara mereka, kecuali akan turun sakinah kepada mereka. Dan akan diliputi (mereka itu) oleh rohmah. Dan akan dinaungi oleh malaikat. Dan allah akan menyebut nama-nama mereka disisinya yaitu di forum para malaikat,” ungkapnya.

Ia menambahkan, sakinah itu turun justru di dalam Al-Qur’an bersama dengan Al-Qur’an. “Hanya orang-orang yang dekat dengan Al-Qur’an, mempelajari Al-Qur’an, mengkaji Al-Qur’an, dan mengamalkan Al-Qur’an yang akan turun sakinah dan rohmah kepada mereka,” tambahnya.

Menurutnya, bukan hanya itu, malaikat rahmat akan turun kepada keluarga itu. “Dan jangan lupa meski tidak viral di mata dunia tapi dia akan viral di forum malaikat allah. Akan menyebut-nyebut nama mereka. Nama kelompok itu nama kaum tersebut. Termasuk tentu nama keluarga kita di forum malaikat,” pungkasnya.[] Amar Dani

Jumat, 14 April 2023

UIY: Nikmat Akhirat seperti Samudra dan Seisinya

Tinta Media - “Nikmat Akhirat itu adalah seperti samudra dan seisinya," tutur Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismaeil Yusanto (UIY) dalam acara Teman Berbuka: Nikmat Akhirat Tak Tertandingi, Kamis (6/4/2023) di kanal Youtube Khilafah Channel Reborn.

“Sungguh sangat merugi orang yang mengorbankan yang banyak dan abadi. Karena nikmat di akhirat itu abadi selama-lamanya, jika dibandingkan nikmat dunia yang sangat sedikit itupun sementara,” ungkapnya. 

UIY mengatakan, Baginda Rasulullah SAW memberikan perbandingan yang luar biasa tentang apa yang dinikmati di dunia ini dengan apa yang bakal dirasakan di akhirat. "Kata beliau Baginda Rasulullah SAW, tidaklah nikmat di dunia ini, dibanding dengan nikmat akhirat kelak, kecuali seperti seorang yang mencelupkan ujung jari tangannya itu ke tengah lautan lalu perhatikan apa yang bersisa pada ujung jari itu,” tuturnya.

“Konon orang yang paling kaya di muka bumi ini punya harta lebih dari 3890 triliun rupiah yaitu Elon Musk. Andai kita ini punya kekayaan sebanyak itu, maka tetap saja dia tidak pernah lebih dari air yang menetes dari ujung jari itu. Faktanya kita tidak punya uang atau harta sebanyak itu. Artinya semua yang kita miliki itu jauh lebih sedikit daripada air yang menetes dari ujung jari,” imbuhnya.

Menurutnya, senikmat apapun yang bisa dirasakan selama hidup di muka bumi, itu tidak akan kekal selama-lamanya. Nikmat itu akan dibatasi oleh umur, yang punya kuasa dibatasi dengan kekuasaannya, yang sehat akan dibatasi dengan sakitnya, yang memiliki kekayaan luar biasa pun juga akan dibatasi oleh hidupnya. 

"Semua akan berakhir dengan kematian. Tidak pernah ada orang yang berkuasa terus-menerus, tidak akan pernah ada orang yang hidup terus-menerus, tidak ada kenikmatan abadi di dunia ini, pun juga tidak ada kesengsaraan atau penderitaan yang abadi. Bagaimana caranya atau apa yang bisa memastikan kita akan menikmati kenikmatan yang luar biasa di akhirat kekal abadi, itu hanya satu yaitu iman dan taqwa kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala,” tegasnya.

Lebih lanjut, UIY mengatakan bahwa semestinya semua yang dinikmati itu tidak boleh keluar dari iman dan taqwa, apalagi mengorbankan iman dan taqwa. "Seperti yang kita lihat yang menjadi kecenderungan sebagian atau bahkan mungkin sebagian besar penduduk dunia ini hari, yang mengorbankan iman dan takwanya untuk meraih kekayaan, tidak lagi mengindahkan halal dan haram, dia mengorbankan iman dan takwanya untuk meraih kekuasaan dengan kezaliman, dengan penindasan, dengan penipuan, dan mengorban iman dan taqwanya untuk mendapatkan gadis pujaannya, dia mengorbankan iman dan taqwa untuk meraih kedudukannya dan sebagainya dan sebagainya,” ujarnya.

Padahal semestinya, kata UIY, itu semua didapat untuk meraih dan untuk mewujudkan iman dan takwa. Kekayaan untuk iman dan taqwa, ilmu pengetahuan dan kedudukan untuk keimanan dan taqwa. 

"Bukan sebaliknya. Karena sekali lagi bahwa sebanyak apapun yang kita bisa raih dengan mengorbankan iman dan taqwa di dunia ini, hanya sedikit sekali dan itu tidaklah abadi. Sementara yang kita korbankan dari iman dan taqwa itu sesungguhnya adalah sesuatu yang sangat besar sangat banyak tak terkirakan banyaknya dan itu kekal abadi,” tuturnya.

"Karena itulah penting bagi kita untuk selalu menggunakan kacamata akhirat untuk memandang ini semua sedemikian sehingga kita tidak mudah terpikat dengan apa yang ada di muka bumi ini. Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Allah, jikalau kau menggunakan kacamata akhirat maka sungguh tak ada satupun nikmat dunia yang layak dipertukarkan dengan nikmat akhirat yang dijanjikan oleh Allah subhanahu wa ta'ala,” pesannya.

UIY mengingatkan bahwa puasa itu untuk selalu menjaga iman dan takwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. "Agar kita selamat dalam hidup di dunia hingga akhirat nanti,” pungkasnya. [] Abi Bahrain

KH Yasin Muthohar: Orang Beriman Akan Ditolong Allah SWT

Tinta Media - Mudir Ma'had Al-Abqary KH Yasin Muthohar mengatakan, Allah berjanji akan menolong siapa saja yang beriman kepada-Nya. 

"Allah SWT berjanji akan menolong siapa saja yang beriman kepada Allah, yang beramal sholih, yang berjuang di jalan Allah SWT. Orang yang beriman akan ditolong oleh Allah SWT, dan inilah yang terjadi kepada para Nabi dan kekasih Allah SWT," ungkapnya pada rubrik Teman Berbuka: Pertolongan Bersama dengan Kesabaran di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn, Kamis (6/4/2023). 

Ia mengutip ayat Al Quran surat Al Mu'min ayat 51 yang menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah menolong para Rasul dan orang yang beriman di dunia dan pada hari kiamat. 

KH Yasin Muthohar menjelaskan bagaimana ketika Abu Jahal menghalangi dakwah Nabi dan menyakiti Nabi maka Allah SWT membuktikan janjinya dalam Al Quran Al Alaq ayat 6-19. "Ayat ini menjelaskan tentang pertolongan Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW disaat Nabi sedang sholat di Kabah kemudian Abu Jahal hendak menginjak leher Nabi tetapi dia tidak mampu melakukannya karena Abu Jahal melihat antara dia dengan nabi ada parit api yang menyala-nyala dan ada makhluk yang bersayap menakutkan baginya. Kemudian Allah mengatakan dalam ayat ini andaikata dia tidak berhenti menghalangi dakwah Nabi maka kami akan tarik dengan keras ubun ubunnya," bebernya. 

Ia menjelaskan, begitulah janji Allah kepada Nabi dan siapa saja yang mengikuti perjuangan Nabi mereka akan ditolong oleh Allah SWT, sebaliknya siapa saja yang menghalangi dakwah Allah akan memberikan kehinaan kepadanya. 

"Itulah janji Allah SWT kepada Nabi dan kepada siapa saja yang mengikuti perjuangan Nabi, mereka akan ditolong Allah SWT, dan sebaliknya siapa saja yang menghalangi dakwah maka Allah akan memberikan kehinaan kepadanya seperti Abu Jahal yang mati dalam keadaan hina pada saat perang badar," ujarnya. 

Ia mengajak kepada seluruh kaum muslimin yang tengah berjuang di jalan Allah SWT untuk mendekat kepada Allah tidak perlu takut dengan berbagai kesulitan yang dihadapi, karena Allah bersama orang-orang yang beriman. 

"Wahai kaum muslimin yang sedang berjuang di jalan Allah SWT, mendekatlah kepada Allah tidak perlu takut dengan apa yang terjadi di hadapan kita ketika kita menghadapi berbagai kesulitan dalam jalan dakwah, karena Allah selalu bersama kita. Bersabarlah dengan tetap istiqomah menyerukan kebenaran karena pertolongan Allah selalu dengan kesabaran," tuturnya. [] Robby Vidiansyah Prasetio

Rabu, 12 April 2023

KH Rokhmat S. Labib Jelaskan Makna Kalimatin Sawa’

Tinta Media - Cendekiawan Muslim KH Rokhmat S. Labib menjelaskan makna kalimatin sawa'.

“Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Jarir At-Thabari dalam tafsirnya, al kalimatun adl yakni kalimat yang adil, kalimat yang adil itulah yang dimaksud kalimatin sawa’,” tuturnya dalam acara Teman Berbuka: Larangan Menyembah Selain Allah di kanal Youtube Khilafah Channel Reborn, Rabu (05/04/2023).

Kiai Labib menjelaskan dalam surah Ali Imran ayat 64 Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah SAW untuk menyampaikan satu perkataan kepada ahli kitab yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani. "Untuk mengajak mereka kepada kalimatin sawā yang berarti kalimat yang adil," ujarnya. 

Menurutnya, ayat ini tidak boleh dijadikan titik temu antara keimanan dan kekufuran.
Kalimatin sawa’ bukanlah kalimat persamaan mencari titik temu antara iman dan kufur atau bahkan kita tidak membincangkan iman dan kufur lagi,” lanjutnya.

Ada tiga poin yang dijelaskan apa saja kalimat yang adil dalam ayat tersebut.
Allā na'buda illallāh, agar kita tidak menyembah kecuali kepada Allah, wa lā nusyrika bihī syai`a dan kita tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, wa lā yattakhiża ba'ḍunā ba'ḍan arbābam min dụnillāh dan sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah,” jelasnya.

“Dan ditegaskan ayat ini fa in tawallau apabila mereka berpaling, fa qụlusy-hadụ bi`annā muslimụn maka saksikanlah, katakanlah kepada mereka asy-hadụ bi`annā muslimụn bahwa kita adalah orang-orang muslim,” pungkasnya.[] Muh. Abdul Gani

Selasa, 11 April 2023

Keluarga Pengemban Dakwah, Ustadz MR Kurnia: Bukan Hanya Shaleh Tapi Muslih

Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Rahmat Kurnia (MR Kurnia) menjelaskan bahwa visi misi keluarga muslim menjadi keluarga pengemban dakwah, tidak cukup hanya menjadi keluarga shaleh tetapi juga muslih. 

“Keluarga pengemban dakwah tidak cukup hanya menjadi shaleh tetapi juga muslih," terangnya dalam acara Teman Berbuka: Keluarga Dakwah, Terjaga dari Api Neraka di kanal Youtube Khilafah Channel Reborn, Senin (3/4/2023).

Menurutnya, kalau shaleh itu baik untuk dirinya sendiri tapi kalau muslih, itu berupaya untuk menyebarkan kesalehan ini kepada orang lain. "Sehingga sama-sama menjadi shaleh,” ujarnya. 

Ustaz Rahmat menuturkan, sebagaimana yang dialami oleh Rasulullah SAW ketika awal-awal mendapatkan wahyu terkait keluarga yang tercantum pada surah at Tahrim ayat 6, agar melakukan peringatan kepada keluarga terdekat. “Bahwa keluarga salah satu hal yang sangat penting untuk diajarkan Islam dan Rasulullah SAW sangat berupaya untuk menyampaikan dakwah kepada keluarganya, Khadijah misalnya,” tuturnya.

Ia menambahkan, bahwa memang suatu keluarga di dalam islam itu bukan sekedar keluarga biasa tapi keluarga yang turut menyebarkan kebenaran Islam dan mengemban dakwah islam. 

“Jadi kita masing-masing menjaga diri sendiri. Suami menjaga dirinya, istri menjaga dirinya, anak menjaga dirinya, ayah menjaga dirinya, ibu menjaga dirinya, masing-masing menjaga dirinya dari apa? Dari jilatan api neraka,” jelasnya.

Ia menegaskan, bahwa satu keluarga haruslah menjadi eluarga dakwah. Karenanya tidak heran bukan hanya Rasulullah yang mengemban dakwah tetapi juga istrinya, Khadijah, juga anak-anaknya Fatimah, menantunya sayyidina Ali. 

"Oleh karena itu, ada satu yang tidak boleh kita lupakan yaitu jadikanlah keluarga kita melaksanakan islam dan menyebarkan islam yakni menjadi keluarga dakwah,” pungkasnya.[] Amar Dani

Ustadz Choirul Annas: Bak Pelita Menyinari, Guru Paling Berhak Dimuliakan

Tinta Media - Mudir IBS (Islamic Boarding School) Insantama Ustadz Choirul Annas, Lc.  mengatakan, guru adalah orang yang paling berhak untuk dimuliakan. 

"Guru-guru kita, bak pelita yang menyinari kita dengan cahaya ilmunya, mereka menjadi orang yang paling berhak kita muliakan, kita hormati," ungkapnya pada rubrik Teman Berbuka: Menghormati Orang Berilmu di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn, Selasa (4/4/2023). 

Menurutnya, sikap yang terbaik kepada guru yakni dengan memuliakannya, tetapi sikap yang utama adalah ketika mau mendengarkan, mengamalkan, memahami pelajarannya, menghafal apa yang disampaikan, kemudian menyebarluaskan ilmu yang telah diajarkan padanya. 

Ia menyebutkan, ada empat hal bahkan bagi seorang raja sekalipun ketika melakukannya tidak akan hina. 

"Ada 4 hal yang bahkan seorang raja sekalipun tidak akan hina ketika melakukannya, yang pertama ketika ia berdiri untuk menyambut ayahnya, ketika ia melayani tamunya, ketika ia turun dari kuda tunggangannya, terakhir adalah ketika ia memuliakan guru atau orang yang berilmu," bebernya. 

Oleh karena itu, ia menghimbau untuk memiliki rasa hormat kepada guru. 

"Ini menunjukkan keutamaan orang berilmu, maka kita pun demikian kita harus memiliki rasa penghormatan ikhtirom memuliakan guru-guru kita," ujarnya. 

Ia mengutip hadist riwayat Jabir bahwa Rasulullah SAW bersabda ada tiga golongan yang tidak akan direndahkan dengan hak yang mereka miliki kecuali oleh orang munafik diantaranya, orang sepuh yang tetap istiqomah, pemimpin adil, dan guru yang mengajarkan kebaikan. 

Ia berharap, agar menjadi hamba yang berilmu yang senantiasa menghormati guru. 

"Maka mudah mudahan kita menjadi hamba yang berilmu yang senantiasa menghormari guru kita, memuliakannya dan mengamalkan menyebarluaskan apa yang telah diberikan olehnya," tuturnya. [] Robby Vidiansyah Prasetio

Senin, 03 April 2023

Inilah Beberapa Keistimewaan Ramadhan

Tinta Media - Aktivis dakwah yang juga pengisi channel YouTube Lembur Dakwah, Ustadz Asep Sukmana menyebut beberapa keistimewaan Ramadhan.

Pertama, dilipat gandakannya pahala ibadah.
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabb-nya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi,” tuturnya membacakan hadis riwayat Bukhari di acara Teman Berbuka: Menjaga Spirit Ramadhan Sepanjang Hayat, di kanal YouTube Lembur Dakwah, Kamis (23/3/2023).
 
Kedua, Al-Qur’an turun di bulan Ramadan, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 185.
 
“Diturunkannya Al-Qur'an adalah berkah bagi umat manusia secara keseluruhan, terlebih kaum muslimin. Di situ Allah menurunkan wahyu (syari'at) bagi kaum muslimin, yang berisi petunjuk, perintah dan larangan, untuk membangun peradaban yang tinggi. Jika syariat tidak ada, hidup manusia akan laksana hewan tanpa aturan yang jelas,” terangnya.  
 
Ketiga, turunnya lailatul qodar sebagai bentuk kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya. "Malam lailatul qodar, malam yang sangat diharapkan kaum muslimin. Sungguh banyak keberkahan yang bisa diperoleh pada malam itu, malam yang lebih baik dari seribu bulan," yakinnya.

Sambut Gembira

Mengingat keistimewaan tersebut, Ustadz Asep Sukmana mengajak umat Islam untuk menyambut tamu agung (bulan Ramadhan) dengan gembira dan penuh suka cita.
 
"Ahlan wa sahlan ya Ramadan, marhaban ya Ramadhan, marhaban ya s-Syahru Siyam. Itulah kalimat yang layak kita ucapkan dalam menyambut tamu agung kita. Kita sambut dengan kegembiraan dan penuh sukacita,” ungkapnya  
 
Asep menjelaskan, Ramadhan bulan penuh berkah, penuh ampunan, banyak bonus-bonus, maka wajar disambut dengan sukacita. Ia pun mengutip sabda Rasulullah Saw. sebagai sandarannya. “Barang siapa yang hatinya bergembira dengan hadirnya bulan Ramadan maka diharamkan jasadnya dari api neraka.”

Bulan Latihan
 
Asep menjelaskan, Ramadan merupakan bulan latihan kesabaran agar senantiasa taat kepada perintah Allah, meningkatkan kualitas ibadah, juga lebih banyak taqorub.
 
"Ramadan hanya ajang latihan, tapi pertarungan sesungguhnya bukan hanya di Ramadan tapi sepanjang hayat, karena di situlah sesungguhnya perjuangan kita," tegasnya.
 
Tujuan shaum, ucap Asep, untuk menggapai derajat takwa sebagai cerminan kehidupan mukmin yang sesungguhnya, dengan mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
 
"Dulu Rasulullah Saw. juga berperang di bulan Ramadan. Demikian pun para khalifah setelahnya. Karena itu Ramadan bukan hanya dalam tataran ibadah mahdhah saja, tapi semua ibadah baik ibadah fisik ataupun ibadah spritual,” imbuhnya.
 
Karena itu ia mengajak kepada kaum muslimin agar ibadah shaum tidak menghalangi aktivitas lain. “Shaum jangan menghalangi kita untuk beraktivitas dakwah mencerdaskan umat dengan Islam kafah,” pungkasnya. [] Sri Wahyuni



 

 
 

Minggu, 02 April 2023

UIY: Dunia Bukan Tempat Asli Hidup Manusia


Tinta Media - Menyoroti tentang kehidupan, Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) mengatakan bahwa dunia ini bukan tempat asli hidup manusia.
 
“Jadi, dunia ini bukan tempat asli hidup kita. Tempat asli kita itu di surga. Bukankah nenek moyang kita Adam dan Hawa itu di surga? Oleh karena satu sebab kemudian diturunkan ke dunia,” tuturnya di acara #temanberbuka: Pandangan Akhirat, melalui kanal You Tube Khilafah Channel Reborn, Kamis (30/3/2023).
 
Karena itu Nabi berpesan kepada umatnya agar hidup bagaikan orang asing. “Asli kita bukan di sini (dunia) asli kita di surga. Karena itu kita sedang bergerak menuju ke sana. Cuma sampai atau enggak ke sana itu soal kedua tergantung kepada iman dan amal saleh kita,” sambungnya memberikan penjelasan.
 
Iman dan amal saleh itulah, kata UIY,  yang  akan memastikan sampainya manusia ke tempat aslinya yaitu surga. Pandangan seperti itu, menurutnya adalah pandangan akhirat yang dengan pandangan itu  manusia tidak akan mudah tersimpangkan atau tergoda untuk mengabaikan ketentuan-ketentuan Allah Swt.
 
“Kita akan menjaga hidup kita selalu di dalam jalan keimanan dan  ketakwaan, keimanan dan amal saleh. Kita akan menjadikan halal dan haram itu sebagai tolok ukur perbuatan kita.  Kita akan menjadikan hidup kita ini dikhidmatkan kepada Islam untuk terwujudnya kembali izul Islam wal muslimin (kemuliaan Islam dan umat Islam),” urainya.

Untuk menegaskan betapa hidup di dunia ini sangat singkat, UIY mengutip sabda Rasulullah Saw. yang menjelaskan bahwa hidup di dunia ini seperti pengendara yang bernaung di bawah pohon untuk istirahat kemudian berlalu meninggalkan pohon itu.
 
“Saat kita istirahat di bawah pohon itulah digambarkan oleh baginda  Rasulullah Saw. lama hidup kita di dunia ini,” tandasnya.
 
Oleh karena itu UIY lalu berpesan agar menjalankan hidup ini dengan kacamata akhirat, bukan dengan kacamata dunia.
 
“Kacamata dunia membuat orang tersimpangkan  seperti ini hari, menghalalkan segala cara, melakukan kezaliman, tak henti-hentinya menghambat perjalanan dakwah, menzalimi orang-orang yang mulia, para ulama, para habib,  para pejuang, pengemban dakwah, dan melakukan hal-hal lain yang tidak diridhoi  Allah Swt.,” ujarnya mengingatkan.
 
Memungkasi penuturan, UIY berharap agar umat Islam senantiasa menjaga diri, senantiasa memiliki pandangan akhirat, pandangan yang akan menyelamatkan hidup di dunia hingga akhirat. [] Irianti Aminatun
 

Selasa, 28 Maret 2023

UIY Ungkap Tujuan Utama Ibadah Ramadhan

Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) mengungkapkan tujuan utama ibadah di bulan suci Ramadhan.

"Apa yang menjadi tujuan utama dari kita melaksanakan semua (ibadah) Ramadhan? Yakni diraihnya takwa," tuturnya dalam Teman Berbuka: Puasa Belum Tentu Menjamin Taqwa? Di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn, Kamis (23/3/2023).

Menurutnya, sedemikian penting soal takwa ini, sampai-sampai Allah Subhanahu wa Ta'ala menyediakan waktu secara khusus untuk menempa diri seorang muslim hingga betul-betul bisa mencapai derajat takwa, itulah Ramadhan. "Takwa menentukan posisi kita di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Menentukan posisi kita akan menjadi golongan kanan atau golongan kiri," ujarnya.

"Karena itulah maka semestinya kita  melaksanakan semua (ibadah) Ramadhan ini dengan penuh kesungguhan dan penghayatan," serunya.

Ia mengingatkan bahwa puasa tidak otomatis akan menghasilkan orang yang bertakwa. Puasa hanya akan menghasilkan sosok yang bertakwa hanya jika melaksanakan semua Ramadhan itu dengan sebaik-baiknya dengan penuh penghayatan, dengan kemauan, dengan keimanan, kemauan yang didasarkan pada keimanan. Menjadi seorang yang taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan taat yang sesungguhnya. "Buktinya kita bisa tinggalkan yang halal jika yang halal bisa kita tinggalkan apalagi yang haram, mestinya lebih bisa lagi dan itu dalam waktu yang cukup lama. Hanya ibadah puasa saja yang dilaksanakan dalam kurun waktu yang cukup panjang," tukasnya.

Ia mengingatkan untuk menjadikan takwa sebagai fokus perhatian. Dimana seluruh energi dikerahkan tak lain adalah takwa. Menjadi tema besar hidup seorang muslim, seluruh potensi hidup, waktu, tenaga, pikiran, harta, ilmu bahkan nyawa dikerahkan untuk meraih posisi takwa. "Dengan takwa yang sebenar-benarnya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala," terangnya.

"Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kelancaran dan kebaikan sedemikian sehingga kita bisa meraih derajat takwa yang sebenarnya, Insya Allah," tandasnya.[] Ajira
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab