Tinta Media: Teknologi
Tampilkan postingan dengan label Teknologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teknologi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 25 April 2024

Sistem Islam Melahirkan Pemuda Bijak Teknologi

Tinta Media - Baru-baru ini, dengan bertujuan untuk melindungi anak-anak dari game online, pemerintah telah mengeluarkan peraturan presiden tentang perlindungan anak. Beberapa hal yang memicu kemunculan Perpres ini ialah maraknya tindak kriminalitas, seperti perundungan, kekerasan, pelecehan seksual, serta pornografi dan pornoaksi yang dilakukan anak di bawah umur karena pengaruh game online.

Deputi Perlindungan Anak KPPA Nahar dan psikolog Stenny Prawitasari menyatakan bahwa memainkan game berunsur kekerasan seperti Free Fire akan berdampak sangat buruk pada kesehatan mental dan perilaku emosional anak. Dengan demikian pemerintah akan terus mengawasi konten atau game online yang memiliki unsur kekerasan semacam itu, seperti dilansir oleh news.detik.com, Rabu, 17 April 2024.

Telah nyata bukti di berbagai daerah bahkan di luar negeri bahwa game online, baik mengandung kekerasan atau tidak, tetap memiliki dampak yang buruk bagi generasi muda saat ini, terutama anak-anak. Bagi anak yang belum akil baligh, game online dapat mengurangi daya pikir serta kemampuan motorik anak dalam memecahkan suatu masalah. Belum lagi perkembangan keterampilan sosial dan komunikasi mereka akan terhambat, menyebabkan sifat apatis terhadap lingkungan sekitar, dan lebih jauh lagi bisa menyebabkan autisme pada anak.

Pada anak remaja yang telah akil baligh sekalipun, dampak buruk game online ini banyak sekali. Selain meningkatkan sifat apatisme pada dunia nyata dan orang-orang sekitar, remaja juga rentan terhadap peningkatan sifat agresif jika terlalu sering memainkan game online. Anak jadi mudah berkata kasar, memaki, mencela, dan cepat marah. Apalagi saat mengalami kekalahan dalam permainan. Baik dalam game yang mengandung kekerasan maupun tidak.

Sehingga yang menjadi permasalahan utamanya bukanlah kekerasan itu sendiri. Namun kesalahan pendistribusian teknologi dan digitalisasi yang belum tepat terhadap anak-anak usia dini dan remaja yang belum siap terhadap dampak teknologi yang salah.

Kesalahan pendistribusian teknologi digitalisasi ini terjadi karena pemerintah tidak mampu mengatasi masuknya teknologi dan perkembangan internet yang bertubi-tubi pada masyarakat umum. Segala jenis informasi baik yang buruk maupun yang baik membanjir masuk tanpa adanya filter dari pemerintah. Entah itu sosial media, berbagai macam game online, atau hiburan seperti musik dan film yang non sensor dalam video klipnya. Buku, komik, novel dan aplikasi online yang memuat berbagai macam konten pun ada entah itu pornografi ataupun tidak. Semua bisa diakses dengan bebas oleh siapa saja asal mampu memahami cara kerja teknologi.

Alih-alih membatasi informasi yang masuk, negara justru membiarkan segala jenis informasi beredar bebas di internet sesuai dengan prinsip kebebasan yang diusung kapitalisme demokrasi. Adanya tim sensor KPI pun terbilang hanya sekedar untuk hiasan saja, karena film atau video yang mengandung pornografi atau kekerasan tetap ditampilkan di layar kaca televisi dan internet. Bahkan bisa diunduh secara gratis oleh masyarakat umum tanpa sensor.

Maka sumber dari segala permasalahan generasi muda saat ini adalah sistem kapitalisme demokrasi yang hingga saat ini masih dipegang teguh oleh negara ini. Sistem inilah yang menyebabkan negara membebaskan digitalisasi demi keuntungan sebesar-besarnya namun justru mengakibatkan rusaknya anak-anak dan remaja hari ini.

Sungguh sangat berbeda dengan sistem Islam yang memandang teknologi dan digitalisasi sebagai madaniyah atau alat yang mampu membantu manusia dalam beribadah kepada Allah dan meningkatkan kualitas keimanan umat. Negara Islam akan mengontrol teknologi sebaik-baiknya dan memilah setiap informasi yang beredar bebas di internet. Negara akan membatasi informasi yang masuk adalah yang akan memicu keimanan dan kemajuan umat. Sedangkan informasi buruk seperti hiburan yang mengandung pornografi atau melalaikan dari ibadah kepada Allah, apa pun bentuknya, akan dihalangi dan tidak dibiarkan masuk dan beredar luas di masyarakat. Termasuk juga game online yang dapat melalaikan apalagi merusak mental generasi.

Anak-anak dan remaja membutuhkan pendidikan dan pembentukan kepribadian Islam yang baik. Sehingga negara Islam akan mendukung sepenuhnya segala bentuk teknologi dan digitalisasi yang mampu meningkatkan kualitas pendidikan anak dan remaja. Seperti pelatihan konten kreator, pelatihan desain grafis atau pembuatan video. Pendidikan teknologi ini pun diimbangi dengan pendidikan aqidah Islam yang baik sejak dini, sehingga anak dan remaja akan mampu mengembangkan syakhsiyah islamiyah (kepribadian Islam) terlebih dahulu sebelum memanfaatkan teknologi dalam setiap aktivitas mereka.

Dengan demikian, penggunaan teknologi dan digitalisasi akan menjadi suatu hal yang bernilai ibadah kepada Allah Taala. Sebab teknologi yang digunakan adalah teknologi yang bijak untuk memajukan dan menyejahterakan umat. Anak dan remaja pun akan terpicu untuk mempelajari berbagai jenis teknologi terbaru bahkan menciptakan berbagai hal baru dengan penggunaan digitalisasi yang bijak. Namun hal ini hanya akan terwujud jika Islam menjadi landasan hidup negara dan seluruh masyarakatnya. Karena itu memang sudah saatnya untuk beralih dari sistem kapitalisme yang rusak menuju sistem Islam. Wallahualam bisshawwab.

Oleh : Riannisa Riu 
Sahabat Tinta Media 

Senin, 19 Februari 2024

Kejahatan Teknologi Marak dalam Kapitalisme




Tinta Media - Belum lama kasus korupsi benih Lobster mengudara, kini publik kembali dihebohkan dengan kasus penggelapan dana bansos Covid-19 oleh Mensos. Tak berselang lama, kasus-demi kasus mulai bermunculan. Sebut saja kasus penembakan enam laskar FPI oleh oknum polisi, penangkapan para ulama, serta diskriminalisasi pada mereka. Bahkan,  baru-baru ini ada seorang ibu yang tega membunuh tiga anak kandungnya sendiri. Prostitusi online juga merebak. Angka perceraian meningkat sejak pandemik. Demo Omnibus law kerap menyapa dan masih banyak lagi rentetan persoalan yang semakin menyesakkan. Setiap hari, setiap jam, permasalahan terus menimpa tanpa ada solusi secara pasti.

Benarkah yang terjadi saat ini merupakan buah dari sistem kufur yang diterapkan suatu negara? Indonesia sendiri menganut sistem demokrasi, yaitu kedaulatan berada di tangan rakyat. Namun, slogan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat ternyata hanya pemanis untuk menghibur rakyat saja. Nyatanya, rakyat hanya dibutuhkan untuk menyumbangkan suara.

Kian hari, sistem ini semakin terlihat kerusakannya. Kejahatan makin merajalela. Korupsi makin menjamur. Utang negara makin menggunung.

Dalam Demokrasi, berbagai kebijakan diputuskan oleh rakyat secara tidak langsung melalui suara terbanyak,  tidak memandang baik-buruk atau halal haram. Hal ini sudah sepaket dengan ide sekuler dan liberal yang diterapkan. 

Sekularisme ialah sistem kenegaraan yang  memisahkan agama dengan kehidupan. Agama hanya digunakan  untuk mengurusi masalah ibadah saja, tidak boleh ikut campur dalam politik dan bidang lainnya. Padahal, Allah menjadikan Islam untuk mengatur kehidupan dunia di segala lini, hingga urusan akhirat. Islam adalah rahmatan lil alamin.

Jadi jelas, konsep kedaulatan rakyat merupakan pelanggaran berat. Allah Swt. telah menetapkan hukum yang sempurna untuk mengatur kehidupan dunia sampai akhir zaman. Allah Swt. berfirman : 

اِنَّ الدّین عِندَ الله الاَسلاَمُ وَمَا اختلَفَ الّلذِینَ اُوتُوا الِکتبَ اِلاَّ مِن بَعدِ ماَ جآءَهُمُ الِعلمُ بَغیاً بَینَهُم وَمَن یَّکفُر بِایتِ اللهِ فاَنّ الله سَرِیعُ الحِسَابِ

Artinya : “Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (QS. Ali Imran : 19).

Tidak ada pilihan lain untuk mengatur kehidupan ini selain dengan Islam. Islamlah solusi dari segala masalah. Saatnya kita bersegera menegakkan syariat Islam secara kaffah dalam naungan khilafah Islamiyah. 

Yudha Pedyanto, di dalam bukunya yang berjudul ‘Buanglah Demokrasi pada Tempatnya’ menjelaskan bahwa ada beberapa kejahatan pada Demokrasi :

1. Demokrasi mencampakkan Allah Swt.
2. Demokrasi hanya jadi alat penjajah
3. Demokrasi menyuburkan korupsi berjamaah

Semua sumber dari kejahatan itu adalah  karena mencampakkan Allah Swt. sebagai pembuat hukum. Maka, tidak ada ruang bagi Islam untuk diterapkan. Padahal, demokrasi tidak memberikan apa pun kecuali kerugian dan kerusakan. 

Akan tetapi, masih ada orang-orang yang membenarkan dan mengiyakan sistem rusak ini, bahkan kaum muslimin sekalipun. Mengapa demikian? Mungkin salah satu alasannya adalah karena ketidaktahuan mereka tentang sejarah dan hakikat demokrasi. Parahnya, demokrasi justru digunakan sebagai alat untuk memanfaatkan kepentingan berbagai pihak.

Kendati demikian, jika kita sudah memahami rusaknya sistem demokrasi ini, maka kewajiban kita adalah terus menyampaikan kepada seluruh umat bahwa sistem ini tak layak untuk dipakai. Hanya Islam satu-satunya yang dapat menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan. Allahualam bisawab.


Oleh: Eli Ermawati
Sahabat Tinta Media

Jumat, 16 Februari 2024

Teknologi Dimanfaatkan untuk Kejahatan, Salah Siapa?


Tinta Media - Semakin ke sini, kehidupan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Apalagi ketika berkaitan dengan perkembangan teknologi yang memiliki pengaruh cukup signifikan dalam kehidupan. Pesatnya kemajuan teknologi, khususnya di perkotaan, membuat banyak hal yang bersifat administratif berubah dari cara manual beralih ke teknologi melalui jejaring yang memudahkan akses transaksi berlangsung. 

Bagaimana tidak, mulai dari aktivitas pengeluaran perjalanan, pengurusan masalah perut, hingga keperluan kebutuhan sehari-hari seluruhnya sudah dapat menggunakan aplikasi digital, seperti m-banking, e-money, e-wallet, hingga sistem terbaru keluaran Bank Indonesia, QRIS. Semua memudahkan kita dalam bertransaksi multi-platform. 

Kemajuan teknologi tersebut menjadikan orang-orang berubah persepsi dalam menjalani kehidupan, sehingga sebagian orang cenderung lebih takut tidak terhubung ke internet dibandingkan ketinggalan dompet.

Selain dampak positif dalam hal kemudahan bertransaksi melalui daring, kemajuan teknologi juga memiliki dampak negatif, yaitu kejahatan siber (cybercrime) seperti pencurian data, penipuan, manipulasi, kebohongan, dan lain-lain yang hari ini sering kali terjadi sehingga menimbulkan kerugian, baik secara ekonomi maupun fisik.

Keberadaan teknologi memang dibutuhkan manusia untuk kehidupan yang lebih baik.  Namun, penguasaan teknologi tanpa pijakan yang sahih akan menghantarkan pada kejahatan dan kecurangan sehingga membawa bencana bagi rakyat. Hal ini menjadi satu keniscayaan dalam sistem kapitalisme karena keberadaannya memberikan peluang bagi orang-orang melakukan tindakan kejahatan berdasarkan asas manfaat dan keuntungan belaka.

Susatyo, dalam keterangan pers yang disampaikan di Jakarta, Sabtu (20/1/2024) mengatakan bahwa kejahatan dulu dilakukan secara psikologis, sedangkan sekarang modelnya dengan teknologi. Teknologi memengaruhi tugas-tugas kepolisian.

Ini menunjukkan bahwa kejahatan dengan menggunakan teknologi dan jejaring mampu membuat pihak keamanan kewalahan dalam menangani. Di balik kemudahan yang ditawarkan dunia saat ini melalui teknologi nyatanya juga menimbulkan masalah.

Pemanfaatan teknologi untuk kejahatan dapat terjadi karena abainya negara dalam membina keimanan dan kepribadian rakyat. Di sisi lain, ini menunjukkan ketidakseriusan negara dalam menghadapi kejahatan tersebut. 

Sungguh miris, negara justru kalah dengan penjahat. Selain itu, hal tersebut menunjukkan lemahnya sistem sanksi yang diberlakukan negara. Ini adalah kegagalan negara dalam menyejahterakan rakyat.

Islam menetapkan negara  sebagai pengurus dan pelindung rakyat, termasuk dalam membentuk kepribadian Islam yang kuat. Negara menjaga agar penggunaan teknologi tidak salah arah dan membahayakan rakyat. Negara juga membangun sistem perlindungan yang kuat, baik untuk keamanan data maupun keselamatan rakyat.

Islam merupakan agama yang banyak berbicara tentang keamanan. Salah satunya dinyatakan dalam QS An-Nur ayat 27 yang di dalamnya berkaitan dengan larangan memasuki rumah yang bukan rumahnya tanpa izin dari pihak pemilik rumah, serta tidak boleh ada pemaksaan pemilik rumah untuk menerima tamu tersebut.

Selanjutnya, disinggung dalam suatu riwayat hadis yang disampaikan oleh Abu Hurairah yang menyatakan bahwa tidak berdosa bagi pemilik rumah melempar kerikil hingga tercungkil mata orang yang mengintip ke dalam rumahnya. Ini dari hadis riwayat Al Bukhari dan Muslim.

Dalam hal ini, dapat kita ketahui bersama bahwa agama Islam secara jelas dan nyata mengatur perlindungan, baik yang berkaitan dengan data pribadi ataupun yang berpengaruh pada fisik. 

Data pribadi bersifat sensitif sehingga harus ada perlindungan karena jika ada kebocoran data, sesuatu yang tidak diinginkan bisa saja terjadi. Hal tersebut juga bisa disalahgunakan sehingga merusak harkat dan martabat seseorang. Dalam konsepnya, melindungi informasi yang bersifat pribadi merupakan kebutuhan primer karena tergolong dalam maqashid syari’at, yaitu perlindungan kehormatan diri (hifdzul ‘irdh). Wallahua'lam.


Oleh: Erna Nuri Widiastuti S.Pd 
(Aktivis Muslimah)

Sabtu, 10 Februari 2024

Pesatnya Teknologi Informasi dan Komunikasi Ancam Tenaga Kerja Manusia



Tinta Media - Tulisan ini adalah salah satu bentuk kerisauan kami selaku mahasiswa yang selalu skeptis akan kondisi dunia kerja hari ini. Apalagi, sekarang dunia sudah mulai berbondong-bondong menggunakan mesin ketimbang manusia. 

Hari ini manusia sudah mengalami perubahan begitu pesat, mulai dari aktivitas di lingkungan keluarga sampai dunia kerja. Tak hanya itu, perubahan ini juga berdampak pada cara manusia bertindak dan menerima informasi. 

Revolusi industri 4.0 adalah suatu perubahan yang membuat manusia tidak lagi bekerja secara ekstra karena di perubahan kali ini, teknologi-teknologi canggih semakin gencar digunakan oleh para pelaku usaha dengan harapan lebih memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Akan tetapi, ada masalah yang cukup fundamental, yaitu terkait dengan ketenagakerjaan pada setiap sektor industri. Adanya peningkatan teknologi dalam menopang produktivitas suatu industri memang sangat membantu pelaku usaha dan juga para pekerja. Namun, seiring dengan peningkatan teknologi dan kecerdasan buatan ini, manusia dibuat semakin terpojok. 

Tentu ini adalah masalah yang harus diperhatikan oleh pelaku usaha dan pihak ke pemerintah.

Indonesia adalah negara yang sangat memperhatikan kesejahteraan masyarakat jika mengacu pada UUD 1945 dan Pancasila. Namun, melihat data yang dikeluarkan oleh BPS dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah 278,8 juta jiwa pada 2023. Yang mendapatkan lapangan pekerjaan sebanyak 147,71 juta orang. Angka pengangguran pada tahun 2023 berkisar 7,86 juta jiwa.

Memang ini adalah angka yang bisa dikatakan kecil. Akan tetapi, kita harus mengetahui bahwa Indonesia terbagi atas dua sektor pekerja, yakni pada sektor formal dan sektor informal. Survei yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2023 menunjukkan bahwa pekerja informal sebanyak 83,34 juta orang dan pekerja formal sebanyak 55,29 juta orang. 

Ketika melihat survei dari BPS ini, pekerja informal sangat mendominasi. Artinya ada pemangkasan pekerja pada sektor formal. Tentu ini tak lepas dari perkembangan industri 4.0 yang mengandalkan mesin dan kecerdasan buatan untuk meningkatkan produktivitas pada sebuah perusahaan atau industri.

Beberapa tokoh seperti Tesla dan Space X, mereka berpendapat bahwa penggunaan mesin dalam suatu bidang perindustrian dapat bekerja lebih cepat dan juga dapat meningkatkan produktivitas. Biayanya juga lebih rendah daripada manusia. Ini yang membuat banyak industri lebih suka menggunakan tenaga mesin. Ini juga salah satu hal yang membuat pekerja formal di Indonesia jumlahnya sedikit dibandingkan dengan pekerja informal.

Ini adalah salah satu kerisauan para mahasiswa, karena setiap tahun, kampus-kampus mengeluarkan lulusan-lulusan sarjana dari berbagai jurusan, tetapi lapangan pekerjaan tidak dapat menampung mereka untuk bekerja di setiap bidang yang mereka minati. Maka, kami sangat berharap kepada pihak pemerintah agar dapat mengintervensi pelaku usaha dalam hal pemberdayaan pekerja manusia daripada mesin.


Oleh: Diki Wahyudi Iyabu
Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo

Senin, 29 Januari 2024

Kejahatan Teknologi Marak dalam Kapitalisme




Tinta Media - Sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Kapolres Jakarta Pusat dalam keterangan Pers yang disampaikan di Jakarta, Sabtu (201/), bahwa saat ini berbeda dengan zaman dulu. Kejahatan dulu dilakukan secara psikologis, tapi kini modelnya dengan teknologi. Terlebih, menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, kejahatan teknologi (cyber crime) marak. Kapolres menyebut bahwa ada pelaku yang memiliki ratusan akun palsu untuk meretas hingga 800 akun untuk menyebarkan berita bohong atau hoaks. 

Modusnya, pelaku menggunakan akun anonim, semi anonim, hingga akun nyata dengan masuk ke sejumlah grup aplikasi perpesanan untuk menyebarkan hoaks. Dengan adanya hal ini, muncul imbauan untuk menggunakan sosial media dengan bijak, dan senantiasa melihat sumber informasi yang disampaikan di sosial media. 

Kecanggihan teknologi bak pisau bermata dua. Satu sisi bisa memaksimalkan kehidupan manusia jadi lebih baik, di sisi lain menghantarkan kecurangan dan kesengsaraan bagi kehidupan manusia. Salah menggunakan, maka akan merugikan masyarakat, sebagaimana yang terjadi saat ini. 

Bahkan, fakta bahwa teknologi mampu merugikan masyarakat adalah dengan terungkapnya jaringan "love scaming" di media sosial. Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri berhasil mengungkap jaringan internasional "love scaming" yang beroperasi di Indonesia. Ada 21 pelaku yang berhasil ditangkap, 3 di antaranya ditetapkan sebagai tersangka. 

Kejahatan "love scaming" adalah kejahatan yang dilakukan dengan modus mencari pasangan. Pelaku menipu korban melalui aplikasi Tinder, Okcupid, Bumble, Tantan, dengan menggunakan karakter seorang laki-laki ataupun perempuan yang bukan dirinya. Pelaku berpura-pura mencari pasangan dan intens berkomunikasi tentang percintaan pada korban. Korban kemudian dibujuk untuk berbisnis dengan membuka toko online melalui link tertentu. 

Tak hanya itu, korban pun diminta deposit sebesar Rp20 juta agar dapat membuka toko daring. Fantastisnya, 21 orang pelaku yang ditangkap berhasil meraup keuntungan sekitar Rp40 miliar per bulan. Para pelaku ini pun terjerat Pasal 45 ayat (1) juncto Pasal 27 ayat (1) UU RI nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) juncto Pasal 55 dan atau Pasal 378 KUHP.

Fakta ini mengonfirmasi bahwa jika sistem yang mendasarinya salah, maka akan menghantarkan pada sesuatu yang salah pula. Sebagaimana dalam kapitalisme, pemanfaatan teknologi untuk kejahatan dapat terjadi karena beberapa hal, salah satunya yakni minimnya keimanan dalam individu. 

Kapitalisme menihilkan peran agama dalam mengatur kehidupan. Kehidupan ditopang oleh liberalisme (kebebasan) sesuai kehendak manusia itu sendiri. Alhasil, standarisasi kebahagiaan manusia dalam kapitalisme adalah meraih manfaat materi sebanyak-banyaknya. Parahnya, karena nihil peran agama, individu dalam kapitalisme bertindak sesuai kehendaknya sendiri, menghalalkan segala cara agar tercapai tujuan dalam kehidupan. 

Sikap ini amatlah berbahaya. Manusia akan jauh tenggelam dalam kubangan dosa, tak tahu dalam berbuat hingga merugikan masyarakat. Kecanggihan teknologi malah dipandang sebagai alat baru yang berpeluang mencari keuntungan materi. Kepribadian manusia rusak karena kapitalisme dan sekularisme.

Sayangnya, kapitalisme dan sekularisme ini diadopsi oleh negara. Fakta menunjukkan jika ada individu yang menjadikan syariat sebagai tolok ukur perbuatan, maka ia dilabeli dengan radikalisme atau intoleran. Semua hal tak perlu bawa-bawa agama. Padahal, lihatlah, tanpa agama, manusia semakin berbuat kerusakan. 

Belum lagi ketiadaan sanksi tegas bagi pelaku kejahatan di media sosial. Dalam kasus "love scaming" disebutkan dalam pasal yang menjerat bahwa terkait penipuan, pelaku terkena empat tahun penjara, sementara di dalam UU ITE enam tahun penjara. Ini pun bisa jadi dipotong masa tahanan jika pelaku melakukan suap-menyuap. Hal ini karena bukan sebuah rahasia lagi jika dalam sistem kapitalisme yang menihilkan peran agama, praktik ini marak terjadi.

Oleh karena itu, penting bagi kita mengembalikan fungsi teknologi dengan baik, agar tidak terjadi kejahatan yang serupa. Pertama-tama, kita harus mengembalikan peran dan fungsi negara sebagai pengurus dan pelindung rakyat. Sebagaimana Sabda Nabi Saw.

"Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu junnah (perisai) yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Muttafaqun ’Alayh dll.)

Salah satu wujud tanggung jawab negara dalam Islam adalah membentuk kepribadian Islam yang kuat. Tentu dengan cara menguatkan akidah setiap muslim, menjadikan Islam sebagai satu-satunya jalan kehidupan. Syari'at adalah panduan dalam berbuat dan membuat kebijakan negara. Sehingga, standar bahagia bagi individu muslim yang memiliki akidah yang kuat adalah rida Allah Swt. semata. 

Negara juga wajib membentuk kepribadian Islam melalui proses pendidikan berbasis akidah, sehingga output pendidikan yang dihasilkan adalah generasi yang memiliki pola pikir dan pola sikap islami. 

Selain itu, negara dalam sistem Islam haruslah menguasai teknologi dengan baik, yakni membuat sistem keamanan data yang tercanggih dan terbaik untuk melindungi rakyat dari segala bentuk kejahatan media. Jika masih ada pelaku kejahatan sosial media, maka negara akan memberikan sanksi tegas bagi pelaku sebagai wujud perlindungan negara. 

Dengan demikian, jelaslah akar masalah kejahatan teknologi adalah sistem rusak yang mendasarinya, yakni kapitalisme. Sudah saatnya kita berbenah, mengganti sistem rusak ini dengan Islam sebagai aturan kehidupan. Wallahua'lam bisshawab.

Oleh: Ismawati 
(Aktivis Dakwah dari Banyuasin) 

Minggu, 09 Juli 2023

Dr. Erwin: Agar Tidak Liar, Kemajuan Teknologi Harus Dikontrol dengan Islam

Tinta Media - Direktur Pusat Analisis Kebijakan Strategis (PAKTA) Dr. Erwin Permana menegaskan, kemajuan teknologi harus dikontrol dengan Islam agar tidak menjadi liar.

“Kemajuan teknologi itu harus dikontrol dengan Islam,” tegasnya dalam program Diskusi PAKTA bertema Jokowi: Sulitnya Mencari Kerja, S2 Jadi Tukang Sapu; Lho Sing Presiden Sopo To? Di kanal YouTube PAKTA Channel, Senin (3/7/2023).

Karena, menurutnya hanya Islam yang mampu mengontrol kemajuan teknologi itu sehingga tidak menjadi liar dan tidak menimbulkan eksploitasi manusia atas manusia. “Sehingga kemajuan teknologi itu tidak menjajah,” ucapnya.

Ia menerangkan bahwa kemajuan teknologi sekarang ini membuat orang menjadi mudah menjajah. 

“Mudah orang mengambil data, mudah negara mengekspansi negara yang lain, mudah negara mengeksploitasi kekayaan alam negara yang lain. Bahkan, begitu mudah manusia untuk mengeksploitasi manusia yang lain,” terangnya.

Erwin menjelaskan, dengan paradigma pendidikan sekuler yang liar (tak terikat dengan peraturan Islam) akhirnya membuat kemajuan teknologi menjadi tidak terkontrol.

”Kapitalisme sekuler memandang manusia itu sebagai bagian dari materi, maka yang terjadi adalah eksploitasi manusia atas manusia. Dan sistem pendidikan sekuler itu menjadi ekosistem yang turut merawat kapitalisme,” jelasnya.

Ia pun menuturkan, dengan paradigma sistem pendidikan Islam yang bertujuan membentuk kepribadian manusia dengan landasan keimanan kepada Allah SWT, maka ini akan mengintegrasikan ilmu yang dipelajari dengan persoalan-persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat, karena ilmu diciptakan (Allah) untuk menjawab berbagai macam persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat. 

“Tapi secara umum, yang bisa mengakhiri ini semua adalah kita harus melakukan tobat pendidikan dan tobat sosial. Kita harus kembali kepada jalan yang hak, yakni jalan Islam,” tuturnya.

Kalau bicara hanya sebatas pengangguran yang tinggi, menurutnya ke depan bisa akan semakin parah situasinya dan semakin mengkhawatirkan.

“Nggak ada lagi yang bisa menyelamatkan dunia hari ini, termasuk dunia kerja dan juga dunia pendidikan, kecuali merujuk kembali kepada paradigma ideologi Islam,” pungkasnya mengakhiri. [] Muhar

Jumat, 12 Mei 2023

Sains dan Teknologi menurut Islam

Pengertian Sains dan Teknologi

Tints Media - Sobat. Sains berasal dari kata scientia yang berarti pengetahuan (knowledge) yang merupakan ilmu murni. Sains adalah ilmu yang dapat diuji atau dapat dibuktikan kebenarannya, berdasarkan kenyataan (seperti fisika, kimia, dan biologi).

Teknologi berasal dari techne dan logia (bahasa Yunani). Techne (seni kerajinan) adalah benda-benda produk sains yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Teknologi mencakup: transformasi dari alam serta realitas/kenyataan/penerapan yang diperoleh dari sebuah ilmu.

Sobat. Al-Qur'an diturunkan sebagai petunjuk dan hidayah kepada manusia serta membawa rahmat bagi seluruh alam. Allah Swt. menjadikan langit, bumi dan di antara keduanya untuk kemudahan manusia menjalani kehidupan di samping untuk beribadat kepada-Nya. (QS. Ibrahim: 32 )

ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَأَخۡرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزۡقٗا لَّكُمۡۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلۡفُلۡكَ لِتَجۡرِيَ فِي ٱلۡبَحۡرِ بِأَمۡرِهِۦۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلۡأَنۡهَٰرَ 

Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.

Allah Yang Maha Esa dan Mahakuasa sangat banyak melimpahkan nikmat kepada hamba-hamba-Nya. Di antaranya ialah:

Allah Yang Maha Agung, yang ilmunya meliputi segala sesuatu, menerangkan bahwa Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi, yang kejadiannya jauh lebih besar dan lebih sulit dari kejadian manusia, yang selalu disaksikan dan diperhatikan manusia dan pada keduanya terdapat pelajaran dan manfaat.

Langit berupa ruang angkasa yang tidak terhingga luas dan besarnya, di dalamnya terdapat benda-benda angkasa berupa planet-planet yang tidak terhitung jumlahnya, masing-masing berjalan menurut garis edar yang telah ditentukan, mengikuti hukum-hukum yang telah ditetapkan Allah swt. Tidak ada satu pun dari planet-planet yang tidak mengikuti hukum itu, karena tidak mengikuti hukum-hukum yang telah ditetapkan itu berarti kehancuran bagi seluruh planet-planet itu.

Jika direnungkan, diperhatikan, dan dipelajari tata ruang angkasa yang rapi dan teratur itu, akan terasa ketiadaan arti manusia dan semakin terasa pula keagungan dan kebesaran Penciptanya.

Allah juga yang menciptakan bumi yang merupakan salah satu dari planet-planet ruang angkasa, tempat manusia hidup, berdiam, dan mempersiapkan diri sebelum mengalami hidup yang sebenarnya di akhirat. Permukaan bumi ditumbuhi tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam, dengan buahnya yang beraneka macam pula yang berguna dan bermanfaat bagi manusia. Di dalam perut bumi terdapat barang tambang yang beraneka macam. Semuanya itu diciptakan Allah untuk manusia.

Dialah yang menurunkan hujan yang berasal dari uap air dan menjadi awan. Awan itu dihalau-Nya dengan angin ke tempat tertentu, hingga menjadi mendung yang hitam pekat, kemudian berubah dan jatuh sebagai hujan yang menyirami permukaan bumi. Dengan siraman hujan itu, tumbuh dan suburlah tumbuh-tumbuhan yang kemudian menjadi besar, berbunga, dan berbuah, sebagaimana firman Allah Swt:

Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah. (al-hajj/22: 5)

Dan firman Allah Swt:
(Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, dan menjadikan jalan-jalan di atasnya bagimu, dan yang menurunkan air (hujan) dari langit." Kemudian Kami tumbuhkan dengannya (air hujan itu) berjenis-jenis aneka macam tumbuh-tumbuhan. (thaha/20: 53)

Secara kauniyah (sains) ayat ini menjelaskan tentang siklus biosfer (Biospheric Cycle). Allah menegaskan kembali akan kekuasaan-Nya dalam mengatur kehidupan di bumi ini. Dari air yang tercurah dari langit, maka muncullah kebun-kebun yang subur yang mengeluarkan buah-buahan, yang kesemuanya diperuntukkan sebagai rezeki bagi manusia. Kemudian dalam ayat tersebut dilanjutkan dengan "Dia menundukkan kapal bagimu", dan juga "Dia telah menundukkan sungai-sungai bagimu". Menundukkan dalam kedua kalimat ayat di atas diterjemahkan dari kata dalam bahasa Arab sakhkhara. Ini mengisyaratkan kepada manusia untuk menggunakan akalnya (teknologinya) dalam membuat atau menciptakan kapal yang mampu berlayar di lautan, atau dalam pengelolaan sungai, sebagai tempat untuk pelayaran atau keperluan lainnya.

Sobat.Jika manusia menggunakan akalnya dengan menggunakan ilmu pengetahuan alam (ketentuan Allah) sehingga dapat menemukan sendiri ketentuan Allah yang digunakan Allah untuk mengendalikan kapal, maka manusia tadi dapat mengusahakan agar kehendak manusia sejalan dengan kehendak-Nya dan ketentuan-Nya,

Ketentuan Allah itu menunjukkan bagaimana mengkonstruksikan kapal agar bisa mengangkat tubuhnya beserta muatannya agar tidak tenggelam. Ketentuan Allah menunjukkan bahwa suatu benda yang mengapung di air akan memindahkan air sebanyak isi benda tersebut. Berat dari air yang dipindahkan benda tadi akan sebanding dengan tekanan ke atas yang dialami oleh benda itu. 

Dengan membuat kapal berongga maka akan tercapai volume luar yang besar, tapi beratnya kecil karena berongga. Oleh sebab itu, tubuh kapal dan muatannya itu mampu diangkat kekuatan ke atas hingga mengapung. 

Dengan menggunakan mesin penggerak yang serupa dengan kendaraan darat tapi telah disesuaikan sedemikian rupa, maka kapal itu selain mampu mengapung juga mampu bergerak ke arah yang dikehendaki. Demikian penjelasan dari sudut kajian saintis.

Allah menjelaskan yang demikian itu agar manusia mengetahui betapa besar kekuasaan-Nya dalam mengatur hidup dan kehidupan di permukaan bumi ini dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada manusia. Bagi manusia yang suka memperhatikan kejadian hujan, tumbuh-tumbuhan, serta proses kehidupan di permukaan bumi ini akan mengetahui betapa tingginya nilai hukum Allah dan betapa luas ilmu-Nya, yang berlaku secara tetap, tiada henti-hentinya sampai kepada waktu yang ditentukan-Nya. Allah juga memerintahkan manusia memperhatikan air yang diminumnya agar mereka bersyukur, sebagaimana firman-Nya:

Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum? Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur? (al-Waqiah/56: 68-70)

Sobat. Allah menaklukkan kapal (bahtera) bagi manusia maksudnya ialah memberikan kemampuan kepada manusia membuat kapal dan menjadikannya dapat mengapung di permukaan air dan berlayar ke tempat yang dikehendakinya, membawanya ke segenap penjuru dunia. Allah swt menaklukkan lautan bagi manusia sehingga laut itu dapat dilayari kapal-kapal yang mengangkut segala keperluan mereka, sebagaimana firman-Nya:

Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan, dan Kami ciptakan (juga) untuk mereka (angkutan lain) seperti apa yang mereka kendarai. (Yasin/36: 41-42)

 Dengan kapal itu pula, manusia bersenang-senang menikmati pelayaran. Dengan kapal itu pula mereka mencari nafkah, menangkap ikan, mencari hasil-hasil lautan, dan mencari barang tambang yang tidak ternilai harganya. Semuanya itu merupakan nikmat Allah kepada manusia.

 Allah menundukkan sungai-sungai bagi manusia, seperti memberi kemampuan untuk membendung dan mengalirkannya untuk kepentingan pertanian, serta mengubah arus air yang deras itu menjadi sumber tenaga yang bermanfaat, seperti kincir air dan arus listrik. Sungai dapat juga berfungsi sebagai jalan raya yang dilalui kapal-kapal dan merupakan urat nadi perdagangan. Untuk memperpendek lalu-lintas sungai maka manusia membuat terusan-terusan yang menghubungkan antara sungai yang satu dengan sungai yang lain, dan antara lautan yang satu dengan lautan yang lain. Air sungai yang kotor dapat dibersihkan, sehingga dapat menjadi air minum yang sangat diperlukan.

Allah-lah yang Telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, Kemudian dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan dia Telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai

Allah Swt, menyeru agar manusia memperhatikan, mengkaji, dan menyelidiki rahasia alam ciptaan-Nya secara sistematik (metodologi). (QS. Al-Ghasiyyah: 17 – 20)

أَفَلَا يَنظُرُونَ إِلَى ٱلۡإِبِلِ كَيۡفَ خُلِقَتۡ وَإِلَى ٱلسَّمَآءِ كَيۡفَ رُفِعَتۡ وَإِلَى ٱلۡجِبَالِ كَيۡفَ نُصِبَتۡ وَإِلَى ٱلۡأَرۡضِ كَيۡفَ سُطِحَتۡ  

Tidakkah mereka memperhatikan keadaan unta, bagaimana ia diciptakan? Dan keadaan langit, bagaimana ia ditinggikan binaannya ? Dan keadaan gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan keadaan bumi bagaimana ia dihamparkan ?Sudah menjadi tugas dan tanggungjawab manusia mengkaji rahasia alam ciptaan Allah selaras dengan tujuan Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi.

Dalam Al Qur’an ayat yang membicarakan tentang sains dan teknologi melebihi 750 ayat, sedangkan ayat-ayat yang berkaitan hukum tidak melebihi 150 ayat.Suatu kerugian bagi umat Islam kalau tidak memperhatikan tentang pentingnya penguasaan sains dan teknologi.Para ulama Islam terdahulu mereka merupakan tokoh-tokoh terkenal dalam menguasai ilmu sains dan teknologi

Tokoh-tokoh Ilmuwan Muslim

Ibnu Musa Al Khawarizmi : astronom, penemu algoritma dan aljabar. Muhammad bin Zakaria Ar Razi: perintis kedokteran modern. Al- Mawardi : pencetus teori politik Islam. Ibnu Haitsam : penemu teori penglihatan (optik). Ibnu Kaldun : ilmu sosiologi politik. Jabir Ibnu Hayyan : ilmu kimia. Muhammad Al-Biruni : penemu gaya gravitasi (berat jenis). Ibnu Sina : kedokteran modern. Al Kindi : merangkum beragam pengetahuan. Imam At Tabari : sejarah Islam modern. Ibnu Majid : penemu kompas dan navigator. Ibnu Nafis : penemu peredaran darah. Al Battani : ahli astronomi. Al Farghani : rujukan astronom Eropa. Abdus Salam : fisika teori. BJ Habibie : magnet revolusi teknologi modern. 

Barang hilang … harus ditemukan lagi!

Sobat. Umat Islam masa kini ketinggalan jauh dalam hampir semua bidang keilmuan, maka kita perlu mendidik serta melatih generasi muda agar menguasai pelbagai ilmu pengetahuan, termasuk kepakaran dalam bidang sains dan teknologi. Sains adalah satu bidang ilmu yang sangat penting untuk kejayaan manusia di dunia dan di akhirat. Saintis negara-negara maju telah berperan membuat pelbagai kajian dan penyelidikan untuk dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Sekiranya kita ingin masyarakat khususnya umat Islam menjadi maju, maka kita perlu untuk menambahkan lagi jumlah para saintis muslim.

Anjuran untuk mengembangkan sains

QS. Al – Ankabut 20:
قُلۡ سِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ بَدَأَ ٱلۡخَلۡقَۚ ثُمَّ ٱللَّهُ يُنشِئُ ٱلنَّشۡأَةَ ٱلۡأٓخِرَةَۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ  

Katakanlah : Mengembaralah kamu di muka bumi, serta lihatlah bagaimana Allah telah memulakan ciptaan makhluk-makhluk dari asal jadinya, kemudian Allah akan memulakan ciptaan itu semula (pada hari akhirat) dalam bentuk kejadian yang baru.Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Sobat. Bilamana manusia masih belum juga memahami apa maksud ayat di atas Allah, menganjurkan supaya mereka berjalan mengunjungi tempat-tempat lain seraya memperhatikan dan memikirkan betapa Allah kuasa menciptakan makhluk-Nya. 

Manusia juga diperintahkan untuk memperhatikan susunan langit dan bumi, serta jutaan bintang yang gemerlapan. Sebagian ada yang tetap pada posisinya, tetapi berputar pada garis orbitnya. 

Demikian juga gunung-gunung dan daratan luas yang diciptakan Allah sebagai tempat hidup. Beraneka ragam tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan, sungai dan lautan yang terbentang luas. Semuanya bila direnungkan akan menyadarkan seseorang betapa Maha Kuasanya Allah Pencipta semua itu. 

Maka patutkah kita tidak percaya bahwa untuk menghidupkan dan mematikan diri manusia yang lemah itu adalah suatu hal yang sangat mudah bagi Allah? Begitu pula untuk membangkitkan kembali dalam menempuh kehidupan kedua (hari akhirat) juga masalah yang tidak sukar bagi Allah. Pada ayat lain Allah menjelaskan lagi:

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (Fussilat/41: 53) 

Begitu juga kita jumpai ayat yang berbunyi:
Demikianlah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu, tidak ada tuhan selain Dia; maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan? (al-Mu'min/40: 62)

Sains dan teknologi sangat diperlukan untuk kemajuan dalam kehidupan pada saat ini dan di masa yang akan datang.Umat Islam perlu mengubah cara berfikir terhadap konsep ilmu sains dan teknologi, karena hal ini merupakan salah satu cabang ilmu dalam Islam.

Terdapat tiga jenis teknologi

Teknologi modern cirinya: padat modal, mekanis elektrik, bahan impor, berdasarkan hasil penelitian.Teknologi madya cirinya: padat karya, dapat dikerjakan oleh keterampilan setempat, menggunakan alat setempat, berdasarkan alat penelitian. 

Teknologi tradisional cirinya: padat karya, menggunakan ketrampilan setempat, menggunakan alat setempat, menggunakan bahan setempat, berdasarkan kebiasaan dan pengamatan.

Kebutuhan manusia terhadap sains dan teknologi

Produk sains dan teknologi dibutuhkan secara individu manusia butuh obat/vaksin/vitamin, kain, rumah, transportasi dll.secara institusi bernegara. Negara meningkatkan kualitas sarana dan prasarana kehidupan, seperti bagaimana cara pendistribusian produk serta pelayanan yang lain ke seluruh wilayah negara, untuk memenuhi semua kebutuhan rakyatHubungan internasional, penguasaan terhadap obat-obatan suatu negara juga sangat dibutuhkan agar negara tidak bergantung pada institusi asing, yang berakibat pada tekanan-tekanan asing yang harus diterima agar obat-obat yang dibutuhkan bisa didapatkan. 

Kecanggihan teknologi perang seperti pesawat tempur atau teknologi nuklir yang dimiliki suatu negara dapat membuat musuh gentar dan memberikan daya tawar yang tinggi bagi negara.

Semua itu hanya dapat diperoleh jika sains teknologi beserta produknya menjadi perhatian yang tidak kalah pentingnya dengan masalah-masalah yang lain, baik oleh individu, masyarakat dan negara.

Sains dan teknologi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik kebutuhan yang mendesak atau kebutuhan yang tidak mendesak, termasuk diantaranya hanya sekedar untuk kepuasan manusia.

Perkembangan Sains dan Teknologi

Merupakan manifestasi dari keberadaan akal dan pemenuhan kebutuhan hidup manusiabersifat universal , tidak dipengaruhi oleh sebuah pandangan hidup tertentu, waktu/zaman untuk meningkatkan kualitas hidup sehingga mendukung kesejahteraan dan peradaban hidupnya .maka harus ada upaya agar produk dari ketiga hal diatas dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

Agar dapat dinikmati seluruh masyarakat, maka harga dari produk tersebut juga harus terjangkau.

Namun jika harga produknya murah, bagaimana dengan nasib ilmuwan yang telah menemukannya? Darimana ilmuwan mendapat balas jasa berupa materi dari hasil yang ditemukannya? Siapa yang mempunyai kewajiban untuk mengurusi perkembangan sains-teknologi serta perkembangan produknya serta pendistribusian produk tsb ke seluruh anggota masyarakat?Jawab: negara berkewajiban mengupayakan tercapainya semua kebutuhan pokok yang berkaitan dengan produk sains dan teknologi, yang meliputi sarana prasarana, ilmuwan dan pengelolaan produknya.

Sobat. Gambaran kehebatan peran ilmuwan dalam mengembangkan sains, teknologi, dan seni bagi kesejahteraan seluruh anggota masyarakat tidak dapat digambarkan oleh negara manapun pada saat ini. Namun gambaran tersebut sudah pernah ada, sebagaimana sejarah perkembangan sains, teknologi dan seni yang ditulis oleh Carly Fiorina, CEO Hewlett-Packard , 26 September 2001, dalam cuplikan ”sebuah pengakuan” dari beliau sebagai berikut:

” ... Saya ingin mengakhiri dengan suatu cerita: Dahulu pernah ada sebuah peradaban yang paling besar di dunia. Peradaban itu mampu menghasilkan sebuah negara super yang membentang dari samudera ke samudera, dari daerah sub-tropik hingga ke daerah tropik dan gurun. Dalam wilayah kekuasaannya, tinggal ratusan juta warganya yang terdiri dari berbagai kepercayaan dan bangsa. Salah satu dari sekian banyak bahasanya menjadi bahasa universal dan menjadi jembatan penghubung antar warganya yang tinggal di berbagai negeri. Tentaranya tersusun dari orang-orang yang berlainan kebangsaannya. Kekuatan militernya mampu memberikan kedamaian dan kesejahteraan yang belum pernah ada sebelumnya. Jangkauan armada perdagangannya membentang dari Amerika Latin sampai Cina, serta daerah-daerah yang berada di antara keduanya.

Kemajuan peradaban ini sangat ditentukan oleh berbagai penemuan yang diraih oleh para pakarnya. Para arstiteknya mampu mendesain bangunan yang melawan hukum gravitasi.Para pakar matematikanya menciptakan aljabar, juga algoritma yang menjadi landasan pengembangan teknologi komputer dan penyusunan bahasa komputer.Para dokternya mempelajari tubuh manusia hingga mampu menemukan berbagai obat untuk menyembuhkan beraneka ragam penyakit.Para pakar astronominya mengamati langit, memberikan nama-nama untuk bintang, serta merintis teori seputar perjalanan dan penelitian ruang angkasa.

Peradaban yang saya maksud adalah dunia Islam dari tahun 800 M sampai dengan 1600 M, termasuk di dalamnya wilayah Negara Ustmaniyah, Baghdad, Damaskus, dan Kairo. Demikian pula masa-masa para pemimpin yang cemerlang, seperti Khalifah Sulaiman Al-qanuni yang perkasa. Peradaban Barat modern mendapatkan banyak manfaat dari kemajuan yang dihasilkan pada zaman tersebut.

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku BIGWIN dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Selasa, 14 Maret 2023

Prof. Fahmi: Al-Khawarizmi, Ilmuwan Islam yang Berjasa pada Munculnya AI

Tinta Media - Pakar Riset Sistem Informasi Spasial Prof. Dr. -Ing. Fahmi Amhar mengungkapkan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan jasa Al-Khawarizmi, ilmuwan Islam.

"AI adalah ilmu baru yang muncul di abad ke-20 dan versi terawalnya adalah perangkat lunak yang bisa diajak bermain catur. Ilmu ini dibangun atas kerja keras matematikawan dibantu psikologi bahkan filosof merumuskan tentang kecerdasan. Termasuk yang terawal berjasa untuk AI adalah ilmuwan Muslim lebih dari 1000 tahun sebelumnya,” tuturnya pada Media Umat di Rubrik Mercusuar edisi 330, (17 februari-2 maret 2023).

Ia memberi pemisalan dengan menyebut Al-Khawarizmi (780-850) yang merupakan matematikawan dan menulis kitab yang mengajarkan cara berhitung dengan angka desimal.

”Ketika langkah-langkah aritmetika ini kemudian sampai di Eropa,mereka menyebut ”algoritma” untuk menghormati penemunya Al-Khawarizmi,” jelasnya.

Ia mengutip perkataan Al-Kindi ketika ditanyai apa itu kecerdasaan. ”Ketika tubuh manusia mati, ruh dan kecerdasaan akan pergi menuju Sang Pencipta,” ungkapnya. 

Prof. Fahmi menyatakan bahwa AI merupakan pilar penting dalam revolusi industri 4.0.

“AI adalah salah satu pilar penting dalam revolusi industri 4.0,selain bigdata dan internet-of-thing (IoT),” ujarnya.

Pada masa lalu, lanjutnya, ketika AI masih mahal, penggunanya semisal BUMN digunakan untuk mengoptimalkan konsumsi energi di industri dan fasilitas publik. 

”Namun kini cukup banyak aplikasi AI yang dapat digunakan dikehidupan sehari-hari.” ujarnya.

Ia menjelaskan, chat GPT yang merupakan salah satu model bahasa yang dikembangkan oleh OpenAI menarik perhatian karena kemampuannya memproses teks dan menghasilkan respon yang sangat baik.

Ia berpendapat, kehadiran mesin AI akan merisaukan banyak orang, bahkan seniman dan ilmuwan dibuat gamang. 

”Namun, kita memiliki 4C (critical thinking, communication, creativity, collaboration) kita tidak perlu khawatir. Mereka bekerja berdasarkan algoritma dan data,” pungkasnya.[] Kays


Rabu, 12 Oktober 2022

Kaum Muslim Cepat Mengadopsi Teknologi Baru dalam Militer

Tinta Media - Narator Muslimah Media Center (MMC) mengatakan bahwa kaum muslim cepat mengadopsi teknologi baru dalam militer.

"Kaum muslim adalah umat yang terkenal sangat cepat mengadopsi teknologi baru dalam militer," tuturnya dalam History Insight: Meriam Sultan Mehmed II, Terbesar, Monster Raksasa yang Menakutkan di kanal YouTube Muslimah Media Center, Sabtu (8/10/2022).

"Hal ini adalah perhatian utama bagi setiap pemimpin atau Khalifah kaum muslim. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam menjadi orang pertama yang mencontohkan hal ini ketika memerintahkan Salman Al Farisi untuk mempelajari teknologi militer Persia dalam merakit manjani untuk mengepung Thoif," imbuhnya.

Ia menyatakan bahwa bagi kaum muslim, jihad adalah puncak ibadah yang mengharuskan usaha terbaik dalam melakukan dan menyiapkannya, sehingga dapat memberikan tekanan kepada pihak musuh. Ini pula yang dilakukan oleh Sultan Muhammad Al Fatih dalam menghadapi tembok berlapis tiga Konstantinopel. Sultan Mehmed II harus menggunakan cara yang tidak biasa sebab bila mengandalkan cara frontal sebagaimana yang biasa digunakan pasukan Utsmani dalam berperang. Sudah dapat dipastikan, pasukan besar apapun akan luluh lantak sebelum mencapai musuh. 

"Maka strategi yang paling baik yang terpikirkan oleh Sultan Mehmed adalah menghabisi jumlah pasukan bertahan dengan mesin pengepung," bebernya.

Ia menilai bahwa untuk menghadapi pertahanan biasa di zaman itu, menggunakan pelontar batu semisal trebushet dan catapul sudah dipandang cukup. Namun dihadapan tembok Konstantinopel, keduanya laksana peralatan dari zaman purba. Untuk itu sebuah alat yang bisa melontarkan benda yang lebih kuat dari batu harus dibuat dan alat itu adalah meriam pelontar besi.

"Seolah jawaban dari Allah atas doa Sang Sultan, di suatu hari pada musim panas di tahun 1452 Masehi. Seorang ahli senjata berkebangsaan Hungaria datang menghadap Sultan Mehmed untuk menawarkan keahliannya membuat meriam. Dialah Orban, sang pembuat senjata yang telah mencoba menawarkan rancangan senjatanya kepada kaisar Constantine Palaiologos," ungkapnya.

Namun lanjutnya, keadaan Bizantium yang mengalami resesi ekonomi parah, tidak memungkinkan untuk berinvestasi dalam persenjataan militer. Apalagi saat itu, mereka merasa aman berada dalam lindungan temboknya. Untuk mencegah teknologi Orban dikuasai kaum muslim, kaisar Bizantium mencoba menahannya dalam kota dan berjanji mencukupi biaya bulanannya sebagai kompensasinya. "Namun kenyataan berkehendak lain, kompensasi yang dijanjikan tidak kunjung didapatkan," jelasnya.

Sejarah selanjutnya mencatat bahwa kedua kaki Orban berdiri didepan Sultan Mehmed II untuk mencoba peruntungannya. Sultan Mehmed segera memerintahkan bawahannya untuk memperlakukan Orban secara baik dan membayar empat kali lipat dari permintaan Orban. Sultan juga memobilisasi tentara untuk mengumpulkan bahan-bahan baku yang diperlukan Orban. Kemudian Orban membuat meriam-meriam. Meriam paling besar yang pernah dilihat siapapun di zaman itu. 5 meriam awal yang diselesaikan Orban dengan panjang 4,2 meter dipasang di Rumeli Hisari untuk pengamanan selat Bosphorus. "Meriam inilah yang menghancurkan kapal Antonio Rizzo pada November 1452 Masehi," paparnya.

Ia melanjutkan bahwa ketika Sultan mengetahui keefektifan meriam barunya, Sultan memerintahkan Orban untuk mencari cara agar ukuran dan kekuatan meriam dapat digandakan. Inilah Meriam yang kemudian mendapat julukan monster raksasa dan menakutkan oleh tentara Bizantium yang menyaksikannya. "Walaupun Sultan Mehmed sangat senang dengan meriam barunya namun keimanan Islam mengajarkan bahwa hanya Allah sumber kemenangan dan kemuliaan," tukasnya.

"Inilah yang harus diketahui oleh seluruh pasukannya agar mereka tidak bergantung selain kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala," ujarnya.

Inilah sejatinya yang ditakutkan peradaban kapitalisme. Saat sistem Islam tegak di dunia. Sebab semangat jihad yang berkobar di dalam jiwa menjadikan tentara-tentara Islam tidak akan pernah menyerah pada musuh. "Pada saat itulah, peradaban kapitalisme kehilangan eksistensi di dunia," pungkasnya.[] Ajira

Jumat, 16 September 2022

MMC: Mengembangkan Teknologi Berlandaskan Iman, Bermanfaat bagi Umat

Tinta Media - Muslimah Media Center (MMC) menyatakan bahwa mengembangkan teknologi dengan landasan iman akan bermanfaat bagi umat.

"Mengembangkan teknologi dengan landasan iman dan untuk bermanfaat bagi seluruh umat," tutur narator dalam History Insight: Keberhasilan Islam Dalam Menghadapi Krisis Energi Dunia di kanal YouTube Muslimah Media Center, Ahad (11/9/2022).

"Hanya dengan itu, keterbatasan energi benar-benar justru mendatangkan keberkahan," imbuhnya.

Menurutnya, umat muslim bukanlah pengguna energi air yang pertama, tetapi memberikan kontribusi yang luar biasa bagi penemuan mesin-mesin energi yang lebih efisien. "Dan meski umat Islam bukan penikmat revolusi industri, mereka telah memberikan kontribusi yang besar pada dunia pertambangan sehingga membuka jalan untuk eksploitasi dan pengelolaan energi fosil," bebernya.

"Banu Musa bersaudara pada abad ke 9 Masehi dan Al Jazari pada abad ke 12 Masehi adalah orang-orang yang mewariskan mesin-mesin yang sangat inovatif, baik dalam penggunaan energi air maupun untuk pertambangan," tukasnya.

Ia menjelaskan bahwa penambangan-penambangan yang dikelola oleh khilafah, sudah digunakan ventilator karya Banu Musa dan pompa air karya Taqiyuddin. 

"Tanpa alat-alat pertambangan yang dikembangkan kaum muslimin saat itu, eksploitasi batubara dan minyak bumi saat ini tidak bisa dibayangkan," ungkapnya.

Demikianlah ketika penerapan Islam kaffah hadir ditengah kaum muslimin. Teknologi bagaimanapun hanyalah alat semata. "Tanpa terdapat tata energi dan sumber daya mineral yang adil. Teknologi hanya makin memperkaya mereka yang kuat dan bermodal," tandasnya.[] Ajira
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab