Tinta Media: Tata Ruang Kota
Tampilkan postingan dengan label Tata Ruang Kota. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tata Ruang Kota. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 Juni 2023

Menata Kembali Tata Ruang Kota, Pentingkah?

Tinta Media - Program Rutilahu (Rumah tidak layak huni) di Kabupaten Bandung terus digencarkan, dengan target 7.000 Rutilahu per tahun. Adapun dana untuk mencapai target tersebut digulirkan pemerintah pusat, gubernur Jabar dan Kabupaten Bandung melalui program BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya). 

Selain program Rutilahu, Pemerintah Kabupaten Bandung juga berencana untuk menata kembali tata ruang kota yang sifatnya untuk ruang publik atau kebutuhan publik, di antaranya taman kota di kawasan ruang terbuka hijau, alun-alun Ciparay, dan alun-alun Majalaya, serta menata kota Soreang melalui inovasi tourism, termasuk juga penataan kawasan  lapangan Upakarti yang akan didesain seperti Gedung Sate di kawasan Gasibu Bandung. 

Penataan kembali tata ruang kota ini akan dilakukan secara signifikan setelah pelaksanaan CSS (City Sanitation Summit), dan untuk pengerjaan penataannya pemerintahan Kabupaten Bandung mendapatkan bantuan dari kementrian perhubungan.  

Perubahan-perubahan ini sudah mulai dengan adanya penyerahan fasos dan fasum. Di antaranya bisa digunakan ruang publik untuk kegiatan masyarakat. Pemerintah Kabupaten Bandung berharap dengan ditata kelolanya kembali ruang publik ini, masyarakat luas bisa merasakan manfaatnya.

Penataan tata ruang kota dan penanganan Rutilahu yang menjadi target pemerintah lebih cenderung kepada pembangunan dengan proyek-proyek mercusuar. Sementara, kebutuhan-kebutuhan rakyat yang sifatnya urgent seakan diabaikan. 

Pada dasarnya, yang dibutuhkan masyarakat saat ini bukanlah sekadar menikmati ruang kota yang hijau ataupun fasilitas yang terlihat mewah, tetapi lebih kepada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup seperti harga sembako murah, lapangan kerja mudah, biaya pendidikan terjangkau, fasiltas kesehatan gratis. 

Mirisnya, saat ini orientasi pembangunan tidak memprioritaskan pada keselamatan rakyat, tetapi berhitung untung rugi. Kerusakan lingkungan tak menjadi perhatian sebagai masalah yang harus segera dituntaskan. Begitu banyak dampak negatif yang disebabkan kesalahan dalam menata tata ruang publik seperti longsor, banjir, kebakaran, penyalahgunaan fungsi taman dll. 

Semua ini merupakan bukti kegagalan pemerintah dalam mengelola tata ruang publik. Kebijakan yang diterapkan hanya untuk meraup keuntungan secara materi. Inilah kebijakan yang bercorak kapitalisme, menstandarkan perbuatan pada asas manfaat, bukan kemaslahatan rakyat. 

Maka, penting bagi kita sebagai rakyat untuk memperhatikan siapa penguasa yang layak dipilih untuk mengurusi urusan rakyat. Akan tetapi, bukan hanya sekadar penguasa yang kita pilih, tetapi juga rakyat harus paham tentang sistem yang akan diterapkan oleh penguasa yang terpilih 

Sementara, sistem Islam memastikan berjalannya politik ekonomi dengan benar sehingga pembangunan tidak terlepas dari sistem ekonomi yang diterapkan. Ketika daulah Islam berdiri tegak di muka bumi, Nabi menetapkan empat unsur pokok dalam tata ruang dan pembangunan kota. 

Pertama, masjid jami' yaitu masjid Nabawi. 

Kedua, kediaman Nabi saw. yang berdekatan dengan Masjid Nabawi. 

Ketiga, pasar yang kemudian di kenal dengan Suqu an-Nabi (pasar Nabi). 

Keempat, pemukiman penduduk yang dihuni berbagai kabilah. 

Dalam sistem Islam, pengelolaan tata ruang kota dikepalai oleh Qodhi hisbah yang tugasnya mengawasi pembangunan tata ruang kota. Di antaranya melarang orang mendirikan bangunan di jalan yang digunakan lalu lintas dan menginstruksikan mereka yang membangun rumah di jalur lalu lintas untuk menghancurkannya sekalipun bangunan tersebut adalah mesjid. 

Ini karena jalan merupakan kepentingan umum, bukan kepentingan pribadi. Qodhi hisbah pun menjaga lahan-lahan milik umum seperti kawasan yang menjadi konservasi dan resapan air dengan berbagai tanaman dan pohon. 

Semua ini membuktikan bahwa begitu rapinya tata ruang dan berbagai lahan dalam sistem Islam. Sehingga, kemajuan dan besarnya peradaban Islam bisa dirasakan oleh seluruh umat. 

Islam menjadi negara adidaya yang dikagumi dunia, sampai-sampai musuh pun menaruh hormat dan memperhitungkannya. Maka, tidak ada yang patut kita lakukan selain menerapkan sistem Islam dalam seluruh aspek kehidupan, agar kesejahteraan, ketentraman dan kenyamanan bisa dirasakan oleh seluruh umat manusia.
Wallahu'alam bisshawab

Oleh: Tiktik Maysaroh
Sahabat Tinta Media
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab