Tinta Media: Tarhib Ramadhan
Tampilkan postingan dengan label Tarhib Ramadhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tarhib Ramadhan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 25 Maret 2023

Prof Dr. Fahmi Amhar: Tolak Ukur Ketakwaan Dilihat dari Empat Aspek

Tinta Media - Anggota Ikatan Alumni Program Habibie, Prof Dr Fahmi Amhar menjelaskan tolak ukur sebuah ketakwaan dapat dilihat dari empat aspek.

"Ketakwaan itu bisa diukur dalam empat aspek yaitu tawadhu, qona'ah, wara', dan yakin," tuturnya saat menjadi pembicara Tarhib Ramadan 1444 H: Meraih Takwa di Segala Matra, Ahad (19/3/2023) di Batam.

Pertama, takwa itu harus dibuktikan dengan sikap tawadhu. Takwa itu tidak hanya cukup pada percaya saja, tapi juga dibuktikan dengan sikap tawadhu.

"Orang yang tawadhu, akan lebih berhati-hati terhadap pencitraan. Karena pencitraan, akan mengantarkan manusia pada perbuatan yang sia-sia, baik ia individu maupun sebagai penguasa," ujarnya. 

Ia menegaskan bahwa sikap tawadhu itu harus terus meningkatkan amal perbuatannya agar mencapai derajat yang tinggi dan mulia.

"Untuk meraih tawadhu, setiap amalannya harus mampu ditingkatkan sehingga akan melejit kualitasnya. Tawadhu juga sebagai dasar pemersatu, sehingga setiap orang tidak akan membanggakan materi atau kedudukan, dapat melatih kesabaran, menjadi dasar kepribadian seorang pemimpin, sehingga ia menjadi insan yang takwa," bebernya.

Kedua, orang yang bertakwa harus qana'ah atau merasa cukup. "Qana'ah di saat mengkonsumsi menu berbuka, qana'ah menjadikan Al-Qur'an sebagai sumber hukum tertinggi bagi umat islam, serta apapun yang ditetapkan Allah Ta'ala pada dirinya, ia akan menerima dan merasa cukup terhadap pilihan hidupnya," ungkapnya.

Ketiga, orang yang bertakwa harus memiliki sifat wara' (berhati-hati). "Orang yang bertakwa juga harus memiliki sifat waro atau berhati-hati dalam ibadah, dalam bersikap dan dalam mengambil keputusan," terangnya.

Standar wara', menurutnya, adalah hukum syariat, butuh pembuktian dengan cara yang benar atau kausalitasnya, meliputi aspek ruhiyah dan sakhsiah, harus dalam kesatuan jama'ah untuk saling menguatkan. Oleh karenanya perlunya daulah untuk menjaga urusan agama. Adapun kehati-hatian itu dilakukan secara global.

Keempat, bahwa ketakwaan itu harus ada keyakinan secara totalitas. "Ketakwaan itu harus ada keyakinan secara totalitas yang didasarkan pada dalil syara' sebagai landasan," katanya.

Orang yang bertakwa, tuturnya, emosionalnya tetap terjaga dan tunduk pada syari'at, diiringi dengan kecerdasan intelektual, berupaya ikut menguatkan finansial dan rela mengeluarkan harta, dan istikomah dalam lingkup sosial dan jangka waktu yang panjang.
 
Ia menegaskan bahwa keempat aspek itu harus dimiliki oleh mereka yang menjadi penguasa agar meraih gelar takwa. "Keempat aspek itu harus dimiliki oleh seorang penguasa agar mencapai derajat takwa di segala matra," tegasnya.

Di dalam Al-Qur'an, katanya, banyak sekali muncul kata takwa. "Misalnya pada surat al Baqarah ayat 1, yang bermakna percaya kepada yang gaib, meliputi percaya Allah Ta'ala, percaya kepada malaikat, kepada Nabi dan Rasul, percaya pada hari kebangkitan, dan qada dan qadar," pungkasnya.[] Neni

Senin, 20 Maret 2023

Tarhib Ramadhan 1444 H, Syekh Ahmad: Saat Sahur, Warga Palestina Tidak Tahu Apakah Bisa Berbuka atau Mati Syahid di Hari Itu

Tinta Media - Syekh Ahmad Abdul Nasir As’ad Al Safadi, Imam Masjid Abu Ayyub Al Anshari dari Palestina menceritakan keadaan warga Palestina saat menghadiri Tarhib Ramadhan 1444H.

"Tidak ada tempat yang aman dari bom-bom itu. Setiap mereka sahur, warga Palestina tidak tahu apakah mereka bisa berbuka ataukah mati syahid pada hari itu," tuturnya dalam Tarhib Ramadan 1444 H: Inspirasi Kebangkitan, Momentum Perubahan, Sabtu (18/3/2023) di Masjid Nurul Iman di Pekanbaru Riau. 

Ia mengatakan, keadaan Palestina tahun ini masih di bombardir oleh Israel laknatullah. "Tidak hanya di Ramadan tapi juga sepanjang tahun terutama di Gaza," ungkapnya. 

Sepanjang tahun Palestina terus menerus mencetak para ulama dalam kondisi keterbatasan. Mencetak penghafal Al-Qur'an dalam usia muda yakni 6 tahun. "Mereka juga membaca Al-Qur'an sepanjang hari dan menghafalkan Al-Qur'an hingga Khatam berkali-kali dalam sehari. Mereka ridho akan ujian Allah SWT dan mereka selalu berharap pertolongan Allah SWT," ucap Syekh.

Agenda Tarhib diramaikan oleh Pengemban Dakwah Islam Kaffah bersama masyarakat sekitar Jalan Teropong dalam keadaan hikmat.

Selain pembicara dari Palestina, hadir juga dalam safari dakwah ini, Ustadz Muhammad Toha dari Sungai Pagar dan KH Dodi Okri, Lc. M.A., seorang ulama Riau idola para remaja.

Ustadz Muhammad Toha menyampaikan Kaifiyyatul Shaum atau bagaimana melaksanakan ibadah puasa sesuai dengan anjuran Islam. "Ada Kalanya kita harus dipaksa berbuat kebaikan. Terutama dakwah kepada Penerapan Syariat Islam Kaffah," tegasnya.

Ia juga menjelaskan secara garis besar apa saja amalan yang membatalkan puasa dan amalan apa saja yang paling utama dilakukan ketika puasa. "Selama Ramadhan mari fastabiqul khoirot, berlomba-lomba dalam kebaikan dalam membaca Al-Qur'an misalnya," paparnya.

Sedangkan KH Dodi Okri, Lc. MA. menyampaikan bahwa habitatnya umat Muhammad SAW itu memimpin. Karena dunia ini diwariskan untuk orang-orang beriman.

Inspirasi kebangkitan dan momentum perubahan hendaknya mengikuti apa yang dibawa Rasulullah SAW yaitu ideologi Islam yang jelas dan tegas. "Bicara perubahan, ubah dulu mindset kita tentang dunia dan alam semesta. Perjelas dulu ideologinya, baru bahas perubahan," ucap Ustadz Dodi.

Perubahan yang diarahkan kepemimpinan Islam adalah perubahan membebaskan penjajahan kafir terhadap umat Islam dunia, termasuk Palestina. "Seorang muslimah dilecehkan tentara Romawi. Beliau memanggil Al-Mu'tashim Billah, Khalifah dari Bani Abbasiyah. Gagah umat Islam kala itu dalam kepemimpinan Islam," sebutnya.

Agenda Tarhib ditutup dengan do'a bersama menyambut Ramadan dan foto bersama.[] Yenni Sarinah, S.Pd.



Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab