Tinta Media: Takut
Tampilkan postingan dengan label Takut. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Takut. Tampilkan semua postingan

Senin, 15 Agustus 2022

Rasa Takut kepada Allah yang Menyelamatkan Diri Kita

Tinta Media - Sobat. Tangisan yang dibenarkan dan terpuji adalah tangisan yang bersumber dari rasa takut kepada Allah SWT, mengingat untuk kembali kepada-Nya dan berdiri di hadapan-nya, serta merenungkan ayat-ayat syariat dan kauniyyah-Nya. Tangisan adalah bukti kesetiaan. Tangisan merupakan amalan terbaik para kekasih Allah SWT. Khususnya tatkala menyesal setelah bermaksiat, tidak melakukan ketaatan, takut akan tertimpa azab, kasihan kepada korban musibah, lembutnya hati karena nasehat, dan takut saat tafakur.

Sobat. Rasulullah SAW menjelaskan keutamaan tangisan karena rasa takut kepada Allah, sembari menyebutkan tujuh orang yang akan mendapatkan perlindungan Allah di bawah naungan-Nya pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, “ ….. dan orang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan sepi, lalu kedua matanya mengalirkan air mata.” ( muttafaq ‘alaih).

Dalam sebuah hadits shahih diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “ Dua mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka; mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang bergadang untuk berjaga di jalan Allah.”(HR. at-Tirmidzi)

Allah SWT berfirman :

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ يُخَوِّفُ أَوۡلِيَآءَهُۥ فَلَا تَخَافُوهُمۡ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ 

“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” ( QS. Ali Imran (3) : 175 )

Sobat. Musuh-musuh yang munafik yang berusaha menakut-nakuti orang-orang mukmin merupakan setan yang mengajak teman-temannya agar jangan ikut berperang dan menakut-nakuti Muslimin dengan menyatakan bahwa jumlah musuh amat banyak dan mempunyai senjata lengkap. Allah memperingatkan agar para mujahidin itu jangan terpengaruh dan jangan ikut mereka, tetapi takutlah kepada Allah dan bersiaplah untuk berperang bersama Rasulullah saw jika kamu sekalian benar-benar beriman.

Sobat. Dalam kitab Bidayah al-Hidayah disebutkan , pada hari kiamat, suara nyala api neraka terdengar, lalu setiap umat berlutut akibat kegentingan suasana neraka. Hal ini sebagaimana firman-Nya :
وَتَرَىٰ كُلَّ أُمَّةٖ جَاثِيَةٗۚ كُلُّ أُمَّةٖ تُدۡعَىٰٓ إِلَىٰ كِتَٰبِهَا ٱلۡيَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ مَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ 

" Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.” ( QS. al-Jatsiyah (45) : 28 )

Sobat. Pada ayat ini, Allah menjelaskan keadaan manusia pada hari penentuan keputusan itu dan kedahsyatan huru-hara pada saat menunggu detik-detik yang menentukan, yaitu:

1. Pada hari itu, manusia berlutut dan bersimpuh di hadapan Tuhan penguasa seluruh alam untuk menerima perhitungan amal perbuatan mereka dan menerima keputusan akhir yang akan ditetapkan atas mereka.

2. Pada hari itu, mereka dipanggil melihat catatan mereka yang dibuat oleh para malaikat. Kemudian mereka memeriksa apakah ada di antara perbuatan mereka yang belum tercatat atau ada yang tercatat, tetapi tidak sesuai dengan yang telah mereka kerjakan. 

Apabila perbuatan mereka yang tercatat itu sesuai dengan yang diperintahkan oleh agama yang dibawa rasul mereka, maka mereka akan memperoleh kebahagiaan dan keberuntungan, sedangkan apabila tidak sesuai dengan perintah dan banyak melanggar larangan agama mereka, maka mereka akan memperoleh kecelakaan dan azab di neraka. Allah berfirman:
 
“Dan bumi (Padang Mahsyar) menjadi terang benderang dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan buku-buku (perhitungan perbuatan mereka) diberikan (kepada masing-masing), nabi-nabi dan saksi-saksi pun dihadirkan, lalu diberikan keputusan di antara mereka secara adil, sedang mereka tidak dirugikan.” (az-Zumar/39: 69)
 
 Pada ayat lain Allah berfirman:
وَوُضِعَ ٱلۡكِتَٰبُ فَتَرَى ٱلۡمُجۡرِمِينَ مُشۡفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَٰوَيۡلَتَنَا مَالِ هَٰذَا ٱلۡكِتَٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةٗ وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحۡصَىٰهَاۚ وَوَجَدُواْ مَا عَمِلُواْ حَاضِرٗاۗ وَلَا يَظۡلِمُ رَبُّكَ أَحَدٗا 

Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, "Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya," dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun. (al-Kahf/18: 49)

Pada saat itu, manusia mendapat panggilan. Kepada mereka diberitahukan bahwa pada hari itulah mereka akan menerima balasan dari amal perbuatan mereka masing-masing dengan balasan yang setimpal.

Sobat. Nabi bersabda, “ Ya Allah, berilah aku rezeki berupa dua mata yang menangis karena takut kepada-Mu, sebelum air mata itu sudah tidak ada.” Barangsiapa yang ingin selamat dari siksa Allah dan mendapatkan pahala dan kasih sayang-Nya, maka hendaknya dia bersabar terhadap kerasnya dunia, sabar dalam ketaatan kepada Allah dan menjauhi maksiat.

Dalam ayat 49 QS. al-Kahfi, Allah swt menambahkan keterangan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di hari kiamat, yaitu buku catatan amal perbuatan seseorang semasa hidupnya di dunia diberikan kepadanya. Isi catatan itu ada yang baik dan ada yang buruk, dan ada yang diberikan dari sebelah kanan, ada pula yang dari sebelah kiri. Orang-orang mukmin dan beramal saleh menerimanya dari sebelah kanan, lalu ia melihat isinya. Ternyata kebaikannya lebih besar dari kejahatannya, dan kejahatan itu segera diampuni oleh Allah swt. Maka dia dimasukkan ke dalam surga, sebagaimana firman Allah swt:
 
Adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kanannya, maka dia berkata, "Ambillah, bacalah kitabku (ini)." Sesungguhnya aku yakin, bahwa (suatu saat) aku akan menerima perhitungan terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridai, dalam surga yang tinggi. (al-haqqah/69: 19-22)

Sobat. Kepada orang kafir dan orang yang bersalah, kitab catatan amal mereka di dunia diberikan dari sebelah kiri. Lalu mereka melihat isinya, dan ternyata penuh dengan catatan dari berbagai kejahatan, baik berupa perbuatan ataupun perkataan. Bukti-bukti demikian itu menimbulkan rasa ketakutan di hati mereka terhadap hukuman Allah dan kecaman-kecaman manusia. Dengan penuh penyesalan mereka berkata, "Aduhai, celaka kami, mengapa buku catatan ini sedikit pun tidak meninggalkan kesalahan kami yang kecil apalagi yang besar, semuanya dicatatnya." Keadaan mereka diterangkan Allah lebih jauh dengan firman-Nya:

Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia berkata, "Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku, sehingga aku tidak mengetahui bagaimana perhitunganku, Wahai, kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu. Hartaku sama sekali tidak berguna bagiku. Kekuasaanku telah hilang dariku." (Allah berfirman), "Tangkaplah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya." Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. (al-haqqah/69: 25-31)

Mereka mendapatkan segala tindakan mereka yang melanggar aturan agama dan kemanusiaan tertulis di hadapan mereka. Mereka lupa bahwa selama hidup di dunia ada malaikat-malaikat yang selalu mencatat dengan teliti segala perbuatan dan perkataan mereka. Firman Allah swt:
 
Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (amal perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al-Infithar/82: 10-12)

Semua perbuatan manusia sengaja ditulis dalam buku catatan amal untuk diperlihatkan kepada mereka pada hari kiamat. Firman Allah swt:
 
(Ingatlah) pada hari (ketika) setiap jiwa mendapatkan (balasan) atas kebajikan yang telah dikerjakan dihadapkan kepadanya, (begitu juga balasan) atas kejahatan yang telah dia kerjakan.... (ali 'Imran/3: 30)

Tidak ada seorangpun pada hari kiamat itu yang teraniaya. Setiap amal perbuatan akan ditimbang betapapun kecilnya. Allah swt menjamin tegaknya keadilan pada hari itu. 

Firman-Nya:
Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit ; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan. (al-Anbiya'/21: 47)

Sobat. Allah swt tidak akan merugikan hamba-hambanya, sebaliknya akan memberikan pengampunan kepada mereka yang bersalah, kecuali dosa kekufuran. Dia memberikan hukuman kepada mereka berdasar hikmah dan keadilan-Nya. Allah memberikan pahala bagi mereka yang taat, dan menjatuhkan hukuman bagi yang berbuat maksiat.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Jumat, 29 Juli 2022

Wujud Takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah Takut pada Kemurkaan-Nya

Tinta Media - Aktivis Muslimah Ustazah Noval Tawang menyampaikan bahwa salah satu wujud takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah takut pada kemurkaan-Nya.

"Salah satu wujud takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah takut pada kemurkaan-Nya," tuturnya dalam One Minute Booster Extra: Teguh Dalam Dakwah, Tanda Takut kepada Allah di kanal YouTube Muslimah Media Center, Selasa (26/7/2022).

"Salah satunya adalah dengan tidak mengabaikan dakwah, termasuk yang paling utama adalah dakwah mengoreksi penguasa yang zalim," bebernya.

"Rasa takut inilah yang mendorong Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan para sahabat untuk teguh di jalan dakwah dan tegar berjihad fisabilillah meski musuh berkali-kali lipat jumlahnya," terangnya.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Qur'an surah Fatir ayat 28 yang artinya "Sungguh yang takut kepada Allah diantara hamba-hambanya hanyalah para ulama," ucapnya.

Ia mengatakan, Imam Abu Bakar al Jashshash menegaskan di dalam Ahkam Al Qur'an bahwa di dalam ayat tersebut terdapat pujian terhadap keutamaan ilmu, dan bahwa ilmu membuahkan rasa takut kepada Allah dan ketaqwaan kepadanya.

"Ini merupakan buah dari pengetahuan atas kemahaesaan Allah dan keadilannya berdasarkan petunjuk-petunjuknya," ungkapnya.

Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam Al-Qur'an surah Al-Maidah ayat 54 yang artinya, "Mereka berjihad di jalan Allah dan mereka tidak takut kepada celaan orang-orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang dia diberikan kepada yang dia kehendaki. Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi maha Tahu," ucapnya.

Ia menyampaikan juga bahwa salah satu tanda takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah teguh berdakwah memperjuangkan agama-Nya meskipun dihadapkan ancaman para penguasa tiran yang sangat mencintai dunia.

"Bukankah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam dan para sahabat telah mencontohkan sikap teguh menghadapi berbagai tantangan dakwah," paparnya.

Ia pun menyeru para pengemban dakwah ada agar jangan terperdaya oleh kehidupan dunia yang fana ini. Sehingga termasuk mereka yang disabdakan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bahwa "Siapa saja yang mencari keridhaan Allah meskipun mendatangkan kemurkaan manusia, Allah akan mencukupkan dia dari bantuan manusia. Siapa saja yang mencari keridhaan manusia dengan mendatangkan kemurkaan Allah, Allah akan menyerahkan dia kepada manusia. Terjemahan hadist riwayat At Tirmidzi," tandasnya.[] Ajirah
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab