Tinta Media: Syiar
Tampilkan postingan dengan label Syiar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Syiar. Tampilkan semua postingan

Senin, 05 Desember 2022

Kiai Haris Abu Wasil: Hentikan Pelecehan terhadap Kaum Muslim dan Syiar Islam!

Tinta Media - Pengasuh Majelis Taklim Nurul Islam Lumajang Kiai Haris Abu Wasil mengingatkan agar menghentikan pelecehan terhadap kaum Muslimin dan Syiar- syiar Islam, jika tidak, kaum Muslimin akan bergerak sendiri.

“Apabila kalian tidak menghentikan pelecehan terhadap kaum muslim, termasuk juga kepada syiar-syiar Islam. Jangan sampai salahkan apabila kaum muslim bergerak sendiri,” ujarnya dalam acara Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda 1444 H: Bergerak Membela Kehormatan Islam Lagi-Lagi Pelecehan Ajaran Islam, Jangan Main-Main Dengan Umat Islam, Selasa (29/11/2022), di Kanal YouTube NgajiPro ID. 

Karena menurutnya, dengan jumlah kaum muslimin yang begitu banyak serta tidak mudah dibodohin lagi dan sudah saat bangkit kembali.

 “Kebangkitan itu adalah suatu keniscayaan karena Allah SWT berjanji
عَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.( An-Nur; 55), janji Allah pasti dan Allah tidak akan menyalahi janjinya,” jelasnya.

Tetapi, ia mejelaskan, umat Islam akan terus dinistakan selama tidak memimpin dunia ini, terlebih lagi Penguasa yang menguasai kaum Muslimin tidak jelas keberpihakannya. 

“Disebutkan dalam Alquran, Allah SWT berfirman:
مُّذَبْذَبِيْنَ بَيْنَ ذٰلِكَۖ لَآ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ وَلَآ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ ۗ
“Mereka dalam keadaan ragu antara yang demikian (iman atau kafir), tidak termasuk kepada golongan ini (orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang kafir) (An- Nisa'; 143)” Pemimpin tidak condong ke Barat (Kapitalis Sekuler) atau ke Timur (Sosialis Komunis), sehingga kebijakan-kebijakannya banyak merugikan kaum muslimin tentunya,” ungkapnya.

Apalagi, lanjutnya, kerjasama Rezim saat ini dengan Partai Komunis Cina (PKR) secara terang-terangan dipublikasikan, ini akan berdampak kepada kaum Muslim yang akan dirugikan, jika pemimpin bergandengan erat dengan musuh Islam karena era Xi Jin Ping saat ini adalah era Neo Mao Tse Tung komunis murni.

“Artinya penguasa ini mengkhianati kaum muslim, yang mana negeri kita adalah mayoritas muslimin, bahkan sampai 85% lebih, ini adalah suatu kejanggalan dalam suatu pemimpin,” bebernya.

Kaum Muslimin harus sadar, katanya, karena suara agama mayoritas di negeri ini hanya dimanfaatkan untuk agenda 5 tahuan, tetapi agama Islam selalu dinistakan, dicap teroris, sebuah manipulasi kaum Muslimin.

“Kita semua harus sadar, kaum Muslimin harus kembali pada yang lurus, termasuk syarat mutlak untuk menjadi Pemimpin kaum muslim adalah Islam, bahkan ketika akan dilantik pun disumpah menggunakan alquranul Karim,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia menghimbau, agar Penguasa segera bertaubat, meminta ampunan Allah SWT karena semua kan dipertanggung jawabkan dihadapan Nya. Begitu juga kaum Muslimin untuk tidak segan-segan membela Islam.

“Bagaimana perintah Allah 
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.( Ali imron 102)” Kita harus membela Islam dengan pembelaan yang sungguh-sungguh,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu

Selasa, 27 September 2022

Tauhid merupakan Syiar dan Misi Rasulullah


Tinta Media - Sobat. Rasulullah SAW  membawa  misi keesaan Allah serta menyerukan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan tidak ada satu pun yang berhak disembah  selain Allah SWT.

Sobat. Pergantian siang dan malam, penciptaan langit dan bumi, keanekaragaman makhluk, jenis-jenis tumbuhan, benda mati dan hewan, kesempurnaan ciptaan-Nya, kreativitas pembuatannya, dan kesempurnaan bentuknya menunjukkan bahwa Sang Pencipta adalah Dzat Yang Maha Esa, Maha Suci Dia tidak ada sekutu bagi-Nya.

Sobat. Rasulullah SAW mewujudkan tauhid dengan kata, perbuatan, dan ahwalnya. Beliau sangat menginginkan penanaman pohon tauhid di dalam jiwa, memperbaiki keyakinan dan menancapkan akar-akar ketauhidan dalam diri manusia. Beliau menegaskan bahwa peribadatan dan ketaatan dipersembahkan hanya kepada Allah yang tidak memiliki sekutu. Rasulullah SAW hendak menyingkirkan kemusyrikan dalam segala bentuk dan jenisnya, ajaran sesat, khurafat dan pelbagai keyakinan yang rusak. Tauhid merupakan syiar dan misinya.

Sebagaimana firman Allah :

قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُۥۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرۡتُ وَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ

“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".( QS. Al-An’am (6) : 162-163 )

Sobat. Dalam ayat ini Nabi Muhammad, diperintahkan agar mengatakan bahwa sesungguhnya salatnya, ibadahnya, serta semua pekerjaan yang dilakukannya, hidup dan matinya adalah semata-mata untuk Allah Tuhan semesta alam yang tiada sekutu bagi-Nya. Itulah yang diperintahkan kepadanya. Rasul adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah dalam mengikuti dan mematuhi semua perintah dan larangan-Nya.

Dua ayat ini mengandung ajaran Allah kepada Muhammad, yang harus disampaikan kepada umatnya, bagaimana seharusnya hidup dan kehidupan seorang muslim di dalam dunia ini. Semua pekerjaan salat dan ibadah lainnya harus dilaksanakan dengan tekun sepenuh hati karena Allah, ikhlas tanpa pamrih. Seorang muslim harus yakin kepada kodrat dan iradat Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah-lah yang menentukan hidup mati seseorang. Oleh karena itu seorang muslim tidak perlu takut mati dalam berjihad di jalan Allah dan tidak perlu takut hilang kedudukan dalam menyampaikan dakwah Islam, amar ma'ruf nahi munkar.

Sobat. Ayat ini selalu dibaca dalam salat sesudah takbiratul ihram sebagai doa iftitah kecuali kata: diganti dengan (164) Dalam ayat ini terdapat perintah kepada Nabi Muhammad agar mengatakan kepada kaumnya, bahwa mengapa ia akan mencari Allah yang lain dengan mempersekutukan-Nya dalam ibadah, berdoa untuk keperluan hidupnya agar Dia menolongnya atau melindunginya dari kesusahan dan bahaya? Mahasuci Allah dari persekutuan itu. Dialah Tuhan bagi segala sesuatu, Dialah yang menciptakan semesta alam. Selanjutnya pada ayat ini diterangkan, bahwa semua perbuatan manusia akan dipertangungjawabkan- nya sendiri, dan orang yang berbuat dosa akan menanggung sendiri dosanya itu, karena dosa seseorang tidak akan dipikul oleh orang lain. Masing-masing menerima pahala amal baiknya dan memikul dosa amal buruknya. Hal ini berulang-ulang disebutkan dalam Al-Qur'an.
Firman Allah:

(Yaitu) bahwa seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya. (an-Najm/53: 38-39)

Sobat.  Ayat ini cukup memberi petunjuk dan jalan hidup yang bermutu tinggi dan praktis, karena di samping harus beramal dan bekerja harus pula diperhitungkan dengan cermat dan teliti setiap amal perbuatan yang dikerjakannya. Sebab amal pekerjaan atau perbuatan itu sangat besar pengaruhnya dalam membawa nasib keberuntungan dan keruntuhan seseorang, baik di dunia maupun di akhirat. Di akhirat, perselisihan manusia dalam beragama akan diselesaikan.

Sobat. Rasulullah SAW telah mengatakan bahwa kebahagiaan, keberhasilan, dan kesuksesan manusia di dunia dan di akherat didasarkan pada tauhid. DEngan tauhid akan terwujud pengabdian sempurna kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sang Pencipta Semesta Alam.

Allah SWT Berfirman:
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ 
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat (51) : 56 )

Sobat. Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidaklah menjadikan jin dan manusia melainkan untuk mengenal-Nya dan supaya menyembah-Nya. Dalam kaitan ini Allah swt berfirman:
Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang MahaEsa; tidak ada tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan. (at-Taubah/9: 31)

Pendapat tersebut sama dengan pendapat az-Zajjaj, tetapi ahli tafsir yang lain berpendapat bahwa maksud ayat tersebut ialah bahwa Allah tidak menjadikan jin dan manusia kecuali untuk tunduk kepada-Nya dan untuk merendahkan diri. Maka setiap makhluk, baik jin atau manusia wajib tunduk kepada peraturan Tuhan, merendahkan diri terhadap kehendak-Nya. Menerima apa yang Dia takdirkan, mereka dijadikan atas kehendak-Nya dan diberi rezeki sesuai dengan apa yang telah Dia tentukan. Tak seorang pun yang dapat memberikan manfaat atau mendatangkan mudarat karena kesemuanya adalah dengan kehendak Allah. Ayat tersebut menguatkan perintah mengingat Allah swt dan memerintahkan manusia supaya melakukan ibadah kepada Allah swt.

Sobat. Siapa pun yang menadaburi Al-Quran al-karim yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Pilihan-Nya, niscaya dia akan menemukan bahwa persoalan utama yang menjadi inti dan substansi dari semua ayat Al-Quran adalah tauhid, baik perintah untuk bertauhid maupun larangan terhadap kemusyrikan.
قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ 
“Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". ( QS. Al-Ikhlas (112) : 1-4 )

Sobat. Pada ayat ini, Allah menyuruh Nabi Muhammad menjawab pertanyaan orang-orang yang menanyakan tentang sifat Tuhannya, bahwa Dia adalah Allah Yang Maha Esa, tidak tersusun dan tidak berbilang, karena berbilang dalam susunan zat berarti bahwa bagian kumpulan itu memerlukan bagian yang lain, sedang Allah sama sekali tidak memerlukan suatu apa pun. Keesaan Allah itu meliputi tiga hal: Dia Maha Esa pada Zat-Nya, Maha Esa pada sifat-Nya dan Maha Esa pada perbuatan-Nya.

Maha Esa pada zat-Nya berarti zat-Nya tidak tersusun dari beberapa zat atau bagian. Maha Esa pada sifat-Nya berarti tidak ada satu sifat makhluk pun yang menyamai-Nya dan Maha Esa pada perbuatan-Nya berarti Dialah yang membuat semua perbuatan sesuai dengan firman-Nya:

Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu. (Yasin/36 : 82)

Sobat. Allah menambahkan dalam ayat ini penjelasan tentang sifat Tuhan Yang Maha Esa itu, yaitu Dia adalah Tuhan tempat meminta dan memohon.
Allah lalu menegaskan bahwa Mahasuci Ia dari mempunyai anak. Ayat ini juga menentang dakwaan orang-orang musyrik Arab yang mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah anak perempuan Allah dan dakwaan orang Nasrani bahwa Isa anak laki-laki Allah. Dalam ayat lain, Allah berfirman:

Maka tanyakanlah (Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah), "Apakah anak-anak perempuan itu untuk Tuhanmu sedangkan untuk mereka anak-anak laki-laki?" Atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan sedangkan mereka menyaksikan(nya)? Ingatlah, sesungguhnya di antara kebohongannya mereka benar-benar mengatakan, "Allah mempunyai anak." Dan sungguh, mereka benar-benar pendusta. (as-saffat/37: 149-152)

Allah tidak beranak, dan tidak pula diperanakkan. Dengan demikian, Dia tidak sama dengan makhluk. Dia berada tidak didahului oleh tidak ada. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sebutkan.

Ibnu 'Abbas berkata, "Dia tidak beranak sebagaimana Maryam melahirkan Isa dan tidak pula diperanakkan. Ini adalah bantahan terhadap orang-orang Nasrani yang mengatakan Isa al-Masih adalah anak Allah dan bantahan terhadap orang-orang Yahudi yang mengatakan Uzair adalah anak Allah.

Sobat. Dalam ayat ini, Allah menjelaskan lagi bahwa tidak ada yang setara dan sebanding dengan Dia dalam zat, sifat, dan perbuatan-Nya. Ini adalah tantangan terhadap orang-orang yang beritikad bahwa ada yang setara dan menyerupai Allah dalam perbuatannya, sebagaimana pendirian orang-orang musyrik Arab yang menyatakan bahwa malaikat itu adalah sekutu Allah.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab