Tinta Media: Susah
Tampilkan postingan dengan label Susah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Susah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 Februari 2024

Menulis Itu Susah Tapi Bukan Alasan untuk Menyerah


 
Tinta Media - “Saya ingin bisa seperti orang lain, membuat tulisan opini dakwah tapi susah karena tidak bisa menulis,” itulah alasan yang sering kita dengar dari sebagian orang yang memiliki keinginan untuk berdakwah melalui tulisan tapi terkendala ketidakmampuan. Sehingga dengan alasan itu tidak sedikit yang kemudian berhenti untuk mencoba dan memulai untuk belajar membuat tulisan opini atau semacamnya. 

Aktivitas dakwah akan terus berlangsung sampai hari kiamat, sebagaimana pertempuran al-haq dan bathil yang senantiasa mengikuti keberlangsungannya. Dakwah merupakan amalan mulia yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaiyhi wassalam, tanpa dakwah mustahil Islam bisa tersebar hampir ke seluruh penjuru dunia dan sampai ke Bumi Nusantara. 

Dakwah bisa dilakukan dengan berbagai cara dan gaya menyesuaikan dengan segmentasi dakwahnya. Secara umum, kita memahami bahwa dakwah itu merupakan aktivitas lisan padahal tidak demikian pada faktanya. 

Dakwah dimaknai sebagai ajakan atau seruan kepada orang lain, kepada masyarakat atau jamaah agar mau memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama dengan penuh kesadaran. Sehingga dengan dakwah yang dilakukan diharapkan akan bisa membangkitkan semangat berislam dengan lebih baik dan benar sesuai tuntunan. 

Dakwah selain disampaikan melalui lisan ternyata juga bisa disampaikan melalui tulisan sebagaimana Rasulullah SAW juga berdakwah melalui surat-surat yang dikirimkan ke para penguasa negeri-negeri jazirah arab ketika itu agar mau tunduk pada kekuasaan Islam. Bahkan seiring berkembangnya teknologi dan zaman, hari ini kita bisa melihat bagaimana dakwah mulai merambah di jejaring-jejaring media sosial baik secara visual ataupun audio visual. 

Berbicara terkait dakwah, Ustadz Ismail Yusanto pernah menyampaikan. “Jika kita bicara tentang dakwah, maka alat dakwah itu hanya ada dua, jika tidak lisan ya tulisan. Akan sangat bagus jika kita menguasai keduanya, lisannya tajam tulisannya luar biasa. Lisannya tajam setajam tulisannya, sebaliknya tulisannya tajam setajam lisannya. Jangan sampai kita tidak bisa kedua-duanya, kalau tidak bisa kedua-duanya minimal satu saja. Kalau tidak bicara maka menulislah!.” 

Yang tidak kalah penting untuk kemudian kita pahami adalah terkait dengan konten dakwah itu sendiri. Hari ini kondisi masyarakat khususnya umat Islam terus menerus mengalami kemunduran baik dari sisi moral (akhlak) individu, sosial, ekonomi bahkan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Maka penting untuk para Da’i untuk mulai menyampaikan berbagai kondisi tersebut dari sudut pandang Islam. Sehingga Islam tidak lagi sebatas disampaikan sebatas urusan akhlak dan ibadah, tapi lebih jauh lagi bagaimana kemudian Islam mampu memberikan solusi untuk urusan sosial, ekonomi, hukum, bahkan politik dalam konteks kekinian. 

Bila kita kembali kepada sejarah Islam, pasca diruntuhkannya Kekhilafahan pada tanggal 28 Rajab 1342 H yang bertepatan dengan 3 Maret 1924 M, Umat Islam telah mengalami kemunduran dalam berbagai bidang khususnya pemikiran. 

Berbagai Upaya untuk mengembalikan kejayaan dan kemuliaan Umat Islam telah dilakukan namun tak kunjung membuahkan hasil yang membahagiakan kecuali hanya dalam urusan-urusan yang sifatnya parsial. Hal ini tidak terlepas dari akibat mundurnya pemikiran kaum Muslimin secara umum, khususnya pemahaman akan pentingnya mengembalikan kembali kehidupan Islam di bawah Institusi kekhilafahan dan metode shahih untuk merealisasikannya. 

Salah satu cara yang ditempuh oleh Inggris yang bekerja sama dengan Mustafa Kemal Ataturk, salah seorang pengkhianat Islam saat berusaha menghancurkan kekhilafahan Islam Turki Utsmani adalah dengan terus memaksakan sekularisasi⁸ dalam berbagai pengaturan kehidupan. Sekularisasi hukum, pendirian lembaga-lembaga yang bekerja dengan menggunakan hukum positif dan menjauhkannya dari pengaturan Syari'ah Islam dalam segala bidang, sosial, budaya, politik bahkan ekonomi. 

Hal ini tentu harus mulai disadari oleh kita sebagai umat Islam terlebih para Da’i. Oleh karena itu, upaya penyadaran untuk mengembalikan pemahaman kaum Muslimin pada pemahaman Islam yang benar sangatlah penting dan wajib dilakukan oleh siapa saja yang telah mengazzamkan diri untuk berkontribusi dalam dunia pergerakan (Dakwah) agar umat Islam dan masyarakat secara umum tidak terus menerus berada dalam keterpurukannya. 

Maka, dakwah terkait Khilafah sebagai institusi pelaksana hukum-hukum Syari’ah harus terus digelorakan baik melalui dakwah lisan maupun tulisan. Sampaikan kepada umat bahwa Khilafah itu adalah Tajul Furudh (mahkota kewajiban) karena tanpa adanya Khilafah sebagaimana saat ini banyak hukum Syari’ah dalam bidang ekonomi, sosial, hukum terabaikan. 

Oleh karena itu agar kita bersemangat dalam berdakwah baik melalui lisan ataupun tulisan hendaknya kita kembali memahami keutamaan-keutamaan dalam amalan dakwah. Bagaimana kemudian Allah sudah memberikan banyak keutamaan didalamnya. Keduanya (Dakwah melalui ucapan ataupun tulisan) sama-sama berpahala dimata Allah SWT sebagaimana kaidah ushul fiqh menyatakan bahwa ๐‘Ž๐‘™-๐‘˜๐‘–๐‘ก๐‘Ž๐‘ ๐‘˜๐‘Ž๐‘™ ๐‘˜โ„Ž๐‘–๐‘กโ„Ž๐‘Ž๐‘ yang bermakna Tulisan itu statusnya sama atau sebanding dengan ucapan. 

Jadi kalau masih merasa kesusahan dalam menulis opini dakwah, ingat kembali niat awal kita. Bahwa tulisan kita adalah untuk menyampaikan al-haq, niatkan untuk meraih keridhoan Allah, maksimalkan segenap kemampuan, teruslah belajar. Bicaralah atau menulislah (dakwah) agar umat yang mulia ini segera terbebas dari segala bentuk penjajahan dan mampu bangkit dari keterpurukan. 

Hayya ‘ala l-Falah !!


Oleh : Rahmat S. At-Taluniy
Sahabat Tinta Media 

Jumat, 08 Juli 2022

Sistem Kapitalis Memang Parah, Hidup Rakyat Semakin Susah

Tinta Media - "Hidup sudah susah, jangan dibikin tambah susah." 

Begitulah sepenggal lirik lagu Iwan Fals yang cocok dengan kondisi saat ini. Bagaimana tidak,  masyarakat sudah merasa sulit dalam memenuhi kebutuhan hidup, malah tambah dipersulit lagi dengan prosedur untuk mendapatkan kebutuhan mereka.

Sebelumnya, diberitakan bahwa pembelian BBM harus menggunakan aplikasi MyPertamina. Kini pembelian minyak goreng curah juga harus melalui aplikasi PeduliLindungi,  miris.

Dilansir dari berita CNN Indonesia  pada tanggal 30 Juni 2022, bahwa PT Pertamina Patra Niaga menyatakan implementasi pembelian bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar menggunakan aplikasi MyPertamina di seluruh Pulau Jawa, dimulai 1 September 2022.

Prosedur pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) yang demikian, pasti akan membuat masyarakat semakin sulit untuk menjangkau. Selain BBM, masyarakat juga disulitkan oleh prosedur pembelian minyak goreng curah.

Dikutip dari KOMPAS.com (28/6/2022), pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) sedang mengupayakan agar masyarakat membeli minyak goreng curah memakai PeduliLindungi mulai dua pekan ke depan. 

Tak hanya BBM dan minyak goreng yang harus dibeli melalui aplikasi,  tetapi kemungkinan berbagai komoditas lainnya akan mengikuti skema pembelian  yang sama. 

Seperti yang diberitakan baru-baru ini  di Tirto.id (01/07/2022). Bahwa PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga akan melakukan sistem distribusi baru untuk penjualan Liquefied Petroleum Gas (LPG) subsidi. Skema yang dilakukan yaitu dengan pembelian wajib menggunakan aplikasi MyPertamina

Menyulitkan Masyarakat

Prosedur pembelian BBM dan minyak goreng saat ini memang sangatlah menyulitkan bagi masyarakat. Hal itu sangat beralasan sebab tidak semua individu atau keluarga di negeri ini memiliki handphone android, apalagi bagi kalangan keluarga miskin atau kurang mampu. Bagaimana mau membeli gawai, untuk sekadar membeli bahan pangan pokok saja masih harus bekerja banting tulang? Apalagi banyak juga yang tidak memahami cara menggunakan gawai alias gaptek.

Pemerintah memang memberikan dua opsi dalam rangka pembelian minyak goreng. Jika tidak mempunyai aplikasi, maka wajib memakai NIK.
Pembeliannya pun dibatasi hanya untuk 10kg per hari dan per KK.

Kebijakan yang seperti ini sangatlah menyulitkan bagi pedagang maupun konsumen. Pihak pedagang akan merasa kesulitan karena masih harus mencatat, mencocokkan NIK, dan lain-lain.

Konsumen yang hanya ingin membeli minyak goreng untuk sekadar menggoreng lauk bagi keluarganya harus diribetkan dulu dengan aturan yang tidak masuk akal.

Begitu juga untuk pembelian solar dan pertalite (BBM). Untuk sekadar mengisi sepeda motor atau mobil yang akan dipakai bekerja saja harus disulitkan dengan kebijakan ini.

Sungguh, kebijakan ini menambah beban bagi rakyat. Rakyat yang sudah banyak terbebani dengan kenaikan harga pangan, malah ditambahi dengan keruwetan prosedur pembelian.

Negara Wajib Menjamin Semua Kebutuhan Pokok

BBM, minyak goreng, dan LPG merupakan kebutuhan pokok bagi semua rakyat. Hendaklah negara tidak membebani rakyat dengan kebijakan yang akan mempersulitnya. Prosedur yang sulit akan semakin menambah beban rakyat.

Justru seharusnya negara memudahkan rakyat untuk memenuhi kebutuhan pokok. Sudahlah rakyat terbebani oleh naiknya harga pangan, malah semakin dipersulit dengan prosedur pembeliannya pula.

Segala kebijakan yang  membingungkan dan menyulitkan ini tentu hanya akan semakin menambah ketidakpercayaan masyarakat kepada penguasa. Kebijakan ini tentu bukan untuk memudahkan kepentingan rakyat, tetapi akan memudahkan kepentingan sekaligus memberi keuntungan bagi para pemilik modal atau kalangan oligarki saja. 

Apalagi, sudah menjadi rahasia umum jika hampir semua kebijakan di negeri ini lahir dari sistem yang memihak kepada pemodal saja. Pada akhirnya, rakyatlah yang menjadi korban keruwetan sistem.

Islam Menjamin Kebutuhan Dasar Manusia

Di dalam sistem Islam, kecanggihan sarana dan prasarana tidak akan menghambat pelayanan penguasa kepada rakyat.  Sistem Islam tegak di atas dasar keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Islam menetapkan kebutuhan atas pangan, sandang, dan papan sebagai kebutuhan pokok bagi tiap individu rakyat. Islam juga menetapkan keamanan, pendidikan, dan kesehatan sebagai hak dasar seluruh masyarakat. Maka, Islam akan menjamin terpenuhinya seluruh kebutuhan-kebutuhan tersebut bagi tiap individu.

Dalam masalah kebutuhan pokok ini, Rasulullah saw.   bersabda:

"Siapa saja di antara kalian yang bangun pagi dalam keadaan diri dan keluarganya aman, fisiknya sehat dan mempunyai makanan untuk hari itu, solah-olah ia mendapatkan dunia."  (HR at-Tirmidzi)

Untuk itu, dalam ketentuan Islam, negara wajib menjamin kebutuhan pokok  rakyat tanpa menyulitkan. Negara wajib membantu rakyat miskin dengan memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dengan memudahkan  prosedur perolehannya.

Pengaturan, pengelolaan, dan distribusi haruslah adil dan merata bagi seluruh rakyat. Penguasa tidak boleh berlepas tangan dari penunaian kewajiban itu. Penguasa juga tidak boleh memihak kepada pemodal yang hanya mementingkan profit dan materi semata. Penguasa haruslah benar-benar memikirkan seluruh rakyatnya secara adil.

Tentu semua ini  bisa terlaksana dengan sistem yang benar-benar memihak kepada rakyat. Tidak ada sistem yang benar-benar adil kecuali sistem Islam. Maka, perlulah kita untuk berupaya agar sistem Islam ini bisa tegak sehingga tidak ada lagi rakyat yang terzalimi. Wallahu a'lam.

Oleh: Ummu Zahra 
Aktivis Muslimah



Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab