Tinta Media: Sumpah
Tampilkan postingan dengan label Sumpah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sumpah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 November 2022

Sumpah Pemuda, Harapan Tanpa Kepastian

Tinta Media - Peringatan hari sumpah pemuda ke 94 tingkat kabupaten Bandung digelar di lapangan Upakarti Soreang pada hari Jum'at tanggal 20 Oktober 2022. Acara itu di hadiri oleh Bupati Bandung HM Dadang Supriatna bersama para kepala organisasi perangkat daerah (DPD) dan forum komunikasi pimpinan daerah. 

Harapan yang ingin diraih pada peringatan hari sumpah pemuda yang ke-94 itu adalah meningkatkan semangat persatuan membangun bangsa demi mewujudkan negara yang adil dan makmur, serta mewujudkan jati diri generasi muda yang berinovasi dan mempunyai kreativitas dalam menggapai cita-cita kejayaan Indonesia. 

Bupati Bandung Dadang Supriatna berpendapat pentingnya peran para pemuda bagi bangsa dan negara Indonesia dengan pola pikir yang jauh menatap masa depan sehingga mampu mengisi ruang partisipasi pembangunan kabupaten Bandung yang BEDAS.

Sudah menjadi hal biasa bahwa pada tanggal 28 Oktober menjadi momentum hari sumpah pemuda yang pada momen awal dilakukan oleh para pemuda pejuang kemerdekaan pada tahun 1928. Hal itu menjadi titik tolak perjuangan kemerdekaan yang dalam proses kemerdekaannya banyak melibatkan peran pemuda. Semangat yang tinggi dan revolusioner merupakan faktor utama pemuda sehingga selalu memegang peran penting dalam kebangkitan sebuah bangsa dan menjadi tonggak peradaban bangsa. Namun, sayangnya hingga sampai saat ini kebangkitan yang diharapkan belum juga terealisasi, malah semakin terperosok dalam jurang kemunduran dan kerusakan. 

Begitu nampak kemorosotan moral para pemuda. Tanpa henti, mereka terjajah dengan mentalitas bobrok dan perilaku menyimpang. Sikap pragmatis, apatis, dan permisif benar-benar telah menjangkiti para pemuda saat ini. Mereka menjauh dari politik dan tidak peduli dengan persoalan yang menimpa negri ini. 

Kezaliman, kemiskinan, ketidakadilan, korupsi, disentegrasi terus menimpa negri ini, seperti badai yang tak pernah berhenti. Para pemuda malah sibuk dengan urusan perutnya sendiri, pergaulan bebas, tawuran, penyimpangan seksual, dan hedonis sudah mendominasi gaya hidup pemuda sekarang sehingga sangat jauh dari peran pemuda yang seharusnya menjadi agen penggerak perubahan dan harapan masa depan bangsa. 

Kalaupun ada sebagian kecil dari pemuda yang memperjuangkan perubahan pada negeri ini, tetapi sayang, perubahan yang digagas hanya perubahan semu. Mereka terjebak dalam tempurung, merasa tidak ada jalan lain untuk memperbaiki negeri ini. Ketika ditawarkan alternatif lain, mereka menolak dengan dalih akan merusak kebhinekaan dan tak sesuai Pancasila. 

Fakta tersebut menunjukkan kesalahan dalam pembentukan negeri ini yang menjadikan demokrasi sebagai sistem negara dan menjadikan sekularisme sebagai dasar yang akhirnya melahirkan nasionalisme yang menjadi spirit dalam sumpah pemuda, yang digagas puluhan tahun lalu. Alih-alih membawa kemajuan, malah justru menjadi kontraproduktif dengan harapan itu sendiri.

Maka, satu-satunya jalan untuk menjadikan pemuda bisa berperan dalam negara dan bangsa yaitu dengan mengembalikan kedaulatan pada hukum syara. Ini sebagaimana para pemuda di masa Rasulullah saw. yang tanpa lelah berjuang menyebarkan ide-ide Islam, sehingga berhasil membawa umat manusia kepada kemajuan dan kebangkitan yang hakiki dalam segala aspek kehidupan. 

Penerapan sistem Islam dipimpin oleh seorang pemimpin yang amanah, yang menjalankan aturan Allah Swt. secara sempurna, sehingga bisa mengatasi segala permasalahan negeri dengan tepat dan cepat. Metode penyelesaiannya efektif karena bersandar pada kitabullah dan sunnah Rasulullah saw yang menjadi pokok Syariat Islam. 

Kini, sudah saatnya para pemuda turut berperan dalam mengembalikan kehidupan Islam dengan ikut berjuang untuk menegakkan kembali khilafah Islamiyyah. Peran ini lebih urgen lagi karena saat ini khilafah dikriminalisasi, dinistakan, dan menjadi bahan olok-olok, bahkan dilarang oleh penguasa korup. Dengan begini, peran pemuda sebagai agen perubahan dapat terwujud.

Wallahu 'alam bisshawab. 

Oleh: Tiktik Maysaroh
Sahabat Tinta Media

Senin, 07 November 2022

Sumpah Pemuda, Momentum Meningkatkan Persatuan dan Membangun Peradaban Unggul

Tinta Media - Bupati Bandung memperingati hari sumpah pemuda ke-94 di lapangan Upakarti, Soreang. Dalam kesempatan itu, Bupati berharap peringatan hari sumpah pemuda menjadi momentum meningkatkan semangat persatuan membangun bangsa demi mewujudkan negara yang adil dan makmur. Peran pemuda menurut Bupati, sangat penting bagi bangsa dan negara RI dengan pola pikir yang jauh menatap masa depan. Pemuda harus bersatu, berdampingan, membuat karya-karya bermanfaat, juga menjadi insan yang berperan baik di masyarakat. (visi.news.com)

Tak berlebihan kiranya jika pemuda saat ini dijadikan sebagai  harapan utama sebagai agen perubahan. Kondisi karut-marut multidimensi peradaban global yang kemudian diperparah dengan permasalahan efek pandemi Covid-19, memang menuntut adanya para pelaku pengubah sistem. 

Namun, sangat disayangkan jika potensi pemuda dalam sistem kapitalisme sekuler saat ini hanya difokuskan pada pemulihan aspek ekonomi, sektor usaha, dan teknologi yang justru akan memandulkan daya kritis mereka terhadap kondisi umat yang sesungguhnya. Hal itu akan semakin memupuk sikap individualisme di kalangan pemuda dengan hanya berfokus pada pencapaian materi.

Oleh karenanya, mendambakan sosok pemuda sebagai agen perubahan harus memiliki modal penting yang harus diperhatikan. Di antaranya:

Pertama, modal ideologi. Ideologi yang dimaksud adalah ideologi Islam. Berbeda dengan ideologi kapitalisme maupun sosialisme atau komunis, Islam dibangun berdasarkan akidah yang menjelaskan bahwa di balik alam semesta, manusia, dan kehidupan terdapat pencipta, yaitu Allah Swt. Maka dari itu, ideologi ini akan terkoneksi dengan aturan-Nya berupa hukum syariat, baik itu dari Al-Qur'an maupun As Sunnah. 

Ideologi Islam yang sempurna dan paripurna ini menjadi modal dasar dan utama bagi para pemuda yang ingin menjalankan perannya sebagai agen perubahan. Ideologi ini terbukti telah membawa keadilan, kesejahteraan, dan kemakmuran bagi semua, lebih dari 13 abad dalam khilafah Islamiyyah.

Kedua, adanya road map dan master plan. Dengan master plan, memungkinkan para pemuda memiliki gambaran yang jelas mengenai desain sistem yang akan dibangun sebagai pengganti sistem yang rusak saat ini. Sedangkan road map atau thariqah atau metode diperlukan untuk mewujudkan master plan tadi. Road map ini jelas mengacu kepada dakwah Nabi saw. yang telah terbukti mampu menghantarkan umat kepada perubahan hakiki.

Ketiga, komunitas atau jamaah. Komunitas atau jamaah sangat diperlukan untuk bersama-sama memperjuangkan secara terus-menerus dan konsisten. Hal ini sangat logis karena perubahan yang sistemik (perubahan global) tidak mungkin dilakukan secara individual, tetapi membutuhkan adanya komunitas global.

Semoga dengan diperingatinya hari sumpah pemuda, terutama pemuda muslim mampu mereposisi perannya sebagai agen perubahan dengan menjadikan ideologi Islam sebagai dasar untuk mengkaji master plan dan road map yang telah dicontohkan Rasulullah saw. sebagai pelaku perubahan yang telah terbukti mampu mengubah peradaban yang gelap gulita menuju peradaban yang terang benderang.

Wallahu alam bishawab.

Oleh: Sri Mulyani
Sahabat Tinta Media
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab