Tinta Media - Warga Kampung Lembursuuk, Desa Cangkuang, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung mengalami krisis air bersih sudah enam bulan terakhir. Bahkan, PDAM yang diandalkan warga pun mengalami gangguan sehingga air sering tidak mengalir. Warga pun mengandalkan bantuan dari tetangga yang masih memiliki sumur air bersih, karena kalau harus membuat sumur bor membutuhkan biaya yang mahal. Beruntung warga mendapat bantuan dari Kapolsek, tokoh masyarakat, dan donatur untuk membuat sumur bor yang bisa memenuhi kebutuhan air 280 kepala keluarga.
Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup di dunia. Selain untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti minum dan sanitasi, juga untuk pertanian dan industri.
Kebutuhan terhadap akses air bersih tentu akan terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kualitas hidup.
Bencana krisis air bersih yang terjadi saat ini tentu tidak datang begitu saja. Pasti ada penyebab di balik bencana ini. Harus kita ketahui bahwa bencana ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:
(1) Laju pertumbuhan dan perpindahan penduduk ke perkotaan yang cukup tinggi.
(2) Pembangunan gedung-gedung di kota besar banyak yang tidak memenuhi perbandingan lahan terpakai dan lahan terbuka sehingga mengganggu proses penyerapan air hujan ke dalam tanah.
(3) Penggunaan lahan yang tidak memperhatikan konservasi tanah dan air.
(4) Eksploitasi air tanah yang berlebihan untuk kebutuhan gedung-gedung perkantoran, rumah sakit, pusat perbelanjaan, dan apartemen.
Krisis air bersih merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan antara ketersediaan dengan permintaan air bersih. Maka, setelah kita mengetahui penyebab dari krisis air bersih, akan timbul pertanyaan, apa yang akan terjadi ketika bencana ini melanda negeri kita?
Dampak dari bencana ini adalah (1) Krisis kesehatan, karena krisis air bersih beresiko tinggi munculnya penyakit diare, kolera, disentri, dan polio.
(2) Kondisi lingkungan memburuk sebab tumbuhan dan hewan perlu air. Jika tumbuhan dan hewan mati, maka piramida rantai makanan dan ekosistem akan terganggu.
(3) Standar kehidupan menurun sebab kelangkaan air bersih mengganggu operasional seluruh sektor yang membutuhkan air bersih, seperti sekolah, rumah sakit, restoran, dan lain-lain.
(4) Kelaparan merajalela sebab sektor pertanian memerlukan air bersih. Jika aktivitasnya terganggu, maka pasokan makanan pun akan berkurang.
Andai saja pemerintah mengantisipasi hal ini, tentu warga tidak akan mengalami krisis air bersih seperti saat ini. Kelangkaan air bersih ini adalah dampak dari pengelolaan negara terhadap air dengan tata kelola kapitalistik yang rusak dan merusak. Banyak alih fungsi lahan serta perusakan lingkungan besar-besaran yang dilakukan secara sistematis.
Sering kali pemerintah malah membuka peluang bagi para investor untuk mengelola sumber daya alam negeri ini, tanpa memikirkan dampak buruk yang akan terjadi. Sistem kapitalisme yang melahirkan keserakahan dari tangan-tangan tidak bertanggung jawab, tengah mengancam keberlangsungan hidup di muka bumi.
Pemerintah sepertinya telah lalai akan kewajibannya dalam mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat. Bencana yang terjadi di berbagai daerah ini harusnya disadari betul oleh pemerintah. Karena itu, harus ada solusi tuntas untuk menyelesaikannya. Apakah dengan bantuan air bersih yang didistribusikan ke setiap daerah mampu menuntaskan bencana ini?
Dalam Islam, air adalah karunia dan rahmat yang Allah berikan kepada manusia. Maka sebagai manusia, kita wajib bersyukur atas nikmat ini dengan cara mengelola dan menjaganya.
Berikut ini adalah ajaran Islam dalam pengelolaan air:
(1) Air adalah hak milik bersama. Rasulullah bersabda, "Orang-orang muslim bersekutu dalam kepemilikan tiga hal, air, padang rumput, dan api.
(2) Islam memerintahkan umatnya agar tidak israf (boros) dalam menggunakan air, bahkan untuk bersuci sekalipun.
(3) Larangan pencemaran air seperti limbah dalam bentuk cairan dari rumah tangga atau dari industri yang dibuang langsung ke sumber air.
(4) Pemeliharaan ekosistem air, misalnya tidak membuang sampah ke laut atau sembarangan, hemat energi dan air, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan menanam pohon karena dapat meningkatkan resapan air.
Pepatah mengatakan, "Lebih baik mencegah daripada mengobati." Inilah cara jitu yang dilakukan Islam untuk mencegah terjadinya krisis air bersih. Selain mengerahkan para ahli dalam bidang pengelolaan air, juga membutuhkan kerjasama antara negara dan masyarakat untuk sama-sama menjaga kelestarian lingkungan, agar terhindar dari bencana krisis air bersih. Islam juga mengajarkan umatnya untuk selalu berikhtiar dalam segala hal, apalagi menyangkut keberlangsungan hidup manusia.
Maka dari itu menjaga lingkungan berarti menjaga harta. Allah menjadikan alam semesta ini sebagai bekal kehidupan manusia di dunia. Bayangkan, kalau bekal ini habis, maka berakhirlah kehidupan.
Wahai umat Islam, masihkah kita percaya dengan sistem kapitalisme yang sudah merusak negeri ini? Alam yang kaya raya memberikan banyak hal bagi kehidupan semua makhluk, tetapi jika berada dalam sistem yang salah, maka akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan. Sistem Islamlah satu-satunya yang mampu menjaga dan mengelola karunia dari Allah Swt. Wallahu'alam.
Oleh: Neng Mae (Ibu Rumah Tangga)