Menyiapkan Diri Menyambut Bulan Suci
Tinta Media - Amr bin Qais rahimahulLaah, jika memasuki Bulan Sya’ban, ia segera menutup tokonya (menghentikan kegiatan bisnisnya). Ia lalu menyibukkan dirinya dengan banyak membaca al-Quran. Ia berkata:
طوبى لمن أصلح نفسه قبل رمضان (الحافظ إبن رجب الحنبلي، لطائـف المعـارف، ص١٣٨)
“Beruntunglah orang yang berusaha menata (menyucikan) jiwanya sebelum Ramadhan datang.” (Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathaa’if al-Ma’aarif, hlm. 138).
Begitulah generasi salafush-shalih. Bagi mereka, bisnis duniawi–sekalipun mendatangkan keuntungan besar–tidak lebih penting daripada menyucikan jiwanya demi menyambut datangnya Bulan Ramadhan yang penuh berkah. Karena itu jauh-jauh hari mereka sudah memfokuskan diri untuk memperbanyak ibadah dan taqarrub kepada Allah SWT. Di antaranya dengan memperbanyak membaca al-Quran sepanjang Bulan Sya’ban.
Bagi mereka, “perniagaan” pada Bulan Ramadhan tentu jauh lebih menguntungkan ketimbang perniagaan duniawi. Sebabnya, pada bulan inilah kesempatan untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Tentu dengan berusaha meraih sebesar-besarnya pahala melalui ragam amal shalih (shaum, shalat tarawih, tilawah al-Quran, mendalami agama, banyak bersedekah, menggiatkan dakwah, dll) selama Ramadhan, yang datang cuma setahun sekali.
Wa mâ tawfîqî illâ billâh wa ’alayhi tawakkaltu wa ilayhi unîb. []
Oleh: Al-Faqir Arief B. Iskandar
( Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor).