Tinta Media: Suci
Tampilkan postingan dengan label Suci. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Suci. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 Maret 2024

Menyiapkan Diri Menyambut Bulan Suci


Tinta Media - Amr bin Qais rahimahulLaah, jika memasuki Bulan Sya’ban, ia segera menutup tokonya (menghentikan kegiatan bisnisnya). Ia lalu menyibukkan dirinya dengan banyak membaca al-Quran. Ia berkata:

طوبى لمن أصلح نفسه قبل رمضان (الحافظ إبن رجب الحنبلي، لطائـف المعـارف، ص١٣٨)

“Beruntunglah orang yang berusaha menata (menyucikan) jiwanya sebelum Ramadhan datang.” (Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathaa’if al-Ma’aarif, hlm. 138).

Begitulah generasi salafush-shalih. Bagi mereka, bisnis duniawi–sekalipun mendatangkan keuntungan besar–tidak lebih penting daripada menyucikan jiwanya demi menyambut datangnya Bulan Ramadhan yang penuh berkah. Karena itu jauh-jauh hari mereka sudah memfokuskan diri untuk memperbanyak ibadah dan taqarrub kepada Allah SWT. Di antaranya dengan memperbanyak membaca al-Quran sepanjang Bulan Sya’ban.

Bagi mereka, “perniagaan” pada Bulan Ramadhan tentu jauh lebih menguntungkan ketimbang perniagaan duniawi. Sebabnya, pada bulan inilah kesempatan untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.  Tentu dengan berusaha meraih sebesar-besarnya pahala melalui ragam amal shalih (shaum, shalat tarawih, tilawah al-Quran, mendalami agama, banyak bersedekah, menggiatkan dakwah, dll) selama Ramadhan, yang datang cuma setahun sekali.

Wa mâ tawfîqî illâ billâh wa ’alayhi tawakkaltu wa ilayhi unîb. []


Oleh: Al-Faqir Arief B. Iskandar
( Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor).


Rabu, 20 April 2022

UIY: Ayat Suci Harus di Atas Konstitusi Bahkan Jadi Konstitusi


Tinta Media- Cendekiawan Muslim Ustad Ismail Yusanto (UIY) tidak ada pilihan lain bagi seorang Muslim selain menjadikan ayat suci (Al-Qur’an) di atas ayat konstitusi bahkan menjadi konstitusi.

"Sikap seorang Muslim sebenarnya tidak ada pilihan lain, ayat suci itu mestilah di atas ayat konstitusi, atau ayat suci menjadi dasar dalam penyusunan ayat konstitusi atau bahkan menjadi konstitusi,” tuturnya dalam acara Fokus: Haruskah Ayat Suci di Atas Ayat Konstitusi? Senin (18/4/2022) di kanal YouTube UIY Official.

Menurutnya, ketika membicarakan ayat suci dan ayat konstitusi maka ada tiga varian yang muncul. Pertama, menolak sama sekali (memisahkan agama dan negara/ sekularisme). Kedua, menerima tapi sekadar memberikan sumbangan etika (agama hanya memberikan nilai-nilai etis kepada negara). "Ketiga, agama harus menjadi dasar negara,” ujarnya.

Ia menjelaskan, sejatinya seorang Muslim tidak mengambil varian pertama (sekularisme), karena hal ini dipengaruhi sejarah hubungan agama Nasrani dengan negara-negara Eropa, “Di dalamnya mereka memiliki tiga persoalan," ungkapnya.

Pertama, persoalan autentikasi Bible, ada banyak kritik terhadap kandungan Bible yang menyangkut autentitasnya. Salah satu buku yang menarik, The Five Gospel, berisi rangkuman dari seminar yang dihadiri oleh 76 orang ahli teologi Nasrani. Sebanyak 82% ayat dalam Bible tidak sampai kepada Yesus atau tidak autentik sementara Al-Qur’an tidak punya persoalan tentang hal itu karena telah dijamin oleh Allah SWT,” paparnya.

Kedua, persoalan terhadap teologi, “Trinitas baru dicetuskan dalam Konsili Nicea (abad ke-3), jauh setelah nabi Isa meninggal. Orang Nasrani sendiri mengatakan konsep trinitas ini sulit dipahami. Adapun Islam tidak punya masalah teologi karena jelas Allah itu Ahad, satu,” ucapnya.

Ketiga, adanya trauma pada agama hingga muncul peristiwa Bartholomew’s. “Nah, karena itulah khilafah sepanjang sejarah tidak pernah menimbulkan masalah seperti mereka,” bebernya.
Ia menyimpulkan akan sangat aneh kalau Muslim ikut-ikutan menempatkan agama Islam terpisah dari negara, “Islam dengan Al-Qur’an berbicara A-Z,” pungkasnya.[]Khaeriyah Nasruddin
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab