Inilah Lima Manfaat Menulis SN
Tinta Media - Alumni Coaching with ๐๐ ๐ฝ๐๐ฆ (๐ถ๐๐๐ฝ) ๐พ๐๐๐๐ ๐๐ ๐ด๐๐๐๐๐ก๐๐ ๐๐๐๐๐๐/๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐
๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐ก๐๐๐๐๐๐.๐ค๐๐.๐๐ ๐๐๐ก๐ฆ๐๐ ๐๐ฎ’๐ข๐ญ menjelaskan manfaat menulis SN.
“๐๐๐ก๐๐๐๐๐๐ฆ๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ก ๐๐๐๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐ก๐ ๐๐ข๐๐๐ (๐๐๐๐๐๐ ๐ก๐๐ข๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐ข๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐โ๐๐/๐ ๐ก๐๐๐๐โ๐ก ๐๐๐ค๐ /๐๐),” tuturnya dalam ๐ค๐๐ค๐๐๐๐๐๐ dengan ๐๐๐๐๐ ๐๐ข๐ ๐ก๐๐๐ ๐ด๐๐๐ข๐๐๐โ๐๐๐ ๐ด๐ข๐, Jumat (25/11/2022).
Ketika rajin menulis SN, Ustadz Mu’it mendapatkan banyak manfaat. ๐๐๐๐ก๐๐๐, dapat banyak ilmu dari narsum. Reporter adalah orang yang pertama mendapat informasi dari narsum. “Dia menyampaikan kembali informasi dari narsum tersebut kepada umat melalui SN yang dia buat,” jelasnya.
๐พ๐๐๐ข๐, dengan membuat SN pembuatnya juga ikut dapat pahala karena berperan serta ikut sebagai penyebar ilmu dari narsum. “Terlebih lagi jika pembaca menjadi sadar dan hijrah menjadi baik lantaran membaca SN yang kita buat, tentu pahalanya lebih berlipat ganda lagi,” terangnya.
๐พ๐๐ก๐๐๐, menambah banyak teman dan kenalan. “Apalagi teman dan kenalan kita ini para tokoh yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing. Tentu ini sesuai nikmat yang luar biasa yang tak bisa ternilai dengan harta. Kita bisa belajar berbagai ilmu dari narsum yang kita wawancarai,” ungkapnya.
๐พ๐๐๐๐๐๐ก, menurut Ustadz Mu’it membuat SN sekaligus melaksanakan perintah Allah. Berdakwah lewat tulisan. Ayat pertama yang turun (Surat Al Al-Alaq 1-5) kita diperintahkan untuk ๐๐๐๐ (bacalah). Apa yang dibaca? Tentu sebuah tulisan. “Di sinilah pentingnya bagi penulis ideologis untuk membuat tulisan yang mengajak kepada hukum Allah, mengajak agar umat mengikuti aturannya Allah,” jelasnya.
Masih di surat Al Alaq ayat 4, ia menjelaskan bagaimana Allah mengajari manusia dengan ๐๐๐๐๐ (pena). Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya, “Yang mengajar (manusia) dengan pena" (QS al-'Alaq [96]: 4). Artinya, perintah membaca dan menulis ini tak bisa dipisahkan bagian dari perintah Allah. “Jadi menulis SN ini bagian dari perintah Allah,” tegasnya.
๐พ๐๐๐๐๐, tak ada waktu sia-sia. Sehari-hari senantiasa diisi dengan menuntut ilmu, bergaul dengan orang-orang shalih, memberikan pelayanan terbaik dengan SN yang kita buat sehingga umat menjadi tercerahkan dengan ide Islam. Apalagi jika tiap hari bikin SN (Seperti moto Sahabat Straight News: One Day One SN). “Tiada hari tanpa bikin SN. Tiada hari tanpa edit SN. Tiada hari tanpa melayani umat dengan SN yang kita buat,” tuturnya.
SN Sebagai Uslub Dakwah
Ustadz Mu’it, panggilan akrabnya ๐ฆ๐๐ง๐ฃ๐๐๐ข๐ค๐๐ง ๐ฆ๐๐ง๐ฎ๐ฅ๐ข๐ฌ ๐๐ ๐ฌ๐๐๐๐ ๐๐ข ๐ฎ๐ฌ๐ฅ๐ฎ๐ ๐๐๐ค๐ฐ๐๐ก karena dakwah bukan sebatas bicara tapi juga bisa lewat tulisan. “Apalagi saat ini perkembangan teknologi meniscayakan generasi saat ini untuk berkecimpung di dunia maya,” ucapnya.
Menurutnya, generasi milenial tidak bisa lari dari media sosial. “Cari informasi tidak lagi lewat televisi tapi mereka lebih suka berselancar dengan internet karena beritanya lebih cepat dan lebih ๐ข๐๐๐๐ก๐,” tamsilnya.
Ia menyayangkan media ๐๐๐๐๐ ๐ก๐๐๐๐ lebih dikuasai oleh para kapitalis yang pemikirannya sekuler sehingga informasi yang dihasilkan banyak menyudutkan Islam dan juga banyak informasi sampah atau hoaks. “Di sinilah dibutuhkan banyak penulis ideologis dan juga media Islam untuk mengimbangi sekaligus meng- ๐๐๐ข๐๐ก๐๐ opini-opini dari media ๐๐๐๐๐ ๐ก๐๐๐๐ terutama yang menyudutkan Islam agar umat tidak teracuni ide-ide sekuler yang merusak,” jelasnya.
Banyaknya pendakwah lewat bicara (๐ ๐๐๐๐๐๐๐) dinilainya juga lebih banyak dan tidak seimbang dengan jumlah media ๐๐๐๐๐๐ dan penulisnya. “Oleh sebab itu, saya berkomitmen menjadikan SN ini sebagai uslub dakwah,” paparnya.
“Ciri SN yang _๐ก๐ ๐กโ๐ ๐๐๐๐๐ก_, langsung pada pokok permasalahan sangat cocok dengan ๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐๐ saya dari teknik. Tidak bertele-tele,” tambahnya.
Apresiasi, Saran dan Kritik
Ustadz Mu’it juga memberikan apresiasi, saran dan kritik terhadap cara Om Joy melatih membuat SN. Ia beserta angkatan pionir sangat beruntung bisa dipertemukan dengan Om Joy. Dengan bekal ๐๐๐ ๐๐ข๐ก๐๐ (benar-benar awam) terkait dunia jurnalistik kami tertatih-tatih belajar bikin SN. “Dengan kesabaran dan kesungguhan Om Joy dalam membimbing kami, akhirnya kami pun bisa bikin SN,” ungkapnya. “Semoga pahala jariyyah senantiasa mengalir kepada guru kami, Om Joy. Aamiin,” doanya.
Saran kepada Om Joy agar peserta lebih cepat menguasai SN butuh pendampingan yang lebih intensif, sebaiknya sih langsung dari Om Joy. Pertemuan sekali dalam seminggu menurutnya terlalu lama bagi peserta untuk menguasai ilmu SN. “SN ini ilmu praktis. Jadi, harus sering dipraktikkan. Kami angkatan pionir saja butuh waktu sekitar 4 bulan baru benar-benar dikatakan bisa bikin SN,” sarannya.
Ia juga menyadari aktivitas Om Joy pun sangat padat, apalagi jika sudah dikejar ๐๐๐๐๐๐๐๐ Media Umat dan Al-Wa’ie. Sehingga menurutnya memang butuh asisten. Namun, asisten ini semestinya orang yang betul-betul ๐๐ข๐๐๐๐๐๐๐ dan direkomendasikan oleh Om Joy, bukan yang baru belajar bikin SN atau baru lulus pelatihan bikin SN. “Jadi, saya sarankan perlu adanya ๐ก๐๐๐๐๐๐๐ khusus terkait asisten pendamping yang dipercayai Om Joy untuk mendampingi peserta pelatihan,” pungkasnya [] Raras