Tinta Media: Solusi Tuntas
Tampilkan postingan dengan label Solusi Tuntas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Solusi Tuntas. Tampilkan semua postingan

Senin, 29 Januari 2024

PHK Massal Kembali Mengancam, Islam Solusi Tuntas



Tinta Media - Baru saja kita memasuki Tahun 2024, banyak harapan kebaikan yang akan diraih pada tahun ini. Namun realitasnya, rakyat kembali dihadapkan dengan adanya PHK massal. Tidak dapat disangkal, saat ini kondisi ekonomi dunia semakin memburuk. Banyak perusahaan mengalami kebangkrutan dan melakukan PHK massal.

Menurut survei yang dilakukan oleh Perusahaan Resume Builder, diperkirakan akan terjadi PHK massal pada tahun 2024. Hasil ini didapatkan berdasarkan tanggapan dari lebih dari 900 perusahaan pada bulan Desember 2023. 
(www.cncindonesia.com/29/12/23)

Berdasarkan survei tersebut, hampir empat dari sepuluh perusahaan menyatakan kemungkinan akan melakukan PHK pada tahun 2024. Ini meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya resesi. Lebih dari setengah perusahaan juga mengungkapkan rencana untuk membekukan perekrutan pada tahun 2024.

Belakangan ini, PT Hung-A Indonesia menjadi sorotan setelah video yang diunggah di media sosial menjadi viral. PHK tersebut diperkirakan akan mengakibatkan sekitar 1.500 pekerja kehilangan pekerjaan.
Dalam informasi yang diberikan, PT Hung-A Indonesia melakukan PHK terhadap ribuan pekerjanya karena akan menutup operasional mulai Februari 2024. 

Kabar yang beredar menyebutkan bahwa perusahaan ban asal Korea Selatan tersebut sedang merencanakan untuk meninggalkan Indonesia dan memindahkan lokasi pabriknya ke Vietnam. Ini adalah berita buruk pertama yang datang dari sektor manufaktur Indonesia di tahun 2024. 

Setelah kejadian pada tahun 2023, setidaknya 7.200 pekerja menjadi korban PHK di 36 perusahaan, baik karena penutupan total, penutupan dengan pindah lokasi, pengurangan biaya, atau alasan lain. Data ini hanya mencakup perusahaan tempat anggota KSPN bekerja, belum termasuk pabrik lain yang bukan anggota dari serikat pekerja tersebut.(CNBC Indonesia, 20/1/2024).

Sebab PHK Massal

PHK menjadi umum di berbagai tempat karena kondisi ekonomi dunia yang buruk, termasuk di Indonesia. Hal ini terjadi akibat penerapan sistem ekonomi kapitalis yang cenderung egois dalam upaya menyelamatkan perusahaan, tetapi mengabaikan nasib para pekerja yang kemudian menyebabkan terjadinya PHK.

Ketika ditanya mengenai alasan perusahaan melakukan PHK, separuh dari mereka menyatakan bahwa antisipasi resesi adalah faktor utama. Sementara itu, empat dari sepuluh perusahaan mengungkapkan rencana untuk menggantikan karyawan dengan kecerdasan buatan (AI).

"Karena AI terus menjadi alasan di balik PHK, disarankan meluangkan waktu untuk mempelajari cara memanfaatkan AI dalam pekerjaan Anda dan program AI mana yang akan berdampak pada pekerjaan Anda," kata Julia Toothacre, seorang ahli strategi karier dari Resume Builder, seperti yang dilaporkan oleh Newsweek pada Jumat (29/12/2023). Sumber www.cnbcindonesia.com

Adanya berbagai alasan di balik PHK massal ini, termasuk kondisi perusahaan yang tidak sehat, resesi, penggantian pekerja dengan AI, kinerja yang buruk, serbuan produk impor, perlambatan ekonomi, dan upaya menjaga agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Pertanyaannya kemudian adalah, bagaimana nasib para pekerja?

Negara yang Cenderung kepada Oligarki 

Pada akhirnya, PHK menciptakan iklim usaha yang tidak kondusif, sementara jaminan dari negara tidak ada. Meskipun mereka yang menjadi korban PHK tetap akan menerima kompensasi, tetapi hal tersebut tidak menjamin bahwa kehidupan mereka akan sejahtera dalam beberapa tahun ke depan.

Bahkan, bantuan tersebut juga digunakan sebagai alat legitimasi kekuasaan dan menjadi alat politik. Yang lebih buruk lagi, mereka akan menjadi penyumbang angka pengangguran di Indonesia dan meningkatkan angka kemiskinan. Regulasi terkait pesangon dan hak warga juga tidak dapat diandalkan karena cenderung tidak adil bagi para pekerja.

Semua ini adalah hasil dari sistem ekonomi kapitalis yang diterapkan secara global. Sistem ini didasarkan pada paradigma bahwa siapa yang kuat, dialah yang menang dan bertahan. Para pemilik modal atau pengusaha cenderung hanya fokus pada memperoleh keuntungan besar, sehingga timbul egoisme di mana mereka lebih memprioritaskan keselamatan perusahaan daripada nasib para pekerja.

Di sisi lain, negara gagal memenuhi perannya sebagai pelindung rakyat. Negara dianggap tidak mampu menyediakan lapangan kerja yang memadai, terutama bagi generasi muda. Akibatnya, banyak lulusan sarjana menganggur. 

Selain itu, kontrol asing terhadap sumber daya alam juga menyebabkan penurunan lapangan kerja. Investasi asing yang marak juga membuat rakyat hanya dapat bekerja sebagai buruh dengan upah minimum. Kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) membuat banyak perusahaan lebih memilih teknologi daripada tenaga manusia, sehingga banyak pekerja yang tergusur.

Islam Solusi Tuntas dalam Melindungi Pekerja 

Dalam Islam, negara bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat dan memiliki berbagai mekanisme, termasuk dalam menciptakan lapangan kerja. Islam menjamin kebutuhan pokok rakyat dengan berbagai mekanisme sehingga semua rakyat dapat hidup sejahtera.

Ini dimulai dari meningkatkan kualitas SDM dengan memberikan pendidikan setinggi-tingginya dengan gratis, sehingga bisa dijadikan bekal untuk rakyat dalam mendapatkan pekerjaan. Negara wajib melindungi rakyat dari kemiskinan dengan cara menyediakan lapangan kerja kepada laki-laki baligh.

Dalam sistem Islam, kejelasan akad antara pekerja dan pemberi kerja pun sangat terperinci. Akad ijarah mengikat kedua belah pihak untuk saling membutuhkan dan memberi keuntungan satu sama lain, bukan sebaliknya.

Pekerja dengan akad ijarah ini tidak dianggap sebagai bagian dari biaya produksi seperti dalam sistem kapitalis. Jumlah atau sedikitnya produksi barang tidak akan memengaruhi gaji pekerja. Sehingga, tidak akan terjadi PHK massal jika terjadi penurunan permintaan barang atau saat terjadi kondisi ekonomi yang melemah.

Islam juga mempunyai mekanisme dalam hal pengelolaan sumber daya alam. SDA yang ada adalah milik rakyat dan akan dikelola oleh negara, bukan asing. Hasilnya tentu akan dinikmati oleh rakyat.

Rasulullah saw. bersabda, "Kaum Muslim bersekutu dalam tiga hal: air, padang rumput, dan api (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Begitu pun dalam hal pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI). Teknologi tersebut akan digunakan untuk kepentingan bersama. Negara akan menyediakan pelatihan teknologi bagi para pekerja agar mereka tidak ketinggalan dalam hal teknologi, bukan menggantikan mereka dengan AI.

Dunia usaha akan berkembang dengan baik dan berdampak pada penyerapan tenaga kerja yang berjalan masif, dengan menjaga kestabilan ekonomi, menyediakan dan mendorong berbagai usaha yang kondusif bagi rakyat, melarang praktik ribawi, menerapkan sistem keuangan berbasis emas dan perak, serta kebijakan fiskal berbasis syariah. Tentu hal ini semua bisa diterapkan jika sistem Islam ditegakkan.

Allah Ta'ala berfirman, “Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (QS Al-Maidah [5]: 45). 

Wallahu'alam bissawab.

Oleh: Umma Almyra
Pegiat Literasi


Selasa, 19 Desember 2023

MMC: Islam Memiliki Solusi Tuntas Menyelesaikan Bullying


 
Tinta Media - Narator Muslimah Media Center (MMC) menegaskan, Islam memiliki solusi tuntas menyelesaikan masalah bullying.
 
“Islam memiliki solusi tuntas untuk menyelesaikan problem bullying. Islam memandang bahwa negara adalah penanggung jawab utama pembentukan generasi berkepribadian mulia dan unggul,” ungkapnya dalam Serba-Serbi MMC: Bullying Makin meresahkan, Sistem Pendidikan Sekuler Gagal Melindungi Generasi, di kanal Youtube MMC, Sabtu (16/12/2023).
 
Dengan sistem pendidikan Islam yang diterapkan, lanjutnya, negara Islam yakni Khilafah akan mengedukasi rakyatnya berlandaskan akidah Islam agar memiliki kepribadian Islam.
 
“Inilah sistem pendidikan terbaik yang meyakinkan pada pelajar bahwa Allah adalah Al-Khalik Mudabir (Pencipta dan Pengatur) hingga mereka meyakini adanya hari pembalasan kelak. Keyakinan ini mampu mencegah pelajar melakukan kejahatan termasuk bullying karena keyakinannya pada pertanggungjawaban di hadapan Allah kelak. Alhasil setiap berpikir dan bertingkah laku mereka akan menggunakan sudut pandang Islam. Mereka pun akan fokus untuk taat dan berupaya memberikan kontribusi untuk umat,” urainya.
 
 Individu dalam khilafah, terangnya, memahami betul bahwa dunia tempat singgah, sehingga akan mengejar eksistensi di hadapan Allah dengan banyak melakukan ketaatan, atau mengejar eksistensi akhirat.
 
“Bahkan mereka akan membuat Islam yang membawa rahmat ini eksis di dunia dengan aktivitas dakwah dan Jihad,” imbuhnya.
 
Narator menjelaskan, pendidikan dalam Islam hanya akan membuat generasi fokus menjadi ilmuwan yang karya-karyanya bermanfaat bagi umat, berdakwah untuk mencerdaskan umat, hingga berjihad di jalan Islam untuk menyebarluaskan Islam di bawah kepemimpinan Khalifah.
 
“Selain itu media dalam Islam hanya digunakan untuk edukasi dalam rangka meningkatkan ketakwaan individu. Media hanya berisi motivasi bagi setiap individu untuk semangat menjadi pribadi mulia setangguh generasi terdahulu atau syiar tsaqofah Islam,” paparnya.
 
 Jika dalam kondisi demikian masih ada yang melakukan bullying, ucapnya, maka negara akan memberlakukan sanksi berefek jera yakni zawajir sesuai sanksi Islam. Sanksi tersebut, sambungnya, akan membuat orang lain takut untuk melakukan kemaksiatan sekaligus berfungsi sebagai jawabir (penebus) dosa di akhirat.
 
“Kesempurnaan dan kebaikan aturan Islam membentuk generasi tentu membuat kita semakin rindu akan hadirnya kehidupan Islam di tengah-tengah kaum muslimin hari ini,” pungkasnya. [] Rini.

Selasa, 05 Desember 2023

Jihad dan Khilafah, Solusi Tuntas untuk Palestina



Tinta Media - Agresi militer Zionis Yahudi di Palestina, khususnya Jalur Gaza semakin brutal. Mereka membombardir Jalur Gaza dengan ribuan bom ke wilayah- wilayah pemukiman, pasar,  bahkan rumah sakit. Mereka juga menghancurkan sarana umum, seperti instalasi air serta listrik. Korban jiwa sudah mencapai puluhan ribu dengan korban terbanyak justru anak-anak. 

Serangan Zionis Yahudi ini sudah merupakan Genosida, tindakan untuk memusnahkan penduduk Gaza Palestina, bukan lagi serangan balasan melawan Hamas seperti yang mereka gembar-gemborkan. Ada sekitar 70 persen warga Gaza yang mengungsi, tetapi para pengungsi ini ditolak oleh negara tetangganya, yaitu Mesir dan Yordania dengan alasan nasionalisme dan mencegah meluasnya krisis tersebut ke negeri tetangga. Sungguh perbuatan yang tidak berperikemanusiaan.

Reaksi pemerintah terhadap palestina terwakili oleh imbauan Kemenag Bandung Cece Hidayat saat aksi kemanusiaan bagi Palestina (17/11 /2023). Cece mengimbau masyarakat untuk tidak pergi ke Palestina dengan alasan berjihad. Menurui, kita cukup membantu perjuangan masyarakat Palestina dengan memboikot produk-produk negara yang mendukung Zionis Yahudi saja. 

Sikap ini tidak jauh berbeda dengan sikap para pemimpin Arab dan negeri muslim lainnya.  Mereka hanya pintar mengecam dan mengutuk Zionis Yahudi, bahkan sebagian diam membisu sambil tetap menjalin hubungan dengan Zionis Yahudi. Mereka juga mengizinkan daerahnya dijadikan pangkalan militer Amerika Serikat yang notabene pendukung Zionis, mengizinkan daerahnya jadi jalur pasokan bahan bakar ke daerah Zionis Yahudi. 

Sungguh menyedihkan keberpihakan negeri-negeri muslim kepada kaum kufur ini, sementara rakyat Palestina harus berjuang sendirian. Kaum muslimin yang berempati pada rakyat Palestina tidak bisa berbuat banyak karena penguasa negerinya ternyata berada dalam kendali Amerika. 

Kebrutalan serangan Zionis Yahudi seharusnya dilawan dengan jihad oleh tentara-tentara muslim sampai mereka terusir dari tanah Palestina. Seharusnya, kaum muslimin di dunia bersatu, bukan diam tersekat oleh nasionalismenya.

Membela kaum muslimin Palestina adalah wajib karena sesama muslim adalah saudara, bagai satu tubuh, bila bagian yang satu tersakiti maka bagian yang lain ikut merasakan dan wajib membelanya. Rakyat Palestina saat ini bertempur sendirian ibarat semut melawan gajah. Mereka berada dalam penjajahan Zionis Yahudi laknatullah.

Berdasarkan pemikiran yang islami, solusi untuk mengakhiri penjajahan di Palestina adalah dengan bersatunya negeri-negeri muslim di dunia, untuk membatalkan semua perjanjian dan hubungan bilateral dengan Zionis Yahudi sehingga mereka tidak bisa mendikte negeri muslim, lalu menghentikan pasokan energi ke negeri Zionis,  boikot total semua kerja sama ekonomi dan kebudayaan, serta hentikan penggunaan dolar sebagai alat pembayaran internasional. 

Akan tetapi, itu hanya sebagian solusi yang diperlukan saat ini. Ke depannya, berdirinya Khilafah ala minhajji nubuwwah adalah solusi yang paling tepat karena hanya dengan Khilafah kaum muslimin terlindungi dari tangan-tangan jahat kaum kafir. 

Khilafah yang dipimpin oleh seorang Khalifah adalah solusi tepat untuk membebaskan kaum muslim dari kezaliman pihak manapun karena Khalifah laksana perisai. Kaum muslimin berperang di belakangnya dan dilindungi oleh dirinya (HR Muslim).  

Bila sekarang ada Khalifah, tentu dia sudah memimpin pasukan terbaik untuk berjihad ke Palestina, mengusir Zionis Yahudi dan membebaskan rakyat Palestina dari penjajahan sebagaimana yang dilakukan oleh Panglima Salahuddin al Ayyubi. 

Wallahu'alam bish shawaab.

Oleh: Heni
Sahabat Tinta Media

Jumat, 16 Juni 2023

Darurat Kekerasan Seksual Anak, Perlu Solusi Tuntas

Tinta Media - Kekerasan seksual pada anak terus terjadi dengan kondisi korban yang sangat memprihatinkan. Seorang anak berusia 15 tahun diperkosa 11 orang.

Hingga Selasa (30/05) Polda Sulawesi Tengah telah menahan lima tersangka dari 11 terduga pelaku dan memeriksa sejumlah saksi. Meski demikian, hasil penyelidikan belum mengungkap motif para pelaku.

Sementara itu, pendamping korban, Salma Masri mengatakan kondisi kesehatan anak terus memburuk lantaran alat reproduksinya mengalami infeksi akut dan rahimnya terancam diangkat. Bbc.com (31/5/2023). 

Tindakan biadab yang mengusik hati itu menunjukkan hilangnya rasa kemanusiaan hingga terjerumus pada tindakan yang lebih rendah dari binatang. Kondisi di atas hanyalah sedikit  gambaran manusia sakit akibat diterapkannya sistem sekularisme liberalis_sistem yang mengabaikan agama dan bebas melakukan apa saja, tanpa takut dosa sedikitpun. 

Standar kebahagiaan manusia dalam sistem ini adalah sebanyak-banyaknya mendapatkan materi, tidak peduli halal ataukah haram. Ditambah tayangan di media sosial yang bebas nilai dan siapa saja bisa mengaksesnya, menjadikan apa yang dipikirkan hanya seputar bagaimana caranya agar bisa memuaskan nafsu, sekalipun hal itu menimbulkan kerusakan dan kesengsaraan. 

Tak bisa dimungkiri, sistem ini telah gagal melindungi kehormatan dan keselamatan jiwa. Hak asasi yang selama ini digembar-gemborkan sekadar bualan kosong tanpa makna. Apalagi jika korbannya adalah rakyat bawah yang tak punya akses kekuasaan, maka kasus terabaikan hingga korban bisa jadi tersangka. .

Sebagaimana kasus di atas, oleh Polda Sulteng di katakan bahwa hal itu merupakan persetubuhan anak di bawah umur. Tentu saja ungkapan Polda menjadi polemik, yang seharusnya kasus segera tuntas malah terkesan dimanipulasi hanya karena ada anggota kepolisian yang diduga terlibat. 

Solusi Tuntas Kekerasan Seksual Anak Ada dalam Sistem lslam

Islam adalah sistem kehidupan yang terbukti mampu melindungi kehormatan dan keselamatan jiwa masyarakat. terkait hal tersebut, ada beberapa hal yang dilakukan oleh negara: 

Pertama, negara memupuk rasa iman yang kuat serta kokoh. Di antaranya melarang aktivitas apa saja yang mendangkalkan iman, seperti perdukunan, ramalan masa depan, hari buruk atau baik, dan yang lainnya. Bahwa Allah Swt. sajalah Sang Pencipta satu-satunya Yang Mahakuasa atas segala sesuatu dan Dia tempat semua makhluk bersandar. 

Kedua, negara wajib memudahkan rakyat untuk mendapatkan ilmu agama. Berbagai fasilitas pendukung harus disediakan oleh negara dengan murah, bahkan gratis. Misalnya, ustadzah atau guru, gedung, jalan, dan kendaraan yang baik. Dengan demikian manusia tahu mana yang benar dan mana yang salah hingga takut azab jika melanggar perintah-Nya. 

Tak kalah penting, kurikulum pendidikan sekolah juga harus bertujuan agar anak didik mempunyai pola pikir dan pola sikap yang islami. Artinya, dilarang memisahkan agama dari kurikulum pendidikan, pelajaran apa saja bisa di hubungkan dengan kekuasaan dan kebesaran Allah Swt. hingga terbentuklah pribadi luhur pada output pendidikan sekaligus mencetak calon pemimpin yang kuat dan amanah. 

Ketiga, ada sanksi tegas terhadap siapa saja pelaku kekerasan seksual, baik pada anak atau pada yang lainnya. Tujuan Sanksi adalah agar ada rasa jera/jawazir baik bagi pelaku untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut, serta orang lain tidak mencontoh perbuatan serupa. Sanksi juga dimaksudkan untuk menebus dosa di akhirat kelak/jawabir. 

Untuk kekerasan seksual, maka sanksi bagi pelaku yang sudah menikah adalah rajam hingga mati dan disaksikan sekelompok orang tanpa belas kasihan. Jika pelakunya belum menikah, maka ia dijilid 100 kali dan diasingkan satu tahun di luar kota. 

Negara juga tegas melarang tayangan pornografi dan pornoaksi karena bisa menjadi pemicu adanya tindakan kekerasan seksual. Ada sanksi tegas bagi yang melanggar. Sanksi yang dikenakan adalah takjir, yaitu sesuai pendapat pemimpin. Bisa dengan denda, penjara, hingga hukuman mati. 

Dalam sistem Islam, para pemimpin dan rakyat menstandarkan perilakunya pada syariat, apa yang dilarang akan ditinggalkan. Tujuan hidup jelas untuk beribadah, dan kebahagiaannya adalah mendapat rida-Nya semata. Kehidupan dalam sistem ini mendatangkan ketenangan dan keberkahan, karena terjaminnya keselamatan jiwa dan terlindunginya kehormatan. 

Sebaliknya, kehidupan dalam sistem sekularisme liberalis saat ini diliputi kecemasan karena negara abai terhadap perlindungan jiwa dan kehormatan, hingga kekerasan seksual pada anak terus terjadi tanpa pernah tahu siapakah pelaku dan korban berikutnya. 

Allahu a’lam.

Oleh: Umi Hanifah
Sahabat Tinta Media
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab