FDMPB: Seorang Muslim Dilarang Mengikuti Keputusan-Keputusan Sistem Demokrasi
Tinta Media - Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra mengatakan, seorang Muslim dilarang mengikuti keputusan-keputusan sistem demokrasi hanya karena ditetapkan melalui suara terbanyak.
"Seorang Muslim dilarang mengikuti keputusan-keputusan sistem demokrasi hanya karena ditetapkan melalui suara terbanyak," ujarnya pada Tinta Media Ahad (21/10/2024).
Suara terbanyak menurutnya, justru malah menyesatkan, sebab kebenaran adalah jika didasarkan pada hukum Allah. Ia lalu mengutip firman Allah surat Al-An’am ayat 116, “Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan.”
Ia menjelaskan, dalam Tafsir Al-Muyassar/Kementerian Agama Saudi Arabia ayat ini menjelaskan, “Dan seandainya ditetapkan (wahai Rasul), bahwasanya engkau menuruti kebanyakan orang-orang yang berada di muka bumi, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari agama Allah. Mereka tidaklah berjalan kecuali di atas jalur yang mereka sangka sebagai kebenaran berdasarkan taklid mereka terhadap para pendahulu (nenek moyang) mereka. Dan tidaklah mereka berbuat kecuali sekedar berprasangka belaka dan berdusta.”
“Yang diikuti itu hanyalah persangkaan belaka yang tidak memiliki landasan yang kuat, hanya karena mengikuti hawa nafsu belaka yang terus membuai mereka, dan mereka hanyalah membuat kebohongan yang tidak sesuai dengan kenyataan,” tandasnya.
Ia pun menegaskan, pernyataan di atas menjadi bukti kemukjizatan Al-Qur'an, karena ternyata banyak sekali manusia yang jauh dari petunjuk Allah, baik dari kalangan ahli kitab maupun lainnya.
"Hanya Allah yang mengetahui keadaan makhluk-Nya. Siapa di antara mereka yang sesat dan siapa di antara mereka yang mendapat petunjuk. Sesungguhnya tuhanmu, dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan dia lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Semuanya akan mendapatkan balasan dari Allah di hari akhir kelak. Siapa yang mendapat petunjuk akan masuk surga, dan yang menolak kebenaran akan masuk neraka," bebernya
Sekuler
Ahmad Sastra mengingatkan, seorang Muslim harus memahami rezim yang baru dilantik di negeri ini adalah hasil pemilu demokrasi yang lahir dari sistem sekuler
"Semua rezim pasti sekuler di mana agama dipisahkan dari sistem pemerintahan. Meskipun mereka bersumpah demi Allah di bawah kitab suci Al Qur'an, namun mereka bertekad menjalankan UUD 45, bukan menjalankan isi Al-Qur'an," bebernya.
Lebih ironis lagi tuturnya, hampir semua partai merapat ke rezim sekuler sehingga tidak bisa berfikir kritis meski melihat berbagai bentuk kezaliman.
“Padahal mayoritas mereka adalah Muslim, namun tak mampu melaksanakan perintah Allah amar ma'ruf nahi mungkar, mengajak kepada kekuasaan untuk kembali ke jalan Allah secara kafah dalam menjalankan pemerintahan,” sesalnya.
Ia mengingatkan, Allah memerintahkan agar memasuki Islam secara keseluruhan. “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu,” ucapnya membacakan terjemah Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 208.
Maka lanjutnya, jika partai politik telah terjebak dalam demokrasi sekuler, otomatis akan jadi bebek lumpuh (lame duck party), tak akan mampu memberikan kritik kepada kekuasaan, meski kekuasaan melanggar syariat Allah.
Padahal, sambungnya, Allah dengan tegas memberikan perintah, “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk,” pungkasnya membacakan terjemah Al-Quran surat An-Nahl ayat 125. [] Setiyawan Dwi