Tinta Media: Sisi
Tampilkan postingan dengan label Sisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sisi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 07 Januari 2024

Sisi Gelap Kemeriahan Malam Tahun Baru



Tinta Media - Setiap pergantian tahun baru Masehi pasti dimeriahkan oleh perayaan makan-makan dan kembang api. Semua orang berkumpul di lapangan terbuka yang luas untuk menikmati cahaya indah dari ribuan kembang api yang di tembakkan ke langit. 

Sedihnya yang paling banyak meramaikan perayaan ini adalah umat muslim. Mulai dari penjual trompet, printilan natal dan tahun baru seperti hiasan, dan bando, penjual aneka makan, penjual kembang api hingga pembelinya juga kebanyakan kaum muslim. 

Dalam laman Lombokpost.jawapost.com 28/12/2023. Malam tahun baru identik dengan kaum muda-mudi yang kasmaran, mereka bukan berkumpul di lapangan atau di tempat makan tapi menyepi di pinggir pantai atau memang langsung main ke hotel, mulai dari yang bintang lima hingga ke bawahnya, melati, kos-kosan hingga wisma biasanya akan penuh. 

Mereka melakukan biasanya untuk pembuktian cinta, maka dari itu di awal tahun akan banyak permohonan pernikahan di bawah umur, kasus kehamilan tidak diinginkan, aborsi, hingga kasus kekerasan berujung kematian. 

Aktivis perempuan Lombok, Nur Jannah mengatakan bahwa kunci membentengi diri adalah keluarga. Remaja zaman sekarang sangat mudah tergoda rayuan gombal yang merupakan modus laki-laki demi mendapatkan keinginannya. Maka dari itu peran orang tua sangat penting dalam melindungi anak agar jangan sampai terjerumus seks bebas. 

Efek Buruk Sistem Sekuler Liberal 

Sistem saat ini memisahkan agama dari kehidupan, membicarakan agama harus di mesjid saja, jangan di tempat umum. Di dakwahi banyak yang menolak merasa masih panjang umur, perjalanan masih jauh, jadi harus dinikmati. Padahal ajal bisa datang kapan saja, tidak tunggu tua, namun mereka tidak paham juga, padahal Allah Swt. maha melihat yang mereka lakukan. 

Gaya hidup bebas yang hedon juga sangat mempengaruhi kaum pemuda, mereka tidak ingin di kritik, meskipun bermesraan di depan umum, tidak peduli norma dan agama, mereka berpakaian sesukanya, bahkan banyak perempuan yang saat ini berpakaian dengan begitu terbuka. 

Konsumtif yang tinggi membuat mereka harus mencari cara mendapatkan uang sebanyak-banyaknya, dengan cara instan dan mudah, yakni dengan menjajakan diri kepada para lelaki hidung belang. Malam tahun baru adalah momen yang sangat menguntungkan bagi mereka, momen satu malam ini membuat mereka menghasilkan begitu banyak rupiah, tidak peduli pada dosa dan neraka sebab dunia surga mereka. 

Islam Memaknai Pergantian Tahun 

Meskipun bukan tahun baru Islam, namun pergantian tahun Masehi tetap di maknai dengan rasa syukur, sebab berakhirnya waktu setahun yang tidak sebentar, dan menjadi momen muhasabah, sudah berapa lama Allah Swt. izinkan kita hidup di bumi-Nya, dan apakah masih banyak waktu kita untuk hidup di dunia. Sebanyak apa dosa-dosa yang sudah kita lakukan sepanjang tahun, dan bertaubat serta berkomitmen tidak mengulanginya serta menjadi pribadi yang lebih baik di tahun yang akan datang jika Allah Swt. mengizinkan. 

Namun sedihnya pergantian tahun malah diwarnai maksiat, berdesak-desakan campur baur antara laki-laki dan perempuan, berdua-duaan, meniup trompet, memakai topi kerucut, atau menghidupkan api unggun, menjadi ajang momen menunggu berakhirnya tahun. Padahal Islam telah melarang umat Islam bertasyabbuh bil kuffar, atau meniru orang kafir, seperti dalam hadist: 

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ." أَخْرَجَهُ أَبُوْ دَاوُدَ ، وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّان 

Artinya: ''Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.'' (HR. Ahmad dan Abu Dawud) 

Namun masih banyak yang tetap melakukannya, belum lagi maksiat lain yang juga menimbulkan dosa, bagaimana mungkin kita berharap akan mendapatkan keberkahan dan rezeki sementara kita mengawalinya dengan maksiat yang tentu akan mengundang murka Allah Swt. 

Khatimah 

Selain peran keluarga mendidik agar anak tidak terlalu bereuforia saat pergantian tahun Masehi, peran masyarakat juga dibutuhkan untuk mencegah terjadinya perbuatan zina dengan melarang pemuda-pemudi berdua-duaan di tempat gelap dan sepi, untuk skala yang lebih besar negara yang bertanggung jawab. 

Negara yang berasaskan Islam akan melarang kaum muslim ikut andil dalam perayaan tahun baru agama lain, baik dalam hal berjualan makanan dan pernak pernik yang mengandung hadharah,  meramaikan perayaan, apalagi ikut andil dalam perayaan tersebut. 

Demikian, hanya dalam naungan Islam kita umat muslim akan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan yang hakiki, sebab negara Islam tidak akan menyengsarakan dan membiarkan rakyatnya berada dalam kesesatan dan kejahiliahan. 

Wallahu A'lam Bisshowab.

Oleh: Audina Putri
Aktivis Muslimah 

Senin, 28 November 2022

IJM Ungkap Sisi Gelap di Balik Mahalnya Piala Dunia Qatar 2022

Tinta Media - Piala Dunia Qatar 2022 yang menjadi Piala Dunia termahal dalam sejarah menurut Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana ternyata memiliki sisi-sisi gelap di baliknya.

“Ternyata ada sisi-sisi gelap di balik Piala Dunia Qatar 2022 yang dinyatakan sebagai Piala Dunia termahal dalam sejarah. Qatar mengeluarkan dana 3.400 triliun rupiah dan FIFA mengeluarkan 26,4 triliun rupiah demi kepentingan Piala Dunia,” tuturnya dalam Program Aspirasi Rakyat: Piala Dunia Qatar | Sisi Gelap, Jumat (25/11/2022) di kanal Youtube Justice Monitor.

Ia mengungkapkan bahwa Piala Dunia Qatar 2022 ternyata memiliki  sisi-sisi gelap dan kontroversi selama menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Pertama, polemik ribuan buruh migran yang meninggal dunia. Mereka menjadi korban dalam proyek pembangunan infrastruktur untuk Piala Dunia 2022 di Qatar.
“Berita yang beredar menunjukkan bahwa banyak pekerja migran di Qatar yang meninggal, mereka umumnya berasal dari kawasan Asia Selatan, seperti India, Pakistan, Bangladesh, dan Nepal,” ujarnya.

Agung mengutip pernyataan dari The Guardian bahwa lebih dari 6500 buruh migran yang membangun infrastruktur untuk Piala Dunia 2022 di Qatar dilaporkan tewas. Sementara mengutip dari penulis buku Digital Auto Ritarianisme in The Middle Is Mark Owen Jones dalam akun twitternya menyebutkan bahwa jumlah tersebut sebenarnya mengacu pada semua kematian pekerja migran.

“Apa pun penjelasan kematiannya, memang ada beberapa versi terkait masalah ini. Tetapi ada tentunya banyak yang meninggal karena membangun infrastruktur untuk Piala Dunia,” ungkapnya.

Ia pun mengutip dari The Washington Post bahwa pekerja yang tewas mencapai 1200 orang. “Jumlah tersebut ialah akumulasi kasus selama 10 tahun telah berjalannya proses pembangunan infrastruktur,” kutipnya.

Kedua, pemerintah Qatar telah mengusir para tenaga kerja asing dari blok apartemen mereka di Doha. Dikutip dari The Reuters, proses mengosongkan tempat tersebut ditujukan agar ribuan penggemar bola di masing-masing negara dapat tinggal di daerah tersebut selama Piala Dunia berlangsung.

“Proses evakuasi tersebut sudah dimulai sejak empat minggu sebelum dimulainya Piala Dunia. Sejumlah korban menyebutkan hampir 12 bangunan tempat tinggal para pekerja telah ditutup oleh pihak berwenang,” bebernya.

Ia mengkritisi kebijakan Qatar yang tidak menghiraukan para pekerja yang kehilangan tempat tinggal.

“Hal ini mendapat perhatian internasional, namun pihak Qatar tidak menghiraukan bagaimana setelahnya para pekerja tinggal. Mereka dipaksa untuk mencari perlindungan apa yang mereka bisa termasuk tempat tidur di trotoar, di luar salah satu bekas rumah mereka,” kritiknya.

Ketiga, Qatar memberlakukan sistem upah murah. Agung menyebutkan bahwa pekerja migran ini kesulitan mendapatkan upah yang layak dalam pembangunan infrastruktur Piala Dunia. “Para pekerja migran tersebut diketahui belum dibayar selama lebih dari satu tahun lamanya, hal ini dikutip dari bisnis-humanrights.org,” ujarnya.

Baginya, sisi-sisi gelap tersebut menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur yang fantastis untuk membangun banyak fasilitas mulai dari hotel, bandara, dan stadion untuk pertandingan Piala Dunia 2022 telah mengorbankan para pekerja migran.

Piala Dunia Qatar 2022 menjadi edisi kompetisi sepak bola dunia termahal sepanjang sejarah. Dana yang digelontorkan digunakan untuk membangun tujuh stadion berskala internasional dan merenovasi satu stadion bola yang berskala internasional dan sejumlah fasilitas lain bagi para penonton.
“Qatar ibarat menggantang pepesan kosong. Kondisi rugi besar diperkirakan akan dialami oleh Qatar pada gelaran Piala Dunia 2022,” pungkasnya. [] Ageng Kartika
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab