Sisi Gelap Kemeriahan Malam Tahun Baru
Tinta Media - Setiap pergantian tahun baru Masehi pasti dimeriahkan oleh perayaan makan-makan dan kembang api. Semua orang berkumpul di lapangan terbuka yang luas untuk menikmati cahaya indah dari ribuan kembang api yang di tembakkan ke langit.
Sedihnya yang paling banyak meramaikan perayaan ini adalah umat muslim. Mulai dari penjual trompet, printilan natal dan tahun baru seperti hiasan, dan bando, penjual aneka makan, penjual kembang api hingga pembelinya juga kebanyakan kaum muslim.
Dalam laman Lombokpost.jawapost.com 28/12/2023. Malam tahun baru identik dengan kaum muda-mudi yang kasmaran, mereka bukan berkumpul di lapangan atau di tempat makan tapi menyepi di pinggir pantai atau memang langsung main ke hotel, mulai dari yang bintang lima hingga ke bawahnya, melati, kos-kosan hingga wisma biasanya akan penuh.
Mereka melakukan biasanya untuk pembuktian cinta, maka dari itu di awal tahun akan banyak permohonan pernikahan di bawah umur, kasus kehamilan tidak diinginkan, aborsi, hingga kasus kekerasan berujung kematian.
Aktivis perempuan Lombok, Nur Jannah mengatakan bahwa kunci membentengi diri adalah keluarga. Remaja zaman sekarang sangat mudah tergoda rayuan gombal yang merupakan modus laki-laki demi mendapatkan keinginannya. Maka dari itu peran orang tua sangat penting dalam melindungi anak agar jangan sampai terjerumus seks bebas.
Efek Buruk Sistem Sekuler Liberal
Sistem saat ini memisahkan agama dari kehidupan, membicarakan agama harus di mesjid saja, jangan di tempat umum. Di dakwahi banyak yang menolak merasa masih panjang umur, perjalanan masih jauh, jadi harus dinikmati. Padahal ajal bisa datang kapan saja, tidak tunggu tua, namun mereka tidak paham juga, padahal Allah Swt. maha melihat yang mereka lakukan.
Gaya hidup bebas yang hedon juga sangat mempengaruhi kaum pemuda, mereka tidak ingin di kritik, meskipun bermesraan di depan umum, tidak peduli norma dan agama, mereka berpakaian sesukanya, bahkan banyak perempuan yang saat ini berpakaian dengan begitu terbuka.
Konsumtif yang tinggi membuat mereka harus mencari cara mendapatkan uang sebanyak-banyaknya, dengan cara instan dan mudah, yakni dengan menjajakan diri kepada para lelaki hidung belang. Malam tahun baru adalah momen yang sangat menguntungkan bagi mereka, momen satu malam ini membuat mereka menghasilkan begitu banyak rupiah, tidak peduli pada dosa dan neraka sebab dunia surga mereka.
Islam Memaknai Pergantian Tahun
Meskipun bukan tahun baru Islam, namun pergantian tahun Masehi tetap di maknai dengan rasa syukur, sebab berakhirnya waktu setahun yang tidak sebentar, dan menjadi momen muhasabah, sudah berapa lama Allah Swt. izinkan kita hidup di bumi-Nya, dan apakah masih banyak waktu kita untuk hidup di dunia. Sebanyak apa dosa-dosa yang sudah kita lakukan sepanjang tahun, dan bertaubat serta berkomitmen tidak mengulanginya serta menjadi pribadi yang lebih baik di tahun yang akan datang jika Allah Swt. mengizinkan.
Namun sedihnya pergantian tahun malah diwarnai maksiat, berdesak-desakan campur baur antara laki-laki dan perempuan, berdua-duaan, meniup trompet, memakai topi kerucut, atau menghidupkan api unggun, menjadi ajang momen menunggu berakhirnya tahun. Padahal Islam telah melarang umat Islam bertasyabbuh bil kuffar, atau meniru orang kafir, seperti dalam hadist:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ." أَخْرَجَهُ أَبُوْ دَاوُدَ ، وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّان
Artinya: ''Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.'' (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Namun masih banyak yang tetap melakukannya, belum lagi maksiat lain yang juga menimbulkan dosa, bagaimana mungkin kita berharap akan mendapatkan keberkahan dan rezeki sementara kita mengawalinya dengan maksiat yang tentu akan mengundang murka Allah Swt.
Khatimah
Selain peran keluarga mendidik agar anak tidak terlalu bereuforia saat pergantian tahun Masehi, peran masyarakat juga dibutuhkan untuk mencegah terjadinya perbuatan zina dengan melarang pemuda-pemudi berdua-duaan di tempat gelap dan sepi, untuk skala yang lebih besar negara yang bertanggung jawab.
Negara yang berasaskan Islam akan melarang kaum muslim ikut andil dalam perayaan tahun baru agama lain, baik dalam hal berjualan makanan dan pernak pernik yang mengandung hadharah, meramaikan perayaan, apalagi ikut andil dalam perayaan tersebut.
Demikian, hanya dalam naungan Islam kita umat muslim akan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan yang hakiki, sebab negara Islam tidak akan menyengsarakan dan membiarkan rakyatnya berada dalam kesesatan dan kejahiliahan.
Wallahu A'lam Bisshowab.
Oleh: Audina Putri
Aktivis Muslimah