TAHUN 2017 REZIM JOKOWI SIBUK MEMFITNAH AJARAN ISLAM KHILAFAH DAN MENCABUT BHP HTI, SEMENTARA CUCI UANG 189 T DIDIAMKAN
Tinta Media - Dalam peribahasa jawa dikenal istilah 'Becik Ketitik, Ala Ketara', dan ada juga 'Ngunduh Uwohing Pakerti'. Maksudnya, kebenaran pada saatnya akan terungkap. Siapa yang menabur angin, akan menuai badai.
Pepatah ini sepertinya relevan untuk menggambarkan nasib rezim Jokowi saat ini, dimana para punggawanya justru saling bertengkar dan saling bongkar. Aib yang selama ini tertutup rapat, justru dibongkar oleh para penyokong rezim.
Sebagaimana dikabarkan, dari total duit Rp349 Triliun duit yang dicuci di Kemenkeu, Rp189 Triliun diantaranya dilakukan pada tahun 2017. Mahfud MD mengungkap, dugaan pencucian uang itu pernah diserahkan ke Kemenkeu oleh PPATK pada tahun 2017 terkait import emas.
Dalam proses penyelidikan, Menkopolhukam Mahfud MD menjelaskan pihak bea cukai sempat berdalih bahwa impor yang dilakukan bukan emas batangan, tetapi emas murni. Kemudian, emas murni tersebut dicetak melalui berbagai perusahaan di Surabaya, Jawa Timur. Tapi, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tidak menemukan keberadaan perusahaan yang dimaksud.
Perlu kita runut sejarah ke belakang, pada tahun 2017 saat itu rezim Jokowi melalui Menkopolhukam Wiranto, sedang sibuk-sibuknya menyerang ide Khilafah dan mencabut BHP HTI. Bermula dari kekalahan Ahok di Pilkada DKI tahun 2016, kemarahan kepada Ormas Islam HTI, terbit Perpu Ormas, dan akhirnya Pengumuman Pencabutan BHP HTI oleh Kemenkumham.
Artinya, saat itu laporan PPATK dicuekin. Rezim lebih asyik menebarkan fitnah pada ajaran Islam Khilafah, dan mencabut BHP HTI.
Bertahun-tahun aib dan borok Kemenkeu tertutup rapat. Namun akhirnya, hari ini melalui lisan Mahfud MD, yang menjabat sebagai Menkopolhukam, yang punya andil besar membubarkan Ormas FPI, borok dan aib itu dibongkar. Semua saling serang dan saling mencari perlindungan, karena khawatir kalau terbongkar bisa terjadi amuk rakyat.
Hendropriyono, sampai-sampai meminta polemik cuci uang ini dihentikan. Bambang Pacul keceplosan, dengan menyatakan anggota DPR dibawah kendali pimpinan Parpol. Sementara Arteria Dahlan, makin menunjukkan betapa memuakkannya perilaku anggota DPR.
Sebelumnya, setiap ada masalah yang diteriakan rezim selalu radikal radikul, ancaman Khilafah, ISIS, waspasa Indonesia disuriahkan, narasi awas HTI dan FPI. Buzer pun, selalu kompak membela rezim.
Kali ini, semua benar-benar ambyar. Sampai-sampai Buzzer pun harus menyerang Ganjar Pranowo dalam kasus bola, yang sebelumnya adalah majikannya.
Tak ada satupun yang berani bernarasi radikal radikul, karena hal itu sudah dipahami rakyat. Akun Mabes Polri ingatkan bahaya radikalisme, malah diserbu komentar nyinyir oleh Netizen.
Terakhir, Presiden Jokowi berpidato dengan wajah lesu, menyadari kemarahan rakyat pada Kemenkeu, marah pada cuci uang yang terjadi di bea cukai dan pajak. Ingatlah, semua ada saatnya, dan hari ini satu per satu kezaliman itu dibalas oleh Allah SWT.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Ya Allah, berikanlah sholawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad
وَأَشْغِلِ الظَّالِمِيْنَ بِالظَّالِمِيْنَ
Dan sibukkanlah orang-orang zalim dengan orang zalim lainnya.
وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِمِيْنَ
Selamatkanlah kami dari kejahatan mereka.
وَعَلَي الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Dan limpahkanlah sholawat kepada seluruh keluarga dan para sahab.
[].
Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
https://heylink.me/AK_Channel/