Tinta Media: Semangat
Tampilkan postingan dengan label Semangat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Semangat. Tampilkan semua postingan

Kamis, 08 Februari 2024

Cara Agar Semangat Menulis



Tinta Media - Seperti halnya dulu ketika belajar naik sepeda, pasti terasa sangat sulit, hanya saja ketika terus di coba dan berlatih, akhirnya akan bisa mengendarai sepeda dengan mahir, walaupun berbeda waktunya pada setiap orang. hanya saja semangat untuk bisa mengendarai sepeda membuat seseorang tetap semangat walau membutuhkan waktu lama dan banyak pengorbanan. 

Begitu pun halnya dengan menulis, banyak yang masih kesulitan menuangkan ide, gagasan, cerita dan lain-lain ke dalam bentuk tulisan. Dan ini menjadi banyak alasan yang membuat kita malas untuk menulis. 

Padahal dengan pesatnya teknologi saat ini, bisa sangan mudah dilakukan kapan saja dan di mana saja, untuk membuat tulisan, dan mencari materi tulisan dari informasi yang di dapatkan dari media. Juga bisa menjadikan tulisan-tulisan penulis yang sudah terkenal untuk di pelajari polanya, seperti bagaimana judul di buat dengan sangat menarik sehingga pembaca bisa memutuskan untuk melanjutkan membaca ke paragraf selanjutnya. juga di dukung oleh paragraf pertama yang membuat pembaca tertarik untuk membaca sampai tuntas. 

Dan juga dari diri kita sendiri harus memiliki keinginan yang kuat untuk menulis sebagai salah satu cara untuk meraih kebaikan. Menjadikan qimmah ruhiyah (perbuatan tersebut dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah) yang menjadi tujuan utama menulis, yang akan berdampak terus mengalirnya pahala jariyah kepada penulis ketika tulisan yang dibuat membawa kebaikan untuk pembacanya. 

Karenanya sejak hari ini mari kita niatkan dalam hati kita untuk mulai menulis, walau terasa berat, dan penuh halangan dan rintangan. Semoga Allah istiqomahkan dalam upaya terus berlatih untuk membuat karya tulis yang bisa bermanfaat. 

Semoga kelah suatu hari nanti ketika kita membaca lagi tulisan pertama kita, sudah merasa lebih baik lagi dalam membuat karya tulis selanjutnya, dan di tulisan tulisan selanjutnya akan lebih banyak lagi manfaat yang akan di dapat oleh umat. 

Gogor, 6/2/24-06:18 

Oleh: Abu Azmi
Sahabat Tinta Media

Senin, 13 November 2023

Masihkah Kita Ga Semangat Datang Ngaji?


(Renungan bagi Pengemban Dakwah Bagian 1)

Tinta Media - Kadang kadang kita ini lupa bersyukur. Khususnya mensyukuri kesempatan punya majelis ilmu yang rutin pekanan. Majelis ngaji mingguan. Yang diasuh seorang guru yang luar biasa nampak ikhlas dan tidak punya pamrih kecuali kemenangan dakwah dan ridho Allah. Tak pernah minta imbalan apapun meski sekedar uang bensin. Tidak ada pamrih kecuali kebaikan untuk kita para muridnya hingga selamat dunia akhirat. 

Betapa besar nikmat Allah untuk kita. Namun kadang kita lupa dengan kekayaan luar biasa itu. Kekayaan yang tak bisa dibandingkan dengan harta seluruh dunia ini. Sehingga kadang kita malas malasan ngaji. Dengan berbagai alasan kita ga hadir. Hanya dikit flu kita ga hadir. Hanya karena nyari tambahan uang kita ga hadir ngaji. Ini merupakan sikap sembrono dan kerugian yang besar. Rugi dunia akhirat. Mengapa? Karena beberapa kemuliaan berikut:

1. Memenuhi perintah kewajiban menuntut ilmu.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani)

Kita tentu saja bahagia dan gembira hadir ngaji karena sedang memenuhi perintah Allah SWT.

2. Belajar dalam majelis ilmu apalagi ngaji pekanan untuk berjuang menegakkan Islam merupakan jalan ke surga.

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَن سلَك طريقًا يطلُبُ فيه عِلْمًا، سلَك اللهُ به طريقًا مِن طُرُقِ الجَنَّةِ

“Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya untuk menuju surga” (HR. At Tirmidzi no. 2682, Abu Daud no. 3641, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

3. Tanda bahwasanya malaikat ridha dan suka pada orang-orang yang berada dalam majelis ilmu.

وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ

“Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridha pada penuntut ilmu.” (HR. Abu Daud, no. 3641; Ibnu Majah, no. 223; At-Tirmidzi, no. 2682. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if. Sedangkan Syaikh Al-Albani menshahihkan hadits ini). Maksudnya, para malaikat benar-benar menghormati para penuntut ilmu. Atau maksudnya pula malaikat turun dan ikut dalam majelis ilmu. (Tuhfah Al-Ahwadzi, 7: 493)

4. Mendapatkan perlindungan Allah.

وَعَنْ أَبِي وَاقِدٍ الحَارِثِ بْنِ عَوْفٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – بَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ في المَسْجِدِ ، والنَّاسُ مَعَهُ ، إذْ أقْبَلَ ثَلاثَةُ نَفَرٍ ، فأقْبَلَ اثْنَانِ إِلَى رسُولِ اللهِ- صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، وَذَهَبَ واحِدٌ ؛ فَوَقَفَا عَلَى رسولِ الله – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – . فأمَّا أحَدُهُما فَرَأَى فُرْجةً في الحَلْقَةِ فَجَلَسَ فِيهَا ، وَأمَّا الآخرُ فَجَلَسَ خَلْفَهُمْ ، وأمَّا الثَّالثُ فأدْبَرَ ذاهِباً . فَلَمَّا فَرَغَ رَسُولُ الله – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : (( ألاَ أُخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلاَثَةِ : أَمَّا أَحَدُهُمْ فَأوَى إِلَى اللهِ فآوَاهُ اللهُ إِلَيْهِ . وَأمَّا الآخَرُ فاسْتَحْيَى فَاسْتَحْيَى اللهُ مِنْهُ ، وأمّا الآخَرُ ، فَأعْرَضَ ، فَأَعْرَضَ اللهُ عَنْهُ )) . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Waqid Al-Harits bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhubahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika sedang duduk di masjid dan orang-orang sedang bersamanya, tiba-tiba datanglah tiga orang. Maka dua orang menghampiri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan yang satu pergi. Lalu kedua orang tua itu berdiri di depan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Salah satunya melihat tempat yang kosong di perkumpulan tersebut, maka ia duduk di sana. Sedangkan yang satu lagi, duduk di belakang mereka. Adapun orang yang ketiga pergi. Maka ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai, beliau berkata, “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang tiga orang? Yang pertama, ia berlindung kepada Allah, maka Allah pun melindunginya. Yang kedua, ia malu, maka Allah pun malu terhadapnya. Sedangkan yang ketiga, ia berpaling maka Allah pun berpaling darinya.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari, no.66 dan Muslim, no. 2176)

5. Abdullah bin Mubarak menunjukkan keheranan, bagaimana mungkin seseorang jiwanya baik jika tidak mau menuntut ilmu dan menghadiri majelis ilmu. Beliau berkata,

عجبت لمن لم يطلب العلم, كيف تدعو نفسه إلى مكرمة

“Aku heran dengan mereka yang tidak menuntut ilmu, bagaimana mungkin jiwanya bisa mengajak kepada kebaikan.”? [Siyar A’lam AN-Nubala 8/398]

6.  Berjumpa dengan Guru dan Kawan kawan seperjuangan adalah nikmat yang sangat besar. Berjumpa dengan para pejuang yang Mukhlis adalah keberkahan hidup kita. 

7. Dengan istiqomah dalam ngaji pekanan insyaallah kita akan terjaga dan istiqomah dalam perjuangan. Maka nikmat apa lagi yang lebih besar dari istiqomah dijalan Allah?

Maka dari itu sobat, masih adakah diantara kita yang rela melewatkan nikmat hadir pada ngaji ilmu pekanan? Sungguh kerugian lahir batin dunia akhirat sedang kita derita jika kita sampai melupakan nikmat ini. Apalagi yang dikaji bukan sekedar ilmu untuk kebutuhan pribadi namun ilmu untuk berjuang menyelamatkan umat dengan islam kaffah. Baarakallahu Fikum. Ngaji yuk![]

Oleh: Ustadz Abu Zaid
Tabayyun Center

Sabtu, 05 Agustus 2023

Pengasuh Kajian Mutiara Ummat: Penuntut Ilmu Harus Memiliki Semangat yang Tinggi



Tinta Media - Pengasuh Kajian Mutiara Ummat Batam, Ustazah L. Nur Salamah, S.Pd mengatakan bahwa seorang penuntut ilmu haruslah memilik semangat atau cita-cita yang tinggi dalam menuntut ilmu.

"Seorang penuntut ilmu haruslah memiliki semangat atau cita-cita yang tinggi dalam menuntut ilmu," ungkapnya dalam kajian rutin  Kitab Adab Ta'limu Al-Muta'alim Thoriqotu Ta'alum, Selasa (18-07-2023) di Batam.

Selanjutnya ia menekankan agar para penuntut ilmu memiliki semangat yang tinggi dan tekad yang bulat serta niat yang lurus, supaya mendapatkan apa yang dicita-citakan.

"Dalam kitab adab ini kita sudah sering diingatkan bahwa seorang penuntut ilmu haruslah memiliki semangat yang kuat dan niat yang lurus. Jika kita memiliki cita-cita tentu harus bergerak, semangat, dan jangan loyo. Begitu pun sebaliknya, orang yang tidak memiliki semangat ia akan stagnan atau tidak ada perubahan," ujarnya.

Manusia, katanya, bisa terbang dengan cita-citanya, seperti seekor burung yang terbang dengan kedua sayapnya. Maka, jika ingin meraih kemuliaan yang tempatnya tinggi maka butuh semangat, kesungguhan dan tekad yang bulat.

Sebagai pengasuh kajian, Ia senantiasa mengingatkan bahwa seorang penuntut ilmu harus memiliki semangat dan kesungguhan.

"Kalau ngaji itu jangan hanya sekadar datang duduk diam. Apalagi mendatangi majelis ilmu jangan sampai menunggu waktu luang atau waktu kosong. Namun jadikanlah kegiatan menuntut ilmu adalah prioritas utama dalam hidup. Harus meluangkan waktu untuk itu," tegasnya.

Dikatakan Abu At-Thayyib bahwasanya; Sebesar apa kita bercita-cita sebesar itulah yang akan kita dapat. Seberapa besar kedermawanan seseorang sebesar itulah pahala yang akan dia dapati. Perkara kecil akan tampak besar di mata orang kecil, dan perkara besar akan tampak kecil di mata orang besar.

"Sesuatu yang kita inginkan tentunya membutuhkan perjuangan dan kesungguhan. Sebagai contoh jika kita ingin menjadi pribadi yang sabar, maka latih diri kita dan upayakan agar senantiasa sabar. Niscaya, Allah pun akan menuntun kita kepada pribadi yang sabar. Sejatinya kesabaran tidak bisa langsung jadi. Sama halnya jika kita ingin menjadi sosok yang hebat maka perhatikan kadar upaya kita. Sebagai contoh sosok ulama Buya Hamka, tentu tidak bisa instan langsung menjadi seorang ulama, sudah pasti segala daya dan upaya ia kerahkan untuk menjadi sosok yang faqih dalam agama," paparnya.

Bunda, sapaan akrabnya, juga menyampaikan bahwa hasil akan berbanding lurus dengan usaha kita.

"Hasil akan berbanding lurus dengan usaha. Untuk mendapatkan hasil yang luar biasa pastinya butuh perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa," ungkapnya.

Orang yang besar, imbuhnya yaitu orang yang berilmu, akan menganggap masalah besar sebagai perkara kecil. Maksudnya dia merasa belum ada apa-apanya. Padahal bisa jadi orang lain menganggapnya luar biasa. Sebaliknya, orang yang kecil yaitu orang yang tidak berilmu,  akan menganggap bahwa dia merasa cukup dengan apa yang dia miliki. Merasa sudah hebat, merasa sudah pintar sehingga enggan untuk mendatangi majelis ilmu atau menuntut ilmu.

Terakhir, ia mengatakan bahwa tidak akan menguasai seluruh ilmu kendati seluruh daya dan upaya dikerahkan secara totalitas.

"Walaupun usaha kita sudah maksimal dalam menuntut ilmu tetap saja tidak semua ilmu mampu kita kuasai secara keseluruhan. Apalagi jika kita menuntut ilmu dengan setengah hati atau asal-asalan pasti yang diperoleh juga sedikit. Orang yang serius saja tidak bisa mendapatkan yang maksimal, apalagi yang bermain-main pasti hasil yang didapatkan akan sia-sia," pungkasnya. []Nai

Sabtu, 29 April 2023

UIY: Pentingnya Dakwah untuk Mempertahankan Semangat Berislam dan Mewujudkan Islam

Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) menyampaikan pentingnya dakwah agar umat terus memiliki semangat berislam dan mewujudkan Islam. 

"Jadi, di situlah pentingnya dakwah untuk mempertahankan umat ini agar terus memiliki semangat berislam dan mewujudkan Islam yang pada satu titik tertentu akan menjadi sebuah kekuatan perubahan yang sangat besar," ujarnya dalam program To The Point: Menyambut 'Idul Fitri dengan Penuh Kebahagian di kanal YouTube UIY Official, Sabtu (22/4/2023).

Menurutnya, dengan terjaganya kekuatan semangat berislam dan mewujudkan Islam di tengah umat ini akan menggeret perubahan pada level manapun termasuk pada level kekuasaan.

"Kekuasaan tidak akan bisa menahan desakan perubahan yang digerakkan oleh kekuatan umat," jelasnya.

Ustadz Ismail mengungkapkan, bahwa Rasulullah Saw. dalam kondisi sulit sekalipun tetap membangun optimisme kaum muslimin.

"Dalam perang khandaq, saat kaum muslimin dalam kondisi yang sangat sulitpun Rasulullah pernah menyatakan bahwa kaum muslimin akan menakhlukan Persia, Romawi dan Yaman yang merupakan negara-negara besar pada waktu itu," ungkapnya.

UIY juga menegaskan, penting adanya kepemimpinan umat yang harus membangkitkan ghirah (gairah semangat) di kalangan umat dengan berdasarkan kepada keimanan bahwa Allah Swt. akan menolong hamba-hamba-Nya yang menolong agama-Nya.

"Allah akan selalu bersama dengan orang-orang yang bertakwa," tegasnya.

Menurutnya, kepemimpinan umat yang dimaksud itu idealnya dilakukan bukan oleh pemimpin sekolah, tapi pemimpin umat hingga level negara.

Selain sebagai Nabi yang memimpin umat Islam, katanya, Rasulullah Muhammad Saw. pada waktu itu  juga berperan sebagai pemimpin negara yang membangun optimisme di kalangan umat atau di kalangan rakyatnya. 

"Bukan seperti ini hari yang justru 'mempereteli' semua hal yang berbau Islam," pungkasnya. [] Muhar

Rabu, 22 Februari 2023

Meningkatkan Semangat dan Spirit Setiap Hari

Tinta Media - Sobat. Hidup kita hanya untuk mencukupi syarat menggapai Surga. Kalau kebaikan lebih banyak daripada keburukan, tingkatkan kebaikan terus-menerus. Kalau keburukan masih banyak, maka tingkatkan dengan amalan dan istighfar. Tugas hidup kita hanya ingin meninggalkan kenangan terbaik dengan amalan terbaik. Itu lebih dari cukup.

Sobat. Dikisahkan ada seorang kakek yang selalu hidup bahagia. Setiap harinya ia tak pernah terlihat berduka. Lantaran kagum maka bertanyalah seorang pemuda yang dirundung kesedihan dan mendatangi sang kakek bertanya mengenai resep hidup bahagia yang diamalkan sang kakek.
 “ Kek, beritahukan kepadaku apa resep hidup yang bisa membuatmu selalu terlihat bahagia? “ Tanya sang pemuda.

Sang Kakek tersenyum bahagia sembari menepuk-nepuk pundak si anak muda. “ Rahasianya adalah SYUKUR , Nak!”
 “ Kalau itu saya juga tahu, Kek! Tapi bagaimana caranya agar hati ini bisa bersyukur, sedangkan permasalahan hidup yang saya hadapi tidak pernah menyenangkan hati?” Tanya pemuda itu mengeluh. “ Lantas amalan apa yang membuat kakek bisa bersyukur setiap hari? “

“ Setiap Shubuh aku membiasakan pergi kemasjid.” Di sana aku berdoá , “ Ya Allah, hamba bersyukur masih diberikan taufik dan hidayah bisa beribadah dan menambah invetasi kebaikan untuk persiapan akherat kelak?” Ujar Sang Kakek. Kemudian beliau melanjutkan kata-katanya.

“ Pagi harinya aku selalu menyempatkan untuk singgah mengunjungi orang-orang sakit di rumah sakit atau ke rumah mereka. Di sana aku berdoa,” Ya Allah, aku bersyukur kepada-Mu, Engkau masih memberikan kesehatan kepadaku. Sekiranya aku sakit tentu aku akan terbaring lemah seperti mereka ini.”

“ Setelah mengunjungi rumah sakit, aku akan menyempatkan untuk mengunjungi para narapidana di penjara. Di sana aku berdoa, “ Ya Allah aku bersyukur kepada-Mu, Engkau masih memberikan kebebasan hidup kepadaku. Sekiranya aku terpenjara tentu aku tidak bisa menikmati indahnya hidup ini.”

“ Terakhir aku membiasakan berziarah ke pemakaman terdekat. Di sana aku berdoa, “ Ya Allah, aku bersyukur kepada-Mu, Engkau masih memberikan kehidupan kepadaku. Sekiranya aku terbaring mati seperti mayat-mayat ini, tentu aku tidak akan bisa berbuat apa-apa lagi.”

Sobat. Berikut tips meningkatkan spirit setiap hari :

1. Bacalah Al-Qurán 5 menit dengan Mushaf dan Hafalkan Al-Qurán juga 5 menit. Atau minimal 50 ayat setiap hari. 1-5 Ayat pelajari maknanya dan buka tafsirnya.
2. Bacalah wiridan atau hizib seperti misalnya Wirdhul Lathif atau Ratibul Athas atau ratib lainnya.
3. Sering-sering membaca buku-buku motivasi.
4. Bergaullah dengan orang-orang yang Álim dan sholeh yang memiliki pemikiran dan pandangan kesuksesan yang sejati.
5. Pikirkan akibat terburuk jika Anda terus terpuruk dan tidak berusaha berpikir tentang kesuksesan masa depan.
6. Bertaubat dan banyak Istighfar. Lakukan jeda dan koreksi diri untuk menemukan kesalahan dan dosa anda kepada Allah, diri sendiri, dan orang lain dan berkomitmenlah untuk tidak mengulanginya lagi. Lakukan evaluasi diri, sadari kesalahan anda, hentikan dan segera bertaubat. Mintalah maaf kepada orang dan jangan ulangi lagi. Ketahuilah kegagalan yang telah anda alami, ambil dan ingat pelajaran serta hikmah yang bisa diambil.
7. Wara’ bersikap waspada dan penuh kehati-hatian menjaga dari perbuatan dosa dan maksiat. Pastikan hidup dan pekerjaan Anda itu membaikkan dan menguntungkan kehidupan banyak orang dan halal serta berkah.
8. Berdakwah Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar dengan komunitas atau jamaah dakwah untuk melangsungkah kehidupan Islam.
9. Zuhud yakni menihilkan hati dari segala sesuatu selain Allah tanpa harus menjauhi dan meninggalkan dunia atau materi. Materi tidak melekat di hati, hanya Allahlah yang bersemayam di hati.
10. Merasa hanya butuh kepada Allah dan tetap berhubungan dan bekerja sama dengan orang lain, tetapi hati tetap bersandar dan berhajat hanya kepada Allah SWT.
11. Tawakal yang sebenar-benarnya tawakal dengan usaha atau ikhtiar yang maksimal ditujukan kepada ridha-Nya serta berdoa sekenceng-kencengnya hanya kepada Allah. Berserah diri atau pasrah total hanya kepada Allah SWT dengan selalu beriman dan bertakwa kepada-Nya.

Sobat. Sebaik-baik sahabat adalah yang memenuhi segala kebutuhanmu, sedangkan dia tidak pernah minta balasan kebaikannya. Hanya Dialah sebaik-baiknya tempatmu meminta dan sandaran yang paling kuat bagi setiap hamba-Nya.

Sobat. Orang yang merasa dirinya didampingi oleh Allah, maka hatinya tidak akan pernah merasa kesepian, apalagi kekecewaan . Apa pun yang dia butuhkan akan selalu terkabulkan. Jika Allah sebaik-baiknya yang menemani kita, masihkah kita membutuhkan selain-Nya.

Sobat. Saya akhiri tulisan ini dengan firman Allah SWT :
وَٱلَّذِينَ ٱهۡتَدَوۡاْ زَادَهُمۡ هُدٗى وَءَاتَىٰهُمۡ تَقۡوَىٰهُمۡ
“ Orang-orang yang mengikuti petunjuk pasti diberi Allah tambahan petunjuk dan diberi sifat Takwa .” (QS. Muhammad (47) : 17 )

Salam Dashsyat dan Luar Biasa!

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Meningkatkan Semangat dan Spirit Setiap Hari

Tinta Media - Sobat. Hidup kita hanya untuk mencukupi syarat menggapai Surga. Kalau kebaikan lebih banyak daripada keburukan, tingkatkan kebaikan terus-menerus. Kalau keburukan masih banyak, maka tingkatkan dengan amalan dan istighfar. Tugas hidup kita hanya ingin meninggalkan kenangan terbaik dengan amalan terbaik. Itu lebih dari cukup.

Sobat. Dikisahkan ada seorang kakek yang selalu hidup bahagia. Setiap harinya ia tak pernah terlihat berduka. Lantaran kagum maka bertanyalah seorang pemuda yang dirundung kesedihan dan mendatangi sang kakek bertanya mengenai resep hidup bahagia yang diamalkan sang kakek.
 “ Kek, beritahukan kepadaku apa resep hidup yang bisa membuatmu selalu terlihat bahagia? “ Tanya sang pemuda.

Sang Kakek tersenyum bahagia sembari menepuk-nepuk pundak si anak muda. “ Rahasianya adalah SYUKUR , Nak!”
 “ Kalau itu saya juga tahu, Kek! Tapi bagaimana caranya agar hati ini bisa bersyukur, sedangkan permasalahan hidup yang saya hadapi tidak pernah menyenangkan hati?” Tanya pemuda itu mengeluh. “ Lantas amalan apa yang membuat kakek bisa bersyukur setiap hari? “

“ Setiap Shubuh aku membiasakan pergi kemasjid.” Di sana aku berdoá , “ Ya Allah, hamba bersyukur masih diberikan taufik dan hidayah bisa beribadah dan menambah invetasi kebaikan untuk persiapan akherat kelak?” Ujar Sang Kakek. Kemudian beliau melanjutkan kata-katanya.

“ Pagi harinya aku selalu menyempatkan untuk singgah mengunjungi orang-orang sakit di rumah sakit atau ke rumah mereka. Di sana aku berdoa,” Ya Allah, aku bersyukur kepada-Mu, Engkau masih memberikan kesehatan kepadaku. Sekiranya aku sakit tentu aku akan terbaring lemah seperti mereka ini.”

“ Setelah mengunjungi rumah sakit, aku akan menyempatkan untuk mengunjungi para narapidana di penjara. Di sana aku berdoa, “ Ya Allah aku bersyukur kepada-Mu, Engkau masih memberikan kebebasan hidup kepadaku. Sekiranya aku terpenjara tentu aku tidak bisa menikmati indahnya hidup ini.”

“ Terakhir aku membiasakan berziarah ke pemakaman terdekat. Di sana aku berdoa, “ Ya Allah, aku bersyukur kepada-Mu, Engkau masih memberikan kehidupan kepadaku. Sekiranya aku terbaring mati seperti mayat-mayat ini, tentu aku tidak akan bisa berbuat apa-apa lagi.”

Sobat. Berikut tips meningkatkan spirit setiap hari :

1. Bacalah Al-Qurán 5 menit dengan Mushaf dan Hafalkan Al-Qurán juga 5 menit. Atau minimal 50 ayat setiap hari. 1-5 Ayat pelajari maknanya dan buka tafsirnya.
2. Bacalah wiridan atau hizib seperti misalnya Wirdhul Lathif atau Ratibul Athas atau ratib lainnya.
3. Sering-sering membaca buku-buku motivasi.
4. Bergaullah dengan orang-orang yang Álim dan sholeh yang memiliki pemikiran dan pandangan kesuksesan yang sejati.
5. Pikirkan akibat terburuk jika Anda terus terpuruk dan tidak berusaha berpikir tentang kesuksesan masa depan.
6. Bertaubat dan banyak Istighfar. Lakukan jeda dan koreksi diri untuk menemukan kesalahan dan dosa anda kepada Allah, diri sendiri, dan orang lain dan berkomitmenlah untuk tidak mengulanginya lagi. Lakukan evaluasi diri, sadari kesalahan anda, hentikan dan segera bertaubat. Mintalah maaf kepada orang dan jangan ulangi lagi. Ketahuilah kegagalan yang telah anda alami, ambil dan ingat pelajaran serta hikmah yang bisa diambil.
7. Wara’ bersikap waspada dan penuh kehati-hatian menjaga dari perbuatan dosa dan maksiat. Pastikan hidup dan pekerjaan Anda itu membaikkan dan menguntungkan kehidupan banyak orang dan halal serta berkah.
8. Berdakwah Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar dengan komunitas atau jamaah dakwah untuk melangsungkah kehidupan Islam.
9. Zuhud yakni menihilkan hati dari segala sesuatu selain Allah tanpa harus menjauhi dan meninggalkan dunia atau materi. Materi tidak melekat di hati, hanya Allahlah yang bersemayam di hati.
10. Merasa hanya butuh kepada Allah dan tetap berhubungan dan bekerja sama dengan orang lain, tetapi hati tetap bersandar dan berhajat hanya kepada Allah SWT.
11. Tawakal yang sebenar-benarnya tawakal dengan usaha atau ikhtiar yang maksimal ditujukan kepada ridha-Nya serta berdoa sekenceng-kencengnya hanya kepada Allah. Berserah diri atau pasrah total hanya kepada Allah SWT dengan selalu beriman dan bertakwa kepada-Nya.

Sobat. Sebaik-baik sahabat adalah yang memenuhi segala kebutuhanmu, sedangkan dia tidak pernah minta balasan kebaikannya. Hanya Dialah sebaik-baiknya tempatmu meminta dan sandaran yang paling kuat bagi setiap hamba-Nya.

Sobat. Orang yang merasa dirinya didampingi oleh Allah, maka hatinya tidak akan pernah merasa kesepian, apalagi kekecewaan . Apa pun yang dia butuhkan akan selalu terkabulkan. Jika Allah sebaik-baiknya yang menemani kita, masihkah kita membutuhkan selain-Nya.

Sobat. Saya akhiri tulisan ini dengan firman Allah SWT :
وَٱلَّذِينَ ٱهۡتَدَوۡاْ زَادَهُمۡ هُدٗى وَءَاتَىٰهُمۡ تَقۡوَىٰهُمۡ
“ Orang-orang yang mengikuti petunjuk pasti diberi Allah tambahan petunjuk dan diberi sifat Takwa .” (QS. Muhammad (47) : 17 )

Salam Dashsyat dan Luar Biasa!

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab