Tinta Media: Sayap
Tampilkan postingan dengan label Sayap. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sayap. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 29 April 2023

Dua Sayap Kehidupan, Syukur dan Sabar

Tinta Media - Terbang harus bersayap. Tak ada sayap tak mungkin terbang. Atau sayap hanya sebelah juga tak bisa terbang. Atau ada dua sayap tapi rusak maka sama saja. Tak bisa terbang.

Hidup ini bagaikan terbang mengarungi langit. Menuju bahagia dunia akhirat. Yakni ridha Allah SWT. Sayap kehidupan itu pun ada dua. Dan kita harus pastikan dua-duanya dalam kondisi baik dan sehat sehingga bisa terbang dengan selamat.

Dua sayap itu adalah syukur dan sabar. Syukur saat Allah berikan nikmat. Dan sabar saat Allah berikan kesulitan. 

Pada dasarnya, sayap syukur dan sabar bekerja berdampingan saling mengepakkan diri bergantian. Awalnya sayap syukur yang mengepak maju kemudian mundur bersamaan kepak maju sayap sabar. Begitu seterusnya hingga kita akan terdorong maju terbang di angkasa. Menyambut setiap perintah dan larangan Allah SWT dengan persiapan syukur dan sabar. Kepakan demi kepakan bergantian antara keduanya menjadi harmoni perjalanan kita membelah angkasa.

Itulah mengapa seseorang mukmin itu istimewa. Disebabkan dia terus bisa maju dengan kepakan dua sayapnya yang menerjang Angin dan badai kehidupan.

Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Namun, jika salah satu sayap syukur atau sabar hilang atau rusak maka kehidupan kita akan pincang. Takkan mampu terbang mengarungi angkasa. Mudah terpuruk dalam duka lara nestapa hidup. Menghadapi kenaikan harga-harga paska kenaikan harga bbm, dia akan pusing delapan keliling. Takut tidak bisa mendapatkan kepentingan dunia. Padahal, jika dia bersyukur dan bersabar maka tidak ada bahaya apapun yang akan menimpanya.

Dalam berjuang menegakkan agama Allah juga demikian. Kita mesti memiliki dua sayap itu sehingga bisa terbang dengan gagah perkasa melawan setiap tantangan. Dan hambatan dakwah. Kita akan menjadi pejuang yang ulet dan gigih. Tetap berjalan meski berat. Tetap mengepakkan sayap meski badai menerjang. Hingga kita layak ditolong Allah dengan kemenangan. Allaahu Akbar![]

Oleh: Ustadz Abu Zaid
Tabayyun Center 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab