Direktur elSAD: Demokrasi Sarang Korupsi
Tinta Media - Direktur Lingkar Strategis dan Analisis Data (elSAD) Muhammad Ismail menyatakan, semua negara demokrasi menjadi sarang atau tempat yang sangat kondusif untuk melakukan korupsi.
“Nah, inilah yang kemudian menjadikan semua negara demokrasi itu menjadi sarang atau tempat yang sangat kondusif untuk melakukan korupsi seperti di negeri ini,” ungkapnya pada program Kabar Petang: Membabat Korupsi Harus dari Akarnya, di kanal YouTube Khilafah News, Jumat (2/6/2023).
Ia mengatakan, tidak mudah menyelesaikan kasus korupsi di negara demokrasi.
Menurutnya, demokrasi yang mengklaim kedaulatan di tangan rakyat dalam tataran faktualnya tidaklah demikian.
“Demokrasi itu sering bahkan selalu dirampas segelintir orang para pemilik modal atau elit penguasa dengan dukungan pemilik modal,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, bahwa yang selalu memiliki kuasa atas negara-negara demokrasi adalah segelintir orang bermental maling yang telah mencuri atau merampas kedaulatan rakyat dan mengubahnya menjadi kedaulatan elit pemilik modal.
”Itu yang menjadikan rusaknya sistem negara yang menggunakan demokrasi,” ungkapnya.
Ia pun memprediksikan, bahwa negara-negara yang merawat demokrasi dalam praktiknya akan tetap sebagai kleptokrasi. ”Atau negara maling, dalam bahasa kasarnya gitu ya," ujarnya.
Solusi
Terkait upaya penyelesaian maraknya korupsi di negeri ini, Ismail pun mengumpamakan seperti menyelesaikan air hujan di lantai suatu ruangan dari genteng yang bocor.
“Yang diselesaikannya itu lantai yang basah, sementara genteng yang bocornya masih dibiarkan bolong,” tuturnya.
Ia menegaskan, pangkal utama maraknya kasus korupsi ini adalah sistem demokrasi.
Ia pun memungkasi, solusi yang paling logis adalah membabat pangkalnya. Yaitu, uninstall demokrasi kemudian instal sistem baru.
“Sistem baru yang akan menjadi solusi itu adalah sistem kepemimpinan dan kekuasaan Islam (khilafah),” pungkasnya.[] Muhar