Ustadz Farid Wadjdi: Apapun yang Bersumber dari Allah SWT Harus Ditaati
Tinta Media - Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Ustadz Farid Wadjdi menyampaikan apapun yang bersumber dari Allah SWT, dan disampaikan Rasulullah SAW, maka harus ditaati.
“Apapun yang bersumber dari Allah SWT, apapun yang disampaikan oleh Rasulullah SAW, maka sikap kita seharusnya menerima. Sami'na Wa atho'na, kita mendengar dan kita taat,” tuturnya pada Rubrik Teman Berbuka: Belajar dari Keimanan Abu Bakar Radhlallahu ‘anhu di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn, Jumat (24/3/2023).
Menurutnya, demikian juga terkait dengan syariah Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan as-Sunnah. “Bagaimana sikap kita seharusnya sami'na wa a tho'na, kita menerima, kita mendengar dan kita taat kepada seluruh syariat Islam,” jelasnya.
Karena itu, ia merasa sangat sedih ketika ada kaum muslimin yang menolak penerapan syariat Islam secara kaffah, secara totalitas, padahal syariat Islam bersumber dari Al-Qur’an. “Dan tidak hanya menolak, mereka juga mengkriminalisasi syariat Islam, menuduh bahwa syariat Islam itu memecah belah bangsa ini, memecah belah negeri ini, menuduh syariat Islam itu kejam, dan tuduhan-tuduhan keji lainnya yang tidak pantas terucap dari seorang mukmin yang sejati,” ungkapnya.
“Padahal Sikap seorang mukmin kalau terkait dengan syariat Islam adalah sami'na wa tho'na,” lanjutnya menegaskan.
Ia mencontohkan satu keimanan yang dipuji oleh Rasulullah SAW adalah keimanan Abu Bakar Radhlallahu ‘anhu. Rasulullah SAW bersabda “Kalaulah keimanan Abu Bakar Radhlallahu ‘anhu itu ditimbang, dibandingkan dengan keimanan penduduk bumi maka keimanan Abu Bakar tetap unggul.”
Ia menanyakan kenapa Rasulullah SAW memuji keimanan Abu Bakar? “Ini tidak bisa dilepaskan dari sikap Abu Bakar ra. ketika banyak orang yang tidak percaya terhadap apa yang dikabarkan oleh Rasulullah bahwa Rasulullah SAW telah diperjalankan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa hingga mi'raj ke Sidratul Muntaha dalam satu malam. Satu peristiwa yang banyak pihak mengatakan pada waktu itu suatu hal yang mustahil. Tapi kemudian Abu Bakar ra. meyakininya,” jelasnya.
Kenapa Abu Bakar ra. meyakininya bahkan Abu Bakar ra, mengatakan “lainkana qoddhalika laqod shodaq”. Kalaulah Rasulullah SAW yang mengatakan hal itu sungguh Rasulullah itu pasti benar. Tidak mungkin Rasulullah itu berdusta tidak mungkin Rasulullah itu berbohong.
“Inilah keimanan yang kokoh dari Abu Bakar ra. Inilah sikap yang juga seharusnya diambil oleh seorang muslim,” pungkasnya.[] Raras