Tinta Media: Sakinah
Tampilkan postingan dengan label Sakinah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sakinah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 12 September 2024

Mewujudkan Rumah Tangga Sakinah


Tinta Media - Salah satu kata kunci dalam meraih kebahagiaan rumah tangga adalah "sakinah". Lantas, apa arti dari sakinah?

Sakinah merupakan istilah dalam bahasa Arab yang memiliki makna kedamaian, ketenteraman, dan kebahagiaan.

Dalam konteks rumah tangga Islam, arti sakinah adalah menciptakan lingkungan yang tenang dan penuh berkah bagi seluruh anggota keluarga.

Sakinah tidak mungkin datang dengan sendirinya, tetapi harus diupayakan oleh suami dan juga istri. Sakinah akan terwujud jika sang suami senantiasa berbuat baik terhadap keluarga, terutama istrinya. Kebaikan itu tentu tercermin dengan terpenuhinya hak-hak istri dan perbuatan serta perkataan yang tidak menyakiti.

Begitu juga dengan istri, sakinah akan terwujud jika istri melaksanakan kewajiban dan memenuhi hak-hak suami. Selain dua hal tersebut, ada yang tidak kalah penting yang harus diperhatikan juga oleh para istri, di antaranya:

Pertama, istri wajib taat dan patuh terhadap seluruh perintah suami. Walaupun perintahnya itu terlihat sepele, tetapi selama bukan untuk berbuat kemaksiatan, istri wajib menaati.

Dengan ketaatan istri yang sempurna, maka akan timbul kebahagiaan dan ketenangan di dalam hati suami. Hal tersebut karena suami merasa dihargai.

Terlebih lagi, istri yang senantiasa mematuhi perintah suami adalah istri yang dapat mengantongi kunci surga, sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang artinya:

"Jika seseorang wanita selalu menjaga salat lima waktu, berpuasa sebulan (di bulan Ramadan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina), dan taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut, "Masuklah ke surga melalui pintu mana pun yang engkau sukai." (HR Ahmad dan Ibnu Hibban dalam sahih al Jami')

Kedua, istri hendaknya senantiasa memasang wajah berseri-seri, karena sejatinya raut wajah yang berseri-serilah yang akan menenteramkan siapa saja yang melihat.

Rasulullah saw. pernah bersabda kepada Umar bin Khaththab bahwa istri yang salihah adalah yang membuat suami bahagia ketika dipandang.

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri salihah yang bila dipandang akan menyenangkan, bila diperintah akan menaatinya, dan bila dia pergi, si istri akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud)

Ketiga, istri pun harus pandai membersihkan dan membereskan rumah, terlebih jika suami sedang berada di rumah, karena rumah yang bersih dan rapi akan membuat penghuninya nyaman dan tenteram. Dengan rumah yang nyaman, maka sakinah pun akan terwujud.

Namun, jika tidak memungkinkan untuk senantiasa rapi karena masih ada anak-anak, berarti istri harus menyediakan tempat khusus yang rapi buat suami, terlebih jika suami telah pulang dari kesibukan bekerja.

Keempat, pandai mengondisikan suasana rumah. Istri salihah akan senantiasa membuat suaminya merasa tenang saat berada di dalam rumah. Dia pun akan meminimalisir kebisingan.

Terwujudnya sakinah di dalam rumah tangga tentunya akan menjadi benteng kokoh seluruh anggota keluarga. Tanpa adanya sakinah, benteng keluarga akan mudah dihancurkan. Untuk itu, setiap suami atau istri hendaknya berupaya mewujudkan rumah tangga yang sakinah.


Oleh: Ririn Arinalhaq
Sahabat Tinta Media

Rabu, 13 September 2023

Sakinah Mawaddah Warahmah Terwujud Hanya dalam Islam

Tinta Media - Pernikahan adalah salah satu jalan laki-laki dan wanita berinteraksi secara halal. Melalui pernikahan mereka dapat bersatu atau berkumpul dalam ikatan yang sah. Saat itulah mereka resmi menjadi suami istri. Dengan pernikahan ini bertujuan sakinah mawadah warahmah.

Namun tak jarang terjadi konflik antara suami dan istri, perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga hingga perceraian. Berdasarkan data KSM dari tahun 2020 sampai 2023 terjadi 172 kasus ASN (Aparatur Sipil Negara) telah melakukan perselingkuhan, tidak dari ASN saja itu terjadi, malah sampai staf fungsional terlibat. (KASN Channel, Rabu, 30/08/2023)

Ironi, pejabat publik dan ASN melakukan zina. Ini kasus yang terlapor saja, bagaimana yang tidak dilaporkan. Ibarat gunung es, yang tampak puncaknya saja, di bawahnya besar.

ASN merupakan pegawai yang digaji oleh negara. Tentunya mereka cukup dalam pemenuhan kebutuhan. Sedangkan untuk menjadi ASN saat ini paling tidak dengan kelulusan strata satu. Apa problem mendasar dari kasus ini?

Sistem Sekuler Merusak Cara Pandang Masyarakat

Sistem Kapitalisme yang diterapkan di negeri ini membuat cara pandang masyarakat yang melarang agama dibicarakan dalam ruang publik. (Fasluddin anil hayah ).

Dalam sistem sekuler saat ini peran wanita sudah beralih kepada laki-laki. Jadi yang mengurusi anak-anak di rumah adalah suami sedangkan istri bekerja. Dampaknya anak mendapat perlakuan kekerasan sampai pada pelecehan.

Lapangan pekerjaan yang banyak diisi oleh wanita akibat sistem sekuler ini. Wanita bisa diintimidasi, eksploitasi kadang sampai dilecehkan.

Islam Memberikan Solusi

Dalam Islam kehidupan suami istri adalah kehidupan sahabat ( akrab ). Bukan seperti bos dengan bawahan. Syeikh Taqiyuddin An Nabhani dalam kitab Nizham Ijtimai mengatakan bahwa pergaulan antara suami istri tidak lain adalah pergaulan persahabatan. Satu sama lain merupakan sahabat sejati dalam segala hal. Yaitu persahabatan yang dapat memberikan kedamaian dan ketenteraman satu sama lain.

Sehingga Suami istri mengetahui dan memahami hak dan kewajibannya. Sebagaimana Allah S.W.T berfirman dalan Surah Al- Baqarah ayat 228 yang artinya:" Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf".

Tugas suami itu di luar rumah, maka suami menjadi qawwam, menjadi pemimpin, pendidik, pencari nafkah, penyangga dan meringankan pekerjaan istrinya.

Namun tugas istri bukanlah ringan, dia menjadi ummu warabatul bait. Dialah pengelola di rumah suaminya. Mendidik anak. Karena dengan kelembutannya anak bisa tenang dan perhatian.

Dalam tataran masyarakat atau jamaah perlu dilakukan penyadaran umat. Tentu tahapan dimulai dengan bagaimana memilih pasangan sesuai syar'i, proses pernikahannya, mendidik anak dan menikahkan anak.

Khilafah Perisai Keluarga

Hal ini akan terlaksana secara ideal jika Syariat Islam diterapkan, diemban dan didakwahkan oleh negara. Negara mempunyai semua instrumennya. Selain itu negara berupaya menekankan setiap laki-laki menjadi pencari nafkah dengan menerapkan sistem ekonomi Islam. Negara bisa memperkerjakan mereka ditambang ataupun dibidang lainnya.

Pada masa Umar bin Khattab memberikan lahan yang kosong agar digarap.

Negara khilafah menerapkan hukuman dan sanksi Islam kepada pelaku zina. Bagi yang muhsan dirajam sampai mati sedangkan ghairu muhsan dicambuk seratus kali. Agar hukuman ini ada efek jeranya. Dan tidak itu saja hukuman itu sebagai penebus atas kemaksiatan yang dilakukannya.[]

Oleh: Muhammad Nur (Sahabat Tinta Media)

 

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab