Tinta Media: Sabar
Tampilkan postingan dengan label Sabar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sabar. Tampilkan semua postingan

Rabu, 16 Agustus 2023

Keutamaan Memberi Manfaat, Memaafkan dan Sabar

Tinta Media - Sobat. Keutamaan amal berbeda-beda sesuai dengan manfaat yang didapatkan atau mudharat yang dihindarkan. Iman dan pengetahuan adalah amal paling utama, karena maslahat keduanya paling sempurna. Kebodohan akan Allah dan kufur adalah dosa paling besar karena mafsadat keduanya paling besar.

Sobat. Perlu ditegaskan bahwa balasan yang diberikan kepada manusia pada hari pembalasan itu didasarkan pada amal manusia. Kebaikan di balas dengan kebaikan, sebagaimana juga keburukan dibalas dengan keburukan. Sebagaimana Allah SWT berfirman :

مَن جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِّنْهَاۖ وَمَن جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى الَّذِينَ عَمِلُوا السَّيِّئَاتِ إِلَّا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ  

“Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” ( QS. al-Qashash (28) : 84 )

Sobat. Ayat ini menerangkan bahwa siapa yang di akhirat datang dengan membawa satu amal kebajikan, akan dibalas dengan yang lebih baik, dan dilipatgandakan sebanyak-banyaknya. Tidak ada yang mengetahui berapa kelipatannya kecuali Allah sebagai karunia dan rahmat dari-Nya. Rasulullah saw bersabda:

Siapa yang bermaksud akan mengerjakan satu kebaikan, kemudian tidak jadi dikerjakannya, Allah mencatat pahala pada sisi-Nya satu kebaikan yang sempurna, kalau ia bermaksud mengerjakan satu kebaikan lalu dikerjakannya, maka Allah mencatat (pahala) dengan sepenuh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, bahkan lipat ganda yang lebih banyak lagi. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu 'Abbas)

Dalam hadis lain Rasulullah bersabda:
Dan barang siapa yang bermaksud mengerjakan satu kejahatan kemudian tidak dikerjakannya, maka ditulislah oleh Allah swt di sisi-Nya satu kebaikan yang sempurna, dan kalau ia bermaksud mengerjakan kemudian dikerjakannya, maka Allah mencatatkan baginya hanya satu kejahatan saja. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu 'Abbas)
 
Hal ini sesuai dengan firman Allah:
وَمَن جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ  
Dan barang siapa membawa kejahatan, maka disungkurkanlah wajah mereka ke dalam neraka. Kamu tidak diberi balasan, melainkan (setimpal) dengan apa yang telah kamu kerjakan. (an-Naml/27: 90)

Sobat. Semua amal perbuatan yang dikerjakan manusia selama di dunia itu pun dicatat. Tidak ada yang terlewat sedikit pun. Baik yang kecil maupun yang besar, semuanya dicatat.

وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَاوَيْلَتَنَا مَالِ هَٰذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَاۚ وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًاۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا  

“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun".(QS. Al-Kahf (18) : 49 )

Sobat. Dalam ayat ini, Allah swt menambahkan keterangan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di hari kiamat, yaitu buku catatan amal perbuatan seseorang semasa hidupnya di dunia diberikan kepadanya. Isi catatan itu ada yang baik dan ada yang buruk, dan ada yang diberikan dari sebelah kanan, ada pula yang dari sebelah kiri. Orang-orang mukmin dan beramal saleh menerimanya dari sebelah kanan, lalu ia melihat isinya. Ternyata kebaikannya lebih besar dari kejahatannya, dan kejahatan itu segera diampuni oleh Allah swt. Maka dia dimasukkan ke dalam surga, sebagaimana firman Allah swt:
 
Adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kanannya, maka dia berkata,

"Ambillah, bacalah kitabku (ini)." Sesungguhnya aku yakin, bahwa (suatu saat) aku akan menerima perhitungan terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridai, dalam surga yang tinggi. (al-haqqah/69: 19-22)

Sobat. Kepada orang kafir dan orang yang bersalah, kitab catatan amal mereka di dunia diberikan dari sebelah kiri. Lalu mereka melihat isinya, dan ternyata penuh dengan catatan dari berbagai kejahatan, baik berupa perbuatan ataupun perkataan. Bukti-bukti demikian itu menimbulkan rasa ketakutan di hati mereka terhadap hukuman Allah dan kecaman-kecaman manusia. Dengan penuh penyesalan mereka berkata, "Aduhai, celaka kami, mengapa buku catatan ini sedikit pun tidak meninggalkan kesalahan kami yang kecil apalagi yang besar, semuanya dicatatnya." Keadaan mereka diterangkan Allah lebih jauh dengan firman-Nya:
 
Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia berkata, "Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku, sehingga aku tidak mengetahui bagaimana perhitunganku, Wahai, kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu. Hartaku sama sekali tidak berguna bagiku. Kekuasaanku telah hilang dariku." (Allah berfirman), "Tangkaplah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya." Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. (al-haqqah/69: 25-31)

Sobat. Mereka mendapatkan segala tindakan mereka yang melanggar aturan agama dan kemanusiaan tertulis di hadapan mereka. Mereka lupa bahwa selama hidup di dunia ada malaikat-malaikat yang selalu mencatat dengan teliti segala perbuatan dan perkataan mereka. Firman Allah swt:
 
Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (amal perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al-Infithar/82: 10-12)

Sobat. Semua perbuatan manusia sengaja ditulis dalam buku catatan amal untuk diperlihatkan kepada mereka pada hari kiamat. Firman Allah swt:
 
(Ingatlah) pada hari (ketika) setiap jiwa mendapatkan (balasan) atas kebajikan yang telah dikerjakan dihadapkan kepadanya, (begitu juga balasan) atas kejahatan yang telah dia kerjakan.... (ali 'Imran/3: 30)

Sobat. Tidak ada seorangpun pada hari kiamat itu yang teraniaya. Setiap amal perbuatan akan ditimbang betapapun kecilnya. Allah swt menjamin tegaknya keadilan pada hari itu. Firman-Nya:
 
Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit ; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan. (al-Anbiya'/21: 47)

Sobat. Allah swt tidak akan merugikan hamba-hambanya, sebaliknya akan memberikan pengampunan kepada mereka yang bersalah, kecuali dosa kekufuran. Dia memberikan hukuman kepada mereka berdasar hikmah dan keadilan-Nya. Allah memberikan pahala bagi mereka yang taat, dan menjatuhkan hukuman bagi yang berbuat maksiat.

Sobat. Mengenalkan iman lebih utama dari semua upaya. Dan tingkat kemuliaan pencegahan sesuai dengan tingkat buruknya bahaya yang dicegah. Maka, menghilangkan ketidakjelasan pemikiran yang menyebabkan kekafiran dan keraguan lebih utama dari segala bentuk pencegahan.

Sebab, tidak ada yang lebih buruk untuk dicegah daripada kafir dan ragu kepada Allah. Memberi makan orang kelaparan (darurat) lebih utama daripada memberi makan orang yang membutuhkan (hajat). Begitu pula level sikap lembut, pemaaf, dan toleran berbeda sesuai level kesalahan yang lakukan. Maka memaafkan kesalahan terbesar adalah puncak level memaafkan. Begitu pula bersikap lembut dan sebagainya.

Sobat. Tingkatan sabar sesuai dengan tingkatan objek yang disabari, baik dari sisi menghindari maupun menghadapi objek tersebut. Sabar atas hasrat terbesar adalah puncak kesabaran dari sisi menghindarinya. Sabar dalam ibadah terberat dan cobaan tersulit adalah puncak sabar dari sisi menghadapinya. Jadi semua itu diukur dari besarnya manfaat yang didapat dan mafsadat yang ditolak dalam tujuan dan wasilah suatu amal.

Sobat. Semoga kita termasuk orang-orang yang diberikan keimanan yang kuat terhadap Allah SWT, para malaikat-Nya, dan hari kiamat sehingga membuat kita terikat dengan seluruh syariat-Nya tanpa terkecuali, kapanpun dan di mana pun. Dengan begitu, maka kita bisa berharap untuk mendapatkan pahala, ridha, dan surga-Nya.

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
Penulis Buku BIGWIN dan Buku Gizi Spiritual

Sabtu, 29 April 2023

Dua Sayap Kehidupan, Syukur dan Sabar

Tinta Media - Terbang harus bersayap. Tak ada sayap tak mungkin terbang. Atau sayap hanya sebelah juga tak bisa terbang. Atau ada dua sayap tapi rusak maka sama saja. Tak bisa terbang.

Hidup ini bagaikan terbang mengarungi langit. Menuju bahagia dunia akhirat. Yakni ridha Allah SWT. Sayap kehidupan itu pun ada dua. Dan kita harus pastikan dua-duanya dalam kondisi baik dan sehat sehingga bisa terbang dengan selamat.

Dua sayap itu adalah syukur dan sabar. Syukur saat Allah berikan nikmat. Dan sabar saat Allah berikan kesulitan. 

Pada dasarnya, sayap syukur dan sabar bekerja berdampingan saling mengepakkan diri bergantian. Awalnya sayap syukur yang mengepak maju kemudian mundur bersamaan kepak maju sayap sabar. Begitu seterusnya hingga kita akan terdorong maju terbang di angkasa. Menyambut setiap perintah dan larangan Allah SWT dengan persiapan syukur dan sabar. Kepakan demi kepakan bergantian antara keduanya menjadi harmoni perjalanan kita membelah angkasa.

Itulah mengapa seseorang mukmin itu istimewa. Disebabkan dia terus bisa maju dengan kepakan dua sayapnya yang menerjang Angin dan badai kehidupan.

Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Namun, jika salah satu sayap syukur atau sabar hilang atau rusak maka kehidupan kita akan pincang. Takkan mampu terbang mengarungi angkasa. Mudah terpuruk dalam duka lara nestapa hidup. Menghadapi kenaikan harga-harga paska kenaikan harga bbm, dia akan pusing delapan keliling. Takut tidak bisa mendapatkan kepentingan dunia. Padahal, jika dia bersyukur dan bersabar maka tidak ada bahaya apapun yang akan menimpanya.

Dalam berjuang menegakkan agama Allah juga demikian. Kita mesti memiliki dua sayap itu sehingga bisa terbang dengan gagah perkasa melawan setiap tantangan. Dan hambatan dakwah. Kita akan menjadi pejuang yang ulet dan gigih. Tetap berjalan meski berat. Tetap mengepakkan sayap meski badai menerjang. Hingga kita layak ditolong Allah dengan kemenangan. Allaahu Akbar![]

Oleh: Ustadz Abu Zaid
Tabayyun Center 

Kamis, 02 Februari 2023

Mintalah Tolong kepada Allah dengan Sabar dan Sholat

Tinta Media - Sobat. Ringan dalam berbuat taat merupakan salah satu tanda cinta kepada Yang Ditaati dan tanda memuliakan-Nya. Sebab kesejukan air mata seorang pecinta ada dalam ketaatan kepada Yang Dicintai. Karena itu Rasulullah SAW bersabda, “Dan dijadikan sejuk mataku (kenikmatanku) dalam sholat.” Karena di dalamnya ada percakapan dan mahabbah serta lezatnya kedekatan dan intimnya munajat.

وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ 

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',” ( QS. Al-Baqarah (2) : 45 )

Sobat. Setelah menjelaskan betapa jeleknya keadaan dan sifat-sifat Bani Israil pada ayat sebelumnya , sehingga akal mereka tidak bermanfaat bagi diri mereka dan kitab suci yang ada di tangan mereka pun tidak mendatangkan faedah apa pun bagi mereka, maka Allah memberikan bimbingan kepada mereka menuju jalan yang paling baik, yaitu agar mereka memohon pertolongan kepada Allah dengan kesabaran dan salat.

Yang dimaksud dengan "sabar" di sini ialah sikap dan perilaku sebagai berikut:
1. Tabah menghadapi kenyataan yang terjadi, tidak panik, tetapi tetap mampu mengendalikan emosi.
2. Dengan tenang menerima kenyataan dan memikirkan mengapa hal itu terjadi, apa sebabnya dan bagaimana cara mengatasinya dengan sebaik-baiknya.
3. Dengan tenang dan penuh perhitungan serta tawakal melakukan perbaikan dengan menghindari sebab-sebab kegagalan dan melakukan antisipasi secara lebih tepat berdasar pengalaman.

Bersikap sabar berarti mengikuti perintah-perintah Allah dan menjauhkan diri dari larangan-larangan-Nya, dengan cara mengekang syahwat dan hawa nafsu dari semua perbuatan yang terlarang. Melakukan sholat dapat mencegah kita dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik, dan dengan salat itu pula kita selalu ingat kepada Allah, sehingga hal itu akan menghalangi kita dari perbuatan-perbuatan yang jelek, baik diketahui orang lain, maupun tidak. Sholat adalah ibadah yang sangat utama di mana kita dapat bermunajat kepada Allah lima kali setiap hari. 

"Rasulullah saw, apabila menghadapi masalah berat, beliau salat". (Riwayat Ahmad). 

Melakukan sholat dirasakan berat dan sukar, kecuali oleh orang-orang yang khusyuk, yaitu orang yang benar-benar beriman dan taat kepada Allah, dan melakukan perintah-perintah-Nya dengan ikhlas karena mengharapkan rida-Nya semata, serta memelihara diri dari azab-Nya. Bagi orang yang khusyuk, melaksanakan salat tidaklah dirasakan berat, sebab pada saat-saat tersebut mereka tekun dan tenggelam dalam bermunajat kepada Allah sehingga mereka tidak lagi merasakan dan mengingat sesuatu yang lain, baik berupa kesukaran maupun penderitaan yang mereka alami sebelumnya. Mengenai hal ini, Rasulullah saw bersabda:
 "Dan dijadikan ketenangan hatiku di dalam sholat" (Riwayat Ahmad dan an-Nasa'i)

Ini disebabkan karena ketekunannya dalam melakukan sholat merupakan sesuatu yang amat menyenangkan baginya, sedang urusan-urusan duniawi dianggap melelahkan.
Di samping itu mereka penuh pengharapan menanti-nanti pahala dari Allah atas ibadah tersebut sehingga berbagai kesukaran dalam melaksanakannya dapat diatasi dengan mudah. Hal ini tidak mengherankan, sebab orang yang mengetahui hakikat dari apa yang dicarinya niscaya ringan baginya untuk mengorbankan apa saja untuk memperolehnya. Orang yang yakin bahwa Allah akan memberikan ganti yang lebih besar dari apa yang telah diberikannya niscaya ia merasa ringan untuk memberikan kepada orang lain apa saja yang dimilikinya.

Sobat. Rasulullah SAW hidup bersama Al-Qurán dengan kekhusyuán, ketundukan, taqarrub, ketaatan, rasa takut dan rasa berharap, kecintaan, pengagungan, dan penyucian sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam al-Qurán :

ٱللَّهُ نَزَّلَ أَحۡسَنَ ٱلۡحَدِيثِ كِتَٰبٗا مُّتَشَٰبِهٗا مَّثَانِيَ تَقۡشَعِرُّ مِنۡهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخۡشَوۡنَ رَبَّهُمۡ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمۡ وَقُلُوبُهُمۡ إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهۡدِي بِهِۦ مَن يَشَآءُۚ وَمَن يُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنۡ هَادٍ 

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.” ( QS. Az-zumar (39) : 23 )

Sobat. Allah menerangkan bahwa Dia menurunkan perkataan yang paling baik, yaitu Al-Qur'an yang mulia, sebahagian ayat-ayatnya mempunyai kemiripan baik dalam menjelaskan hukum-hukum, kebenaran, pelajaran, mengemukakan hujah, hikmah-hikmah, dan sebagainya, sebagaimana beberapa bagian air menyerupai beberapa bagian udara, beberapa bagian suatu negeri menyerupai beberapa bagian negeri yang lain. Karena ada suatu kisah diulang-ulang menyebutnya di beberapa tempat, demikian pula perintah-perintah, larangan-larangan, dan sebagainya. Orang-orang yang beriman, bila mereka mendengar bacaan Al-Qur'an meremang bulu romanya, dan bergoncang hatinya karena takut kepada Allah. Hal itu mendorong hati mereka mengikuti semua perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan-larangan-Nya. Jiwa mereka menjadi hidup, semangat mereka bertambah untuk melaksanakan amal-amal yang saleh dan berjihad di jalan-Nya.

Dengan Al-Qur'an, Allah memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya, membimbing orang-orang yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus serta mempertebal iman di dalam hatinya. Tetapi orang yang disesatkan hatinya, mereka hampa dan kosong, mereka tidak akan memperoleh manfaat sedikit pun dari Al-Qur'an itu.

Sobat. Al-Qurán adalah teman akrab beliau, penyejuk hati beliau, hidangan beliau, dan penghias pandangan mata beliau. Beliau selalu membersamainya malam dan siang,ketika bermukim dan bepergian. Beliau pernah membaca Al-Qurán ketika mengendarai unta. Abdullah bin Mughaffal ra berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah SAW pada peristiwa Fathu Makkah, beliau mengendarai unta sambil membaca surat al-Fath.” ( HR Muttafaq álaih )

Sobat. Nabi Muhammad SAW adalah pedzikir terbaik hingga hari kiamat. Dialah manusia yang paling arif dan paling mengetahui tentang Tuhannya. Dzikir beliau kepada-Nya dzikir sang pecinta yang arif, khusyu’ dan pasrah kepada-Nya. Nabi mengenalkan dan mengajarkan dzikir kepada umat. Beliau mengajarkan bagaimana berdzikir mengingat Tuhan dengan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, dan doá. Beliaulah penghulu para pedzikir sampai hari kiamat nanti, Sang Pembawa Petunjuk Ilahi.

Sobat. Rasulullah SAW juga menyampaikan bahwasanya semua makhluk bertasbih dan setiap makhluk memiliki cara ibadahnya masing-masing yang hanya diketahui oleh Allah SWT sebagaimana firman-Nya :

أَلَمۡ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُۥ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱلطَّيۡرُ صَٰٓفَّٰتٖۖ كُلّٞ قَدۡ عَلِمَ صَلَاتَهُۥ وَتَسۡبِيحَهُۥۗ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِمَا يَفۡعَلُونَ 

“Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nur (24) : 41)

Sobat. Pada ayat ini Allah mengarahkan pikiran Nabi Muhammad pada khususnya dan pikiran manusia pada umumnya untuk memperhatikan alam, baik di langit maupun di bumi agar dia menyadari bahwa di samping manusia sebagai makhluk Allah, ada bermacam-macam makhluk-Nya di alam ini. Bila diperhatikan pasti akan membawa kepada keyakinan akan kekuasaan Khaliknya dan kebijaksanaan-Nya mengatur segala sesuatu dengan rapi dan seimbang. Semua makhluk itu, walaupun tidak disadari oleh manusia tunduk patuh dan bertasbih menyucikan-Nya menurut segala ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Kalaulah ada sebuah bintang saja keluar dari garis edarnya dan tidak mematuhi tata tertib yang telah ditetapkan Allah, tentu akan terjadi benturan di antara bintang-bintang yang mengakibatkan rusaknya susunan alam atau tata surya yang harmonis dan hancurlah sebagian dari bintang-bintang itu dan tidak mustahil bumi kita akan terkena malapetaka besar sebagai dampaknya. Akan tetapi, ternyata tidak pernah ada kejadian seperti itu dan semua makhluk yakin bahwa Allah senantiasa menjaga semua tata tertib yang telah ditetapkan-Nya. 

Allah menyuruh manusia memperhatikan setiap makhluk-Nya yang kecil lagi lemah, yaitu burung yang dapat terbang melayang di udara dan kadang-kadang kelihatan seakan-akan dia berhenti sejenak di awang-awang tidak terpengaruh oleh gravitasi bumi. 

Firman Allah:
Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dapat terbang di angkasa dengan mudah. Tidak ada yang menahannya selain Allah. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang beriman. (an-Nahl/16: 79)

Setiap barang yang mempunyai berat pasti akan jatuh ke bumi. Tetapi burung-burung itu sekalipun demikian tetap bermain-main di udara dengan aman tanpa ada sedikit pun kekhawatiran akan jatuh ke bumi. Hal ini karena Allah telah mengatur bentuk burung-burung itu yang dilengkapi dengan sayap yang dapat dikembangkan dan dikatupkan. Dengan bentuk dan susunan seperti itu, burung dapat mengatasi gravitasi bumi terhadap sesuatu yang berbobot dan mempunyai berat. Kita tak dapat melihat bahwa burung-burung itu sedang menikmati karunia Allah baginya, bersyukur, dan bertasbih kepada Allah Penciptanya. 

Bertasbih bagi makhluk selain manusia bukanlah seperti manusia bertasbih yaitu berzikir dengan menyebut nama Allah tetapi makhluk-makhluk itu ada cara-cara tertentu yang tidak dapat kita ketahui. Allah-lah Yang Maha Mengetahui bagaimana cara mereka bertasbih dan salat. Bila kita sadari bahwa semua makhluk Allah mulai dari yang sekecil-kecilnya sampai kepada yang sebesar-besarnya bertasbih menyucikan nama-Nya dan mensyukuri nikmat dan karunia-Nya, sungguh amat mengherankan mengapa di antara manusia yang telah dianugerahi akal pikiran dan perasaan, masih ingkar dan durhaka kepada-Nya. Masih ada di antara mereka yang menyembah selain-Nya dan menyekutukan-Nya dengan berhala atau benda-benda ciptaan-Nya. Mereka tidak pernah bertasbih kepada-Nya, menyucikan-Nya dan mensyukuri nikmat-Nya.

Alangkah bodohnya orang-orang seperti itu padahal makhluk yang tidak berakal selalu bertasbih menyucikan nama Allah. Pada suatu ketika Nabi muhammad saw dengan rahmat Tuhannya mendengar batu kerikil di bawah telapak kakinya bertasbih kepada Allah. Pernah pula ketika Nabi Daud membaca Kitab Zabur dengan suara yang merdu Allah memerintahkan kepada gunung-gunung dan burung-burung supaya bertasbih bersama Nabi Dawud menyucikan nama-Nya seperti tersebut dalam firman-Nya:
Dan sungguh, Telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman), 

"Wahai gunung-gunung dan burung-burung! Bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud," dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (Saba`/34: 10)

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Mintalah Tolong kepada Allah dengan Sabar dan Sholat

Tinta Media - Sobat. Ringan dalam berbuat taat merupakan salah satu tanda cinta kepada Yang Ditaati dan tanda memuliakan-Nya. Sebab kesejukan air mata seorang pecinta ada dalam ketaatan kepada Yang Dicintai. Karena itu Rasulullah SAW bersabda, “Dan dijadikan sejuk mataku (kenikmatanku) dalam sholat.” Karena di dalamnya ada percakapan dan mahabbah serta lezatnya kedekatan dan intimnya munajat.

وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ 

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',” ( QS. Al-Baqarah (2) : 45 )

Sobat. Setelah menjelaskan betapa jeleknya keadaan dan sifat-sifat Bani Israil pada ayat sebelumnya , sehingga akal mereka tidak bermanfaat bagi diri mereka dan kitab suci yang ada di tangan mereka pun tidak mendatangkan faedah apa pun bagi mereka, maka Allah memberikan bimbingan kepada mereka menuju jalan yang paling baik, yaitu agar mereka memohon pertolongan kepada Allah dengan kesabaran dan salat.

Yang dimaksud dengan "sabar" di sini ialah sikap dan perilaku sebagai berikut:
1. Tabah menghadapi kenyataan yang terjadi, tidak panik, tetapi tetap mampu mengendalikan emosi.
2. Dengan tenang menerima kenyataan dan memikirkan mengapa hal itu terjadi, apa sebabnya dan bagaimana cara mengatasinya dengan sebaik-baiknya.
3. Dengan tenang dan penuh perhitungan serta tawakal melakukan perbaikan dengan menghindari sebab-sebab kegagalan dan melakukan antisipasi secara lebih tepat berdasar pengalaman.

Bersikap sabar berarti mengikuti perintah-perintah Allah dan menjauhkan diri dari larangan-larangan-Nya, dengan cara mengekang syahwat dan hawa nafsu dari semua perbuatan yang terlarang. Melakukan sholat dapat mencegah kita dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik, dan dengan salat itu pula kita selalu ingat kepada Allah, sehingga hal itu akan menghalangi kita dari perbuatan-perbuatan yang jelek, baik diketahui orang lain, maupun tidak. Sholat adalah ibadah yang sangat utama di mana kita dapat bermunajat kepada Allah lima kali setiap hari. 

"Rasulullah saw, apabila menghadapi masalah berat, beliau salat". (Riwayat Ahmad). 

Melakukan sholat dirasakan berat dan sukar, kecuali oleh orang-orang yang khusyuk, yaitu orang yang benar-benar beriman dan taat kepada Allah, dan melakukan perintah-perintah-Nya dengan ikhlas karena mengharapkan rida-Nya semata, serta memelihara diri dari azab-Nya. Bagi orang yang khusyuk, melaksanakan salat tidaklah dirasakan berat, sebab pada saat-saat tersebut mereka tekun dan tenggelam dalam bermunajat kepada Allah sehingga mereka tidak lagi merasakan dan mengingat sesuatu yang lain, baik berupa kesukaran maupun penderitaan yang mereka alami sebelumnya. Mengenai hal ini, Rasulullah saw bersabda:
 "Dan dijadikan ketenangan hatiku di dalam sholat" (Riwayat Ahmad dan an-Nasa'i)

Ini disebabkan karena ketekunannya dalam melakukan sholat merupakan sesuatu yang amat menyenangkan baginya, sedang urusan-urusan duniawi dianggap melelahkan.
Di samping itu mereka penuh pengharapan menanti-nanti pahala dari Allah atas ibadah tersebut sehingga berbagai kesukaran dalam melaksanakannya dapat diatasi dengan mudah. Hal ini tidak mengherankan, sebab orang yang mengetahui hakikat dari apa yang dicarinya niscaya ringan baginya untuk mengorbankan apa saja untuk memperolehnya. Orang yang yakin bahwa Allah akan memberikan ganti yang lebih besar dari apa yang telah diberikannya niscaya ia merasa ringan untuk memberikan kepada orang lain apa saja yang dimilikinya.

Sobat. Rasulullah SAW hidup bersama Al-Qurán dengan kekhusyuán, ketundukan, taqarrub, ketaatan, rasa takut dan rasa berharap, kecintaan, pengagungan, dan penyucian sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam al-Qurán :

ٱللَّهُ نَزَّلَ أَحۡسَنَ ٱلۡحَدِيثِ كِتَٰبٗا مُّتَشَٰبِهٗا مَّثَانِيَ تَقۡشَعِرُّ مِنۡهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخۡشَوۡنَ رَبَّهُمۡ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمۡ وَقُلُوبُهُمۡ إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهۡدِي بِهِۦ مَن يَشَآءُۚ وَمَن يُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنۡ هَادٍ 

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.” ( QS. Az-zumar (39) : 23 )

Sobat. Allah menerangkan bahwa Dia menurunkan perkataan yang paling baik, yaitu Al-Qur'an yang mulia, sebahagian ayat-ayatnya mempunyai kemiripan baik dalam menjelaskan hukum-hukum, kebenaran, pelajaran, mengemukakan hujah, hikmah-hikmah, dan sebagainya, sebagaimana beberapa bagian air menyerupai beberapa bagian udara, beberapa bagian suatu negeri menyerupai beberapa bagian negeri yang lain. Karena ada suatu kisah diulang-ulang menyebutnya di beberapa tempat, demikian pula perintah-perintah, larangan-larangan, dan sebagainya. Orang-orang yang beriman, bila mereka mendengar bacaan Al-Qur'an meremang bulu romanya, dan bergoncang hatinya karena takut kepada Allah. Hal itu mendorong hati mereka mengikuti semua perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan-larangan-Nya. Jiwa mereka menjadi hidup, semangat mereka bertambah untuk melaksanakan amal-amal yang saleh dan berjihad di jalan-Nya.

Dengan Al-Qur'an, Allah memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya, membimbing orang-orang yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus serta mempertebal iman di dalam hatinya. Tetapi orang yang disesatkan hatinya, mereka hampa dan kosong, mereka tidak akan memperoleh manfaat sedikit pun dari Al-Qur'an itu.

Sobat. Al-Qurán adalah teman akrab beliau, penyejuk hati beliau, hidangan beliau, dan penghias pandangan mata beliau. Beliau selalu membersamainya malam dan siang,ketika bermukim dan bepergian. Beliau pernah membaca Al-Qurán ketika mengendarai unta. Abdullah bin Mughaffal ra berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah SAW pada peristiwa Fathu Makkah, beliau mengendarai unta sambil membaca surat al-Fath.” ( HR Muttafaq álaih )

Sobat. Nabi Muhammad SAW adalah pedzikir terbaik hingga hari kiamat. Dialah manusia yang paling arif dan paling mengetahui tentang Tuhannya. Dzikir beliau kepada-Nya dzikir sang pecinta yang arif, khusyu’ dan pasrah kepada-Nya. Nabi mengenalkan dan mengajarkan dzikir kepada umat. Beliau mengajarkan bagaimana berdzikir mengingat Tuhan dengan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, dan doá. Beliaulah penghulu para pedzikir sampai hari kiamat nanti, Sang Pembawa Petunjuk Ilahi.

Sobat. Rasulullah SAW juga menyampaikan bahwasanya semua makhluk bertasbih dan setiap makhluk memiliki cara ibadahnya masing-masing yang hanya diketahui oleh Allah SWT sebagaimana firman-Nya :

أَلَمۡ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُۥ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱلطَّيۡرُ صَٰٓفَّٰتٖۖ كُلّٞ قَدۡ عَلِمَ صَلَاتَهُۥ وَتَسۡبِيحَهُۥۗ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِمَا يَفۡعَلُونَ 

“Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nur (24) : 41)

Sobat. Pada ayat ini Allah mengarahkan pikiran Nabi Muhammad pada khususnya dan pikiran manusia pada umumnya untuk memperhatikan alam, baik di langit maupun di bumi agar dia menyadari bahwa di samping manusia sebagai makhluk Allah, ada bermacam-macam makhluk-Nya di alam ini. Bila diperhatikan pasti akan membawa kepada keyakinan akan kekuasaan Khaliknya dan kebijaksanaan-Nya mengatur segala sesuatu dengan rapi dan seimbang. Semua makhluk itu, walaupun tidak disadari oleh manusia tunduk patuh dan bertasbih menyucikan-Nya menurut segala ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Kalaulah ada sebuah bintang saja keluar dari garis edarnya dan tidak mematuhi tata tertib yang telah ditetapkan Allah, tentu akan terjadi benturan di antara bintang-bintang yang mengakibatkan rusaknya susunan alam atau tata surya yang harmonis dan hancurlah sebagian dari bintang-bintang itu dan tidak mustahil bumi kita akan terkena malapetaka besar sebagai dampaknya. Akan tetapi, ternyata tidak pernah ada kejadian seperti itu dan semua makhluk yakin bahwa Allah senantiasa menjaga semua tata tertib yang telah ditetapkan-Nya. 

Allah menyuruh manusia memperhatikan setiap makhluk-Nya yang kecil lagi lemah, yaitu burung yang dapat terbang melayang di udara dan kadang-kadang kelihatan seakan-akan dia berhenti sejenak di awang-awang tidak terpengaruh oleh gravitasi bumi. 

Firman Allah:
Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dapat terbang di angkasa dengan mudah. Tidak ada yang menahannya selain Allah. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang beriman. (an-Nahl/16: 79)

Setiap barang yang mempunyai berat pasti akan jatuh ke bumi. Tetapi burung-burung itu sekalipun demikian tetap bermain-main di udara dengan aman tanpa ada sedikit pun kekhawatiran akan jatuh ke bumi. Hal ini karena Allah telah mengatur bentuk burung-burung itu yang dilengkapi dengan sayap yang dapat dikembangkan dan dikatupkan. Dengan bentuk dan susunan seperti itu, burung dapat mengatasi gravitasi bumi terhadap sesuatu yang berbobot dan mempunyai berat. Kita tak dapat melihat bahwa burung-burung itu sedang menikmati karunia Allah baginya, bersyukur, dan bertasbih kepada Allah Penciptanya. 

Bertasbih bagi makhluk selain manusia bukanlah seperti manusia bertasbih yaitu berzikir dengan menyebut nama Allah tetapi makhluk-makhluk itu ada cara-cara tertentu yang tidak dapat kita ketahui. Allah-lah Yang Maha Mengetahui bagaimana cara mereka bertasbih dan salat. Bila kita sadari bahwa semua makhluk Allah mulai dari yang sekecil-kecilnya sampai kepada yang sebesar-besarnya bertasbih menyucikan nama-Nya dan mensyukuri nikmat dan karunia-Nya, sungguh amat mengherankan mengapa di antara manusia yang telah dianugerahi akal pikiran dan perasaan, masih ingkar dan durhaka kepada-Nya. Masih ada di antara mereka yang menyembah selain-Nya dan menyekutukan-Nya dengan berhala atau benda-benda ciptaan-Nya. Mereka tidak pernah bertasbih kepada-Nya, menyucikan-Nya dan mensyukuri nikmat-Nya.

Alangkah bodohnya orang-orang seperti itu padahal makhluk yang tidak berakal selalu bertasbih menyucikan nama Allah. Pada suatu ketika Nabi muhammad saw dengan rahmat Tuhannya mendengar batu kerikil di bawah telapak kakinya bertasbih kepada Allah. Pernah pula ketika Nabi Daud membaca Kitab Zabur dengan suara yang merdu Allah memerintahkan kepada gunung-gunung dan burung-burung supaya bertasbih bersama Nabi Dawud menyucikan nama-Nya seperti tersebut dalam firman-Nya:
Dan sungguh, Telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman), 

"Wahai gunung-gunung dan burung-burung! Bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud," dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (Saba`/34: 10)

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Jumat, 23 Desember 2022

Sabar adalah Salah Satu Kunci Kebahagiaan

Tinta Media - Sobat. Hasil Perenungan saya dan berbagai studi membuat saya menyimpulkan bahwa SABAR adalah kunci kesuksesan dan kebahagiaan. SABAR adalah inti dan esensi menikmati hidup ini.

Sobat. Sabar kala susah sangat penting. Namun, sabar kala senang jauh lebih penting. Bagi orang yang sabar ..... tak ada kata tak bisa, tak ada kata tak mungkin. Segala sesuatu selalu mungkin untuk dilakukan. Keberhasilan hanyalah masalah waktu.
SESUNGGUHNYA ALLAH BERSAMA ORANG-ORANG YANG SABAR.

Sobat. Semakin tinggi kedekatan kita kepada Allah, semakin tinggi pulalah tingkat kesabaran kita. Sebaliknya, semakin jauh hubungan kita dengan Allah, semakin menurun pulalah tingkat kesabaran kita.

Allah berfirman dalam surat Al – Baqarah ayat 153:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (QS Al-Baqarah : 153)

Tentu nash diatas merupakan ayat Al-Qur’an yang familiar di telinga kita, dalam pempraktikannya sabar bukanlah sesuatu yang mudah, perlu jiwa yang lapang dan fikiran yang jernih untuk dapat melaksanakannya.

Sobat. Perjuangan menegakkan kebenaran harus diiringi dengan kesabaran dan memperbanyak sholat, sehingga menjadi ringan segala kesukaran dan cobaan, karena Allah senantiasa beserta orang-orang yang sabar. Dia akan menolong, menguatkan dan memenangkan orang-orang yang berjuang menegakkan kebenaran agamanya.

Dalam hadits juga disebutkan, dari At-Tirmidzy bahwa Rasulullah SAW bersabda: }.
Nabi saw. bersabda, “Tidak ada seorang hamba yang meneguk satu tegukan (menerima musibah) yang lebih utama di sisi Allah dari pada satu tegukan yang berat yang ditahan untuk mencari ridha Allah ta’ala.” H.R Imam Ahmad dan Imam At-Thabarani. 
Sebagai manusia tentu kita akan mengalami sesuatu yang tidak atau kurang mengenakan dalam hidup ini, entah itu berupa cobaan, musibah ataupun teguran dari Allah SWT. 
Maka dari hal itu, sabar akan ketentuan Allah adalah jalan yang terbaik, dengan senantiasa berdoa dan bertawakal kepada-Nya. Adapun manfaat sabar bagi orang-orang yang beriman :

1. Dicintai oleh Allah

Jika Allah swt mencintai seseorang maka Ia akan mengujinya. kalau orang itu sabar, maka Allah swt akan menjadikannya orang mulia (mujtaba). Dan jika ia ridha (rela) maka Allah swt akan menjadikannya sebagai orang pilihan yang istimewa (musthafa).

2. Diberikan pahala tanpa batas

قُلۡ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمۡۚ لِلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ فِي هَٰذِهِ ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٞۗ وَأَرۡضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٖ 

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS.Az-Zumar:10)

Sobat. Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar menyeru seluruh hamba Allah dan menasihati mereka agar tetap bertakwa kepada Allah, menaati seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Manusia diperintahkan agar bertakwa karena mereka yang berbuat baik di dunia ini akan mendapat kebaikan pula. Mereka akan dianugerahi kesehatan, kesejahteraan, dan kesuksesan dalam melaksanakan tugas-tugas hidupnya. Semua itu dapat dicapai karena ia selalu berakhlak baik dan berbudi luhur seperti yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang bertakwa. Di samping itu, ia akan mendapat kebaikan pula di akhirat, yaitu mendapat tempat yang penuh dengan kenikmatan, dan mendapat keridaan Allah.

Allah juga menyuruh kaum Muslimin untuk mempersiapkan diri melakukan hijrah ke Medinah, serta menyuruh mereka agar bersikap tabah karena terpisah dari tanah air, sanak keluarga, dan handai taulan. Perintah itu diberikan dengan penjelasan bahwa apabila kaum Muslimin terganggu kebebasannya dalam melakukan perintah Allah di Mekah, maka hendaklah hijrah ke negeri lain yang memungkinkan untuk memberi ketenangan dalam melakukan perintah-perintah Allah.

Perintah ini terlukis dalam firman Allah yang singkat "Dan bumi Allah itu adalah luas."
Allah berfirman:
 
"Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (berpindah-pindah) di bumi itu?" (an-Nisa'/4: 97)

Di akhir ayat, Allah menjelaskan bahwa hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan mendapat pahala yang tak terbatas, seperti dirasakan oleh umat yang terdahulu dari mereka.

3. Sabar menjadi sebuah kekuatan 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ حَرِّضِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ عَلَى ٱلۡقِتَالِۚ إِن يَكُن مِّنكُمۡ عِشۡرُونَ صَٰبِرُونَ يَغۡلِبُواْ مِاْئَتَيۡنِۚ وَإِن يَكُن مِّنكُم مِّاْئَةٞ يَغۡلِبُوٓاْ أَلۡفٗا مِّنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِأَنَّهُمۡ قَوۡمٞ لَّا يَفۡقَهُونَ 

Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. (QS. Al-Anfaal:65)

Sobat. Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar mengobarkan semangat kaum Muslimin untuk berperang menghadapi musuh dalam peperangan. Nabi melaksanakan perintah ini dengan mendorong para sahabat untuk maju berperang seperti dalam menghadapi Perang Badar. Meskipun jumlah tentara kafir Quraisy dari Mekah sangat banyak, dan perlengkapan mereka lebih baik, tetapi Nabi mendorong orang-orang yang beriman dengan mengatakan, "Qumu ila jannatin 'ardzuha as-samawat wa al-ard (Bangkitlah kamu semua maju ke medan perang yang menyediakan surga yang luas, seluas langit dan bumi)." 

Dalam ayat ini Allah juga menegaskan bahwa kekuatan pasukan Muslim yang benar-benar beriman dan penuh tawakal kepada Allah akan dapat mengalahkan kekuatan musuh meskipun sepuluh kali lipat banyaknya. Andaikata pasukan kaum Muslimin hanya terdiri dari dua puluh orang prajurit, mereka dapat mengalahkan pasukan musuh yang terdiri dari dua ratus orang. Jika pasukan mereka terdiri dari seratus orang, mereka dapat mengalahkan pasukan musuh yang terdiri dari seribu orang, demikianlah seterusnya, setiap prajurit Allah dapat mengalahkan sepuluh musuh. Ini adalah satu perbandingan kekuatan yang tidak ada taranya dalam sejarah, karena cara peperangan pada masa itu bukan seperti peperangan pada masa kini.

Peperangan pada masa sekarang sangat tergantung kepada kekuatan persenjataan dan kesempurnaannya. Pasukan yang kecil jumlah orangnya, yang diperlengkapi dengan senjata modern yang ampuh dapat saja dengan mudah mengalahkan pasukan besar tetapi hanya mempunyai senjata biasa saja.

Peperangan pada masa itu benar-benar dengan mengadu kekuatan dan kecakapan karena alat-alat perang yang digunakan boleh dikatakan sama macam dan mutunya. Tidaklah mungkin rasanya suatu pasukan kecil akan dapat menang atas pasukan besar yang jumlahnya sepuluh kali lipat. Tetapi inilah yang ditegaskan Allah atau diperintahkan-Nya kepada kaum Muslimin. Mereka tidak boleh merasa gentar dan takut menghadapi lawan yang berlipat-ganda, karena mereka adalah orang-orang beriman yang berjuang bukan untuk kepentingan diri sendiri, atau untuk mencari harta benda dan kemegahan duniawi, tetapi mereka adalah tentara Allah yang berjuang untuk membela kebenaran; untuk meninggikan kalimah Allah dan untuk kejayaan agama yang telah diridai-Nya. 

Bila mereka gugur dalam pertempuran, mereka akan mati syahid, balasannya di sisi Allah tidak ternilai besarnya. 
Lawan-lawan kaum Muslimin adalah orang-orang kafir yang hanya ingin mempertahankan kedudukan, pangkat dan harta benda. Mereka tidak mempunyai tujuan hidup yang tinggi dan mulia karena mereka tidak percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tidak percaya kepada hari kebangkitan. Hidup mereka adalah untuk berbangga-bangga dan mengutamakan harta benda belaka. 

Adapun orang Yahudi di Medinah meskipun percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi mereka tidak dapat lagi melihat kebenaran, karena mata mereka telah disilaukan oleh kesenangan dunia. Mereka ingin hidup, kalau dapat seribu tahun, mereka telah karam dalam dunia kebendaan, tak dapat luput dari sifat loba dan serakah. Kedua golongan ini benar-benar telah sesat dari jalan yang hak, tidak dapat lagi membedakan mana yang hak, mana yang bathil, mereka tidak tahu lagi jalan yang membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Orang dengan sifat demikian ini bila dihadapkan kepada pertempuran yang dahsyat mereka akan lari tunggang langgang karena lebih mengutamakan hidup daripada mati. Hal ini dijelaskan Allah dengan firman-Nya:

Sesungguhnya dalam hati mereka, kamu (muslimin) lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka orang-orang yang tidak mengerti. (al-hasyr/59: 13) 

Kalau Allah memerintahkan agar kaum Muslimin berani menghadapi musuh Allah yang berjumlah sepuluh kali jumlah mereka dan menyatakan bahwa mereka akan menang, maka kemenangan itu adalah pasti meskipun tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Karena itu mereka tidak boleh melarikan diri dari pertempuran dan harus bertempur mati-matian sampai tercapai kemenangan. Inilah derajat yang paling tinggi yang dapat dicapai oleh kaum Muslimin.

4. Sebagai penghapus dosa

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata. “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Cobaan tetap akan menimpa atas diri orang mukmin dan mukminah, anak dan juga hartanya, sehingga dia bersua Allah dan pada dirinya tidak ada lagi satu kesalahan pun” (H.R At-Tirmidzy dishahihkan Adz-Dzahaby)

5. Sebagai kebahagiaan 

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ 

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah:155)

Sobat. Allah akan menguji kaum Muslimin dengan berbagai ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan (bahan makanan). Dengan ujian ini, kaum Muslimin menjadi umat yang kuat mentalnya, kukuh keyakinannya, tabah jiwanya, dan tahan menghadapi ujian dan cobaan. Mereka akan mendapat predikat sabar, dan merekalah orang-orang yang mendapat kabar gembira dari Allah.

Sobat. Pelajarilah seni sabar. Disiplinkan pikiranmu saat pikiran-pikiran tak sabar untuk meraih tujuan. Tak sabar memicu kegelisahan, ketakutan, keputusasaan, dan kegagalan. Sabar menciptakan keyakinan, kepastian dan cara berpikir rasional bahkan mendatangkan sukses.

Salam Dahsyat dan Luar Biasa!

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual

Minggu, 20 November 2022

Sabar Itu Bukan Diam Menerima Kezholiman

Tinta Media - Hidup pasti diuji oleh Allah. Apalagi kalo kita sedang berjuang menegakkan Islam. Pastinya ujian itu ada. Meski bervariasi jenis dan berat nya tiap orang. Makin berkualitas iman kita makin tinggi ujiannya. 

Termasuk ujian itu adalah rasa takut. Takut miskin. Takut mati. Itu yang paling banyak. Ada juga takut dijauhi kawan atau pengikutnya. 

Seperti jika kita dakwah amar mskruf nahi munkar kepada penguasa maka rasa takut itu bisa makin 

Surat Al-Baqarah Ayat 155

 وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

 "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."

Seperti jika kita dakwah amar makruf nahi munkar kepada penguasa maka rasa takut itu bisa makin besar bersamaan dengan resiko juga makin besar. Ujungnya ancaman terhadap kemiskinan dan kematian makin tinggi. Meski tetap semua resiko belum tentu terjadi. Karena yang pasti terjadi dan selalu terjadi adalah qodho Allah. 

Disinilah iman kita bermain. Dengan iman kepada Allah maka ketakutan terhadap resiko itu bisa ditaklukkan oleh hamba yang diberkahi Allah. Karena kita yakin bahwa semua resiko sekali kali tak akan pernah terjadi tanpa qodho Allah SWT.

Maka wajar jika pahala amar makruf nahi munkar kepada penguasa itu pahalanya super besar. Yakni sebagai sayyidusy syuhada. Pemimpin orang yang mati syahid. 

Sabar itu tidak pasif. Sabar itu menetapi jalan kebenaran meski pun banyak ujian. Menetapi perjuangan meskipun berat. 

Sabar itu bukan pasrah dan diam terhadap kezholiman apalagi kekufuran. Sabar itu terus aktif bergerak menetapi jalan ketaatan dengan menghadapi segala resiko nya berharap pada ridho Allah semata. 

Surat Al-Baqarah Ayat 214

 أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ ٱلْبَأْسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوا۟ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ ٱللَّهِ ۗ أَلَآ إِنَّ نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ

 "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat."

Sudah menjadi sunnatullah bahwa para pejuang agama Allah pasti ditakut takuti oleh rejim zholim dan seluruh bala tentaranya. Dan kesabaran para pejuang itulah yang selalu menang. 

Sungguh nashrullah itu dekat bahkan amat dekat. Yang kita butuhkan itu hanya sabar. Dan sabar itu tidak lama. Semoga Allah ampuni kita. Mudahkan segala urusan kita. Menolong kita dengan kemenangan dunia dan akhirat. Selamat berjuang Sobatku.[]

Ustaz Abu Zaid 
Tabayyun Center 

Kamis, 27 Oktober 2022

Bersabar dalam Beribadah dan Ketaatan

Tinta Media - Sobat. Sabar adalah amalan yang berat dan memberatkan timbangan kebaikan di akherat. 

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra bahwa dia berkata Rasulullah SAW bersabda, “ Sabar itu ada tiga macam : Sabar atas Musibah, Sabar untuk melakukan ketaatan, Sabar untuk tidak melakukan kemaksiatan. Barangsiapa sabar atas musibah, maka ditulislah baginya tiga ratus derajat, yang jarak antara tiap-tiap dua derajat, adalah seperti jarak antara langit dan bumi; Dan barangsiapa sabar untuk melakukan ketaatan, maka ditulislah baginya enam ratus derajat , yang jarak antara dua derajat adalah seperti jarak antara batas bumi yang teratas dan ujung bumi yang tujuh. Dan barangsiapa sabar untuk tidak melakukan kemaksiatan, maka ditulislah baginya Sembilan ratus derajat, yang jarak antara dua derajat antara ‘arasy sampai ke bumi.” Demikianlah yang disebutkan dalam kitab Al-Jami’ush Shaghir.

Allah SWT berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah (2) : 153)

Sobar. Perjuangan menegakkan kebenaran harus diiringi dengan kesabaran dan memperbanyak salat, sehingga menjadi ringan segala kesukaran dan cobaan, karena Allah senantiasa beserta orang-orang yang sabar. Dia akan menolong, menguatkan dan memenangkan orang-orang yang berjuang menegakkan kebenaran agamanya.

Rasulullah memberikan kabar gembira kepada kita bahwa kedudukan tinggi bisa dicapai dengan bersabar menerima cobaan. Rasulullah SAW bersabda, “ Sesungguhnya ketika sudah ditentukan oleh Allah kedudukan seorang hamba yang tidak bisa ia capai dengan amalnya maka Allah memberikan cobaan pada tubuhnya, atau pada hartanya, atau pada anaknya, tetapi ia bersabar menghadapi hal itu, niscaya ia akan mencapai kedudukan yang telah ditentukan oleh Allah tersebut.”

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ  

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". ( QS. Al-Baqarah (2) : 155-156 )

Sobat. Allah akan menguji kaum Muslimin dengan berbagai ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan (bahan makanan). Dengan ujian ini, kaum Muslimin menjadi umat yang kuat mentalnya, kukuh keyakinannya, tabah jiwanya, dan tahan menghadapi ujian dan cobaan. Mereka akan mendapat predikat sabar, dan merekalah orang-orang yang mendapat kabar gembira dari Allah.

Sobat. Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar memberitahukan ciri-ciri orang-orang yang mendapat kabar gembira yaitu orang yang sabar, apabila mereka ditimpa sesuatu musibah mereka mengucapkan: Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un ) (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).

Sobat. Sesungguhnya besarnya balasan itu sesuai dengan besarnya cobaan. Sesungguhnya ketika mencintai suatu kaum , Allah pasti menguji mereka. Barangsiapa yang ridha, ia mendapat ridha-Nya. Dan barangsiapa yang marah, ia terkena murka-Nya.

Sobat. Diriwayatkan dari Saíd al-Maqburi, ia berkata aku mendengar Abu Hurairah ra mengatakan, Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman, “ Jika Aku menimpakan cobaan kepada seorang hamba-Ku yang beriman dan tidak mengadukan Aku kepada orang-orang yang menjenguknya, niscaya Aku akan membebaskannya dari belenggu, Aku mengganti untuknya daging yang lebih baik dari dagingnya, dan darah yang lebih baik dari darahnya, sehingga ia bisa mulai lagi beraktivitas.” Subhaanallah bersabar menjalani sakit dan tidak mengeluh adalah penyebab kesembuhan.

أُوْلَٰٓئِكَ يُجۡزَوۡنَ ٱلۡغُرۡفَةَ بِمَا صَبَرُواْ وَيُلَقَّوۡنَ فِيهَا تَحِيَّةٗ وَسَلَٰمًا 

“Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya,” ( QS. Al-Furqan (25) : 75).

Sobar. Pada ayat ini, Allah menerangkan ganjaran dan karunia yang akan diberikan kepada "hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang itu", hamba-hamba Allah yang mempunyai sifat-sifat yang sempurna dan akhlak yang mulia berkat kesabaran dan keuletan mereka dalam mematuhi segala perintah Allah, berkat kesabaran dan keuletan mereka melawan hawa nafsu dalam menjauhi segala larangan-Nya. Mereka ditempatkan di tempat yang paling mulia dan tinggi dalam surga. Mereka disambut oleh para malaikat dengan salam sebagai penghormatan kepada mereka. Hal ini tergambar dalam firman Allah:
جَنَّٰتُ عَدۡنٖ يَدۡخُلُونَهَا وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَآئِهِمۡ وَأَزۡوَٰجِهِمۡ وَذُرِّيَّٰتِهِمۡۖ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَدۡخُلُونَ عَلَيۡهِم مِّن كُلِّ بَابٖ سَلَٰمٌ عَلَيۡكُم بِمَا صَبَرۡتُمۡۚ فَنِعۡمَ عُقۡبَى ٱلدَّارِ 

" yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;(sambil mengucapkan), 'Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu." (ar-Ra'd/13: 23-24).

Kemudian Allah menerangkan bahwa karunia dan nikmat yang mereka terima itu adalah karunia dan nikmat yang kekal abadi yang tiada putus-putusnya. Tidak diragukan lagi bahwa tempat itu adalah sebaik-baik tempat menetap dan sebaik-baik tempat kediaman.

Sobat. Dalam ayat 23 QS ar-Ra’d ini, Allah swt menerangkan bahwa yang akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak bukan hanya semata-mata yang memiliki sifat tersebut, melainkan juga orang-orang saleh di antara ibu-ibu dan nenek moyang mereka, demikian pula istri dan keturunan mereka yang terdekat. Mereka ini pun akan turut pula merasakan kebahagiaan dan kesejahteraan itu, selama mereka tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan mereka kehilangan hak untuk memperoleh rahmat Allah, misalnya karena kekafiran dan kemusyrikan kepada Allah. Ayat ini memberikan isyarat bahwa pada hari tersebut tidak berlaku hubungan kekeluargaan sedikit pun kecuali amal saleh masing-masing. Firman Allah:

Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian keluarga di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya. (al-Muminun/23: 101)

Dalam hubungan ini, Rasulullah saw pernah bersabda kepada putrinya Fatimah az-Zahra sebagai berikut:
"Wahai Fatimah putri Muhammad! Mintalah dari hartaku apa yang kau inginkan karena aku sedikit pun tidak akan dapat menolongmu dari azab Allah." (Riwayat at-Tirmidzi dari Abu Hurairah)

Dalam Al-Quran, Allah telah menegaskan pula sebagai berikut:
(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (asy-Syuara/26: 88-89)

Dalam ayat 24 QS. Ar-Ra’d , disebutkan bahwa para malaikat mendatangi penghuni surga sambil mengucapkan salam, "Semoga kamu aman dari segala hal yang tidak diinginkan dan ditakuti, yang telah merusak orang-orang selain kamu. Keberuntungan ini kamu peroleh berkat kesabaran dan penderitaan yang kamu alami selama menjalani kehidupan di dunia."

Ibnu Jarir ath-thabari dan Ibnu Abi hatim dari Umamah meriwayatkan bahwa Nabi saw semasa hidupnya sering datang ke makam para syuhada pada setiap permulaan tahun. Di sana beliau membaca ayat tersebut. Hal semacam itu dilakukan pula oleh Abu Bakar, Umar, dan Usman r.a.

Orang-orang yang menggunakan akalnya seperti yang tersebut di atas akan ditempatkan Allah kelak dalam surga-Nya. Mereka di sana duduk berhadap-hadapan di atas balai-balai yang indah disertai orang-orang yang mereka cintai, yaitu nenek moyang, kaum keluarga, dan anak-anak mereka, serta orang-orang yang patut masuk surga dari kalangan orang-orang yang saleh, agar hati mereka menjadi senang dan bahagia.

Hal itu merupakan rahmat dan kebaikan Allah swt kepada mereka. Selain itu para malaikat datang kepada mereka dari segala penjuru untuk memberikan ucapan selamat atas keberuntungan yang telah mereka peroleh, yaitu masuk surga. Mereka tinggal dalam rumah yang diliputi kesejahteraan, berdekatan dengan para nabi dan rasul serta orang-orang yang mengakui kebenaran agama Allah.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spirtual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Sabtu, 08 Oktober 2022

UNTUK PARA USTAZ, BERSABARLAH. SESUNGGUHNYA ALLAH SWT BESERTA ORANG-ORANG YANG SABAR

Tinta Media - Sesak dada ini, ketika mendengar Majelis Hakim membacakan penolakan permohonan pemindahan tahanan Para Ustadz (Ustadz Farid Ahmad Okbah, Ustadz Anung al Hamat dan Ustadz Ahmad Zain an Najah) pada sidang Rabu, (21/9). Permohonan kami agar para ustadz dipindahkan tempat tahanannya dari Rutan Cikeas, dialihkan ke Rutan Salemba atau Rutan Polda Metro jaya ditolak.

Padahal, kami tidak meminta penangguhan atau pengalihan penahanan. Kami hanya minta para ustadz dipindahkan, agar hak-hak para ustadz selaku terdakwa seperti dikunjungi advokat dan keluarga dapat terpenuhi. Agar para ustadz juga mendapat tempat yang lebih manusiawi.

Namun sayang, hakim telah bertindak zalim. Hakim hanya memberikan himbauan agar densus 88 memberikan akses kepada advokat. Hakim tidak mau mendengar kesulitan kami, advokat dan keluarga untuk menemui para ustadz.

Padahal, pasal 60 dan 61 KUHAP tegas menyatakan :

"Tersangka atau terdakwa berhak menghubungi dan menerima kunjungan dari pihak yang mempunyai hubungan kekeluargaan  atau lainnya dengan tersangka atau terdakwa guna mendapatkan jaminan bagi penangguhan penahanan ataupun untuk usaha mendapatkan bantuan hukum."

_"Tersangka atau terdakwa berhak secara langsung atau dengan perantaraan penasihat hukumnya menghubungi dan menerima kunjungan sanak keluarganya dalam hal yang tidak ada hubungannya dengan perkara tersangka atau terdakwa untuk kepentingan pekerjaan atau untuk kepentingan kekeluargaan."_

Praktiknya, Densus 88 selaku penyidik yang sebenarnya tidak punya kewenangan lagi di tingkat persidangan, menyulitkan penasehat hukum dan keluarganya untuk bertemu para ustadz. Akses ke Rutan Cikeas yang jauh, juga menambah kendala teknis untuk bertemu. Dan akhirnya, hakim juga menolak permohonan kami selaku penasehat hukum untuk memindahkan lokasi tahanan.

Bukan hanya itu, saksi saksi dan ahli yang akan diperiksa juga oleh hakim tidak dihadirkan langsung. Dengan berbagai dalih, pemeriksaan saksi dan ahli dilakukan secara online.

Padahal, Yang dimaksud dengan saksi, menurut Pasal 1 angka 26 KUHAP adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri.

Lalu ditegaskan pula melalui Pasal 185 (1) KUHAP : 

_“Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan”._

Lalu, bagaimana nantinya jika saksi hanya dihadirkan secara online ? tidak hadir langsung di sidang pengadilan ? keadilan macam apa yang mau ditegakkan, jika proses mengadili perkara seperti ini, bukankah ini kezaliman yang nyata yang ditimpakan kepada para ustadz ?

Para Ustadz bukanlah Ferdy Sambo. Para Ustadz hanya dituduh melakukan tindakan terorisme, karena aktivitas mereka dakwah mereka. Kronologi berbagai kegiatan pengajian dan pertemuan untuk urusan dakwah, selalu diulang-ulang dilabeli sebagai kegiatan terorisme.

Tidak ada setetes darah pun yang ditumpahkan para ustadz. Berbeda dengan Ferdy Sambo yang melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Josua Hutabarat.

Kecewa, dan rasa sedih menghinggapi relung dada. Sekali lagi, rasanya sesak sekali dada ini melihat langsung kezaliman yang ditimpakan kepada para ustadz.

Penulis sampaikan mohon maaf secara khusus kepada Ustadz Ahmad Zain an Najah, yang pada sidang pertama sudah menitip pesan dalam tulisan di berkas dakwaan, agar memperjuangkan pemindahan tahanan. Seluruh tim advokat juga sudah berjuang maksimal. Juga mohon maaf kepada para ustadz secara keseluruhan.

Penulis lihat, bagaimana kegigihan Bang Azham Khan, Bang Ismar Syafrudin, Bang Dedy Suhardadi, dan advokat lainnya, yang berusaha meyakinkan hakim agar para ustadz bisa dipindahkan. Juga berusaha, agar saksi dan ahli bisa dihadirkan secara langsung.

Bang Abdullah al Katiri, berulangkali mengutip sejumlah pasal-pasal KUHAP dan Perma, untuk meyakinkan hakim agar bisa menghadirkan Saksi dan ahli secara offline. Tetapi, akhirnya para ustadz mengalami dua kemalangan sekaligus : Sudah tidak bisa menghadirkan saksi dan ahli secara langsung, ditambah permohonan pindah tahanan ditolak. Astaghfirullahal 'adzim.

Berat, sangat berat perjuangan ini. Sejak awal, sangat terasa adanya desain untuk menzalimi para ustadz. Kami tim advokat, juga sangat prihatin dengan ketidakadilan yang dialami para ustadz, minta pindah saja (bukan minta penanghuhan tahanan) ditolak oleh Majelis Hakim.

Semoga para ustadz diberikan kesabaran. Semoga, keluarga para ustadz juga diberikan kesabaran. Sungguh, benarlah hadits yang mulia, baginda Nabi Muhammad SAW yang menyatakan :

"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya dan kebaikan itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Apabila ia mendapat kesenangan ia bersyukur dan itulah yang terbaik untuknya. Dan apabila mendapat musibah ia bersabar dan itulah yang terbaik untuknya."

[HR MUSLIM].

Oleh : Ahmad Khozinudin, S.H.
Advokat, Tim Advokasi Bela Ulama Bela Islam

https://heylink.me/AK_Channel/

Sabtu, 03 September 2022

Ustaz Abu Zaid: Keikhlasan Melahirkan Kesabaran

Tinta Media - Ustaz Abu Zaid dari Tabayyun Center menyatakan keikhlasan melahirkan kesabaran. "Setelah ikhlas, pastinya sabar. Karena keikhlasan melahirkan kesabaran," tuturnya kepada Tinta Media, Jum'at (2/9/2022).

"Sabar dalam hal apa?" tanyanya.

Ustaz Abu Zaid menjawabnya dalam Recharge Mandiri Pengemban dakwah bagian 2 bahwa sabar itu dalam hal melaksanakan perintah. Yakni sabar beraktifitas dakwah. Sabar dalam memikul beban. Sabar dalam merencanakan dan mengevaluasi setiap kegiatan. Terus menerus tanpa kenal lelah. Tak terpikir kapan berakhir. Tak terlintas kapan sudah. "Maju terus pantang mundur," serunya.

Ia melanjutkan bahwa sabar itu dalam menjauhi larangan. Tidak boleh berhenti. Tak boleh belok. Tak boleh menyimpang. Padahal banyak persimpangan jalan yang dilalui. Menjaga akidah dan amal shalihnya. Sejauh mungkin menjauhi maksiat. Baik dosa kecil maupun dosa besar. "Tak boleh melenceng akidahnya, amalnya dan akhlaknya. Terus menerus begitu," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa sabar itu dalam menghadapi ujian. Ujian sebagai suami. Ujian sebagai anak. Ujian sebagai orang tua. Ujian khusus pengemban dakwah. Khususnya lagi saat dakwah dikriminalisasi. Saat dakwah dituduh. Saat dakwah dihina. Saat dakwah diancam. Saat dakwah ditolak. Saat dakwah ditentang. Saat dakwah difitnah. Saat harus menderita karena dakwah. Saat harus membatasi diri dari mencari dunia karena dakwah. "Semua dihadapi dengan ikhlas dan sabar hingga melahirkan istiqamah. Hingga husnul khatimah," paparnya.

Ia juga mengingatkan bahwa yang tak kalah penting, sabar dalam menanti nasrullah. Seolah sudah panjang jalan ditempuh namun tak kunjung tiba kemenangan. Sementara sudah sangat lelah akibat perjalanan panjang. "Namun tetap harus melakukan aktifitas dan menahan posisi di depan pintu. Tak boleh bergeser sedikitpun apapun yang akan terjadi," tukasnya.

"Apa ga boleh merasa capek, lelah, penat, bosan, kurang semangat dan jenuh?" ucapnya.

Ustadz Abu Zaid mengatakan bahwa boleh saja. Semua itu manusiawi. Namun, tetap harus maju tepat waktu. Tak boleh itu semua jadi alasan untuk tidak maju terus. "Meski merangkak. Meski merayap. Meski ngesot sekali pun. Maka harus tetap maju. Sampai Allah memberikan pertolongan atau kita mati husnul khatimah," tegasnya.

"Tak ada jalan balik. Tak ada jalan putar. Hanya maju dan maju dan maju hingga Allah panggil pulang," pungkasnya.[] Ajira

Jumat, 02 September 2022

Recharge Mandiri Pengemban Dakwah (bagian 2): Sabar

Tinta Media - Setelah ikhlas pastinya sabar. Karena keikhlasan melahirkan kesabaran. 

Sabar dalam hal apa? 

Sabar dalam hal melaksanakan perintah. Yakni sabar beraktifitas dakwah. Sabar menanggung segala lelah. Sabar dalam memikul beban. Sabar dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi setiap kegiatan. Terus menerus tanpa kenal lelah. Tak terpikir kapan berakhir. Tak terlintas kapan sudah. Maju terus pantang mundur. 

Sabar dalam menjauhi larangan. Tidak boleh berhenti. Tak boleh belok. Tak boleh menyimpang. Padahal banyak persimpangan jalan yang dilalui. Menjaga aqidah dan amal sholihnya. Sejauh mungkin menjauhi maksiat. Baik dosa kecil maupun dosa besar. Tak boleh melenceng aqidahnya, amalnya dan akhlaknya. Terus menerus begitu. 

Sabar dalam menghadapi ujian. Ujian sebagai suami. Ujian sebagai anak. Ujian sebagai orang tua. Ujian khusus sebagai pengembangan dakwah. Khususnya lagi saat dakwah dikriminalisasi. Saat dakwah dituduh. Saat dakwah dihina. Saat dakwah diancam. Saat dakwah ditolak. Saat dakwah ditentang. Saat dakwah difitnah. Saat harus menderita karena dakwah. Saat harus membatasi diri dari mencari dunia karena dakwah. Semua dihadapi dengan ikhlas dan sabar hingga melahirkan istiqomah. Hingga husnul khotimah. 

Yang tak kalah penting sabar saat menanti nashrullah. Seolah sudah panjang jalan ditempuh namun tak kunjung tiba kemenangan. Sementara sudah sangat lelah akibat perjalanan panjang. Namun tetap harus melakukan aktifitas dan menahan posisi di depan pintu. Tak boleh bergeser sedikitpun apapun yang akan terjadi. 

Apa ga boleh merasa capek, lelah, penat, bosan, kurang semangat dan jenuh? Boleh saja. Semua itu manusiawi. Namun, tetap harus maju tepat waktu. Tak boleh itu semua jadi alasan untuk tidak maju terus. Meski merangkak. Meski merayap. Meski ngesot sekali pun. Maka harus tetap maju. Sampai Allah memberikan pertolongan atau kita mati husnul khotimah. 

Allah berfirman dalam surat Ali ‘Imran Ayat 200

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱصْبِرُوا۟ وَصَابِرُوا۟ وَرَابِطُوا۟ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung."

Tak ada jalan balik. Tak ada jalan putar. Hanya maju dan maju dan maju hingga Allah panggil pulang![]

Ustaz Abu Zaid 
Tabayyun Center 

Rabu, 31 Agustus 2022

IJM: Sikap Sabar Harus Didudukkan secara Proporsional

Tinta Media - Menanggapi munculnya narasi sebagian muslim agar bersabar atas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Ahli Hukum Islam Indonesia Justice Monitor (IJM) Abu Muhammad Asyraf Mikhail Othello mengatakan, sikap sabar harus didudukkan secara proporsional. 

“Sikap sabar memang merupakan amal yang harus dimiliki oleh seorang muslim yang mengedepankan ketakwaan. Tetapi, mendudukkan sikap sabar tentu saja harus proporsional sesuai dengan fakta-fakta yang dihadapi kaum muslimin,” tuturnya kepada Tinta Media, Selasa (30/8/2022).

Menurutnya, dalam perspektif Islam, seorang muslim wajib mencermati fakta hukum terlebih dahulu. Setelah itu, barulah mengambil kesimpulan, amal apa yang harus dilakukan. “Artinya, seorang muslim seharusnya tidak boleh mencampuradukkan dua fakta berbeda lantas mengambil kesimpulan amal yang sama,” jelasnya.

Ia pun memberi contoh terkait jihad yang merupakan kewajiban syariah dan sudah ditetapkan secara pasti serta tidak boleh ada penafsiran lain. Menurutnya, fakta kaum muslim Palestina yang wilayahnya diduduki secara militer oleh tentara Israel, wajib bagi muslimin Palestina mengangkat senjata dan melakukan jihad guna mengusir tentara Yahudi laknatullah. 

“Bahkan, semua ulama sepakat, haram hukumnya kaum muslim di Palestina duduk diam berpangku tangan, sembari bersabar menerima kondisi ditindas secara militer oleh tentara Yahudi Israel Laknatullah,” tegasnya.

Sementara terkait rencana kenaikan BBM, Abu Asyraf menjelaskan, sebagian muslimin menyangka kondisi tersebut sama dengan kondisi naiknya harga barang pada masa Rasulullah SAW. Saat itu, menurutnya, Rasulullah menolak usulan sabahat untuk menetapkan harga barang meskipun harga-harga barang di pasar merangkak naik. Namun, fakta rencana kenaikan BBM menurut Abu Asyraf, berbeda dengan kondisi paceklik harga pasar.

“Kenaikan harga barang di pasaran adalah fakta tidak seimbangnya antara permintaan konsumen dengan distribusi barang di pasaran. Paceklik naiknya harga barang di pasar, murni merupakan sebuah kondisi pasar yang mana merupakan terjadinya ketidakseimbangan antara besarnya permintaan konsumen dengan terbatasnya ketersediaan barang, sehingga ketetapan Allah SWT berlaku, terjadilah paceklik naiknya harga barang yang tidak bisa dihindarkan,” bebernya. 

Berdasarkan fakta hukum demikian, Ia menjelaskan, negara atau pemerintah tidak boleh melakukan langkah pematokan harga. Abu Asyraf pun menyebutkan hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, Turmudzi, Ibnu Majah dan disahihkan oleh Al Albani. 

“Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang menetapkan harga, yang menyempitkan dan melapangkan rezeki, Sang Pemberi rezeki. Sementara aku berharap bisa berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku disebabkan kezalimanku dalam urusan darah maupun harta.” 

Menurutnya, menaikan harga BBM merupakan bentuk kedzaliman. Ia melanjutkan, seorang muslim tidak boleh berdiam diri dengan kezaliman pemerintah terhadap rakyatnya dengan alasan sabar. “Proporsi sabar dalam konteks ini bukan pada tempatnya. Letak kesabaran paling tepat dalam konteks demikian adalah bersabar menyampaikan dakwah kepada pemerintah bahwa tindakan rencana menaikkan harga BBM adalah zalim serta merupakan pelanggaran syariah,” ujarnya. 

Ia pun mengingatkan firman  Allah SWT dalam Al Qur’an Surah al-Ashr yang berbunyi, “… saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya tetap di atas kesabaran.”

Abu Asyraf melanjutkan, Allah SWT memang telah menetapkan kadar rezeki seseorang. Rezeki tersebut, menurutnya, tidak akan bergeser meski harga-harga pangan naik. Namun, menurutnya, harus diingat pula bahwa tidak ada kaitannya antara kadar rezeki seseorang dengan kewajiban menyampaikan dakwah ketika terjadi kezaliman. Seperti dijelaskan dalam Firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surat Thaha: 132.

“Perintahkahlah keluargamu untuk shalat dan bersabarlah dalam menjaga shalat. Aku tidak meminta rizki darimu, Aku yang akan memberikan rizki kepadamu. Akibat baik untuk orang yang bertaqwa.” 

Dalam ayat ini, menurutnya, hakekatnya memerintahkan sabar untuk menjaga shalat dalam kondisi apapun. “Sedangkan ucapan Aku tidak meminta rezeki darimu, beberapa ahli tafsir menyebutkan bahwa itu merupakan kalimat seseorang yang sedang menyerukan dakwah Islam, dengan tidak mengharapkan imbalan dunia apapun,” pungkasnya. [] Ikhty

Sabtu, 20 Agustus 2022

Bersabar dengan Solusi Islami agar Mendapatkan Kemuliaan

Tinta Media - Kesulitan hidup sering membuat seseorang putus asa dari rahmat-Nya. Padahal, menyerah dan tidak lagi mau berusaha karena menganggap sesuatu itu sulit adalah kegagalan yang sesungguhnya. Selama kita masih mau berusaha dengan sungguh-sungguh dan selalu mengharapkan rahmat-Nya, kesempatan untuk meraih keberhasilan masih terbuka lebar. 

Karena itu, jangan menyerah dan teruslah melakukan usaha maksimal, karena Allah tidak suka pada hamba-Nya yang berputus asa. Mari berdoa dan memohon pertolongan kepada-Nya dalam setiap salat. Kita jadikan salat dan sabar sebagai solusi islami untuk mendapatkan pertolongan-Nya, agar selalu menjadi orang-orang yang beruntung. 

Jangan berpikir sulit dan tidak bisa, karena segala sesuatu harus diusahakan agar bisa terwujud seperti yang kita harapkan. Ingatlah, Allah bersama prasangka hamba-Nya. Jika kita berpikir positif, insyaallah ada jalan dan kesempatan untuk meraih yang kita inginkan. 

Jika ingin berprestasi di sekolah, jangan hanya diam dan santai-santai tanpa ada usaha dan jerih payah untuk menggapainya. Belajar sungguh sungguh, banyak membaca, dan berlatih adalah bentuk usaha yang harus dilakukan dengan maksimal. 

Berdoa dan memohon kepada Allah Yang Maha Berkehendak dan Berkuasa atas segala sesuatu harus terus dilakukan. Bersikap tawadu' dan menyerahkan hasil atas usaha yang sudah dilakukan kepada Allah akan menjaga hati dari sikap takabur dan sombong. 

Saat keinginan belum bisa terwujud, terimalah dengan sabar dan seerahkan segala sesuatu kepada Sang Pencipta dan Pemilik Hidup. Dengan begitu, hidup akan terasa tenang dan tentram, jauh dari ketakutan, serta perasaan resah dan gelisah.

Jangan tergoda mengambil jalan pintas yang melanggar aturan Allah hanya karena tidak sabar dalam menghadapi kesulitan dan masalah kehidupan. 

Sebagai contoh, karena kesulitan ekonomi, seseorang memilih untuk utang dengan riba. Mungkin masalahnya saat itu terselesaikan, tetapi akan menyisakan permasalahan baru di kemudian hari. Dikejar-kejar utang dengan riba sungguh membuat hidup tidak berkah. Hidup semakin sulit karena terbelit utang riba yang merupakan dosa besar. 

Gaes, kegagalan bukan akhir dari segalanya dan kesulitan jangan dijadikan alasan untuk melanggar aturan-Nya, apalagi dengan melakukan dosa besar. Bisa jadi kegagalan adalah awal dari keberhasilan. Mengambil pelajaran dan hikmah dari kegagalan adalah langkah tepat untuk memperbaiki kesalahan.

Jadi Gaes, dunia masih belum berakhir selama kita masih bisa bernapas dan jantung masih berdetak dengan teratur. Semua masih bisa diperbaiki sebelum kita mati, meninggalkan dunia ini. Pintu taubat masih terbuka lebar dam rezeki kita masih dijamin oleh Yang Maha Pemberi Rezeki. Jadi, jangan berhenti untuk memperbaiki diri agar menjadi sosok beriman dan bertakwa dengan sebenar-benar takwa.

Ketakwaan adalah solusi untuk segala permasalah dan kesulitan hidup. Sabar dalam ketakwaan membawa pada kemuliaan. Tinggalkan cara haram.
Yakinlah, Allah Swt. tidak memberikan ujian  terhadap hamba-Nya di luar batas kemampuan. Jadi, tidak usah berputus asa. Demua harus diusahakan dengan penuh semangat dan terus berharap rahmat-Nya. Allah menjamin rezeki setiap makhluk yang bernyawa. Jadi, tidak usah takut dengan kesulitan hidup

Bersabar dengan aturan Islam adalah pilihan tepat agar hidup berkah dan kebahagiaan hakiki bisa kita rasakan, meskipun tidak memiliki kelebihan harta dan juga tingginya jabatan atau pekerjaan dengan gaji yang menjanjikan. 

Hidup ini ujian agar kita bisa melakukan amalan-amalan kebaikan sesuai dengan tujuan penciptaan manusia, yakni untuk beribadah kepada-Nya. Nikmat dunia adalah semu dan menipu. Semuanya segera akan kita tinggalkan untuk selama-lamanya. 

Satu persatu orang-orang di sekitar kita harus pergi untuk selama-lamanya. Mereka tidak akan kembali ke keluarga mereka yang sangat dicintai dan harta kekayaan yang selama ini dibanggakan. Hanya kesabaran dalam menciptakan jejak-jejak kebaikan dengan tangan dan langkah kaki kita yang membawa pada kemenangan hakiki setelah mati. 

Apa pun lakon hidup kita, jalani hidup ini dengan hati yang bahagia, memperbanyak rasa syukur dengan terus meningkatkan amalan kebaikan untuk menggapai rida-Nya. Mari terus bersabar dengan semua ujian, rayuan, dan bujukan setan yang selalu berbisik dalam hati agar kita mau meninggalkan ajaran Islam dan memilih kesenangan dan kenikmatan dunia yang semu dan menipu.

Mari terus bersabar untuk meraih kemenangan hakiki, sebagai manusia yang mulia dan menjadi sebaik-baik makhluk. Jangan tergiur dengan semua yang nampak menyenangkan, tapi membawa kita pada kehinaan dan seburuk-buruk tempat kembali, neraka jahanam.

Oleh: Mochamad Efendi
Sahabat Tinta Media

Selasa, 09 Agustus 2022

Pengemban Dakwah Wajib Bersifat Sabar

Tinta Media - Aktivis Muslimah Ustazah Noval Tawang menyampaikan, sifat sabar harus menghiasi diri pengemban dakwah. 

"Sifat sabar wajib menghiasi diri orang beriman, terutama para pengemban dakwah," tuturnya dalam One Minute Booster Extra : Pengemban Dakwah Tidak Layak Mundur ke Belakang,  Jumat (05/08/2022), di kanal Youtube Muslimah Media Center.

Menurutnya, Allah SWT telah menyandingkan sabar dengan ketakwaan. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam QS. Yusuf ayat 90 yang artinya "Sungguh siapa saja yang bertakwa dan bersabar, Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik". (TQS. Yusuf : 90)

Dalam ayat yang agung ini, ucap Tawang, Allah SWT telah menegaskan adanya korelasi yang tidak terpisah antara ketakwaan dengan kesabaran.

"Bahkan Allah mengaitkan sifat sabar ini dengan keimanan, ketakwaan, dan ganjaran agung bagi hamba-hamba-Nya yang bersabar, sebagaimana dalam firman-Nya di dalam QS. az-Zumar ayat 10 yang artinya "Sungguh hanya kaum yang bersabar yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas," kutipnya.

Tawang menjelaskan keutamaan sifat sabar hingga diganjar dengan pahala tanpa batas, tidak lain karena sifat sabar mampu menopang tegaknya kebaikan seseorang yang beriman.

"Baik sabar dalam menegakkan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Maupun sabar atas musibah yang menimpa mereka," jelasnya.

Sifat sabar inilah yang menghiasi catatan gemilang sejarah peradaban Islam. Hal ini tertoreh dalam lembaran sirah Nabiyullah al-Mushthafa Muhammad SAW, dan para sahabatnya tatkala menghadapi persekusi kaum kafir Quraisy.

Begitu pula, lanjut Tawang, kita melihat keteladanan salafushshalih semisal Imam Ahmad bin Hambal , beliau tetap bersabar membela kebenaran, tatkala menghadapi kekuasaan tiran kaum muktazilah dalam fitnah khalq al-Quran.

"Mereka semua teguh membela kebenaran dan bersabar di dalam menghadapi cobaan hingga mendapati di antara dua kebaikan yaitu meraih kemuliaan di dunia dengan tetap di atas kebenaran atau meraih kemuliaan di akhirat dengan mati syahid," tandasnya.

Maka dari itu, wajib bagi orang yang beriman, terutama para pengemban dakwah untuk menghiasi dirinya dengan sifat sabar ini. Sebagaimana Rasulullah SAW telah memuji di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dan ath-Thabrani. Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh mengagumkan urusan orang mukmin, setiap urusannya baik. Hal demikian tidak pernah terjadi kecuali atas kaum mukmin. Jika mereka meraih kebahagiaan, mereka bersyukur, karena itu adalah kebaikan bagi dia. Jika ditimpa kesulitan, mereka bersabar, dan itu menjadi kebaikan pula baginya." (HR. Muslim dan ath-Thabrani).

"Para pengemban dakwah di akhir zaman menyaksikan apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW. Inilah zaman di saat mereka hidup bagaikan memegang bara api," kutipnya.

Para pengemban dakwah dipersekusi, khilafah sebagai ajaran Islam dan opini dakwahnya distigma negatif. Para pengemban dakwah dituduh radikal, berbahaya, memecah belah bangsa.

"Apakah para pengemban dakwah layak mundur ke belakang?," tanyanya.
"Tentu saja, tidak!" jawabnya. 

Karena, sambungnya, para pengemban dakwah wajib bersabar sebagaimana kesabaran Rasulullah dan para sahabat di dalam menghadapi persekusi orang-orang kafir Quraisy.

"Para pengemban dakwah harus senantiasa bersabar hingga Allah menganugerahkan kepada mereka kemenangan hakiki dan mereka tidak akan pernah termasuk bagian dari orang-orang yang merugi," pungkasnya.
[] 'Aziimatul Azka

Jumat, 29 Juli 2022

Keistimewaan Sabar

Tinta Media - Sobat. Allah telah menyebutkan kata-kata sabar di 90 tempat dalam Al-Quran yang ditambahi keterangan tentang berbagai kebaikan dan derajat yang tinggi serta menjadikan kebaikan dan derajat ini sebagai buah dari sabar. 

Sobat. Tidak ada suatu amal untuk Taqarrub kepada Allah melainkan pahalanya diukur dan ditimbang dari kesabaran. Al-Hasan berkata, " Kesabaran itu salah satu dari berbagai harta simpanan yang baik. Allah tidak memberikannya kecuali kepada seorang hamba yang mulia di sisi-Nya.

Sabar itu ada tiga macam :
1. Sabar menghadapi musibah. Barangsiapa sabar menghadapi musibah hingga dia dapat menolak musibah itu dengan menganggap baik kedukaannya, maka Allah menetapkan baginya 300 derajat, yang jarak antara satu derajat dengan yang lainnya seperti jarak antara langit dan bumi. 
2. Sabar untuk taat. Barangsiapa sabar untuk taat, ditetapkan baginya enam ratus derajat, yang jarak antara satu derajat dengan yang lainnya seperti antara batas bumi hingga ke ujung ‘Arsy.
3. Sabar menghindari kedurhakaan. Barangsiapa sabar dalam menghindari kedurhakaan, Allah menetapkan 900 derajat kepadanya, yang jarak antara satu serajat dengan yang lainnya seperti jarak antara batas bumi hingga ke ujung ‘Arsy dua kali lipat.
( HR.Ibnu Abud Dunya )

Allah SWT Berfirman :
مَا عِندَكُمۡ يَنفَدُ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ بَاقٖۗ وَلَنَجۡزِيَنَّ ٱلَّذِينَ صَبَرُوٓاْ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ 
(٩٦)

“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” ( QS. An-Nahl (16) : 96 ).

Sobat. Dalam ayat ini, Allah swt menjelaskan bahwa segala apa yang dimiliki dan datang dari manusia, berupa pemberian harta benda duniawi, adalah terbatas dan ada akhirnya, sedang apa yang ada pada sisi Allah, berupa pahala dan ganjaran dalam surga, tidak ada batasnya, tak putus-putus bahkan selama-lamanya. Maka kepada mereka yang beriman, sabar menghadapi tugas-tugas agama, dan tabah menghadapi penderitaan, Allah pasti memberi ganjaran yang lebih dari apa yang mereka kerjakan. Tuhan menonjolkan sifat sabar atau tabah karena sifat itu merupakan asas dari segala amal perbuatan.

Firman Allah: 

فَمَآ أُوتِيتُم مِّن شَيۡءٖ فَمَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۚ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ خَيۡرٞ وَأَبۡقَىٰ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ 
(٣٦)

Apa pun (kenikmatan) yang diberikan kepadamu, maka itu adalah kesenangan hidup di dunia. Sedangkan apa (kenikmatan) yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal. (asy-Syura/42: 36)

Sobat. Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa kesenangan hidup manusia baik berupa kekayaan, rezeki harta yang bertumpuk, maupun keturunan dan lain-lain adalah kesenangan yang tidak berarti dan kurang bernilai karena bagaimana pun menumpuknya harta, waktu untuk memilikinya terbatas. 

Pada waktunya nanti akan berpisah karena kalau bukan manusia yang meninggalkannya, maka benda-benda itu sendiri yang akan meninggalkan manusia, sedangkan pahala dan nikmat yang ada pada sisi Allah jauh lebih baik dibandingkan dengan kesenangan dan kemegahan dunia itu, karena apa yang ada di sisi Allah kekal dan abadi, sedangkan kesenangan dunia semuanya fana dan akan lenyap. 

Ayat ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa kesenangan yang kekal dan abadi itu hanya untuk orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, orang-orang yang bertawakal dan berserah diri kepada Tuhan yang telah memelihara dan berbuat baik kepada mereka.

Al-Qurthubi dalam tafsirnya menukil riwayat dari 'Ali yang mengatakan bahwa ketika Abu Bakar mengumpulkan harta dari Bani Murrah beliau mendermakan seluruh uang tersebut untuk kebaikan karena mengharapkan keridaan Allah. Perbuatannya tersebut dicela oleh orang-orang musyrikin sedangkan orang-orang kafir menyalahkan tindakannya, maka turunlah ayat 36 dan 37 surah ini.
Firman Allah juga:

ٱلۡمَالُ وَٱلۡبَنُونَ زِينَةُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَٱلۡبَٰقِيَٰتُ ٱلصَّٰلِحَٰتُ خَيۡرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابٗا وَخَيۡرٌ أَمَلٗا 
(٤٦)

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (al-Kahf/18: 46)

Allah menjelaskan bahwa yang menjadi kebanggaan manusia di dunia ini adalah harta benda dan anak-anak, karena manusia sangat mem-perhatikan keduanya. Banyak harta dan anak dapat memberikan kehidupan dan martabat yang terhormat kepada orang yang memilikinya. Seperti halnya 'Uyainah, pemuka Quraisy yang kaya itu, atau Qurthus, yang mempunyai kedudukan mulia di tengah-tengah kaumnya, karena memiliki kekayaan dan anak buah yang banyak. Karena harta dan anak pula, orang menjadi takabur dan merendahkan orang lain. Allah menegaskan bahwa keduanya hanyalah perhiasan hidup duniawi, bukan perhiasan dan bekal untuk ukhrawi. Padahal manusia sudah menyadari bahwa keduanya akan segera binasa dan tidak patut dijadikan bahan kesombongan. Dalam urutan ayat ini, harta didahulukan dari anak, padahal anak lebih dekat ke hati manusia, karena harta sebagai perhiasan lebih sempurna daripada anak. Harta dapat menolong orang tua dan anak setiap waktu dan dengan harta itu pula kelangsungan hidup keturunan dapat terjamin. Kebutuhan manusia terhadap harta lebih besar daripada kebutuhannya terhadap anak, tetapi tidak sebaliknya.

 Kemudian Allah swt menjelaskan bahwa yang patut dibanggakan hanyalah amal kebajikan yang buahnya dirasakan oleh manusia sepanjang zaman sampai akhirat, seperti amal ibadah salat, puasa, zakat, jihad di jalan Allah, serta amal ibadah sosial seperti membangun sekolah, rumah anak yatim, rumah orang-orang jompo, dan lain sebagainya. Amal kebajikan ini lebih baik pahalanya di sisi Allah daripada harta dan anak-anak yang jauh dari petunjuk Allah swt, dan tentu menjadi pembela dan pemberi syafaat bagi orang yang memilikinya di hari akhirat ketika harta dan anak tidak lagi bermanfaat.

Sobat. Dalam Hadits Rasulullah SAW bersabda,” Tidaklah orang muslim ditimpa sakit, kelelahan, kekhawatiran, kesedihan, gangguan dan kesusahan, termasuk pula dari yang menusuknya, melainkan Allah menghapus sebagian dari kesalahan-kesalahannya.” ( HR Bukhari dan Muslim )
Sobat. Diantara adab sabar adalah : Harus dipakai pada awal terjadinya goncangan, al-Istirja’ saat ditimpa musibah yaitu mengucapkan Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Menenangkan anggota tubuh dan lidah serta boleh menangis. Tidak menampakkan pengaruh musibah terhadap orang yang terkena musibah.Jika suatu musibah memungkinkan untuk disembunyikan , maka menyembunyikan merupakan kenikmatan dari Allah yang tidak terlihat mata.

Sobat. Ali bin Abu Thalib ra berkata,”Di antara wujud pengagungan terhadap Allah dan mengetahui hak-nya ialah janganlah engkau mengeluhkan sakitmu dan janganlah menyebut-nyebut musibahmu.”

Dr. Nasrul Syarif M.Si.
Penulis Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jp
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab