SCO Dijadikan Rusia Alat Bendung Hegemoni Amerika di Level Global?
Tinta Media - Pembentukan Shanghai Cooperation Organization (SCO) dinilai Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana tidak sekedar dijadikan alat oleh Rusia untuk menjaga hegemoni kawasan, tetapi juga membendung pengaruh global Amerika Serikat.
"Jadi tidak sekedar dijadikan alat oleh Rusia untuk menjaga hegemoni kawasan, tapi juga berikutnya adalah bagaimana membendung pengaruh global Amerika Serikat," tuturnya dalam acara Kabar Petang : Blok Beijing-Moskow Ubah Konstelasi Politik Dunia, Rabu (21/09/2022) di kanal Youtube Khilafah News.
Menurutnya, selain bersama Cina, Rusia juga belakangan menggandeng India dan juga Iran yang sama-sama dalam kacamata Amerika ini menjadi pesaing di level global.
"Jadi, saya melihatnya memang, walaupun ini masih terlalu dini dianggap sebagai saingan Amerika di level global, tapi tanda-tandanya atau indikasinya bisa mengarah ke sana," ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan Taiwan dalam hubungannya dengan Rusia dan Cina, ia melihat bahwa Taiwan adalah pihak yang tersingkir pasca kekalahan di revolusi budaya Cina. Sehingga, lanjutnya, kemudian China dikuasai oleh rezim komunis dan rezim nasionalis republik atau yang kita kenal dengan Taiwan ini.
"Dia (Taiwan) tersingkir ke Pulau Formusa, dan karena memang secara ideologis, Taiwan ini sama dengan Amerika Serikat, maka kemudian Taiwan ini menjadi perpanjangan tangan dari Amerika Serikat di Asia Timur," terangnya.
Budi menilai, sangat dimaklumi ketika statement-statement Taiwan merespon terhadap Cina atau merespon terhadap galang kekuatan Cina dengan Rusia itu menjadi perpanjangan tangan dari respon terhadap Amerika Serikat itu.
"Karena memang, selain dari dia adalah sekutunya, tentu Taiwan juga wajar merasa khawatir menguatnya hubungan Rusia dengan Cina ini akan mengancam posisi Taiwan walaupun memang sempat eskalasi meningkat. Tetapi kita lihat bahwa Cina menghitung banyak hal untuk melakukan semcam invasi seperti yang Rusia lakukan terhadap Ukraina," paparnya.
Perlu Dilawan
Menurutnya, unilateral Amerika itu perlu dilawan, namun secara kapabilitas negara memang tidak mungkin dilawan oleh satu negara.
"Kalau dulu pada masa perang dingin kan bisa vis to vis Amerika berhadapan dengan Uni Soviet, pasca runtuhnya Uni Soviet tentu kekuatan Rusia itu jauh lebih lemah dibandingkan Uni Soviet sebelumnya. Makanya kemudian perlu ada kekuatan bersama. Menggalang kekuatan bersama," ujarnya.
Budi memandang menjadikan kekuatan bersama melawan hegemoni Amerika itu bukan perkara yang mudah, karena secara ideologis atau secara kepentingan politik Rusia dengan China itu beda. Walaupun keduanya sama-sama negara komunis dulu.
"Tapi ya.., masing-masing punya kepentingan politik yang berbeda terhadap Amerika Serikat," imbuhnya.
Menurutnya, apalagi ketika menggabungkan India yang juga punya konflik dengan Cina di beberapa sisi. Kemudian juga ada Pakistan dan juga Iran di sana.
"Memang ini kekuatan-kekuatan potensial, kalau menyatu bisa menghadapi Amerila menjadi kekuatan yang sepadanlah setidaknya begitu," ungkapnya.
Tetapi, lanjutnya, masing-masing negara tadi, India, Cina, Rusia, dan Pakistan, dan Iran itu, punya kepentingan nasional yang berbeda-beda, dan perlu waktu yang banyak untuk menyamakan kepentingan untuk digunakan menghadapi Amerika Serikat.
"Bahkan bisa sebaliknya, justru Amerika Serikat memanfaatkan negara tadi karena memang Amerika juga membuka hubungan baik, misalkan dengan Pakistan, dengan India juga. Bahkan kadang Amerika juga memanfaatkan perbedaan antara Rusia dengan Cina ini untuk mengadu domba kedua negara itu untuk melemahkan salah satu," urainya.
Jadi, sambung Budi, "Ya, ada upaya ke arah sana untuk membendung kekuatan global Amerika, tapi butuh banyak waktu untuk bisa membuktikan soliditas SCO ini," pungkasnya.
[] 'Aziimatul Azka