Rasulullah SAW adalah Sosok yang Agung
Tinta Media - Sobat. Rasulullah memiliki kebesaran dalam semua bidang. Beliau unggul dalam setiap derajat kemuliaan. Kebesarannya tak dapat dibandingkan dengan manusia lainnya. Rasulullah SAW adalah sosok pertama yang membawa hak jiwa dalam bertauhid, beribadah, berdzikir kepada Allah SWT. Juga hak akal dalam berpikir, bertadabur, dan berpendapat yang benar. Juga hak badan dalam menghasilkan kekuatan, berolah raga, beraktivitas. Juga hak perut dalam makan yang halal, minum yang halal, hidup sederhana, dan mengonsumsi setiap hal yang bermanfaat. Beliau adalah inspirator bagi jiwa, akal dan badan.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ إِنَّآ أَرۡسَلۡنَٰكَ شَٰهِدٗا وَمُبَشِّرٗا وَنَذِيرٗا وَدَاعِيًا إِلَى ٱللَّهِ بِإِذۡنِهِۦ وَسِرَاجٗا مُّنِيرٗا
“Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi." (QS. Al-Ahzab (33) : 45-46)
Sobat. Pada ayat ini, Allah menjelaskan kepada Nabi Muhammad bahwa ia diutus untuk menjadi saksi terhadap orang-orang (umat) yang pernah mendapat risalahnya. Allah mengutusnya sebagai pembawa kabar gembira bagi orang-orang yang membenarkan risalahnya dan mengamalkan petunjuk-petunjuk yang dibawanya bahwa mereka akan dimasukkan ke dalam surga. Ia juga sebagai pemberi peringatan kepada mereka yang mengingkari risalahnya, bahwa mereka akan diazab dengan siksa api neraka.
Sehubungan dengan fungsi Nabi sebagai saksi (syahid), dalam ayat lain Allah berfirman:
فَكَيۡفَ إِذَا جِئۡنَا مِن كُلِّ أُمَّةِۢ بِشَهِيدٖ وَجِئۡنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ شَهِيدٗا
Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka. (an-Nisa'/4: 41)
Sobat. Nabi juga berperan sebagai juru dakwah agama Allah untuk seluruh umat manusia agar mereka mengakui keesaan dan segala sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Juga bertujuan agar manusia beribadah kepada Allah dengan tulus ikhlas; memberi penerangan laksana sebuah lampu yang terang benderang yang dapat mengeluarkan mereka dari kegelapan kekafiran kepada cahaya keimanan, dan menyinari jalan yang akan ditempuh oleh orang-orang yang beriman agar mereka berbahagia di dunia dan akhirat.
Semua tugas Nabi SAW itu dilaksanakannya dengan dan perintah izin Allah.
Sobat. Dalam ayat 41 QS. An-Nisa’ Digambarkan pula bagaimana keadaan manusia di akhirat nanti. Allah Maha Pengasih tidak akan merugikan hamba-Nya yang mengerjakan kebaikan walaupun sedikit, tapi akan diberi pahala yang berlipat ganda atas kebaikannya itu.
Digambarkan pula, bagaimana keadaan manusia nanti kalau mereka berhadapan dengan saksi-saksi mereka, dengan nabi-nabi mereka. Tiap-tiap umat akan berhadapan dengan saksi mereka, seperti umat Yahudi, umat Nasrani dan umat Islam, masing-masing umat itu akan dihadapkan ke hadapan saksinya, yaitu nabi mereka masing-masing. Pada waktu itulah dapat diketahui, siapa yang sebenarnya pengikut nabi dan siapa yang hanya pengakuannya saja mengikuti nabi, tapi amal perbuatannya mendurhakai nabi.
Maka siapa yang telah disaksikan oleh nabinya bahwa dia betul-betul telah mengikuti ajaran rasul, maka orang itu termasuk orang yang beruntung. Bila nabinya berlepas diri dari mereka, karena amal perbuatannya dan kepercayaannya tidak sesuai dengan yang diajarkan rasul, maka mereka termasuk orang yang rugi. Nabi Muhammad saw akan menjadi saksi bagi umat Islam nanti dan bagi semua manusia. Allah berfirman:
Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) "umat pertengahan" agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. (al-Baqarah/2:143).
Dalam sebuah riwayat, Nabi Muhammad sampai mengucurkan air mata, ketika mendengarkan ayat ini dibacakan seorang sahabat kepadanya, memikirkan bagaimana hebatnya suasana pada hari akhirat, beliau akan melihat dengan jelas pengikut-pengikutnya yang setia dan benar dan yang pura-pura dan palsu, sebagaimana diterangkan dalam hadis Nabi saw:
Dari Ibnu Masud dia berkata, Rasulullah saw telah berkata kepada saya, "Tolong, bacakan kepada saya Al-Qur'an itu." Lalu saya menjawab, "Ya Rasulullah, akukah yang akan membacakan kepada engkau, padahal dia diturunkan kepada engkau?" Rasulullah berkata, "Betul, tapi saya ingin mendengarkannya dibaca oleh orang lain." Maka aku membaca surah An-Nisa. Ketika aku sampai membaca ayat ini (ayat 41), maka beliau bersabda, "Sekarang cukuplah sebegitu saja," dan tiba-tiba air matanya bercucuran." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud).
Sobat. Rasulullah SAW adalah sosok pertama. Acapkali anda mendekat kepadanya berikut sunnahnya, niscaya Anda akan mendekat kepada Allah SWT. Acapkali Anda menjauhi darinya berikut sunnahnya, niscaya Anda akan menjauh dari Allah SWT. Hal tersebut hanya berlaku pada diri Nabi Muhammad SAW karena kedudukannya yang mulia di sisi Allah SWT.
Sobat. Rasulullah SAW adalah sosok pertama yang keindahan, kebaikan, dan kemuliaannya sampai kepada setiap pengikutnya hingga hari kiamat. Baik Orang dewasa, anak kecil, laki-laki, perempuan, kaya, maupun miskin. Sesuai kadar manfaat yang diambil oleh setiap individu dari Nabi Muhammad SAW . Beliau menginspirasi kalangan anak-anak, merangsang antusias kalangan dewasa, dan menyemangati kalangan pemberani.
Beliau menghormati perempuan, menjaga harta bersama milik umat, menyucikan keluhuran, membentengi teladan mulia serta menyeru kepada tujuan yang suci.
Sobat. Rasulullah SAW adalah agung. Sebab warisannya tetap kekal sampai hari kiamat. Ucapannya adalah syariah yang selalu digunakan untuk ibadah sampai hari kiamat. Berbagai bangsa, warna kulit, dan ras bersatu dalam mencintainya. Beliau mampu bersabar dalam menghadapi musibah dan cobaan. Beliau lahir dalam keadaan yatim, lalu kakeknya wafat, disusul isterinya, pamannya, lalu semua putranya wafat, dan dua putrinya diceraikan. Kehormatannya dicurigai. Beliau diuji dengan kelaparan dan kefakiran.
Kepala Nabi Muhammad SAW pernah ditaruh kotoran, beliau pernah dilempari batu hingga kedua tumitnya berdarah. Beliau pernah dituduh sebagai penyihir dan orang gila, serta dihina dengan kalimat terburuk. Beliau pernah dikepung di jalanan gunung, serta diusir dari rumah dan kotanya. Namun begitu, beliau berdoa, “ Ya Allah, ampunilah kaumku. Sesungguhnya mereka tidak mengetahui.” (HR. Ibnu Hibban ).
وَكَذَٰلِكَ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ رُوحٗا مِّنۡ أَمۡرِنَاۚ مَا كُنتَ تَدۡرِي مَا ٱلۡكِتَٰبُ وَلَا ٱلۡإِيمَٰنُ وَلَٰكِن جَعَلۡنَٰهُ نُورٗا نَّهۡدِي بِهِۦ مَن نَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِنَاۚ وَإِنَّكَ لَتَهۡدِيٓ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ
“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” ( QS. Asy-Syura (42) : 52 )
Sobat. Allah menerangkan bahwa sebagaimana Dia menurunkan wahyu kepada rasul-rasul terdahulu Dia juga menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad saw berupa Al-Qur'an sebagai rahmat-Nya. Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa Muhammad saw sebelum mencapai umur empat puluh tahun dan berada di tengah-tengah kaumnya, belum tahu apa Al-Qur'an itu dan apa iman itu, dan begitu juga belum tahu apa syariat itu secara terperinci dan pengertian tentang hal-hal yang mengenai wahyu yang diturunkannya, tetapi Allah menjadikan Al-Qur'an itu cahaya terang benderang yang dengannya Allah memberi petunjuk kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya dan membandingkan kepada agama yang benar yaitu agama Islam.
Sebagaimana firman Allah:
Dan engkau (Muhammad) tidak pernah mengharap agar Kitab (Al-Qur'an) itu diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) sebagai rahmat dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali engkau menjadi penolong bagi orang-orang kafir. (al-Qasas/28: 86)
Dan firman-Nya:
Katakanlah, "Al-Qur'an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (Al-Qur'an) itu merupakan kegelapan bagi mereka. (Fussilat/41: 44)
Firman Allah:
Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus. (al-Isra'/17: 9)
Dengan cahaya Al-Qur'an itulah, Allah memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus yaitu agama yang benar.
(Dr. Nasrul Syarif, M.Si. Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur)