Tinta Media: Runtuh
Tampilkan postingan dengan label Runtuh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Runtuh. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Januari 2024

Influencer : Secanggih Apa pun Brand Bisa Runtuh Jika Tidak Pro Kebenaran



Tinta Media - Influencer Dakwah Aab Elkarimi menyatakan bahwa secanggih apa pun brand itu, bisa runtuh karena tidak pro kebaikan dan kebenaran. 

"Secanggih apa pun brand itu dibuat, dijaga, terus dikomunikasikan dan diiklankan pada akhirnya bisa runtuh karena tidak pro kebaikan dan pro kebenaran," tuturnya dalam video: Harus Total! Di kanal Youtube Justice Monitor, Senin (1/1/2024). 

Ia mengungkapkan bahwa sebagai penggemar salah satu brand kopi Sbuck, dalam sepekan bisa dua sampai empat kali pesan. 

"Tapi semenjak Oktober hingga sekarang ada perasaan enggak sampai hati. Di pikiran gua terus terbayang apa yang terjadi di Gaza dan secara otomatis mengasosiasikan kalau warna hijau itu bersimbah darah," bebernya. 

Menurutnya, mungkin ada banyak orang yang sama sepertinya, yang seketika berhenti menjadi penggemar brand kopi tersebut dan pada akhirnya membuat brand kopi tersebut mengalami kerugian besar. 

“Meski Starbucks ini tidak termasuk daftar resmi BDS (Boycott, Divestment, Sanctions) namun sikap blundernya yang menggugat serikat pekerja yang pro Palestina dengan alasan merusak brand, pada akhirnya menjadi bumerang dan sekarang brandnya benar-benar rusak," ungkapnya. 

Lalu di tengah kemerosotan itu, lanjutnya, Sbuck mencoba meng endorse Idol KPop yang punya ceruk pasar dengan fans fanatik, tapi ternyata hati nurani lebih dalam terpatri kecondongan pada kebaikan dan kemanusiaan ternyata terbukti. Ini fitrah manusia dan Sbuck gagal. "Gua respect banget pada k-popper yang justru berani men cancel Idolnya sendiri," tukasnya. 

Terakhir ia menekankan, bahwa kebeningan hati, kecondongan kepada kebaikan, tidak mendukung keburukan adalah nilai yang lebih berharga dibanding brand apa pun di dunia. “Setuju enggak?” tanyanya retoris.[] Ajira

Kamis, 25 Agustus 2022

Kepercayaan Publik terhadap Polri Runtuh, IJM Sarankan Tiga Strategi

Tinta Media - Ahli Hukum Indonesia Justice Monitor (IJM) Dr. Muh. Sjaiful, S.H., M.H. menyarankan tiga strategi untuk mengembalikan runtuhnya kepercayaan publik sebagai akibat dari maraknya kasus yang menimpa internal Polri.

“Yang pertama adalah pengawasan terhadap kinerja kepolisian. Jadi, kinerja kepolisian itu sebenarnya tidak hanya melibatkan Komisi Kepolisian Nasional dan Lembaga Kepolisian. Selama ini hanya itu yang dilibatkan. Jadi, pengawasan ini saya kira perlu melibatkan seluruh elemen masyarakat . Baik masyarakat biasa, akademisi atau masyarakat intelektual  dan seluruh komponen masyarakat perlu melakukan pengawasan kepolisian,” tuturnya dalam Kabar Petang : Ada Kode Senyap di Balik Kasus Brigadir J. pada Kamis (18/8/2022) di kanal YouTube Khilafah News. 

Kedua, menurutnya, perlu perombakan kurikulum pendidikan kepolisian. Menurutnya, kurikulum pendidikan kepolisian yang didapat dari sejumlah sumber, kurang mengedepankan nilai-nilai spiritual.

“Akhirnya, dalam melaksanakan tugas dari aparat kepolisian ini, tidak mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai spiritual. Saya kira kurikulum pendidikan kepolisian tidak hanya tentang profesionalisme tapi juga harus menanamkan nilai-nilai spiritual, ” ungkapnya.  

Bung Sjaiful mengatakan, tugas-tugas kepolisian merupakan tugas-tugas yang yang memiliki dimensi spiritual. Apatahlagi, menurutnya, aparat kepolisian di Indonesia, sebagian besar adalah muslim. “Mereka harus menyadari bahwa apa yang mereka lakukan itu, kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akherat. Sehingga, mereka bekerja tidak semata-mata karena kepentingan yang sifatnya materialistis,” jelasnya. 

Sementara yang ketiga, menurutnya, dibutuhkan perombakan sistem. Ia menjelaskan, sistem dalam tatanan kehidupan masyarakat dan negara saat ini tampak materialistis, pragmatis dan hedonis.  Dengan kondisi seperti ini, menurutnya, sangat sulit menciptakan kinerja kepolisian yang benar-benar bertanggung jawab. “Persoalannya adalah suasana dan kehidupan yang materialistis, apa-apa diukur dengan paragmatis,” tambahnya. 

Oleh karena itu, ada tiga hal penting menurut Bung Sjaiful yang bisa dilakukan oleh kepolisan untuk mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat. Yaitu adanya pengawasan, perbaikan kurikulum pendidikan kepolisian yang berdimensi spiritual serta perubahan sistem. 

“Sangat penting sekali dari ketiga hal ini untuk memperbaiki kinerja kepolisian untuk benar-benar mendapat kepercayaan di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya. [] Ikhty
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab