KPK ITU PEMBERANTAS KORUPSI ATAU JUBIR RAFAEL ALUN TRISAMBODO?
Tinta Media - NKRI ini makin hari makin lucu, semakin banyak masalah semakin banyak hiburan, semakin gawat semakin membagongkan. Coba bayangkan, bagaimana pembaca tidak tersenyum bahkan tertawa terbahak membaca kisah ini.
Begini ceritanya,
Gegara Mario Dandy Satrio menghajar David anak petinggi Ansor, terbongkarlah aib Rafael Alun Trisambodo, ayah Mario sekaligus anak buah Sri Mulyani. Ternyata, Rafael punya harta fantastis, nilainya mencapai Rp 56 Miliar !
Nah, tentu publik heran, bengong, bertanya-tanya hingga curiga. Bagaimana bisa, Rafael punya harta begitu bejibun? Dapat darimana? Dapat dari judi togel? Pesugihan di Gunung Kawi? Warisan? Atau bersekutu dengan Nyi Blorong, dimana setiap kali ratu ular ini terpuaskan asmaranya, maka pemujanya akan banjir keping emas?
Yang lucu, ada dua kendaraan Rafael yang ikut diperiksa KPK, Motor Harley dan Mobil Rubicon. Nah, mulai dari sini cerita lucunya.
Menurut KPK, motor Harley bodong. Sementara, penelusuran mobil Rubicon didapatkan fakta:
Pertama, Mobil itu dibeli oleh Rafael dari seseorang yang punya alamat di gang sempit. Karena gang sempit, maka KPK tak mampu menemukan pemilik asalnya.
Kedua, Mobil itu meskipun dipakai Mario anak Rafael, ternyata STNK dan BPKB nya atas nama Kakak Rafael. Katanya, sudah dijual ke Kakaknya.
Ketiga, dan ini puncak kelucuannya, KPK menyampaikan info lucu itu ke publik. Seperti belagak pilon, seolah penyampaian itu adalah prestasi KPK, sebagai jubir Rafael?
Itu semua mirip cerita novel kho ping ho, penuh imajinasi dan melambungkan fantasi. Menarik untuk disimak rilis KPK ini, sebagai cerita yang inspiratif. Bukan sebagai laporan resmi lembaga super body yang bertugas memberantas korupsi.
Lagipula, info seperti itu sudah jamak diketahui. Harta pejabat atas nama kakaknya, pembantunya, tukang kebunnya, iparnya, hingga selingkuhannya. Kok begitu unyu dan polosnya KPK ?
Belum lagi, KPK belum menjelaskan darimana duit Rp 56 M punya Rafael. Klo Bu Sri Mulyani sudah siapkan bantalan, bahwa kenaikan fantastis nilai harta anak buahnya karena peningkatan harga aset. Hehe.
Makin ga logis aja statemen pejabat di negeri ini. Namun, agar kelucuan ini memiliki nilai ya cukup disenyumin aja. Kasihan, sudah ada yang berusaha melawak ya kita apresiasi dengan senyuman. Kalau pembaca mau tertawa terbahak, juga boleh? [].
Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
https://heylink.me/AK_Channel/