Senin, 11 November 2024
Jumat, 08 November 2024
Tanpa Sistem Islam, Muslim Rohingnya Selalu Terpinggirkan
Kamis, 18 Januari 2024
Palestina Yes, Rohingya No?
Jumat, 05 Januari 2024
TANGKAP PELAKU ANARKIS DAN PENEBAR KEBENCIAN TERHADAP PENGUNGSI ROHINGNYA
Senin, 01 Januari 2024
PENGUNGSI ROHINGYA DALAM PUSARAN PILPRES 2024
Minggu, 31 Desember 2023
UIY: Muslim Rohingya Terpaksa Pergi karena Tertindas
Selasa, 26 Desember 2023
Pamong Institute: Negara Barat Gagal Menyelesaikan Masalah Pengungsi Rohingya dan Palestina
Stop Xenofobia!
Sabtu, 23 Desember 2023
Semua Negara Tak Peduli terhadap Akar Masalah Pengungsi Rohingya
Rabu, 20 Desember 2023
Terusir dari Tanah Airnya, Muslim Rohingya Berhak Tinggal di Negeri Muslim Mana pun
Tinta Media - Ribuan Muslim Rohingya telah melarikan diri ke negara-negara sekitar terutama Bangladesh dan Malaysia akibat dibantai dan diusir oleh rezim Budha di Myanmar. Indonesia sendiri telah menampung ribuan pengungsi Rohingya, dengan setidaknya 1.500 di antaranya berada di Aceh.
Banyak pro dan kontra terkait permasalahan pengungsi Rohingya. Apa yang menjadi akar masalahnya dan Bagaimana cara mengatasinya?
Simak wawancara wartawan Tinta Media R Raraswati bersama Jurnalis Senior Joko Prasetyo. Berikut petikannya.
1. Mengapa Muslim Rohingya semakin banyak yang mengungsi ke Indonesia?
Karena mereka dibantai dan diusir dari
tanah airnya sendiri di Arakan oleh rezim Budha Burma/Myanmar dari masa ke masa
itu adalah fakta yang tidak terbantahkan. Bukan hanya ke Indonesia, bahkan ke
Malaysia dan Bangladesh jauh lebih banyak lagi.
Indonesia sebagai negeri Muslim terbesar sedunia wajib menolong Rohingya, baik secara kemanusiaan, apalagi sebagai sesama Muslim. Sesama Muslim itu saudara!
2. Tapi, kemusliman Rohingya diragukan karena baca Al-Fatihah saja tidak bisa, belum lagi ada yang memerkosa, tidak sopan dan lainnya. Karena itulah muncul seruan penolakan terhadap pengungsi Rohingya. Tanggapan Anda?
Keji sekali orang yang menyeru penolakan
pengungsi Rohingya dengan memfitnah sedemikian rupa. Saya yakin hanya oknum
Rohingya saja yang seperti itu.
Tapi memang kalau Muslim Rohingya tidak bisa baca Al-Fatihah dan terkesan ngelunjak, tidak sopan dan lainnya, yang intinya terkesan jauh dari ajaran dan pemahaman Islam yang baik dan benar itu merupakan akumulasi dari keterjajahan sejak Kesultanan Benggala (yang meliputi Negara Bangladesh saat ini, India bagian timur saat ini, dan Arakan yang jadi bagian Myanmar saat ini) diruntuhkan oleh Inggris lalu memecah-belahnya menjadi negara bangsa Bangladesh, sebagiannya dimasukan oleh Inggris ke negara bangsa Hindu India, dan sebagiannya ke negara bangsa Budha Myanmar.
Jadi, Inggris memang tidak mau melihat kaum Muslim di bekas reruntuhan Kesultanan Benggala itu bersatu, meski hanya bersatu dalam negara bangsa Muslim Bangladesh. Negara Kristen Inggris memang benar-benar tidak pernah ridha kalau orang Islam tidak mengikuti milah mereka, dan milah mereka itu ingin menghancurkan kaum Muslim sehancur-hancurnya.
Keawaman tentang Islam itu sejatinya melanda mayoritas Muslim sedunia termasuk Indonesia, jadi bukan hanya Rohingya. Sehingga Muslim Indonesia, Malaysia, dan Bangladesh pun enggan mengurus dan mendidik Muslim Rohingya ketika mendapati Muslim Rohingya ternyata awam Islam dan awam akhlak Islam.
Inilah PR kita bersama untuk menyadarkan mereka semua.
3. Ada kekhawatiran masyarakat, jika mereka semakin banyak yang datang, akhirnya minta tinggal seterusnya di Indonesia. Mereka minta menjadi warga negara bahkan minta negara sendiri. Bahkan muncul berita UNHCR dengan Pak Wapres mau ngasih pulau untuk mereka. Bagaimana menurut Anda?
Kalau Indonesia paham Islam, Rohingya paham Islam, ya tidak ada masalah apa-apa kalau Rohingya menetap di Indonesia, karena Muslim mana pun berhak tinggal di negeri Muslim mana pun dan diperlakukan sebagai Muslim, terlepas berasal dari mana pun. Karena, yang ada adalah ikatan akidah Islam yang meniscayakan semua Muslim bersaudara. Lain cerita kalau yang dijadikan ikatan itu adalah kebangsaan, ya sudah barang tentu Rohingya itu dianggap sebagai orang lain yang mau menjajah aja. Di sisi lain juga ya enggak peduli dengan nasib Muslim Rohingya yang dijajah dan diusir dari Arakan, tanah mereka sendiri, oleh kafir Budha Myanmar.
4. Lebih vulgarnya lagi ada yang
menyatakan nanti mereka di Indonesia akan seperti Yahudi yang mendirikan negara
Israel dengan merampas tanah Palestina. Tanggapan Anda?
Begini, memang benar Yahudi merampas tanah
Palestina lalu mendirikan negara entitas Zionis tersebut dengan mengusir dan
membantai rakyat Palestina dengan bantuan Inggris. Kemudian sampai sekarang
Zionis Yahudi disokong penuh Amerika Serikat untuk terus menduduki Palestina
dan membantai penduduknya terutama di Gaza.
Tapi, terlalu overthinking, terlalu
su’udzan, bila menganggap Rohingya akan seperti itu juga di Indonesia
bila Rohingya diperbolahkan menetap di Indonesia, karena secara faktual,
Rohingya adalah sesama saudara Muslim yang wajib kita tolong.
Justru yang sudah pasti adalah entitas
Zionis Yahudi telah mendukung militer Myanmar dalam genosida terhadap Muslim
Rohingya dan Perang Saudara pada 1952. Setidaknya itu tertuang dalam dokumen
Kementerian Luar Negeri Israel setebal 25 ribu halaman yang dirilis media
Haaretz.
Jadi, mereka yang memfitnah Muslim Rohingya sedemikian rupa dan memprovokasi Indonesia untuk menolak pengungsi Rohingya itu benar-benar jahat, keji. Sudahlah Muslim Rohingya itu menderita di negerinya sendiri, di negeri sesama Muslim malah ditolak karena fitnah keji.
5. Memangnya seperti apa nasib Muslim Rohingya di negerinya sendiri?
Sebagian dari Muslim Rohingya syahid dibantai rezim Myanmar, militer Myanmar, para biksu Budha dan lainnya. Rumah dan hartanya banyak yang hangus dibakar. Perempuannya banyak yang diperkosa dan dibunuh.
Saking besarnya siksaan yang mereka rasakan, beberapa Muslimah Rohingnya bertukar cerita bagaimana mereka diperkosa, mereka menyebut berapa banyak tentara Myanmar yang memerkosanya, hingga salah seorang di antara mereka berkata, "Alhamdulillah, saya hanya sekali saja diperkosanya."
Mereka yang masih hidup dengan sebagian harta mereka yang tersisa juga sebagiannya habis agar bisa hijrah ke Indonesia, Malaysia ataupun Bangladesh, tetapi sebagian besar dari mereka juga tidak sampai tujuan karena ditipu oleh pihak yang katanya dapat menyewakan kapal.
Jadi, yang bisa sampai ke Indonesia, Malaysia, dan Bangladesh itu memang mereka yang benar-benar telah lolos melalui berbagai cobaan yang saya yakin kita sendiri juga tidak akan sanggup menghadapinya. Tetapi begitu sampai di negeri sesama Muslim Indonesia, mereka yang penuh harap dapat diterima, eh, malah ditolak!
6. Apa yang seharusnya dilakukan pemerintah Indonesia dan Aceh (khususnya)? Menolong mereka sementara, kemudian mengembalikan ke negara asal, atau bagaimana?
Mereka itu saudara seakidah yang membutuhkan pertolongan secara mendesak. Mayoritas dari mereka meninggal dibantai di Arakan, sebagiannya lagi mati mengenaskan di tengah laut. Hanya sebagian kecil yang sampai ke Indonesia. Sebagian lainnya ke Bangladesh dan Malaysia.
Tidak hanya Muslim Aceh saja yang mesti sadar, pemerintah juga harus lebih jauh lebih menyadarinya. Harus dengan segera menangani Muslim Rohingya sebaik mungkin sebagaimana menangani warga negara sendiri.
Masalahnya rakyat sendiri juga
diterlantarkan, apalagi harus urus Muslim Rohingya.
Maka, tidak aneh bila pemerintah lebih memilih untuk mendeportasi Muslim Rohingya ke Myanmar. Padahal di Myanmar juga Muslim Rohingya itu tidak diakui sebagai warga negara Myanmar. Mereka adalah manusia perahu yang tidak berkewarganegaraan. Jadi, kalau mau dideportasi itu mau dideportasi ke mana? Ke tengah laut?
Beginilah kondisi kaum Muslim saat ini, baik yang terjajah secara militer maupun nonmiliter sama-sama mengenaskan. Kita yang secara pemikiran lebih waras, lebih ideologis memiliki PR yang sangat-sangat agung (tadinya mau bilang sangat-sangat berat he...he...) yang wajib kita tunaikan secara berjamaah, karena mustahil bisa dikerjakan sendiri dan sporadis, tapi harus secara terstruktur dan sistematis dengan jamaah yang memang konsern berjuang mengembalikan kehidupan Islam di bawah naungan khilafah.
7. Menurut Anda, bantuan apa yang perlu
diprioritaskan saat ini?
Idealnya diberi sandang, pangan, papan, keamanan, dan pendidikan secara fokus dan serius berbasis Islam. Serta diberi keterampilan agar bisa mencari nafkah sendiri.
8. Di sisi lain, rezim sangat antusias menyambut orang Cina dengan dalih TKA, difasilitasi bagai raja. Apa tanggapan Anda mengenai fakta ini?
Iya, karena rezim ini juga notabene mayoritasnya adalah Muslim juga yang menjadi korban penjajahan secara nonmiliter. Bukan hanya rezim Indonesia, tetapi seluruh rezim dunia Islam hakikatnya adalah penguasa yang terjajah.
9. Apa pesan Anda untuk pemerintah Indonesia dan warga secara umum terkait berbagai pemberitaan Muslim Rohingya?
Mengapa bukan hal-hal yang lebih komprehensif yang dibahas ketimbang menyalah-nyalahkan Muslim Rohingya serta mengharap mereka datang ke Indonesia itu dengan sangat islami dan menguntungkan Indonesia? Lalu ketika kedapatan mereka mencuri, songong, tidak hafal Al-Fatihah kemudian kita muak dan mengusirnya?
Lantas apa bedanya kita dengan mereka? Kita lebih parah lagi berarti, kita tidak dijajah secara fisik tetapi keawaman kita terhadap Islam lebih parah dari mereka.
Ingat! Memangnya di Arakan itu mereka
belajar Islam leluasa? Mereka disiksa, bisa bertahan hidup saja sudah luar
biasa, boro-boro belajar Islam.
Jadi, sekali lagi saya tegaskan kaum
Muslim Indonesia, Malaysia, dan Bangladesh wajib menolong pengungsi Rohingya.
Karena, mereka itu sesama manusia yang sangat membutuhkan pertolongan, lebih
dari itu mereka adalah sesama Muslim yang sangat butuh pertolongan.
Kita, orang Indonesia, Malaysia, dan Bangladesh, kan sama-sama manusia, lebih dari itu sama-sama Muslim. Jadi, lebih wajib lagi menolong Muslim Rohingya.
Negara dan warga harus bahu membahu
menolongnya dengan memberikan sandang, pangan, papan, keamanan, dan pendidikan
secara fokus dan serius berbasis Islam. Serta diberi keterampilan agar Muslim
Rohingya bisa mencari nafkah sendiri, dan berkiprah sebagaimana manusia dan Muslim
lainnya.[]