Tinta Media: Rezim Komunis Cina
Tampilkan postingan dengan label Rezim Komunis Cina. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rezim Komunis Cina. Tampilkan semua postingan

Rabu, 27 September 2023

Sinifikasi Al-Qur’an oleh Rezim Komunis Cina, IJM: Permusuhan Nyata terhadap Islam

Tinta Media - Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM), Agung Wisnuwardana menilai, rencana sinifikasi atau modifikasi tafsir Al-Qur’an digabungkan dengan nilai-nilai Konghucu agar sesuai dengan budaya Cina oleh rezim Komunis Cina ini merupakan tindakan permusuhan nyata terhadap Islam.
 
“Tindakan Cina diduga sebagai tindakan permusuhan nyata terhadap Islam,” tegasnya dalam video:  Partai Komunis Cina Menulis Ulang Al Qur'an, Bikin Marah Umat Islam??? melalui kanal Youtube Justice Monitor, Sabtu (23/9/2023).
 
Agung mengungkapkan, tindakan ini senafas dengan kebijakan Cina terhadap muslim di Xinjiang, Cina barat yang telah mengalami penindasan terus-menerus oleh rezim Cina. 
 
“Semua hal tentang Islam dikriminalisasi. Mulai dari pelarangan jilbab, kemudian jenggot hingga sholat. Pria muslim dikumpulkan di camp-camp konsentrasi masal. Wanita muslimah dipaksa untuk menikahi pria-pria Cina dan masjid-masjid bersejarah dihancurkan,” bebernya.
 
Rezim tiran komunis seperti Cina, sambungnya,  tidak segan menggunakan semua cara dan alat untuk mengamankan kekuasaannya. “Dalam hal ini penyebaran misinformasi terhadap Al-Qur’an dilakukan oleh Cina. Tindakan Cina itu bukan perkara remeh, tapi sudah merupakan upaya permusuhan yang keji terhadap Islam,” tuturnya.
 
Terkait tindakan Cina tersebut, ia menegaskan, hal itu karena permusuhan mereka terhadap Islam dan memang begitulah sikap kaum kafir terhadap kaum muslim pada umumnya.
 
Tanpa Pelindung
 
Dalam pandangan Agung, begitulah situasi umat ketika dibiarkan tanpa perisai dan pelindung. Betapa besar kerugian bagi umat Islam jika membiarkan rezim komunis Cina terus menindas umat Islam dan tidak ada yang bisa mencegahnya.
 
“Kebencian mereka terhadap kaum muslim dengan jelas diberitakan di dalam firman Allah Swt. surat Al-Baqarah ayat 217, “Mereka (kaum kafir) itu tidak pernah berhenti memerangi kalian (kaum muslim) sampai mereka bisa mengembalikan kalian dari agama kalian pada kekafiran, andai saja mereka sanggup.” Penjelasan tentang hal ini sangat clear,” tukasnya.
 
Oleh karenanya, umat Islam harus memiliki pelindung yakni kekuasaan yang sesuai dengan Islam. Pemimpin yang adil akan menjadi pelindung sejati umat Islam berdasarkan sabda Nabi saw. riwayat Bukhari Muslim, “Imam itu laksana perisai. Kaum muslim akan berperang dan berlindung di belakang dia.”
 
Adapun makna “Al-Imamu junnatun/Imam adalah perisai”, Agung mengutip penjelasan Imam An- Nawawi maksudnya adalah ibarat tameng,  karena Imam atau Khalifah yang mencegah musuh untuk menyerang atau menyakiti kaum muslim, mencegah anggota masyarakat satu sama lain dari serangan, melindungi keutuhan Islam.
 
“Penting menghadirkan kembali kepemimpinan yang Islami dan itulah yang kita sebut dengan Khilafah Islamiyah yang akan dipimpin oleh khalifah yang akan melindungi umat Islam termasuk umat Islam di Cina,” pungkasnya.[] Yung Eko Utomo
 

Kamis, 20 April 2023

Uighur Menunggu Bantuan Umat atas Genosida Rezim Komunis Cina


Tinta Media – Pada Ramadhan 1444 H ini Muslim Uighur menunggu bantuan kaum muslim agar dapat selamat dari genosida yang dilakukan pemerintahan rezim komunis Cina.

“Saat ini, Muslim Uighur sedang menunggu dukungan Anda agar bisa selamat dari genosida yang dilakukan pemerintahan Cina,” ujar Direktur Eksekutif Center for Uyghur Studies  Dr. Abdulhakim Idris  pada Seminar Internasional di Univeritas Muslim Nusanatara Al Washliyah Medan, Rabu (12/4/2023).

Abdulhalim mengungkapkan harapan Muslim Uigur agar umat Islam melakukan pembelaan atas penindasan yang terjadi, “Sebagai Muslim Uighur, kami berharap Anda melakukan sesuatu untuk menghentikan penindasan ini,” ungkapnya.

Abdulhalim pun berharap pada Ramadhan yang penuh berkah ini agar umat Islam turut menyampaikan doa terbaik pada Allah ta’ala dan menyuarakan nasib Muslim Uigur kepada dunia, “Jika dunia Muslim tidak melakukan sesuatu untuk saudara seagamanya, siapa lagi yang akan melakukannya? Siapa yang akan menyuarakan nasib Muslim Uighur kepada masyarakat internasional?” harapnya.

Puasa Dipaksa Makan Siang 

Abdulhalim menuturkan bahwa ia adalah salah satu Muslim Uigur yang menjadi target genosida. “Saya adalah perwakilan dari warga Muslim Uighur di Turkistan Timur yang menjadi target pembunuhan etnik (genosida) rezim Komunis Cina,” tuturnya.


Abdulhalim mengatakan bahwa rezim Cina emandang Islam sebagai ancaman maka pemerintahan Cina melakukan genosida. “
Pemerintah Beijing menganggap Islam sebagai ancaman. Untuk menghadapi ancaman ini, pemerintah Cina telah menghalalkan segala cara, termasuk penyiksaan dan genosida,” tegasnya.

Muslim Uighur akan mengalami banyak jenis penekanan berupa larangan menyambut Ramadhan dan larangan berpuasa Ramadhan “Bayangkan jika Anda hidup di sebuah tempat di mana merayakan kedatangan Ramadhan saja, adalah tindakan yang dilarang. Bayangkan jika Anda memasuki bulan Ramadhan, pemimpin negeri Anda menempatkan 1 orang aparat negara untuk tinggal di rumah Anda dengan tugas untuk memastikan bahwa Anda tidak berpuasa dengan mewajibkan Anda makan di siang hari selama bulan Ramadhan,” jelasnya.

Pemerintahan Cina dengan  ideologi komunisnya telah memaksa Muslim Uigur agar melepaskan keimanan pada Allah SWT.

“Rezim Komunis Cina secara sistematis melakukan cuci otak terhadap mereka. Muslim Uighur dipaksa untuk lebih tunduk kepada rezim Komunis Cina daripada kepada Allah Swt,” jelas Abdulhalim.

Sangat disayangkan pula, tindakan genosida ini juga diberlakukan pada Muslim Uighur yang berada di luar kamp konsentrasi. “Situasi di luar kamp konsentrasi juga sebenarnya tidak ada bedanya,” tandasnya.

Malah, imbuh Abdulhalim pemerintahan rezim Cina juga telah melakukan sterilisasi paksa pada muslimah Uighur, perbudakan pada warga Uighur, memenjarakan warga Uighur yang mengajarkan Islam, al-Qur’an dan melaksanakan shalat.

Perempuan Uighur dipaksa untuk menjalani sterilisasi,” tegasnya. 

“Beberapa warga Uighur yang pernah mengalami proses indoktrinasi di kamp konsentrasi akan mendapatkan vonis pengadilan lalu dipenjara atau dipaksa menjadi buruh (budak) di pabrik-pabrik,” tuturnya.  

“Warga Uighur dimintai keterangan tentang tindakan mereka yang mengajari anak-anak mereka agama Islam atau al Qur’an. Melaksanakan shalat secara rutin adalah tindakan kriminal dan hukumannya adalah penjara,” jelasnya.


Di akhir penjelasan, ia mengingatkan agar umat Islam turut aktif dalam kegiatan dakwah Islam, ia menyampaikan sebuah hadis Nabi Muhammad Saw. 

“Siapa yang melihat kemunkaran, maka berusahalah untuk mengubahnya dengan tangannya. Jika dia tidak mampu, maka berusahalah untuk merubahnya dengan mulutnya. Jika dia tidak mampu, maka berusahalah untuk merubahnya dengan hatinya,” pungkasnya. [] Mada Kusumah

 

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab