Represi Verbal Luhut Dibiarkan Jokowi, IJM: Rezim Ini Anti Kritik?
"Kalau ungkapan-ungkapan Pak Luhut itu tidak dikritisi oleh Pak Jokowi atau malah didiamkan oleh Pak Jokowi, saya kok menduga kuat memang demikianlah otentitas dari kekuasaan Jokowi yang sekarang ini yaitu anti kritik," ungkapnya dalam acara Kabar Petang: Luhut Baperan Dan Anti Kritik? Rabu (29/03/2023) di kanal YouTube Khilafah News.
Sebelumnya LBP menyampaikan untuk siapa saja yang berada di luar pemerintahan tidak usah banyak omong, dan menurut Direktur IJM ini adalah bentuk represi verbal bahkan bisa dikatakan sebagai teror verbal.
"Menurut saya pernyataan itu tidak hanya ditujukan kepada oposisi tapi juga kepada publik secara luas, dengan konten seperti yang tadi disampaikan saya sependapat bahwa ini represi verbal atau bahkan bisa dikatakan teror verbal," ujarnya.
Ini bukan pertama kalinya LBP memberikan narasi dengan pola seperti ini yang Agung rasa akan membuat publik takut untuk berhadapan secara pribadi dengannya maupun untuk mengkritik rezim.
"Dan
bukan hanya sekali pak Luhut menyampaikan ungkapan dengan pola seperti ini.
Dalam berbagai diskusi-diskusi publik pun pewawancara bisa ditekan oleh beliau
itu dengan pernyataan-pernyataan yang memiliki pressure/tekanan yang membuat
orang menjadi takut untuk berhadapan dengan beliau secara pribadi maupun
mengkritik rezim," bebernya.
Sementara
ia menerangkan bahwa publik sudah tahu bahwa LBP merupakan pejabat kepercayaan
Presiden, yang apabila represi ini cenderung didiamkan oleh Jokowi maka ia
memandang bahwa rezim memang cenderung ini anti kritik.
"Berulang kali Pak Luhut mengungkapkan pola-pola seperti itu dengan pressure dari verbal beliau, cenderung didiamkan oleh Pak Jokowi ya saya memandang rezim Negeri Ini memang cenderung anti kritik," tambahnya.
Menurutnya, akan sangat berbahaya sekali apabila hal ini tetap terjadi, karena akan membuat publik takut untuk bersuara kritis.
"Karena begitu ungkapan-ungkapan teror ini terjadi apalagi diikuti tindakan-tindakan kriminalisasi yang semakin membikin takut publik dampaknya tentu sangat berbahaya yaitu menciptakan rasa takut menciptakan rasa takut publik untuk bersuara kritis," sesalnya.
Dan yang ia takutkan adalah setelah rasa takut itu muncul publik akan takut untuk mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah dan akhirnya kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyat luas menjadi minim kritik.
"Dan
ujungnya apa? Begitu rasa takut itu muncul akhirnya kebijakan-kebijakan negara
yang merugikan rakyat luas pun akan minim kritik, karena begitu publik ingin
mengkritik sudah muncul duluan ketakutan publik akan represi verbal dan
kriminalisasi tadi," pungkasnya.[] Ikhsan Rivaldi