Tinta Media: Ramadhan
Tampilkan postingan dengan label Ramadhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ramadhan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 13 April 2024

Rotasi Ramadan Tangkal Radikalisme


Tinta Media - Ramadan baru saja berlalu. Kita masih ingat, puluhan pemuda, sejumlah komunitas dan mahasiswa mengadakan kegiatan Ruang Obrolan Terbuka Asyik di bulan Ramadan lalu. (Rotasi) dengan dibalut skema talk show. Acara tersebut diinisiasi oleh Pemuda Sapu Bersih Hoaks dengan mengusung tema "Ngawangkong Soal Bahaya Radikalisme dan Situasi Wilayah. “Kegiatan tersebut dilaksanakan di Angkringan Rumah Kayu Citarum, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. (Selasa, 26/03/2024)

Rotasi Ramadan tersebut diharapkan menjadi ajang untuk menolak paham radikalisme bersama-sama dan mewaspadai isu situasi wilayah sekaligus menjadi refleksi bagi generasi bangsa di lingkungan masyarakat. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran dan memiliki daya nalar yang kuat dalam menepis segala marabahaya radikalisme dan informasi yang kebenarannya belum tervalidasi. 

Maka dari itu, peran pemuda di era digitalisasi saat ini menjadi garda terdepan dalam menangkal paham radikalisme. Adapun nara sumber yang dihadirkan di antaranya adalah Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Bandung dengan wakil Supriadi selaku analis.

Radikalisme ternyata masih menjadi isu yang terus digoreng hingga menghadirkan rasa was-was, khawatir, dan takut yang berlebihan di lingkungan masyarakat. Apalagi setelah munculnya berbagai macam survei mengenai para pemuda yang tertarik pada radikalisme hingga menggencarkan berbagai program untuk membendung paham yang berlawanan. Maka dari itu, berbagi kegiatan dilaksanakan oleh beberapa komunitas untuk mengawal para pemuda agar tidak terpengaruh paham radikalisme, seperti halnya kegiatan Rotasi Ramadan yang dilaksanakan di Kabupaten Bandung pada Ramadan lalu.

Isu radikalisme ini bermula dari banyaknya fakta yang dilakukan anak muda sebagai aksi terorisme, seperti bom bunuh diri yang dilakukan oleh beberapa pemuda di tahun-tahun silam, di antaranya kasus bom bunuh diri pada 17/07/2009, di hotel JW. Marriot oleh pemuda berusia 18 tahun, kemudian kasus penyerangan pos lalu lintas Cikokol Tangerang pada 13/11/2019 oleh pemuda berusia 22 tahun, dan sejumlah kasus lainnya. 

Contoh kasus-kasus tersebut berdampak timbulnya rasa takut di masyarakat. Walhasil, semua tindakan yang menimbulkan rasa teror di atas dinyatakan sebagai aktivitas terorisme yang terpengaruh paham radikalisme.

Di lain sisi, terdapat juga survei Setara Institute yang menunjukkan data sebanyak 67% konten media yang dilakukan oleh para milenial dan gen-Z berisi konten keagamaan yang dianggap radikal dan intoleran. 

Oleh karenanya, beberapa upaya dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah paham radikalisme dan terorisme dan menjadi program terpusat yang akan terus digalakkan.

Upaya-upaya yang dilakukan guna mencegah paham radikalisme dan terorisme menjadikan para pemuda merasa bingung dan takut untuk meyakini dan menjalankan agamanya. Yang menjadi sasaran adalah agama Islam, terutama menyasar pada gerakan yang memperjuangkan Islam kaffah, khilafah, dan jihad. 

Fakta ini merujuk pada keputusan Kemenag yang melarang adanya pelajaran tentang khilafah atau sebatas menempatkannya pada pelajaran sejarah, bukan fikih, hingga menggeser makna radikalisme dan terorisme yang sebenarnya. 

Tentu harus kita pahami bahwa semua ini merupakan langkah Barat untuk melanggengkan ideologi kapitalisme dan imperialismenya di dunia, khususnya di negeri-negeri Islam. Melalui propaganda perang melawan radikalisme, Barat dapat melakukan framing negatif dengan memberikan stigma radikal dan teroris.

Sebagai manusia, kita dibekali akal untuk berpikir sehingga sudah seyogianya kita memahami mana yang benar dan mana yang salah. Apalagi, seorang muslim sudah diberi petunjuk oleh Allah Swt. berupa Al Qur'an yang di dalamnya terdapat perintah untuk berislam secara kaffah (sempurna/seluruhnya). 

Maka dari itu, untuk menerapkan aturan-aturan Islam secara menyeluruh dibutuhkan adanya sebuah institusi yang mampu untuk menerapkannya, dan itu adalah Khilafah. 

Makna khilafah itu sendiri adalah kepemimpinan umum bagi seluruh manusia untuk menerapkan aturan Allah Swt. dan menyebarkan dakwah Islam ke seluruh pelosok dunia. Dengan sistem inilah, muncul generasi cemerlang, idaman umat.

Sudah seharusnya seorang pemuda muslim memiliki kepribadian Islam, yaitu memiliki pola pikir dan pola sikap Islam yang senantiasa ada dalam setiap aktivitas dan terikat dengan aturan sang Khalik. 

Selain itu, sepatutnya pemuda saat ini mencontoh para pendahulu yang telah jelas beriman kepada Allah Taala. Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khaththab, Mush’ab bin Umar, Muhammad al-Fatih, dsb. adalah pemuda yang sudah dijanjikan surga atas ketaatan mereka.

Sebagai umat Islam, sudah seharusnya kita menyingkap penyesatan opini yang telah dilakukan di balik perang melawan radikalisme seraya memahamkan ajaran Islam yang sesungguhnya, yakni bersifat pemikiran dan tanpa kekerasan, sehingga tidak mungkin melahirkan terorisme. 

Umat harusnya memiliki kesadaran dan kecerdasan akan situasi ini sehingga memiliki kewaspadaan agar tidak terjebak atau terbawa arus hingga justru memusuhi saudara muslimnya sendiri. Nyatanya, yang harus dimusuhi adalah sistem dan ideologi sekularisme dan kapitalisme, serta para pengusung utamanya. Terakhir adalah bagian dari keimanan kita bahwa pertarungan hak dan batil tentu akan dimenangkan oleh yang hak, dan pertarungan Islam dan kekufuran tentu saja akan dimenangkan Islam. Wallahu'alam bishawaab.


Oleh: Tiktik Maysaroh 
(Aktivis Muslimah Bandung)

Rabu, 10 April 2024

Suasana Ramadhan yang Terjaga Sepanjang Tahun

Tinta Media - Selama bulan Ramadhan, kebiasaan baik apa yang sudah kau ciptakan? Apakah kamu menyegerakan panggilan Sholat saat adzan dikumandangkan? Sholat jamaah di awal waktu sungguh menyenangkan apalagi dikerjakan di bulan mulia, Ramadhan. Jika tidak disegerakan, bisa jadi datang berbagai urusan dunia yang melalaikan. Jangan sampai kita terbiasa sholat di akhir waktu karena kebiasaan kita untuk menundanya Bukankah jika kewajiban sholat segera ditunaikan, kita akan lebih tenang mengerjakan urusan yang lain. Semoga sholat jamaah di awal waktu adalah kebiasaan baik yang bisa kita lakukan di bulan Ramadhan dan tetap terjaga sampai kita dipertemukan lagi di bulan yang penuh berkah dan kebaikan tahun depan

Mengerjakan amalan sunah terasa lebih mudah dikerjakan saat bulan Ramadhan. Sholat tarawih dan sholat malam juga terasa nyaman saat banyak orang melakukan bersama untuk meraih ridha-Nya. Mungkin puasa membuat hati dan jiwa kita lebih bersih sehingga lebih mudah melakukan amalan sunah. Mengawali hari dengan sholat Dhuha, juga kebiasaan yang pantas untuk dipertahankan agar semua aktivitas yang kita lakukan pada hari itu berkah dan membawa kebaikan.

Tadarusan, membaca Al-Qur'an bersama semoga bisa menjadi kebiasaan baik diteruskan di luar bulan Ramadhan sepanjang tahun. Kitab suci Al-Qur'an adalah petunjuk bagi orang-orang bertaqwa, sehingga membacanya adalah satu keharusan. Tentunya, tidak berhenti sampai di situ kita harus juga berusaha memahami kandungan isinya agar kita termasuk orang yang mendapat petunjuk. Tidak hanya berpahala membaca setiap hurufnya, tapi juga membawa ketenangan jiwa. Sungguh indah jika rumah kita selalu terdengar lantunan bacaan al-Qur'an dari seluruh anggota keluarga yang tak lelah membacanya

Di bulan Ramadhan kita sangat ringan tangan membantu sesama. Berinfaq, zakat dan shodaqoh berharap untuk mendapatkan pahala berlipat dari Sang Pemilik Hidup. Ini sungguh indah dilakukan apa lagi ada peran negara yang mengatur sehingga harta kekayaan tidak hanya berputar pada segelintir orang saja. Dan ini sangat bagus jika dipertahankan sepanjang tahun agar keadilan sosial bagi seluruh rakyat bisa tercapai.

Di penghujung bulan Ramadhan saling mendo'akan dan memaafkan juga kebiasaan baik yang harus dijaga sepanjang tahun. Sungguh indah jika sesama Muslim kita saling mendo'akan untuk kebaikan, bukan saling menghujat hanya berbeda pilihan politik. Saling memaafkan, bukan saling menyalahkan, tapi menasihati dan mengingatkan dengan kebenaran Islam agar tidak merugi. Islam akan memimpin dunia karena ukhuwah diantara umat Islam terjaga. Semoga semangat persatuan umat Islam bisa terus terjaga di luar bulan Ramadhan

Indahnya jika sepanjang tahun seperti bulan Ramadhan saat kita mampu menjaga kebiasaan baik itu di luar bulan Ramadhan. Hanya dalam kehidupan Islam, suasana Ramadhan sepanjang tahun bisa terwujud. Untuk membangun kehidupan Islami hanya bisa diwujudkan jika Islam bisa diterapkan secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan dalam sistem Islam Khilafah, bukan demokrasi. 

Oleh: Mochamad Efendi (Sahabat Tinta Media)

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab