Sekularisme Racun Kehidupan
Tinta Media - Manusia adalah makhluk yang unggul dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lain. Manusia punya akal yang tidak dimiliki hewan. Manusia punya nafsu yang tidak dimiliki malaikat. Namun manusia bisa lebih rendah derajatnya dari pada hewan ketiga akalnya tidak difungsikan. Sebaliknya, manusia bisa lebih tinggi derajatnya dari pada malaikat ketika hawa nafsunya.mampu dikendalikan. Sementara, dua potensi kehidupan manusia yang lain, yakni kebutuhan jasmani dan naluri dalam pemenuhannya sering menimbulkan perselisihan di antara bani Adam dalam kehidupan masyarakat.
Akal memegang peran penting bagi perjalanan hidup manusia. Karena itu mengapa akal yang sudah sempurna (akil baligh) menjadi ukuran seseorang terkena beban hukum (taklif syarak). Pada saat itu semua amal perbuatannya akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt.
Ketika amal perbuatannya selaras dengan hukum syarak, maka Allah menjanjikan pahala. Pun sebaliknya ketika amal perbuatannya menyelisihi syariat, maka Allah menimpakan dosa. Hukum syarak ditetapkan Allah kepada manusia dalam rangka menjaga eksistensinya sebagai manusia. Begitu pula menjaga keteraturan kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan jasmani dan nalurinya. Sehingga tidak mengorbankan individu/makhluk yang lain.
Namun keberadaan akal yang semestinya untuk memahami syariat Allah, telah disalahgunakan manusia untuk menandingi hukum-hukum Allah. Dengan pongahnya dan merasa genius mereka membuat aturan sendiri. Mereka menganggap Tuhan cukup menciptakannya. Selanjutnya mereka sendiri yang menentukan segala hal terkait kehidupan dunia. Itulah paham sekularisme yang kelahirannya dibidani para cendekiawan yang tidak rela pemuka gereja bersekutu dengan kaisar memeras rakyat atas nama agama pada era kegelapan di Eropa. Akhirnya diputuskan untuk memisahkan perkara agama dengan perkara pemerintahan.
Makin ke sini paham sekularisme itu diadopsi pula oleh kaum muslim. Menjadi aneh ketika Islam dipinggirkan dalam kancah kehidupan. Karena Islam bukan sekedar agama yang mengatur urusan ibadah saja. Bahkan Islam adalah sebuah sistem kehidupan terlengkap dan sempurna,. mengatur urusan manusia mulai dari bangun tidur hingga bangun negara. Maka tidak layak kaum Muslim mengadopsi liberalisme, pluralisme, hedonisme, demokrasi dan turunan lainnya dari paham sekularisme. Semua adalah racun kehidupan yang mengarahkan manusia pada pembangkangan terhadap hukum-hukum Allah. Mengimani Allah sebagai Al-Khalik, tetapi mengingkari Allah sebagai Al-Muddabbir (Maha Pengatur). Maka sudah seharusnya kaum Muslim mencampakkan racun sekularisme itu dan kembali kepada Islam kaffah saja. Agar selamat hidup nya di dunia dan setelah kehidupan dunia (akherat).
Wallahu'alam bishowwab.
Oleh: Dyah Rini (Muslimah Jatim)