Tinta Media: Produk
Tampilkan postingan dengan label Produk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Produk. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 April 2024

Muslim Tergiur Produk Diskon, Negara Wajib Menjamin Produk Halal



Tinta Media - Beberapa waktu lalu, salah satu swalayan di Jalan Gagak Hitam/Ring Road, Kecamatan Medan Sunggal menggemparkan pelanggan dengan memasukkan produk nonhalal mengandung babi di etalase produk halal. Rio Nababan selaku Kepala toko Swalayan Maju Bersama mengklarifikasi bahwa swalayan tersebut secara aturan memisahkan dan memberikan keterangan produk makanan halal dan nonhalal. Namun, pekerjanya benar-benar melakukan kesalahan. 

Bermula ketika produk yang akan habis dalam tiga bulan lagi kedaluwarsanya harus dijual dengan harga diskon khusus di etalase diskon, termasuk produk nonhalal yang mengandung babi. (Medan.tribunnews.com, 17 Maret 2024)

Berbagai produk makanan nonhalal yang beredar di masyarakat kali ini bukanlah yang pertama, sehingga publik merasa resah. Mengingat fakta bahwa mayoritas orang di Indonesia beragama Islam, tetapi banyak orang masih mempertanyakan kualitas makanan yang akan dikonsumsi, termasuk dari segi kehalalannya. 

Inilah kesulitan hidup dalam sistem sekuler kapitalistik. Negara tidak mampu menjamin ketahanan akidah umat Islam. Negara mewajarkan produk-produk nonhalal, bahkan setiap orang dengan mudah menemukan produk nonhalal di mana pun. 

Negara tidak serius melindungi akidah umat Islam dengan mengatur ketat penyebaran produk nonhalal di tempat-tempat umum. Demi kepentingan dan manfaat segelintir orang, produk-produk nonhalal bebas tersebar di tengah masyarakat. Berkaitan dengan halal atau haramnya suatu produk, hal itu dikembalikan kepada penilaian individu masing-masing. 

Tentu sangat berbahaya jika umat Islam terus hidup dalam sistem ini. Sebab, salah satu kewajiban seorang muslim adalah menjaga makanan yang mereka konsumsi. Jika umat Islam memakan makanan haram, maka akan berdosa dan berakhir di neraka.

Seharusnya pemimpin dan jajarannya yang mayoritas beragama Islam menyadari bahwa penjagaan terhadap makanan nonhalal disyariatkan dalam Islam. Sehingga, mereka berupaya untuk menjauhkan masyarakat dari semua produk yang melanggar hukum. Namun, masyarakat telah memahami bahwa negara tidak mampu menghindarkan masyarakat dari produk makanan nonhalal. 

Inilah watak dari demokrasi sekuler, sistem negara yang diadopsi dari Barat. Sistemnya menggunakan ekonomi kapitalistik liberal yang menilai berbagai hal, seperti sertifikasi halal, dengan menggunakan timbangan untung dan rugi.

Negara berkewajiban untuk melindungi kepentingan rakyat, termasuk dalam urusan perut. Perut adalah pangkal penyakit, maka mencegahnya adalah pangkal obat. Istilah tersebut pun diperkuat dengan adanya dalil dalam QS Al-Baqarah ayat 168, yang artinya: 

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi."

Para ulama mengklasifikasikan makanan halal berdasarkan dua faktor, yaitu cara memperoleh dan zatnya. Jika cara memperolehnya halal dan zatnya juga halal, maka makanan tersebut dianggap halal. Inilah pentingnya mengetahui apakah makanan yang kita konsumsi halal atau tidak. 

Islam mempunyai langkah-langkah untuk melindungi umat dari barang haram, antara lain:

Pertama, umat Islam harus disadarkan akan pentingnya membuat dan mengonsumsi barang halal. Jika umat Islam tidak peduli dengan kehalalan produk yang mereka konsumsi, sertifikasi halal tidak akan bermanfaat.

Kedua, partisipasi masyarakat sangat penting untuk memastikan bahwa produk yang beredar di masyarakat benar-benar halal. Masyarakat membuat lembaga pengkajian mutu, membantu pemerintah dan publik mengawasi kualitas dan kehalalan produk. Masyarakat dapat merekomendasikan hasil penelitian mereka kepada pemerintah untuk digunakan sebagai dasar penentuan kehalalannya.

Ketiga, negara harus memainkan peran utama dalam pengawasan kualitas dan kehalalan produk. Negara harus memberikan sanksi kepada industri yang menggunakan metode dan zat haram serta membuat barang haram. Negara juga harus memberikan sanksi kepada pedagang yang menjual barang haram kepada kaum muslimin, juga sanksi kepada kaum muslimin yang mengonsumsi barang haram tersebut.

Sejarah pun telah menunjukkan bahwa karakter pelindung ada di diri Khalifah Umar bin Khaththab ra. yang menulis surat kepada para wali di wilayah kekuasaannya untuk membunuh babi dan mengurangi pembayaran jizyah sebagai bayaran kepada nonmuslim. Khalifah melakukan hal tersebut sebagai upaya untuk melindungi umat dari mengonsumsi dan memperjualbelikan zat yang telah diharamkan. Hanya aturan Islam yang diterapkan dalam kehidupan yang mampu menjaga kita dari berbagai keharaman. Karena itu, betapa pentingnya umat Islam mengambil tindakan untuk memperjuangkan kembali penegakan sistem Islam (khilafah) untuk kesejahteraan dunia dan akhirat.


Oleh: Halizah Hafaz Hts, S.Pd 
(Aktivis Muslimah dan Praktisi Pendidikan)

Sabtu, 02 Desember 2023

Setelah Produk, Selanjutnya Boikot Ide Nasionalisme




Tinta Media - Aksi Boikot Produk-produk Zionis masih terus berlangsung hingga kini. Masyarakat masih merasakan duka yang sangat dalam karena perilaku zionis yang sudah sangat melewati batas dalam membombardir rakyat-rakyat Palestina. Puluhan ribu yang telah menjadi korban yang sebagian besar adalah anak-anak, balita dan wanita. Sungguh miris dan sangat menyedihkan keadaan mereka di sana. Maka sebagai bentuk empati kepada saudara-saudara muslim yang ada di palestina, masyarakat dinegeri ini ramai-ramai tidak lagi menggunakan produk-produk yahudi tersebut karena disinyalir hasil keuntungan produk-produk tersebut digunakan untuk membantu pembiayaan Zionis membantai rakyat Palestina. 

Seperti yang dilansir oleh databoks.katadata.co.id bahwa selama periode 7 Oktober-6 November 2023, lebih dari 10.000 warga Palestina meninggal, terbanyak berada di Jalur Gaza yakni 10.022 orang, kemudian korban jiwa di Tepi Barat 147 orang (databoks.katadata.co.id/07/11/2023). 

Bukan hanya itu, serangan brutal zionis ke Palestina ini sudah dipastikan ada upaya untuk genosida rakyat Palestina. Seperti yang diungkapkan oleh Riyad Mansour utusan Palestina di PBB bahwa ia menyebutkan dan menggambarkan pengeboman dan janji Israel memberlakukan pengepungan penuh di Jalur Gaza "tidak kurang dari genosida." (republika.co.id/11/10/2023)

Sungguh penjajahan Palestina yang masih terus terjadi dan masih berlarut-berlarut adalah karena tak ada kekuatan besar umat Islam yang mampu mengusir penjajah zionis saat ini.  Masalah utamanya adalah karena negeri-negeri kaum muslim mengemban ide nasionalisme yang itu sudah berurat dan berakar di negeri muslim.  Ide nasionalisme dengan batas-batas teritorial itulah yang menjadi penyebab kaum muslim tidak bisa membantu saudaranya yang saat ini dibantai.

Ditambah lagi para penguasa di negeri-negeri muslim sangat cinta kekuasaan sehingga menghalangi mereka untuk melawan ketidakadilan dunia dan menjadikan penguasa-penguasa itu melempem di hadapan zionis dan kafir penjajah. 

Bahkan saat ini, penguasa-penguasa Arab telah menormalisasi hubungannya dengan zionis yahudi, sehingga mereka menolak membantu mengirimkan bala tentara militer mereka termasuk menolak melakukan embargo terhadap zionis tersebut. Benarlah apa yang diungkapkan oleh Rasulullah SAW: Demi Allah bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri kalian. Akan tetapi aku khawatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana ia dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian sehingga kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba, dan akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka hancur. (HR. Bukhari Muslim)

Sudah seharusnya umat memahami penyebab mendasar diamnya penguasa muslim hari ini. Bahwa problem utamanya adalah karena ide nasionalisme tersebut sehingga menjadikan para penguasa itu tidak mau bergerak untuk mengirimkan pasukan militernya. Karena ide nasionalisme itu juga menjadikan penguasa-penguasa muslim individualis dan tidak peduli dengan saudaranya yang sudah dibantai habis-habisan oleh zionis. Umat harus berani menyerukan untuk memboikot ide-ide yang membelenggu dalam mewujudkan kemerdekaan palestina dan mewujudkan persatuan umat. Apalagi setelah nampak bagaimana pengaruh dari boikot produk hari ini. 

Maka seruan berikutnya adalah boikot ide nasionalisme yang terbukti melemahkan dan menghancurkan umat saat ini. Umat Islam wajib bersatu dalam naungan Islam kaffah yang akan menyelamatkan umat Islam diseluruh penjuru dunia ketika mereka dijajah. Apalagi didalam Islam juga telah dijelaskan bahwa sesama kaum muslim adalah bersaudara maka menjadi kewajiban pula untuk melindungi saudaranya dan tidak membiarkan saudaranya didzalimi. Rasulullah SAW bersabda: Seorang Muslim itu adalah saudara bagi Muslim yang lain, tidak boleh menzaliminya dan tidak boleh menelantarkannya (HR. Muslim). 
Wallahu`alam bisshawab

Oleh : Fitriani, S.Hi.
Staff Pengajar Ma'had Alizzah Deli Serdang

Sabtu, 25 November 2023

Boikot Pemikiran Nasionalisme, Bukan Hanya Boikot Produk




Tinta Media - Genosida, itulah yang terjadi kini di negeri yang diberkahi yaitu Palestina. Penjajahan Palestina berlarut-larut, karena tak ada kekuatan besar Umat Islam yang mampu mengusir penjajah dan salah satu upaya yang dilakukan oleh kita yang berada di wilayah negeri mayoritas muslim hanya bisa berdo'a dan menyampaikan kepada penguasa untuk membantu mereka saudara kita di Palestina, dalam hal ini MUI atau Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa baru terkait membeli produk dari produsen yang mendukung agresi Israel ke Palestina.

Fatwa Nomor 83 Tahun 2023, berisi tentang hukum dukungan terhadap Palestina. Dalam fatwa ini tertuang bahwa mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina atas agresi Israel hukumnya wajib. Sebaliknya, mendukung Zionis Yahudi dan mendukung produk yang mendukung Zionis Yahudi hukumnya haram. 

Ketua MUI bidang Fatwa Asrorun Niam sholeh menegaskan,mendukung pihak yang di ketahui mendukung agresi Zionis Yahudi baik langsung maupun tidak langsung, seperti dengan membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung Israel hukumnya haram kata Niam dalam keterangan tertulisnya (Sabtu, 11/11/2023, news.detik.com)

Selain itu Umat Islam dihimbau untuk mendukung perjuangan Palestina, seperti menggalang dana kemanusiaan dan mendoakan perjuangan untuk kemenangan, serta melakukan sholat ghoib. 
Adapun rekomendasi agar pemerintah mengambil langkah-langkah tegas membantu perjuangan Palestina, bisa melalui jalur diplomasi PBB untuk menghentikan perang dan sanksi pada ZionisYahudi, pengiriman bantuan kemanusiaan dan konsolidasi negara-negara OKI untuk menekan Zionis Yahudi menghentikan agresi.

Sedangkan untuk produk- produk makanannya sendiri secara zat nya halal di konsumsi dan sudah bersertifikat halal, hal itu di sampaikan oleh direktur eksekutif lembaga pengkajian pangan, obat obatan, dan kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI)

Fatwa MUI tidak mengharamkan produknya tapi mengharamkan perbuatan yang mendukung Israel 
Sabtu 11/11/2023 (detik.news.com)

Rasa persaudaraan Umat muslim di Indonesia memang tidak diragukan, namun kebanyakan hanya rasa kemanusiaan, bukan karena akidah yang di emban, dan itu hanya bersifat sementara karena yang mengikatnya hanya nilai insaniyah (kemanusiaan).

Nasionalisme 

Ide nasionalisme sudah mengakar di negeri muslim. Perasaan Umat muslim di belahan dunia mana pun akan terenyuh bahkan sakit hati melihat dan mendengar saudara seakidah, saudara seiman disakiti, dibombardir, dan di genosida oleh penjajah zionis yahudi laknatullah alaih. 

Namun seperti ada sekat yang menjulang tinggi, yang tak bisa ditembus, dan bahkan umatnya sendiri tidak sedikit yang memilih untuk diam bahkan pura-pura tidak tahu, karena mereka beranggapan jauh dari negerinya, inilah sikap nasionalisme yang mengkungkung dan sudah mengakar di negeri-negeri muslim. Selain itu, cinta kekuasaan menghalangi penguasa negeri muslim untuk melawan ketidakadilan dunia. 

Tersandera Utang  

Di antara penyebab diamnya negeri-negeri muslim khususnya negara yang mengekor pada negara adidaya karena jebakan utang barat. Saat ini utang negeri ini sendiri sudah cukup mengkhawatirkan menembus angka fantastis walaupun menurut Menkeu Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2023 turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Posisi ULN Indonesia pada akhir Agustus 2023 tercatat sebesar 395,1 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi ULN akhir Juli 2023 yang mencapai 397,1 miliar dolar AS.16 Okt 2023 www.BI.go.id.

Dalam hal ini, negeri kaum muslimin seperti tak punya kekuatan apapun karena sudah tergadai oleh utang,mereka tak bisa berbuat apa-apa Karena mereka hidup di ketiak negara ambisius yang ingin melanggengkan kekuasaannya,mereka sudah mati rasa melihat saudara kita di Palestina di bantai, dijajah dan genosida,setidaknya mereka harus punya hati nurani melihat saudara muslim kita di sana di perlakukan demikian. Bukan malah mengadakan festival yang mengiris luka batin saudara kita yang sedang berjuang mempertahankan tanah yang diberkahi. 

Seharusnya Umat Faham 

Sudah seharusnya umat memahami penyebab mendasar diamnya penguasa muslim dan berani menyerukan untuk memboikot ide-ide yang membelenggu dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina, dan mewujudkan persatuan Ummat,Apalagi setelah nampak pengaruh boikot produk,yang di kabarkan mereka kehilangan omzet fantastik. Merdeka sebenarnya bukan solusi, justru itu hanya akan melanggengkan penjajahan di negeri-negeri muslim lainnya.

Bukan hanya memboikot produk pendukung Israel,namun ada yang jauh Lebih dahsyat yang harus di boikot adalah ide Nasionalisme, yang membuat tembok pembatas yang sangat sulit untuk di tembus, apalagi sistem saat ini adalah turunan dari sistem sekularisme dan kapitalisme, yang menjadi asas adalah manfaat.lengkaplah sudah di balik diam nya para penguasa muslim dunia saat ini.

Ideologi Islam 

Umat Islam wajib menjadikan islam sebagai ideologi, yang memimpin cara berfikir mereka,dalam menentukan segala sesuatu dan mengatur kehidupan. Dan membuang semua pemikiran asing yang  sudah mengakar kedalam benak kaum muslim saat ini,karena watak dari nasionalis adalah mereka berkumpul saat ada kepentingan dan bermusuhan saat kepentingan itu hilang. 

Umat wajib bersatu dalam naungan khilafah islamiyah, yang menjadi penjaga dan pelindung Ummat dari serangan dan penjajahan orang kafir. Karena hanya dengan khilafah Ummat islam mempunyai kekuatan untuk melawan penjajah zionis laknatullah alaih. Wallahu'alalam bishowab.

Oleh: Ummu Ghifa
Sahabat Tinta Media

Sabtu, 28 Oktober 2023

Seruan Boikot Produk Penjajah Yahudi, Pengamat: Tidak Signifikan!

Tinta Media - Pengamat politik dari Geopolitical Institute Adi Victoria menilai, boikot terhadap produk Penjajah Yahudi tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomiannya.
 
“Boikot terhadap produk Israel tidak akan berdampak secara signifikan terhadap perekonomiannya karena perekonomian Yahudi didukung oleh negara-negara barat, oleh Amerika, oleh dunia, oleh Eropa,” tuturnya di Kabar petang: Boikot Produk Israel Bikin Jerusalem Bangkrut? Melalui kanal Khilafah News, Senin (23/10/2023).
 
Ia beralasan, dari sisi perdagangan, ekonomi zionis Yahudi lebih banyak bergantung kepada negara-negara nonmuslim.
 
“Tahun 2020 misalnya dari total ekspor bangsa Yahudi senilai 50 miliar US$ hanya 4% saja yang di ekspor ke negeri-negeri muslim yang tergabung dalam OKI (Organisasi Konferensi Islam). Sementara yang terbesar yaitu 55 % di ekspor ke Uni Eropa dan Amerika Serikat,” bebernya.
 
Ia lalu menyimpulkan, kalau pun seluruh negeri muslim memboikot produk Yahudi tidak akan signifikan untuk bisa menghentikan penjajahan Yahudi.
 
Haram
 
Dalam pandangan Adi, Yahudi adalah entitas kafir yang tengah memerangi dan membunuhi kaum muslimin di Palestina sehingga haram hukumnya membuka kerjasama perdagangan dengan entitas tersebut.
 
“Jika negeri-negeri  Muslim membuka hubungan perdagangan dengan Yahudi, itu merupakan bentuk pengkhianatan terhadap umat Islam,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun
 

Sabtu, 05 November 2022

Kolonisabilitas, Fika Komara: Masyarakat Sedang Dieksploitasi Berlimpahnya Produk

Tinta Media - Direktur Institute Muslimah Negarawan Dr. Fika Komara menilai, masyarakat saat ini sedang dieksploitasi banyaknya produk melalui pola konsumerisasi.

“Kita sebenarnya pada posisi di era keberlimpahan produk hari ini. Dari mulai produk macam-macam itu ada, kita memang di eksploitasi sebenarnya. Dari sisi sebagai konsumen terutama, dan eksploitasi ini bukan tanpa nilai karena di sini memang kita melihat akhirnya proses hegemoni akal dan pikiran masyarakat atau publik itu justru melalui marketisasi, konsumerisme dan lain sebagainya,” jelasnya pada acara Muslimah Negarawan, Mengenal Kolonisabilitas: Ciri Bangsa yang Terjajah, Senin (31/11/2022) di kanal YouTube Peradaban Islam ID.
 
Menurutnya, jika masyarakat akan terus mengikuti arus yang dianggap vive dan keren. “Yang dianggap keren gitu. Nggak keren kalau nggak nongkrong di cafe, nggak keren kalau nggak beli lagi. Terpuji dan tercela, standar nilainya sudah diabaikan,” terangnya.

Dr. Fika juga meminta masyarakat untuk merenungkan, apakah memang masyarakat secara sukarela menjadi seperti itu. “Kalau bicara dijajah kan biasanya identik dengan keterpaksaan. Ini kan seperti disihir gitu ya. Ini tidak dipaksa, mereka suka rela untuk berbondong-bondong, berjubel-jubel gitu ya, sampai kemudian akhirnya berujung pada meregang nyawa,” ujarnya.

Banyak ilmuwan, lanjutnya, mengatakan era sekarang dengan istilah ‘The Down of Conciousness’ atau era menurunnya kesadaran manusia. “Karena justru teknik-teknik artificial inteligent, teknik-teknik konsumeristik, marketisasi atau era disrupsi, mereka sampai pendekatan yang luar biasa untuk mempengaruhi hormon dan saraf manusia agar membeli produk tertentu atau menjadi penikmat jasa tertentu,” pungkasnya.[] Wafi

Senin, 05 September 2022

Genjot Produksi Pangan dengan Sistem Aman

Tinta Media - Imbaun Ketua Umum HKTI/Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Jend TNI (purn) DR Moeldoko SIP untuk mengenjot produksi pangan harus di apresiasi sekaligus dikritisi. 
Sudah seharusnya lndonesia mengenjot produksi pangan. Dengan kekayaan melimpah, pasti negeri ini bisa mewujudkannya dengan segera. Namun, fakta berkata lain. Negeri ini masih terus mengantungkan pangan pada impor.

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, pada periode Januari-Juni 2022 Indonesia masih tercatat mengimpor komoditas pangan seperti keledai, beras, gula, bawang putih, jagung, hingga kopi. Barang impor biasanya di kruskan dengan dolar Amerika Serikat (AS). Posisi rupiah terhadap dolar AS terpantau masih bergerak di level Rp14.700/US$. Cnbcindonesia.com (17/8/2022).

Mungkinkah mengenjot produksi dengan impor? Impor berarti mendatangkan. Ini adalah bentuk perdagangan, bukan produksi. Apalagi dengan adanya pasar bebas dunia, barang produksi apa saja bisa membanjiri pasar dalam negeri.

Di sisi lain, petani di lndonesia bagai anak tiri. Pupuk mahal, tekhnologi tak diperbarui, lahan semakin sempit, dan pengairan yang sulit, menjadikan produksi kalah jauh dengan kualitas barang luar negeri. Dari sini, pasti pihak pengekspor yang meraup keuntungan besar. Pengimpor hanya menerima barang sesuai pesanan. Terlebih, petani tak lebih hanya menjadi pelengkap pencitraan pènguasa.

Inilah konsekuensi penerapan sistem ekonomi kapitalis. Sistem ini menjadikan pemodal saja yang bisa menguasai berbagai komoditas. Produksi pangan masih jauh dari angan, apalagi mengenjotnya. Selama sistem ini menjadi pijakan, sampai kapan pun tak akan bisa menggenjot produksi pangan. Masih ingat dua tahun lalu, di saat petani panen raya beras, pèmerintah justru impor 1 juta ton beras? Tak ayal, harga gabah di petani anjlok. Tentu kerugian besar diterima petani dalam negeri.

Sistem lslam Bisa Mengenjot Produksi Pangan

Islam selama kurun waktu 13 abad mampu bertahan memenuhi pangan warga negaranya, produksi melimpah hingga kesejahteraan dirasakan semua kalangan.
Beberapa langkah yang ditempuh lslam dalam kebijakan pertanian, guna memenuhi pangan rakyatnya, antara lain:

Pertama, meningkatkan produktivitas lahan yang sudah tersedia. Ini disebut intensifikasi, yaitu dengan pencarian dan penyebarluasan teknologi budidaya terbaru di kalangan para petani; membantu pengadaan mesin-mesin pertanian, benih unggul, pupuk, serta sarana produksi pertanian lainnya.

Kedua, dengan mendorong pembukaan lahan-lahan baru serta menghidupkan mawat/tanah mati. Tanah mati adalah tanah yang tidak bertuan dan tidak tampak ada bekas pengelolaan, seperti pemagaran, tanaman, maupun aktivitas yang lainnya. Ini disebut ektensifikasi.

Menghidupkan tanah mati artinya mengelola tanah atau menjadikan tanah tersebut siap untuk langsung ditanami. Setiap tanah yang mati, jika telah dihidupkan oleh seseorang, adalah menjadi milik yang bersangkutan.
Rasulullah saw. sebagaimana dituturkan oleh Umar bin al-Khaththab telah bersabda:

“Siapa saja yang telah menghidupkan sebidang tanah mati, maka tanah itu adalah miliknya”. [HR. Bukhari, Tirmidzi, dan Abu Dawud].

Setiap orang yang memiliki tanah akan dimotivasi untuk mengelola tanahnya secara optimal. Masyarakat yang membutuhkan biaya untuk perawatan tanah, akan diberi modal dari Baitul Maal (kas Negara), sehingga yang bersangkutan bisa mengelola tanahnya secara optimal. Namun, apabila orang yang bersangkutan menelantarkan selama 3 tahun, maka tanah tersebut akan diambil alih negara dan diberikan kepada yang lain.

Ketiga, kebijakan distribusi: sederhana, cepat, dan merata. Penataan distribusi kekayaan oleh negara pun tak luput menjadi perhatian negara, mulai dari penentuan kepemilikan harta kekayaan, pengelolaan, dan juga pendistribusiannya bagi kemaslahatan warga negara.

Jika ada kesenjangan antar individu, negara harus memecahkan dengan mewujudkan pemerataan dan keseimbangan harta dalam masyarakat. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan harta negara kepada masyarakat yang memerlukan, tetapi terbatas dalam memenuhi kebutuhannya. 

Semua itu dilaksanakan melalui mekanisme yang cepat, sederhana, dan merata sehingga seluruh individu rakyat dapat dengan mudah memperoleh hak-haknya, terutama terkait dengan aspek vital kebutuhan mereka, seperti kebutuhan pokok pangan.

Keempat, kebijakan terkait ketersediaan pangan. Sebagai proteksi terhadap ketersediaan pangan ini, negara melarang adanya praktik penimbunan barang (termasuk menimbun bahan kebutuhan pokok), karena hal ini akan menyebabkan kelangkaan kebutuhan pokok masyarakat.

Khalifah juga harus mencegah masuknya intervensi asing dalam pengelolaan bidang pertanian, baik lewat industri, pertanian, swasta maupun asing karena ini menghambat hingga membahayakan kedaulatan pangan dalam negeri.

Begitulah mekanisme yang diterapkan sistem lslam, aman dan pasti produksi pangan akan melimpah. Tak sulit untuk mengenjot produksi pangan dalam sistem ini, karena para pejabat menjalankannya secara optimal dalam rangka melayani rakyat. Ditambah sikap amanah para pemimpin, menjadikan kehidupan petani dan semua rakyat sejahtera.
Allahu a’lam.

Oleh: Umi Hanif 
Sahabat Tinta Media

Minggu, 19 Juni 2022

Perdana Menteri India Hina Rasulullah, MMC: Netizen Ramai-ramai Ancam Boikot Produk India


Tinta Media - Akibat pernyataan Perdana Menteri India yang menghina Rasulullah SAW, Narator MMC mengungkapkan netizen mengacam
akan memboikot produk India.

"Krisis diplomatik tampaknya telah terjadi. Pengguna Twitter pun beramai-ramai mengancam akan memboikot produk India. Tagar #SolidarityForIndiaMuslim #ShameOnYouIndia #BoycottIndia menjadi perbincangan di Twitter," tuturnya dalam Serba-serbi MMC: Perdana Menteri India Menghina Rasul, #ShameonYouIndia Viral di Medsos, di kanal YouTube Muslimah Media Center, Ahad (12/6/2022).

Narator melanjutkan, India mengatakan pemerintahnya memiliki penghormatan tertinggi untuk semua agama. Seorang juru bicara partai Bharatya Janata Parti (BJP) pimpinan perdana menteri Narendra Modi dan kepala tim medianya di Delhi secara terpisah membuat pernyataan kontroversial tentang Nabi Muhammad Saw. "Mereka mengolok-olok Nabi Muhammad yang menikahi Aisyah dan menghina Al-Qur'an dengan menyebutkan tentang bumi yang datar," ungkapnya.

Lebih lanjut, kata narator, negara-negara mayoritas muslim secara serentak mengecam komentar mereka. "Bahkan Kuwait yang selama ini sebagai negara importir India mengeluarkan produk-produk asal India dari rak supermarket mereka. India pun mendapat kecaman dari Sekretariat Jenderal Organisasi kerjasama Islam (OKI), dengan menyebut India telah membuat komentar jahat. OKI juga mengangkat isu-isu lain seperti pembongkaran properti India dan meningkatnya kekerasan yang mereka alami", ungkapnya.

Narator mengatakan, meskipun partai BJP menangguhkan keanggotaan Nupur Sharma dan Naveen Kumar Jindal sebagai anggota partai, bahkan BJP mengeluarkan pernyataan komentar, keduanya tidak mewakili pandangan partai secara keseluruhan, namun, Agung Nurwijoyo, Pakar Kajian wilayah Asia Selatan dari Universitas Indonesia menilai pernyataan kontroversial tersebut telah menunjukkan bagaimana Islamofobia atau fanatisme menjadi bumerang bagi negara itu dalam konteks kerjasama global. "Saran saya, agar Indonesia memainkan peran kepemimpinan untuk membantu mengatasi masalah Islamofobia di India," ujarnya.

Kaum muslimin di seluruh dunia, lanjut narator, sebenarnya telah mendengar dan menyaksikan isu Islamofobia di India yang begitu kental. Ajaran Islam, simbol-simbol Islam, Nabi Muhammad, Al-Qur'an maupun Allah, berulang kali dihina. Tak hanya itu, kaum muslim dibantai dan dijadikan objek kejahatan yang paling keji. Namun sungguh merupakan sebuah paradoks. Sekalipun Islam berulang kali dinista dan dihina oleh pemerintah India, namun tetap saja ada penguasa negeri muslim mengklaim, membangun jembatan diplomatik dengan Kaum Hindu. Jika terjadi kasus Islamofobia atau pembantaian kaum muslim kembali, mereka hanya berhenti pada kecaman ataupun pemboikotan produk India. Tidak ada tentara kaum muslimin yang mereka kerahkan untuk melindungi kaum muslim beserta ajaran Islam. Mereka berlindung dibawah "menjaga kedamaian, harus toleransi, tidak boleh terprovokasi, menjaga hubungan diplomatik, dan sejenisnya".

"Inilah potret kehidupan kaum muslimin di bawah sistem kapitalisme. Kapitalisme menjadikan penguasa Islam tidak mengambil Islam secara kaffah. Kekuasaan mereka dibatasi garis batas nation state buatan kapitalisme yang sebenarnya imajiner," jelas Narator.

Narator pun menilai, Penguasa muslim kapitalistik ini mengetahui dengan baik bahwa ajaran Islam dan kaum muslimin dihinakan. Namun urusan diplomatik jauh lebih menguntungkan dibanding membela dan melindungi Islam. Oleh karena itu kaum muslimin tidak boleh diam. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu melakukan amar ma'ruf nahi Munkar dalam kondisi apapun, termasuk melawan berbagai bentuk kedzaliman yang diarahkan kepada Islam, ajaran dan umatnya.

Hal tersebut ditegaskan dalam salah satu ayat Al-Qur'an yaitu dalam surat al-Imron ayat 104 :

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ
عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Artinya : "Dan hendaklah ada di antara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung".

"Kaum muslimin seharusnya juga tidak hanya sekedar memberi kecaman dan pemboikotan saja. Lebih dari itu mereka harus mengkaji Islam secara kaffah. Umat Islam harus menyadari bahwa Islam tidak hanya mengatur aspek ritual dan spiritual semata. Islam juga mengatur seluruh aspek kehidupan manusia seperti sistem pemerintahan, uqubat (sanksi hukum), interaksi laki-laki dan perempuan, pendidikan, kesehatan dan aspek lainnya," bebernya.

Narator pun menegaskan, maka perbuatan Islamofobia, penghinaan pada Islam, penganiayaan pada kaum muslimin, sesungguhnya Islam memiliki sanksi yang tegas kepada para pelaku, baik mereka itu individu, komunitas maupun negara. Namun sanksi tersebut hanya bisa dilaksanakan ketika Islam diambil sebagai sebuah sistem kehidupan oleh negara. Negara inilah yang disebut dengan khilafah.

"Salah satu contohnya adalah tindakan tegas Sultan Abdul Hamid II, pemimpin khilafah Turki Utsmani yang memberi ultimatum kepada pemerintah Perancis agar menghentikan teater drama komedi yang melecehkan kehidupan Nabi Muhammad Saw. Serta Merta pemerintah Perancis mengakhiri drama tersebut, bahkan mereka juga mengasingkan banyak aktor drama tersebut ke Inggris, untuk menenangkan hati Sultan," jelasnya.

"Oleh karenanya, perjuangan kaum muslimin tidak hanya sekedar gerakan kecaman ataupun pemboikotan. Melainkan juga mendakwahkan Islam kaffah untuk mewujudkan perisai hakiki umat Islam, yakni Daulah Khilafah Islamiyah," pungkasnya.[] Willy Waliah
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab