Tinta Media: Prioritas
Tampilkan postingan dengan label Prioritas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Prioritas. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Desember 2022

Pindah Ibukota Negara, IJM: Belum Urgen dan Prioritas

Tinta Media - Narator Indonesia Justice Monitor (IJM) menilai pemindahan ibukota negara belum urgen dan prioritas.

"Alhasil, pemindahan ibukota negara ke Kalimantan Timur sejatinya masih belum menjadi urgen dan prioritas dalam mendorong tumbuhnya ekonomi saat ini," tuturnya dalam Aspirasi Rakyat: Proyek IKN akan Jadi Hambalang Baru? Jumat (16/12/2022) di kanal YouTube Justice Monitor.

Ia menilai ambisi pemerintah melanjutkan proyek pembangunan ibukota negara atau IKN dianggap sebagian pengamat berpotensi gagal. "Pasalnya hingga kini dinilai masih terkendala pembiayaan," ungkapnya.

Ia melanjutkan bahwa sejumlah ekonom menilai iming-iming dan insentif yang ditawarkan pemerintah belum cukup menarik investor untuk menanamkan modalnya di ibukota negara (IKN Nusantara) terlebih investor asing. "Faktor lain yang membuat IKN tidak menarik investor global adalah faktor kelayakan," terangnya.

"Investor masih akan berpikir ulang untuk menanamkan investasi ke ibukota baru karena membutuhkan waktu lama untuk balik modal," bebernya.

Ia juga menyampaikan prediksi bahwa dalam waktu 10 hingga 15 tahun ke depan pembangunan IKN akan cenderung mengandalkan APBN. Sementara itu terutama investor lokal akan cenderung melihat potensi kota-kota sekitar misalnya kota Samarinda. "Penawaran pemerintah mungkin masih kurang menarik. Problemnya bukan pada insentif tetapi kepastian," ulasnya.

"Peneliti ekonomi dari INDEF Nailul Huda menuturkan sempat memprediksi proyek IKN akan berujung seperti Hambalang," tukasnya.

Menurutnya, seharusnya saat ini pemerintah lebih fokus menyelesaikan berbagai masalah ekonomi nasional yang tidak menguntungkan. Tidak hanya berat dan penuh tantangan. Salah satunya kondisi ekonomi global yang unpredictable yang mendorong ketidakpastian. Perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina serta pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat.

"Bahkan berbagai prediksi, dampak pelambatan ini akan mendorong resesi ekonomi di berbagai negara tanpa kecuali Indonesia," pungkasnya.[] Ajira

Selasa, 28 Juni 2022

Seorang Muslim Beramal Sesuai dengan Prioritas Hukum Syariat


Tinta Media - Aktivis Muslimah Ustazah Noval Tawang menuturkan, seorang Muslim adalah orang yang beramal sesuai dengan prioritas hukum syariat yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

"Seorang Muslim adalah orang yang beramal sesuai dengan prioritas hukum syariat yang telah ditetapkan oleh Allah SWT," ungkapnya dalam One Minute Booster Exstra: Pengemban Dakwah Harus Memprioritaskan Amal, Jumat (17/6/2022) melalui kanal Youtube Muslimah Media Center.

"Ia akan senantiasa mendahulukan ibadah yang wajib ketimbang ibadah yang sunah. Ia akan mendahulukan kewajiban yang manfaatnya menyentuh masyarakat banyak dari pada kewajiban yang hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri. Islam mengajarkan umatnya untuk beramal sesuai dengan prioritas," lanjutnya.

Nu'man bin Basyir, katanya, pernah menuturkan, "Suatu ketika aku bersama sekelompok para sahabat, dekat mimbar Rasulullah SAW, pada saat itu ada seorang lelaki berkata: 'Setelah Islam ini aku tidak akan peduli apapun kecuali berbuat karena Allah, yaitu memberi minum kepada jamaah haji'. Kemudian yang lain mengatakan, 'Kalau menurutku, amal yang harus dipedulikan adalah memakmurkan Masjidil Haram'. Sementara orang yang lain mengatakan, 'Kalau menurutku amal yang harus dipedulikan itu adalah berjihad di jalan Allah', lanjut yang lain."

Nu'man melanjutkan, melihat para sahabat berdebat di dekat mimbar Nabi SAW, Umar bin Khattab RA menghampiri dan menegur mereka, "Jangan meninggikan suara didekat mimbar Nabi SAW. Nanti setelah salat Jumat aku akan menanyakan perkara yang kalian perselisihkan ini kepada Rasulullah SAW."

Setelah Umar mengadukan permasalahan tadi kepada Rasulullah, maka turunlah Firman Allah SWT didalam Quran Surat At-taubah ayat 19 yang artinya : "Apakah orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram kamu samakan dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad dijalan Allah? Mereka tidak sama disisi Allah. Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS. At-taubah : 19).

"Inti dari ayat-ayat tersebut adalah menjelaskan tentang segala prioritas amal. Mana diantara 3 amal tadi yang harus didahulukan? Allah menegaskan bahwa tidak sama kedudukan ketiga amal itu dihadapan Allah. Orang yang beriman, berhijrah dan berjihad, lebih tinggi derajatnya disisi Allah dari pada orang yang memberi minum kepada jamaah haji dan memakmurkan Masjidil Haram," jelasnya.

Ia berharap, para pengemban dakwah lebih mendahulukan hal yang harus didahulukan dan mengakhirkan apa yang harus diakhirkan. "Sudahkah kita para pengemban dakwah lebih mendahulukan kewajiban dari pada amal sunnah? Sudahkah kita sebagai pengemban dakwah sibuk mengerjakan amal dakwah yang merupakan kewajiban paling agung? Sudahkah kita mendahulukan dakwah dari pada yang lainnya? Sudahkah kita mendahulukan kewajiban dakwah, melanjutkan kehidupan Islam dari pada amalan-amalan yang prioritasnya lebih bawah dari pada dakwah itu?" pungkasnya.[] Yupi UN





Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab