Tinta Media: Ponpes Al-Zaytun
Tampilkan postingan dengan label Ponpes Al-Zaytun. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ponpes Al-Zaytun. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 April 2023

Ada Bid'ah dalam Shalat Idul Fitri di Ponpes Al-Zaytun?

Tinta Media - Pelaksanaan shalat Idul Fitri di Ponpes Al-Zaytun mendapat tanggapan dari Jurnalis Joko Prasetyo (Om Joy).

"Kalau memang yang terjadi di sana seperti yang dipublikasikan IG-nya, maka setidaknya ada dua bid’ah atau setidaknya dua masalah serius yang dilakukan," ujarnya kepada Tinta Media, Selasa (25/4/2023).

Pertama, bila ada seruan merenggangkan shaf shalat sehingga terjadilah shaf shalat yang renggang sebagaimana yang tampak dalam publikasi IG tersebut maka seruan itu termasuk bid’ah karena bertentangan dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang mengharuskan meluruskan dan merapatkan shaf. 

"Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya 'Luruskan shaf kalian dan hendaknya kalian saling menempel, karena aku melihat kalian dari balik punggungku' (HR Imam Bukhari Nomor 719)," tuturnya. 

Kedua, kalau memang benar yang tampak seperti perempuan tersebut memang benar-benar perempuan maka telah terjadi bid’ah pula atau setidaknya ini sebagai masalah serius karena termasuk seburuk-buruknya shaf. Karena seharusnya shaf paling depan itu harus lelaki semua, sedangkan perempuan di shaf belakang semua.  

"Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya, 'Sebaik-baiknya shaf laki-laki adalah yang shaf yang pertama, dan seburuk-buruknya shaf mereka adalah yang paling terakhir. Sedang sebaik-baiknya shaf perempuan adalah yang paling akhir, dan seburuk-buruknya adalah yang pertama' (HR Muslim)," ujarnya. 

Moderasi atau Liberalisasi?

Om Joy menilai, pelaksanaan shalat Idul Fitri tersebut bisa saja moderasi, mungkin juga liberalisasi atau setidaknya semakin longgar dalam ketaatan terhadap aturan Islam. 

"Dulu viral juga shalat berjamaah campur baur pria wanita bahkan imam shalatnya perempuan yang diselenggarakan oleh kelompok liberal pimpinan Aminah Wadud," ungkapnya. 

Menurutnya, yang dilakukan Panji Gumilang memang belum separah Aminah Wadud tetapi bila dibiarkan bisa sama parahnya. 

"Sekarang memang cuma satu perempuan di shaf depan (kalau memang yang terlihat seperti perempuan itu adalah perempuan), besok-besok bisa lebih banyak lagi dan puncaknya bisa separah Aminah Wadud," ujarnya. 

Sikap Umat

Om Joy mengingatkan kepada umat Islam dalam menyikapi fenomena ini.

Pertama, umat Islam harus semakin giat mempelajari aturan Islam kepada ulama terpercaya di berbagai bidang termasuk di bidang ibadah shalat, dalam kasus ini adalah shalat berjamaah. "Sehingga memiliki pegangan yang kuat dan tidak terbawa arus pihak-pihak yang menyimpang," sarannya. 

Kedua, pihak Az-Zaitun sendiri harus memberikan klarifikasi apa yang sebenarnya terjadi. 

Ketiga, perwakilan dari umat Islam, misal Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta pihak Az-Zaitun mengklarifikasi untuk mendapatkan kejelasan sebenarnya apa yang terjadi. 

"Kemudian memberikan nasihat bila ternyata yang terjadi benar-benar merupakan penyimpangan dari ajaran Islam agar mereka tobat dan kembali ke ajaran Islam yang benar," ungkapnya. 

Keeempat, bila pihak Az-Zaitun keukeuh dengan penyimpangannya itu dan bila digali lebih lanjut ternyata ini termasuk aliran sesat, maka mereka yang keukeuh dengan kesesatannya itu sudah layak masuk ke ranah hukum. "Untuk ditindak lebih lanjut secara hukum," pungkasnya.[] Muhammad Ikhsan Rivaldi

IJM: Sholat Idul Fitri Mencampurkan Shaf Bertentangan dengan Islam

Tinta Media - Menanggapi peristiwa sholat Idul Fitri mencampurkan shaf pria dan wanita yang dilaksanalan di Ponpes Al-Zaytun, Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana menegaskan hal ini bertentangan dengan islam. 

"Sholat Idul Fitri dengan mencampurkan shaf pria dan wanita yang dilakukan Ponpes Al-Zaytun ini bertentangan dengan Islam," tegasnya kepada Tinta Media, Selasa (25/4/2023). 

Dalam pandangan Islam, menurutnya, posisi shaf laki-laki dan wanita harus dipisah, yang terbaik adalah shaf laki-laki di depan, shaf perempuan di belakang. "Pola yang dilakukan ponpes Al-Zaytun ini jelas bertentangan dengan islam," ujarnya. 

Agung menilai seharusnya ada pihak berwajib menegurnya karena ini akan menimbulkan kontroversi dan meresahkan umat. "Apalagi Al-Zaytun selama ini mendapat semacam back-up dari orang penting di pusat, seperti Hendro Priyono yang dulu pernah memberikan apresiasi kepada Al-Zaytun," ungkapnya. 

"Al-Zaytun selama ini juga menunjukkan pesantren yang cukup eksklusif yang ini juga dikonfirmasi oleh KH Satori," bebernya. 

Dalam pandangannya, jika ini di blow up untuk membelokkan ajaran islam termasuk menetralkan pandangan islam tentu ini tidak benar. 

Ia berharap, umat islam agar tenang dan pihak-pihak terkait terutama MUI dan juga pihak berwajib untuk menegur keras dan memberikan arahan supaya ada perbaikan. "Tapi kalau tidak, ya tentu harus ada ketegasan agar tidak ada penistaan terhadap ajaran islam," pungkasnya. [] Robby Vidiansyah Prasetio
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab