Oknum Brimob Polda Jambi Aniaya Mahasiswa, Ahmad Khozinudin: Fenomena Gunung Es
Tinta Media - Berbagai pelanggaran hukum oleh oknum kepolisian, yang mutakhir terkait dugaan penganiayaan oleh sejumlah oknum Brimob Polda Jambi terhadap seorang mahasiswa dinilai Advokat Ahmad Khozinudin sebagai fenomena gunung es.
"Itu semua fenomena yang sudah menggejala menjadi fenomena seperti gunung es," tegasnya dalam tayangan: Geger Kasus Achirudin Hasibuan, Kini Oknum Brimob Polda Jatim Aniaya Mahasiswa, Kamis (3/5/2023) di kanal Youtube Ahmad Khozinudin.
Tidak hanya kasus di Jambi tersebut, Ahmad Khozinudin menyatakan bahwa insitusi Polri telah mengalami berbagai permasalahan yang bertubi-tubi sejak kasus Ferdi Sambo sampai yang terakhir kasus penganiayaan oleh seorang anak dari anggota kepolisian Polda Sumatera Utara Achirudin Hasibuan yang akhirnya dicopot keanggotaannya dari kepolisian.
Ia menegaskan bahwa apa yang nampak ke permukaan, yang terendus oleh media hanyalah sebagian saja, sementara kejadian serupa yang tidak nampak, yang tidak sempat dilaporkan ke polisi, yang tidak dibahas di media, yang tidak viral di media bisa jauh lebih besar lagi. "Ini yang disebut sosiolog sebagai fenomena gunung es", ujarnya.
Pengacara ini menegaskan bahwa tugas dan fungsi utama polisi adalah untuk menjadi pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat. Tapi alih-alih tiga fungsi utama tersebut dijalankan dengan maksimal, yang terjadi malah peristiwa-peristiwa yang dianggapnya sebagai anomali.
"Kenapa itu semua anomali? Kalau kita kembalikan pada tugas pokok dan fungsinya tentu bagaimana mungkin seorang penegak hukum justru melanggar hukum," ungkapnya. Ia menyebut bahwa makin ke sini pelanggaran hukum oleh aparat penegak hukum tampak makin terstruktur, sistematis, dan masif.
"Ini bukan problem yang sifatnya insidental dan personal, bukan problem yang sifatnya oknum, nyaris menjadi gejala umum," tambahnya.
Ahmad Khozinudin menyebutkan bahwa terstruktur artinya dilakukan oleh oknum kepolisian dari berbagai pangkat. "Tertinggi kemarin kan pangkatnya bintang dua, Ferdi Sambo itu bintang dua," jelasnya.
Meminjam analogi yang pernah diungkapkan oleh Kapolri Jendral Listyo Wibowo bahwa ikan busuk itu berasal dari kepalanya, Ahmad Khozinudin menegaskan perlu diterapkan pembersihan institusi Polri.
"Kalau mau memperbaiki institusi Polri memang tidak bisa dimulai dari anggota-anggota yang pangkat rendah apakah tamtama, bintara. Paling tidak dimulai dari pati baru ke bawah," tegasnya.[] Hanafi