Tinta Media: Pola Asuh Anak
Tampilkan postingan dengan label Pola Asuh Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pola Asuh Anak. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Maret 2023

Salah Pola Asuh Anak, Bukti Negara Abai Orang Tua Lalai

Tinta Media - Belajar dari kasus Mario Dandy Satriyo (MDS), anak pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu Rafael Alun Trisambodo yang videonya sempat beredar di media. Ia merupakan tersangka kasus penganiayaan terhadap David, putra dari salah satu pengurus pusat GP Anshor. Perlakuan Mario Ini, menunjukkan salah pola asuh yang disebabkan abainya negara menyiapkan orang tua dalam mendidik anak.
Mengapa dikaitkan pada orang tua? Karena salah satu hal perilaku buruk anak, merupakan kesalahan pola asuh dalam kehidupan keluarga. Orang tualah yang berperan penting dalam mengarahkan anak-anaknya, apakah anaknya mau dijadikan berperilaku baik atau sebaliknya.

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, tergantung orang tuanya yang mendidik dan mengantarkannya kemana? Sebagaimana sabda Rasulullah Saw: “Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah. Orangtuanya yang akan membuat dia yahudi, nasrani, dan majusi” (HR Muslim).

Lantas, apa yang menjadi penyebab orang tua lalai dalam mendidik anak? Tidak lain, adalah sistem kapitalis yang diterapkan di negeri ini, yang sekuler yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Aturan yang dipakai adalah aturan yang dibuat oleh manusia itu sendiri yang serba terbatas dan penuh kontradiksi. Sedangkan, aturan Tuhan tidak boleh digunakan untuk mengatur kehidpan. Dengan kata lain, peran Tuhan hanya sebagai pencipta bukan pengatur.

Dengan berasas manfaat, keuntungan, dan bisnis tidak mengenal halal haram serta dilakukan dengan sebebas-bebasnya dalam segala bidang. Terutama dalam bidang pendidikan, yang menjadi tonggak dasar orang tua dalam mendidik anak. Akhirnya, terjadi ketidaksiapan dalam berperan sebagai orang tua. Peran inilah yang merupakan suatu keniscayaan, sehingga yang seharusnya menjadi bagian dari kurikulum dalam semua jenjang pendidikan.

Namun, hal tersebut justru tidak didapatkan dalam sistem pendidikan di negara Indonesia saat ini. Kesadaran akan pentingnya ilmu dalam menjadi orang tua, tak ubahnya kini menjadi salah satu peluang bisnis dalam sistem kapitalisme yang sekuler sekarang ini.
Hal ini jelas berbeda dengan Islam. Dimana aturan dalam Islam, sangat memahami peran penting sebagai orang tua dalam mendidik generasi. Oleh karena itu, dalam Islam memiliki tuntunan bagaimana menjadi orang tua. Tidak saja dalam menyiapkan anak untuk bisa mengarungi kehidupan di dunia. Namun, senantiasa menjadikan anak supaya bisa selamat di akhirat kelak.

Tuntunan tersebut akan diintegetasikan dalam sistem pendidikan, mengingat setiap orang baik laki-laki maupun perempuan kelak nantinya akan menjadi orang tua. Pendidikan dalam Islam, akan mengedepan adab dan akidah. Islam akan benar-benar mendidik para generasi semata-mata hanya untuk taat pada syariat Allah dan Rasul-Nya. Bukan berdasar manfaat, keuntungan, apalagi dijadikan bisnis.

Sehingga, kelak akan melahirkan generasi Islami yang siap menghadapi berbagai macam masalah di dalam kehidupan. Menjadikannya tidak rapuh dan tidak mudah goyah terhadap keadaan. Termasuk siap dalam menjalani bahtera rumah tangga, dan menjadi orang tua yang terbaik bagi anak-anaknya.

Semua tergantung sistem yang diterapkan negara, jika sistem kufur yang merusak diterapkan, maka akan menjadikan generasi yang rusak pula. Begitupun sebaliknya, jika sistem yang baik dan sempurna diterapkan, maka akan menjadikan generasi yang baik juga. Yang sudah pasti akan menjadikan generasi yang kuat, taat syariat, dan berakhlak mulia.

Jika aturan Islam diterapkan. Maka, tidak akan ada lagi kasus-kasus seperti Mario Dandy, serta tidak akan ada ladi orang tua yang lalai dalam mendidik anak. Yang ada hanya keamanan, kesejahteraan, dan keberkahan dari Allah Swt. Tunggu apa lagi, kalau ada sistem yang terbaik kenapa kita mau beralih pada sitem yang merusak. Saatnya kembali kepada aturan Allah Swt, dengan cara bersatu, satu pemikiran, satu akidah, satu aturan. Dengan meninggalkan aturan kufur kapitalis sekuler dan liberal. []

Oleh: Mariyam Sundari
Praktisi Komunikasi Penyiaran
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab